Dari tabel, diagram batang, dan diagram garis di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu fermentasi tempe. Ini mungkin disebabkan oleh peningkatan aktivitas enzim pada suhu yang lebih tinggi, yang mempercepat proses fermentasi.
Mean (Rata-rata) Waktu Fermentasi: (48 + 36 + 24 + 18) / 4 = 31,5 jam
Modus: Tidak ada modus karena semua nilai waktu fermentasi berbeda.
Median: 30°C (waktu fermentasi 36 jam, berada di tengah data yang diurutkan)
Dengan penyajian data ini, siswa dapat melihat hubungan antara suhu dan waktu fermentasi tempe dengan jelas. Mereka juga dapat menggunakan alat-alat matematis seperti mean, median, dan modus untuk menganalisis lebih lanjut. Penyajian data seperti ini penting untuk memahami hasil eksperimen dengan lebih baik dan menyajikan temuan secara efektif.
Suhu yang dibutuhkan untuk fermentasi tempe biasanya berada dalam rentang 30°C hingga 37°C.
Suhu Optimal: Suhu optimal untuk fermentasi tempe adalah sekitar 32°C hingga 35°C. Pada suhu ini, jamur Rhizopus oligosporus, yang merupakan mikroorganisme utama dalam proses fermentasi tempe, tumbuh dengan baik dan efektif dalam mengubah kedelai menjadi tempe.
Suhu Terlalu Rendah: Jika suhu terlalu rendah (misalnya di bawah 30°C), proses fermentasi akan berjalan lebih lambat. Ini bisa menyebabkan waktu yang lebih lama untuk tempe menjadi siap, dan tekstur tempe bisa menjadi kurang baik.
Suhu Terlalu Tinggi: Jika suhu terlalu tinggi (misalnya di atas 37°C), jamur mungkin tumbuh terlalu cepat, tetapi kualitas tempe bisa terganggu. Suhu yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, yang bisa merusak tempe.
Untuk mendapatkan tempe dengan kualitas terbaik, suhu fermentasi sebaiknya dijaga pada kisaran 32°C hingga 35°C selama sekitar 24 hingga 36 jam. Suhu ini memungkinkan proses fermentasi berlangsung secara efisien dan menghasilkan tempe dengan tekstur dan rasa yang optimal.