SARANA KOMUNIKASI AKADEMIK
Sebagai seorang dosen muda, waktu itu baru berusia 26 tahun, baru saja 3 tahun menikah dan punya seorang anak, namanya Septiany Christine (sekarang, bersama suaminya Farly Tumimomor, sudah menjadi dosen di Jurusan Kimia dan Jurusan Fisika FMIPA Unima), waktu itu tahun 1990, saya mempunyai kerinduan yang besar untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Tuhan memperkenankan saya bersama istri, dan anak saya untuk mendapatkan kesempatan studi lanjut di IPB Bogor. Kami memulai proses studi S2 sekitar bulan September 1990. Waktu itu di Asrama Sempur dan Bogor Baru kota Bogor, ada peraturan Pemda Sulut bahwa yang sudah berkeluarga tidak lagi diperkenankan untuk tinggal di Asrama, dan memang waktu itu Asrama lagi penuh dengan teman-teman yang sudah sedang kuliah. Jadi kami beserta dua orang teman sepakat untuk mengontrak rumah. Jadilah kami tinggal di rumah kontrakan dan memulai aktivitas kuliah di IPB.
Sejak dahulu, bahkan sampai sekarang IPB terkenal dengan sistem dropout alias DO. Setiap semester kami harus menyaksikan kawan-kawan yang mendapatkan "surat cinta" alias surat DO. Sistem DO-nya sangat ketat. Mahasiswa tidak boleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kurang dari 3,00. Oleh karena sistem yang ketat ini kami memiliki beban yang sangat berat dalam proses perkuliahan. DO senantiasa menghantui kami. Proses perkuliahan dilakukan dengan usaha yang sangat maksimal, bahkan melebihi kemampuan normal mahasiswa. Kerap tidak atau kurang tidur dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat bertumpuk. Dalam kondisi seperti ini, saya mengalami sakit.
Gejala sakit yang saya rasakan dimulai sewaktu saya beserta istri sedang mencari beberapa kebutuhan di salah satu pasar di kota Bogor. Tiba-tiba saja saya merasa sulit untuk bernafas. Saya bersama istri langsung menyewa "becak" untuk pulang ke rumah. Di rumah, gejala itu tetap saja muncul. Saya tidak dapat lagi beraktivitas, selain mengurung diri di kamar. Setiap kali saya keluar kamar gejala itu selalu muncul. Ke rumah sakit adalah langkah yang harus kami ambil. Hasil pemeriksaaan intensif dari dokter, termasuk melalui "endoscopy" menyatakan bahwa saya mengalami luka di lambung. Setelah dirawat di RS PMI Bogor selama kurang lebih satu minggu dan dilanjutkan dengan rawat jalan selama beberapa hari kemudian, tetap saja gejala itu tidak hilang. Beberapa saudara sepupu saya yang berdomisili di Jakarta datang berkunjung, tetapi saya tidak dapat lama bercakap-cakap dengan mereka, ketika gejala itu datang lagi saya langsung masuk kamar.
Karena kondisi tidak kunjung membaik, maka saya bersama istri memutuskan untuk mengambil cuti akademik saja. Tetapi sewaktu di rawat di RS, saya malah membayangkan tentang kematian, agar segera terbebas dari beban yang sangat berat.
Sewaktu menjadi mahaiswa S1, selama kurang lebih empat tahun, saya sudah dibina secara rohani di LPMI dan juga di GMKI. Selain itu saya juga sudah mengalami pembinaan di Gereja saya di Manado sejak anak sekolah minggu (ASM). Akan tetap sewaktu menghadapi masalah sakit, pengajaran yang saya terima sejauh itu, tidak dapat membantu saya lepas dari sakit.
Di RS saya meminta istri saya untuk pergi ke toko buku untuk membeli buku apa saja yang berisi pengajaran tentang kesembuhan. Istri saya membelikan beberapa buku dan salah satu buku adalah buku Karangan Kenneth E. Hagin. Dalam uraian buku tersebut, saya dapat memahami bahwa kesembuhan kita adalah bagian dari pengorbanaan Tuhan Yesus di Salib. Firman Tuhan yang menjadi dasar adalah dalam Yesaya 53.
