Kisi-kisi Penelitian
Latar Belakang Penelitian
- Cempaka
Jenis cempaka (Magnolia elegans) termasuk dalam kelas awet II dan kelas kuat III dengan berat jenis 0,41-0,61, kerapatan kayu 400 – 500 kg/m3, sedangkan untuk wasian memiliki kualitas kayu yang lebih baik sehingga nilai kayu jenis wasian lebih tinggi. Kayu Cempaka jenis Wasian (Elmerrillia ovalis) termasuk dalam kelas awet dan kelas kuat II dengan 4 berat jenis pada bagian batang hingga batang beraturan 0,52 – 0,73, kerapatan kayu 500 – 650 kg/m3 (hasil studi ini dalam kisaran umur 10 – 15 tahun dengan diameter 30 – 50 cm). Komposisi kayu Elmerrillia secara umum terdiri atas 65,5-79,5 holoselulosa, 24,3-27,5 lignin, 6,7-17% pentosan dan 0,1-0,3% abu. Nilai susut dalam berat kering oven untuk cempaka (Magnolia elegans) 45-55% dan wasian (Elmerrillia ovalis) 35- 46%. (Langi, 2007)
- Lingkungan tumbuh cempaka
Kayu Cempaka dari jenis Magnolia elegans dan Elmerrillia ovalis tumbuh subur pada hutan-hutan alam di Sulawesi Utara (Minahasa, Minahasa Utara, Tomohon, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow). Cempaka termasuk tanaman yang mudah tumbuh, tidak menuntut persyaratan kesuburan tanah yang tinggi, dapat hidup pada tanah lembab dan curah hujan berkisar antara 1400-2600 mm/th, dengan rata-rata bulan basah 9 bulan dan bulan kering 2 bulan. Cempaka dapat tumbuh di hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan bawah pada ketinggian 1000 m dpl, berdasarkan klasifikasi Schmith-Fergusson termasuk tipe iklim B. Di Sulawesi Cempaka dapat tumbuh ditanah pasir vulkanik yang tidak subur, tanah liat dan di areal tanpa genangan air (Lemmens et.al.,1995). cempaka dapat tumbuh di hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan bawah pada ketinggian 1500 - 2500 m dpl dan curah hujan berkisar antara 1400-2600 mm/tahun. Menurut Paje danVossen (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, memperbesar kemungkinan terkena penyakit busuk, dan mempengaruhi pembungaan. Cempaka dapat tumbuh ditanah jenis pasir vulkanik yang tidak subur, tanah liat. tanah lembab dan di areal tanpa genangan. Cempaka juga dapat tumbuh di tanah mediteran merah kuning dan latosol dengan tekstur liat berlempung. (Sumijarto et. al., 2002)
- Manfaat Cempaka
Kayu cempaka telah diperdagangkan sejak lama baik dalam bentuk kayu bulat, kayu gergajian dan konstruksi jadi seperti furniture, lemari, pintu, jendela maupun rumah jadi, perahu, panel, alat olahraga, alat musik kolintang dan plywood. Kayu Cempaka merupakan bahan baku utama dalam konstruksi rumah panggung Minahasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Rumah Woloan” karena rumah panggung ini banyak diproduksi dari daerah Woloan yang terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Rumah panggung ini sudah berabad-abad lamanya digunakan sebagai rumah tinggal. Konstruksi bangunan rumah ini telah teruji tahan gempa sebagai antisipasi terhadap lingkungan daerah Sulawesi Utara yang kerap kali digoncang gempa bumi karena letak geografi Sulawesi Utara di lingkaran api pasifik dimana terdapat banyak gunung berapi aktif seperti Gunung Lokon di Tomohon dan Gunung Soputan di Minahasa Tenggara. Karakteristik yang menjadi ciri khas rumah panggung Minahasa adalah dua buah tangga kembar di bagian depan rumah. Selain itu, ornamen-ornamen dekoratif yang terdapat di rumah ini juga membuatnya menjadi sangat menarik, indah dan elegan bila dipandang dari jauh
- Dimana cempaka bisa ditemukan dan berapa banyak?
Menurut Kinho (2011) kayu Cempaka (Magnolia elegans) dan kayu Cempaka Wasian (Elmerrillia ovalis) merupakan jenis paling penting dan dominan dalam tegakan-tegakan hutan rakyat di Sulawesi Utara. Jenis-jenis kayu Cempaka dapat dijumpai hampir pada setiap hutan rakyat, kebun campuran dan hutan keluarga (hutan pasini) di Kabupaten Minahasa Utara (disekitar Gunung Klabat), Kota Tomohon (Tara-tara, Pinaras, gunung Mahawu dan gunung Masarang), Kabupaten Minahasa (Kawangkoan, Langowan, Tondano Timur), Kabupaten Minahasa Selatan (Tareran), Kabupaten Bolaang Mongondow (Modayak) untuk pohon dbh > 20 yang ditemukan, sekitar 20% nya adalah jenis cempaka dan wasian
Tujuan Penelitian
- Memetakan distribusi cempaka dan ukuran populasinya di Sulawesi Utara.
Metodologi
- Waktu Penelitian: Juni-Desember 2019
- Lokasi Penelitian: Sulawesi Utara
- Metode:
(1) Penentuan lokasi dan potensi alami dengan menggunakan SIG dengan melakuklan pelapisan berdasarkan faktor2 lingkungan tumbuh cempaka dan tipe tutupan lahan. Ground-checking akan dilakukan menggunakan acak bertingkat (yang memastikan seluruh kawasan penting dan habitat kunci teramati).
