Mangrove Sulawesi Utara: Bioekologi dan Pemanfaatannya
Alamat pendek: http://tinyurl.com/mangrove2017
Penulis
Johny S. Tasirin
Maria Y.M.A. Sumakud
Devitha Kalitow
Pengantar
Mangrove adalah salah satu ekosistem penting dalam proses pembentukan dan perkembangan ekosistem perairan dan daratan secara bersamaan. Pengetahuan akan ekosistem mangrove di Pulau Sulawesi memiliki arti yang lebih genting lagi mengingat titik berat pertumbuhan populasi justru berada pada bentang alam yang juga cocok untuk mangrove. Sulawesi Utara adalah contoh dimana mangrove bisa memiliki kesempatan bertumbuh dan berkembang pada variasi medium yang besar pada rentang area yang relatif berdekatan.
Pada Bab Pendahuluan dibahas tentang Pulau Sulawesi dari kepentingan ekoregional dan dilanjutkan dengan pengenalan singkat terhadap ekosistem mangrove dan manfaatnya. Pada Bab 2 dan Bab 3 berturut-turut dibahas tentang tinjauan aspek ekologi dan ekonomi dari ekosistem mangrove dengan contoh-contoh kasus lebih banyak merujuk pada hutan mangrove di Sulawesi Utara. Dalam bagian akhir Bab 3 dipertentangkan antara kepentingan ekologi dan ekonomi dari hutan mangrove.
Pada Bab 4 dan Bab 5 dibahas tentang distribusi dan jenis-jenis penyusun ekosistem mangrove. Dibahas distribusi jenis-jenis mangrove di Dunia dengan penekanan lebih detail di semenanjung utara Pulau Sulawesi. Pmanfaatan berbagai jenis mangrove oleh penduduk Sulawesi Utara dibahas pada Bab 6. Isi Bab ini tidak hanya terbatas pada manfaat tradisional dari mangrove tetapi juga prospek pemanfaatan untuk pengembangan industri ke masa depan.
Terlepas dari tekanan pertumbuhan penduduk terhadap pelestarian ekosistem mangrove di Sulawesi Utara, mangrove telah bertahan sebagai sistem penyangga pertumbuhan ekonomi daerah ini. Fakta yang sama berlaku bagi masyarakat nelayan di tempat-tempat lain di Sulawesi dan di bagian Indonesia lainnya.
Pendahuluan
Ekoregion Sulawesi.
Ekosistem Mangrove.
Ekologi
Proses dan Fungsi Ekologi di Hutan Mangrove: Suksesi Hutan Mangrove. Medium Tumbuh. Faktor Salinitas. Rantai Makanan dan Siklus Hara. Habitat Pemijahan. Zonasi Hutan Mangrove. Habitat Satwa Liar.
Nilai Ekonomi
Indikator Valuasi Ekonomi. Dst.
Distribusi
Mangrove di Sulawesi Utara: Dimana? Luasan? Komposisi jenis utama? Pengaruh sungai? Pengaruh Bathimetri?
Hutan Mangrove Dumi (Kabupaten Bolaang Mongondow) seluas 554.13 ha. Tata batas tahun 1993/1994. Penetapan oleh Menhutbun 432/Kpts-II/1999 15-5-1999
Hutan Mangrove Kaidipang (Kabupaten Bolmong Utara) seluas 958.41 ha. Tata batas tahun 1993 dan 1995. Penetapan 426/Kpts-II/1999 15-5-1999. Terdiri dari 2 lokasi yaitu HB Kaidipang I dan II
Hutan Mangrove Bohabak (Kabupaten Bolmong Utara) seluas 424.6 ha. Tata batas tahun 1993. SK Penetapan oleh Menhutbun 429/Kpts-II/1999 15-5-1999. Terdiri dari 2 lokasi yaitu HB Bohabak I dan II
Hutan Mangrove Duminanga (Kabupaten Bolmong Selatan) seluas 354.52 ha. Tata batas tahun 1993. SK Penetapan oleh Menhutbun No. 431/Kpts-II/1999 15-5-1999
Hutan Mangrove Tg. Dodepo (Kabupaten Bolmong Selatan) seluas 183.95 ha. Tata batas tahun 1993. Dokumen BATB yang ada berupa peta tata batas. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Salimburung (Kabupaten Bolmong Timur) seluas ha. Data disamakan dengan Kab. Minahasa Tenggara
Hutan Mangrove Tg. Pisok (Kota Manado) seluas ha. Data disamakan dengan Kab. Minahasa Utara
Hutan Mangrove Tg. Kelapa (Kabupaten Minahasa) seluas 1251.51 ha. SK GB No.2 tgl 5 Januari 1932. Tata batas tahun 1995. Dokumen BATB selesai di tingkat PTB Thn 1995. Terdiri dari 5 lokasi yaitu HB Tg. Kelapa I, II, III, IV dan V. Sebagian berada di Kab. Minahasa Selatan. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Tg. Walintau (Kabupaten Minahasa Selatan) seluas 359.13 ha. Tata batas tahun 1995. Dokumen BATB selesai di tingkat PTB Thn 1995. Terdiri dari 10 lokasi yaitu HB Tg. Walintau I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX dan X. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Tg. Kelapa (Kabupaten Minahasa Selatan) seluas ha. Data disamakan dengan di Kab. Minahasa
