Evaporator adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menguapkan pelarut dari suatu larutan atau sampel dengan cara pemanasan, biasanya untuk mengkonsentrasikan suatu larutan atau menghilangkan komponen volatile (mudah menguap) dari campuran. Evaporator bekerja dengan prinsip pemanasan sampel yang dilakukan di bawah tekanan rendah atau biasa disebut vacuum evaporation atau dengan pemanasan langsung di bawah suhu tertentu.
1. Komponen Utama
Wadah Sampel: Biasanya terbuat dari kaca borosilikat, dapat berupa labu atau bejana berputar (untuk rotary evaporator).
Sumber Pemanas: Sistem pemanas seperti elemen pemanas elektrik atau air panas untuk meningkatkan suhu larutan.
Vakum: Sistem vakum yang digunakan untuk mengurangi tekanan dan memungkinkan penguapan pada suhu rendah.
Pengendali Suhu: Termostat atau kontrol suhu digital untuk mengatur suhu pemanasan agar tidak terlalu tinggi.
Pipa Kondensasi: Digunakan untuk mengkondensasikan uap pelarut yang menguap sehingga dapat dikumpulkan kembali dalam wadah kondensor.
Kondensor: Biasanya dilengkapi dengan air pendingin untuk mendinginkan uap dan mengembalikannya ke bentuk cair.
2. Jenis Evaporator
Rotary Evaporator: Dilengkapi dengan labu yang dapat berputar, biasanya digunakan untuk menguapkan pelarut dari larutan yang lebih besar, dan dilengkapi dengan sistem vakum.
Bunbury Evaporator: Penguapan dilakukan dengan pemanasan langsung dan aliran udara panas.
Evaporator Film Tipis: Digunakan untuk sampel yang sangat sensitif terhadap panas dan membutuhkan pemanasan lembut.
3. Rentang Suhu dan Tekanan
Suhu Pemanasan: Umumnya 30°C hingga 200°C, tergantung pada jenis evaporator.
Tekanan Vakum: Bisa berkisar dari atmosfer (untuk evaporator biasa) hingga beberapa torr (untuk rotary evaporator yang menggunakan vakum).
4. Volume dan Kapasitas
Volume Sampel: Kapasitas yang tersedia bervariasi antara 100 mL hingga beberapa liter, tergantung pada jenis dan ukuran evaporator.
Dimensi: Untuk rotary evaporator, biasanya memiliki dimensi sekitar 50 cm x 60 cm x 80 cm, tergantung kapasitasnya.
1. Penguapan Pelarut
Evaporator digunakan untuk menguapkan pelarut dari larutan, sering digunakan untuk mengkonsentrasikan sampel atau untuk mengekstrak senyawa tertentu dengan menghilangkan komponen pelarut yang tidak diperlukan.
2. Pemisahan Komponen
Evaporator digunakan dalam pemisahan bahan dengan titik didih yang berbeda, sehingga bahan tertentu dapat dipisahkan dengan menguapkan pelarutnya.
3. Proses Kristalisasi
Evaporator sering digunakan dalam produksi kristal dari larutan, terutama di industri kimia dan farmasi, dengan menguapkan pelarut untuk memungkinkan kristalisasi senyawa yang diinginkan.
4. Produksi Ekstrak
Dalam bioteknologi atau kimia, evaporator digunakan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak tumbuhan atau bahan organik lainnya.
Normal
1. Persiapan Alat dan Sistem
Periksa Sistem Vakum: Pastikan sistem vakum berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran. Hubungkan pompa vakum jika diperlukan.
Isi Air Pendingin: Jika evaporator menggunakan kondensor yang terhubung dengan sistem pendingin air, pastikan air pendingin mengalir dengan baik melalui kondensor.
Isi Sampel: Tempatkan sampel dalam labu atau wadah yang sesuai. Jika menggunakan rotary evaporator, pastikan labu terpasang dengan benar pada sistem.
2. Pengaturan Suhu
Setel Suhu Pemanasan: Tentukan suhu yang sesuai untuk menguapkan pelarut tanpa merusak sampel atau senyawa yang ada. Biasanya, suhu yang digunakan berkisar antara 30°C hingga 80°C untuk pelarut dengan titik didih rendah, atau lebih tinggi untuk pelarut dengan titik didih tinggi.
Pastikan Pemanasan Merata: Jika menggunakan rotary evaporator, pastikan labu berputar dengan kecepatan yang sesuai untuk distribusi panas yang merata.
3. Aktivasi Sistem Vakum
Setel Tekanan Vakum: Sesuaikan tekanan vakum agar penguapan terjadi pada suhu rendah. Gunakan pengukur vakum untuk memonitor tekanan selama proses berlangsung.
Mulai Proses Penguapan: Nyalakan sistem vakum dan mulai pemanasan. Secara bertahap, pelarut akan mulai menguap dan naik ke kondensor.
4. Pemantauan Proses
Kontrol Suhu dan Tekanan: Pastikan suhu dan tekanan tetap stabil selama penguapan. Pengaturan suhu yang tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan sampel atau pelarut.
Pengumpulan Kondensat: Periksa kondensor untuk memastikan uap yang mengembun terkumpul dengan baik dalam wadah pengumpulan. Pastikan pengaliran air pendingin tetap lancar untuk mencegah pembentukan kristal es di kondensor.
5. Penyelesaian Proses
Matikan Sistem: Setelah proses penguapan selesai dan sampel mencapai konsentrasi yang diinginkan, matikan pemanas dan pompa vakum secara hati-hati.
Keluarkan Sampel: Angkat wadah sampel dan biarkan dingin jika perlu, kemudian transfer sampel yang terkonsentrasi ke wadah yang sesuai.