A. Biaya Bahan Baku
Bahan Utama: Misalnya, kedelai untuk tempe, susu untuk yoghurt.
Bahan Tambahan: Misalnya, ragi, starter kultur, bahan pengawet, atau bahan perasa.
Contoh Perhitungan:
Bahan Utama: 10 kg kedelai dengan harga Rp15.000/kg = Rp150.000
Bahan Tambahan: 5 sachet ragi dengan harga Rp5.000/sachet = Rp25.000
B. Biaya Tenaga Kerja
Gaji atau upah pekerja yang terlibat dalam proses produksi.
Contoh Perhitungan:
Upah pekerja per hari = Rp100.000
Waktu produksi = 2 hari
Total biaya tenaga kerja = Rp100.000 x 2 = Rp200.000
C. Biaya Utilitas
Biaya listrik, air, dan bahan bakar yang digunakan selama proses produksi.
Contoh Perhitungan:
Biaya listrik per hari = Rp20.000
Biaya air per hari = Rp10.000
Total biaya utilitas = Rp20.000 + Rp10.000 = Rp30.000
D. Biaya Overhead
Penyusutan Peralatan: Biaya untuk penggunaan mesin dan alat-alat produksi.
Pengemasan: Biaya bahan pengemas seperti plastik, label, dan kotak.
Contoh Perhitungan:
Biaya penyusutan peralatan = Rp30.000
Biaya pengemasan = Rp500/unit, produksi 50 unit = Rp25.000
Total biaya produksi dihitung dengan menjumlahkan semua biaya di atas.
Contoh Perhitungan:
Total Biaya = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Utilitas + Biaya Overhead
Total Biaya = Rp150.000 + Rp25.000 + Rp200.000 + Rp30.000 + Rp30.000 + Rp25.000 = Rp460.000
Tentukan harga jual per unit berdasarkan biaya produksi dan target margin keuntungan.
Contoh Perhitungan:
Harga Jual per Unit = Rp15.000
Jika memproduksi 50 unit, Total Pendapatan = Rp15.000 x 50 = Rp750.000
Keuntungan Kotor = Total Pendapatan - Total Biaya Produksi
Contoh Perhitungan:
Keuntungan Kotor = Rp750.000 - Rp460.000 = Rp290.000
Margin Keuntungan = (Keuntungan Kotor / Total Pendapatan) x 100%
Margin Keuntungan = (Rp290.000 / Rp750.000) x 100% ≈ 38,67%
Break-Even Point (BEP): Jumlah minimum produk yang harus dijual untuk menutupi semua biaya.
Contoh Perhitungan:
BEP = Total Biaya Produksi / Harga Jual per Unit
BEP = Rp460.000 / Rp15.000 ≈ 31 unit
Skala Ekonomi: Mempertimbangkan apakah meningkatkan skala produksi dapat mengurangi biaya per unit dan meningkatkan keuntungan.
Dengan perhitungan di atas, produksi 50 unit produk makanan bioteknologi dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp290.000 dengan margin keuntungan sekitar 38,67%. Break-even point tercapai dengan menjual sekitar 31 unit. Analisis ini menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan jika dikelola dengan baik dan efisien.