(2) Penentuan lokasi penanaman menggunakan data dari instansi terkait seperti BPDAS, BPKH, dan Dinas Kehutanan (termasuk KPH-KPH)
(3) Pengintegrasian populasi alami dan populasi penanaman dengan menggunakan SIG dan tabulasi sederhana berdasarkan daerah adminsitrasi dan kawasan hutan.
- Analisis Data
Data dianalisis menggunakan SIG yang mengintegrasikan pelapisan peta tematik berdasarkan faktor lingkungan tumbuh dan tipe tutupan hutan.
Tabulasi akan dilakukan berdasarkan daerah adminsitrasi dan kawasan hutan
- Pendanaan
Penyusunan proposal
Rapat awal (BPK dan Tim Penyusun)
Konsumsi (10 orang x Rp 50.000)
Transport lokal (4 orang x Rp 100.000)
Rapat perampungan proposal (Tim Penyusun)
Konsumsi (4 orang x Rp 50.000)
Pengadaan peta dasar digital skala 1 : 50.000
6 peta x Rp 100.000
Pembuatan peta kerja dan cetak Rp3.500.000
Orientasi lapangan (GPS, Drone etc)
GPS 2 buah x Rp3.000.000
Drone 1 buah x Rp10.000.000
Perlengkapan lapangan (personal)
Transportasi 1 mobil x Rp1.000.000
Konsumsi 5 orang x Rp150.000
Desk study
Peta lingkungan tumbuh cempaka
Peta tutupan lahan skala
Peta jenis tanah skala
Peta kawasan hutan skala
Peta geologi skala
Peta administrasi skala
Peta kemiringan lahan/ kelas lereng skala
Existing penanaman cempaka (BPDAS, Dinas Kehutanan)
Analisis distribusi cempaka
9 peta x Rp3.000.000
Konsumsi 5 orang x 10 hari x Rp150.000
FGD kebutuhan studi lapangan
Penyusunan dan pencetakan tally sheet
Penentuan lokasi kerja berdasarkan analisis distribusi cempaka di desk study
Training pengambilan data lapangan (3 orang)
Konsumsi 7 orang x 3 hari x Rp150.000
Verifikasi data base distribusi cempaka
Konsumsi 5 orang x 5 hari x Rp150.000
Ground checking
Transportasi
Akomodasi
Enumerator 3 orang x 7 hari x 12 kabupaten/kota
Peneliti 4 orang x 7 hari x 12 kabupaten/kota
Sewa mobil 7 hari x 12 kabupaten/kota x Rp1.000.000
Akomodasi 7 orang x 7 hari x 12 kabupaten/kota x Rp500.000
Penyusunan Laporan
Validasi data ground checking
Analisis data dan interpretasi peta
Interim report (Tim Penyusun)
Rapat tengah (Tim Penyusun)
Finalisasi laporan (Tim Penyusun)
Peta distribusi cempaka di Sulawesi Utara
Konsumsi 5 orang x 10 hari x Rp150.000
Cetak interim report 3 buku x Rp 150.000
Cetak dan penjilidan laporan akhir 5 buku x 250.000
Cetak peta laporan akhir 5 x Rp 1.000.000
Seminar dan Workshop
Nara sumber
Tim Penyusun 4 orang x Rp3.000.000
Eksternal 2 orang x Rp 3.000.000
Venue seminar dan workshop
Sewa ruangan dan konsumsi Rp 10.000.000
Seminar kit 25 orang x Rp 100.000
Publikasi pers
Publikasi ilmiah
Seminar International
Seminar nasional
Jurnal ilmiah
4 orang x Rp.15.000.000
KEPUSTAKAAN
Langi,Y.A.R. 2007. Model Penduga Biomassa Dan Karbon Pada Tegakan Hutan Rakyat Cempaka (Elmerrillia ovalis) dan Wasian 21 (Elmerrrillia celebica) Di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. Thesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lemmens,R.H.M.J.,Soerianegara,I., and Wong,W.C. (Editors). 1995. Plant resources of south East Asia No.5 (2). Timber Trees: Minor Commercial Timber. Prosea Foundation,Bogor,Indonesia.
Kinho, Julianus . 2011. Prospek Pengembangan Cempaka Di Sulawesi Utara. Balai Penelitian Kehutanan Manado Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan . Manado.
Studi Keragaman Jenis Cempaka Berdasarkan Karakteristik Morfologi Di Sulawesi Utara. Julius Kinho dan Arif Irawan. Balithut Manado. https://www.researchgate.net/publication/260478723_STUDI_KERAGAMAN_JENIS_CEMPAKA_BERDASARKAN_KARAKTERISTIK_MORFOLOGI_DI_SULAWESI_UTARA
Zulfikar saimi. Pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah Dan media tanam terhadap pertumbuhan Stek cempaka (michelia champaka l.). SKRIPSI. Program studi agroteknologi
Fakultas pertanian universitas teuku umar. Meulaboh, aceh barat. 2014
Sumijarto dan Indah Novita Dewi. 2002. Pengelolaan Hutan Rakyat Cempaka Di
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Buletin Teknologi Pengelolaan
DAS. No.10/2002.Makassar
Paje, M.M. and M. Var der Vossen. 1994. Citrullus lanatus(Thunberg) Matsumi &
Nakai. P 144-148.In : Siemonsa, Y.S and P. Kasem (Eds). Plant
Resource of south East Asia 8 Vegetables. Pudoc Scientific Publisher.