Hutan Mangrove Likupang (Kabupaten Minahasa Utara) seluas 2447.04 ha. Tata batas tahun 1995. Dokumen BATB yang ada peta tata batas dan PTB selesai Thn 1995. Terdiri dari 8 lokasi yaitu HB Likupang I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Tg. Pisok (Kabupaten Minahasa Utara) seluas 199.79 ha. SK. GB. 17 Tgl. 15-7-1933. Tata batas tahun 1995. Disahkan tanggal 7 Pebruari 2003 oleh Kepala Badan Planologi. Sebagian berada di Kota Manado
Hutan Mangrove P. Bangka (Kabupaten Minahasa Utara) seluas 180.720 ha. Tata batas tahun 1995. Dokumen BATB yang ada berupa peta tata batas. Terdiri dari 3 lokasi yaitu HB P. Bangka I, II dan III
Hutan Mangrove Bentenan (Kabupaten Minahasa Tenggara) seluas 812.82 ha. Tata batas tahun 1995. Dokumen BATB yang ada berupa peta tata batas. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Salimburung (Kabupaten Minahasa Tenggara) seluas 271.87 ha. Tata batas tahun 1993/1994. SK Penetapan oleh Menhut No 89/Kpts-II/1998 tgl 13-2-1998. Sudah termasuk Kab. Bolaang Mongondow Timur
Hutan Mangrove Manalu (Kabupaten Kepulauan Sangihe) seluas 180.97 ha. Tata batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Terdiri dari 8 lokasi yaitu HB Manalu I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Tamako (Kabupaten Kepulauan Sangihe) seluas 155.02 ha. Tata batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Terdiri dari 4 lokasi yaitu HB Tamako I, II, III dan IV. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Kuma (Kabupaten Kepulauan Sangihe) seluas 84.41 ha. Tata batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Terdiri dari 4 lokasi yaitu HB Kuma I, II, III dan IV. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Pasige (Kabupaten Kepulauan Sitaro) seluas 165.83 ha. Tata batas tahun 1997. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1997. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Siau (Kabupaten Kepulauan Sitaro) seluas 162.6 ha. Tata batas tahun 1997. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1997. Terdiri dari 2 lokasi yaitu HB Siau Timur dan Siau Barat. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove P. Biaro (Kabupaten Kepulauan Sitaro) seluas 93.9 ha.
Hutan Mangrove Tagulandang (Kabupaten Kepulauan Sitaro) seluas 49.9 ha. Tata batas tahun 1997. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1997. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Beo (Kabupaten Kepulauan Talaud) seluas 214.42 ha. Tata Batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Karakelang Selatan (Kabupaten Kepulauan Talaud) seluas 189.1 ha. Tata batas tahun 1997. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1997. Terdiri dari 4 lokasi yaitu HB Karakelang Selatan I, II, III dan IV. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Essang (Kabupaten Kepulauan Talaud) seluas 182.3 ha. Tata Batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Rainis (Kabupaten Kepulauan Talaud) seluas 127.65 ha. Tata Batas tahun 1996. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1996. Terdiri dari 5 lokasi yaitu HB Rainis I, II, III, IV dan V. Belum disahkan/ditetapkan
Hutan Mangrove Karakelang Utara (Kabupaten Kepulauan Talaud) seluas 31.9 ha. Tata batas tahun 1997. Dokumen BATB telah selesai di tingkat PTB Thn 1997. Belum disahkan/ditetapkan
Jenis-jenis
[Deskripsi setiap jenis dengan gambar. ]
Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di Sulawesi Utara. Tingkat kelangkaan IUCN: Extinct (EX), Extinct in the Wild (EW), Critically Endangered (CR), Endangered (EN), Vulnerable (VU), Data Deficient (DD), Least Concern (LC), Not Evaluated (NT).
Acanthus ebracteatus (Acanthaceae). LC.