Berikut adalah uraian pengajaran Firman yang saya pelajari dari hamba Tuhan yang besar ini. Di dalam Yesaya 53 dikatakan:
Yesaya 53:4-6
53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dari dasar Alkitab tersebut jelaslah bahwa pengorbanan Tuhan Yesus di salib juga menyangkut penebusan atas sakit dan penyakit kita:
"... Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, ..."
Pengakuan dengan mulut menjadi hal yang sangat penting untuk menerima kesembuhan dengan iman, karena itu penting untuk dipahami tentang hal ini dari Markus 11, berikut ini,
Markus 11:23-25
11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Dari ayat tersebut kita dapat pahami bahwa apapun yang kita minta dan doakan dan kita percaya dalam hati bahwa hal yang kita minta dan doakan itu kita telah terima maka hal itu akan diberikan Tuhan kepada kita. Pengertian ayat ini sama dengan yang terdapat dalam I Yohanes 5
Text Box
5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya
Dalam ayat 14 dan 15, jelaslah bahwa "apabila kita berdoa dan doa itu sesuai dengan kehendak Tuhan maka Tuhan sudah menjawab doa kita pada waktu kita berdoa" dan itu adalah keberanian percaya kita. Persoalannya adalah dari mana kita yakin bahwa apa yang kita doakan itu sesuai dengan kehendak Tuhan?.
Firman Tuhan adalah kehendak Tuhan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mempelajari Firman Tuhan secara teratur. Biarlah mulut kita selalu dipenuhi dengan pengakuan tentang Firman Tuhan, dan jangan mau dibodohi oleh Iblis untuk mengubah pengakuan mulut kita.
Setelah memahami Firman Tuhan, gejala penyakit yang saya rasakan masih tetap ada. Saya mulai mengubah pengakuan saya berlandaskan Firman Tuhan, dan saya harus bertindak sesuai dengan Firman Tuhan sambil menjaga agar pengakuan mulut saya selalu sesuai dengan Firman Tuhan. Pada waktu itu setiap kali istri saya mau keluar rumah untuk sesuatu urusan di Bogor saya selalu minta untuk ikut sambil mempraktekkan Firman Tuhan yang sudah saya pahami meskipun gejala-gejala sakit itu tetap saya rasakan, tetapi saya belajar untuk terus mengakui Firman Tuhan, dan bukan apa yang saya rasakan.
Setelah beberapa lama menerapkan Firman Tuhan saya dapat mengalami pemulihan dari Tuhan. Rencana untuk mengambil cuti akademik batal dilakukan. Bahkan saya dapat meneruskan studi saya bersama istri dengan tugas-tugas yang sangat berat sampai kami berdua dapat menyelesaikan studi S2 secara ajaib.
Untuk mengingat moment yang sangat penting ketika kami diajar Tuhan tentang kebenaran Firman Tuhan melalui hambanya Kenneth E. Hagin, saat itu, sementara mengalami pergumulan yang berat, istri saya sedang hamil, pada saat melahirkan anak laki-laki, kami langsung memberi nama kepada anak kami Kenneth Yosua Rumawas Palilingan. Peristiwa itu sudah berlangsung 28 tahun yang lalu. Anak kami Kenneth baru saja menikah pada tanggal 8 November 2018 yang lalu bersama kekasih hatinya Eklesia Viesje Pioh.
Prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan yang kami pahami dalam pergumulan sakit di waktu studi di Bogor, menjadi pegangan kami sampai saat ini, seperti kata Firman Tuhan:
Yohanes 8:31-32
8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Setelah selesai studi S2, di tahun 1993, kami langsung pulang Manado. Dan masih tinggal bersama orang tua secara bergantian, yaitu di Manado dan Tondano. Pada awal tahun 1994, oleh berkat Tuhan kami dapat membeli satu unit rumah panggung (jenis rumah Adat Minahasa), dan dibangun di bidang tanah yang sudah kami beli sejak masih di Bogor pada tahun 1991. Tanah tersebut terletak di Keluarahan Tataaran Patar.