Acrostichum aureum (Pteridaceae). LC
Aegiceras floridum (Myrsinaceae). NT
Aglaia cucullata (Meliaceae). DD
Avicennia alba (Avicenniaceae). LC
Avicennia bicolor (Avicenniaceae). VU
Avicennia germinans (Avicenniaceae). LC
Avicennia marina (Avicenniaceae). LC
Avicennia officinalis (Avicenniaceae). LC
Avicennia rumphiana (Avicenniaceae). VU
Brownlowia tersa (Tiliaceae). NT
Bruguiera gymnorhiza (Rhizophoraceae). LC
Bruguiera parviflora (Rhizophoraceae). LC
Bruguiera sexangula (Rhizophoraceae). LC
Camptostemon philippinense (Bombacaceae). EN
Camptostemon schultzii (Bombacaceae). LC
Ceriops decandra (Rhizophoraceae). NT
Ceriops tagal (Rhizophoraceae). LC
Cynometra iripa (Leguminosae). LC
Excoecaria indica (Euphorbiaceae). DD
Heritiera fomes (Sterculiaceae). EN
Heritiera globosa (Sterculiaceae). EN
Heritiera littoralis (Sterculiaceae). LC
Kandelia candel (Rhizophoraceae). LC
Kandelia obovata (Rhizophoraceae). LC
Lumnitzera littorea (Combretaceae). LC
Lumnitzera racemosa (Combretaceae). LC
Nypa fruticans (Palmae). LC
Osbornia octodonta (Myrtaceae). LC
Phoenix paludosa (Palmae). NT
Rhizophora apiculata (Rhizophoraceae). LC
Rhizophora mangle (Rhizophoraceae). LC
Rhizophora mucronata (Rhizophoraceae). LC
Rhizophora racemosa (Rhizophoraceae). LC
Rhizophora stylosa (Rhizophoraceae). LC
Scyphiphora hydrophylacea (Rubiaceae). LC
Sonneratia alba (Lythraceae). LC
Sonneratia apetala (Lythraceae). LC
Sonneratia caseolaris (Lythraceae). LC
Sonneratia lanceolata (Lythraceae). LC
Sonneratia ovata (Lythraceae). NT
Tabebuia palustris (Bignoniaceae). VU
Xylocarpus granatum (Meliaceae). LC
Xylocarpus moluccensis (Meliaceae). LC
Manfaat
Obat-obatan. Bahan bangunan. Material Perahu.
Penutup
xxx
Daftar Pustaka
Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren dan L. Scholten. 2007. Mangrove Guide Book for South East Asia. FAO and Wetlands International. Bangkok, Thailand.
Lebata-Ramos, J.H. 2013. Field Guide to Mangrove Identification and Community Structure Analysis. Southeast Asean Fishery Development Center. Tigbauan, Philippines.
Lovelock, C. 1993. Field Guide to the Mangroves of Queensland. Australian Institute of Marine Science. Brisbane.
Primavera, J.H.. 2009. Field guide to Philippine Mangroves. Phillippine Tropical Forest Conservation Foundation. Panay, Philippine.
Primavera, J.H., RS, Sadaba, M.J.H.L. Lebata, dan J.P. Altamirano. 2004. Handbook of Mangroves in the Philippines - Panay. SEAFDEC/AQD and UNESCO. Manila.
Rare. 2010. Keadaan Umum Taman Nasional Bunaken. www.rare.org/id/node/3283. Diakses 3 November 2016.
Wetlands International. 2016. Mangrove. http://wetlands.or.id/mangrove/mangrove.php. Diakses 3 November 2016.
Indeks
[Automatisasi]
Tentang Pengarang
Johny S. Tasirin. John Tasirin mendapatkan gelar doktorat di bidang ekologi konservasi dari Schoool of Geography and Environmental Studies di University of Tasmania, Australia. John bekerja sebagai dosen di Unsrat sambil melaksanakan berbagai aktivitas konservasi yang menitikberatkan pada pelestarian jenis flora dan fauna endemik di Sulawesi. John memiliki perhatian khusus pada ekosistem mangrove yang membuatnya terlibat dalam banyak program pelestarian mangrove di Sulawesi. John memimpin gugus tugas pelestarian hutan mangrove di Sulawesi Utara.
Maria Y.M.A. Sumakud. Maria Sumakud lebih di kenal dengan panggilan Yolanda. Yolanda mendapatkan gelar master di bidang sistem informasi geografi dari University of Edinburgh. Saat ini Yolanda bekerja sebagai dosen di UNSRAT, Manado.
Devitha Kalitow. Devitha Kalitow mendapatkan gelar magister di bidang managemen hutan di Institut Pertanian Bogor. Devitha memiliki pengalaman penelitian dalam nilai ekonomi hutan mangrove.