Walaupun masih sangat terbatas, saya memutuskan untuk segera tinggal di rumah tersebut. Saya masih ingat waktu itu tanggal 2 Agustus 1994. Sekitar dua hari kemudia, saya mengajak istri untuk segera tinggal di rumah kami. Kami mulai menempat rumah itu, sambil mebenahi bangunnnya tahap demi tahap.
Setelah kurang lebih 2 tahun tinggal di rumah kami, kami diberikan pelajaran penting oleh Tuhan. Waktu itu di Tataaran Patar, di sekitar rumah kami, mengamuk wapah penyakita terhadap ternak ayam. Banyak ayam di sekitarnya mati. Kami waktu itu memiliki satu ayam betina yang diberikan oleh ayah mertua. Ayam itu juga kena wabah. Gejalanya, ayam menjadi sangat murung dan sulit untuk bergerak, Di sana sini ayam membuang kotoran yang berwarna kehijau-hijauan. Sebagai keluarga baru ayam tersebut kami rasa berarti.
Dengan pemahaman Firman yang sudah saya pahami sampai saat itu, saya terdorong oleh roh saya untuk berusaha menyelamatkan ayam ini. Apa yang saya lakukan? Setelah bedoa, saya melakukan semacam terapi kepada ayam ini. Saya menggerak-gerakan kaki dan sayapnya secara berulang kali. Saya melakukannya selama kurang labih tiga hari. Saya juga memberikan obat bodrex kepada ayam tersebut. Setelah tiga hari ayam tersebut dapat segar dan sehat lagi.
Beberapa waktu kemudia, hal yang serupa terjadi lagi, tetapi pada seekor kucing peliharaan kami. Kucing kami jatu sakit. Kucing tersebut tidak dapat berdiri lagi. Tidak maun makan, dan di rumah kayu kami di lantai 2, sudah dipenuhi dengan kotoran kucing yang cair. Saya terdorong untuk melakukan hal yang sama eperti yang saya lakukan kepada seekor ayam. Setelah berdoa, saya mulai menggerak-gerakan keempat kakinya secara berulang-ulang. Saya mengangkat keuda kaki depan secara berulang-ulang. Saya juga melakukan tindakan ini kurang lebih tiga hari secara terus menerus. Saya juga memberikan bodrex kepada kucing tersebut. Setelah kurang lebih tiga hari kucing tersebut segar dan sehat kembali.
Apa pelajaran penting yang saya petik dari dua kejadian ini? Pelajaran pentingnya adalah: Pertama, tentu Tuhan mendengar doa saya. Kedua, kita menjadi mahluk yang hidup (manusia) karena Allah memberikan roh kepada kita (Kejadian 6:3; Ayub 32:8; Mazmur 104:29; Amsal 20:27; 1 Kor 2:11).
Kejadian 6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
Ayub 32:8 Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
Mamur 104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.
Amsal 20:27 Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.
1 Korintus 2:11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
"TUHAN ALLAH MENGASIHI SAUDARA, DAN MEMPUNYAI SUATU RENCANA YANG INDAH BAGI HIDUP SAUDARA"
Ternyata, binatang saja, yang tidak memiliki roh seperti manusia, kalau kita membuat anggota-anggota tubuhnya bergerak, dan tidak dibiarkan terdiam karena sakit, kehidupan akan terjadi dan berlanjut dalam tubuh binatang tersebut, seperti yang terjadi pada seekor ayam dan kucing yang saya ceritakan di atas. Bagaimana dengan kita manusia?
Dari peristiwa yang saya ceritakan di atas, saya teringat akan Firman Tuhan yang terdapat pada Roma 8:2, 11:
Roma 8:2,11
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Yang memberi kita hidup adalah Roh Allah (Roh Kudus). Oleh arena itu, di dalam kelemahan kitapun Roh Allah akan memberi kekuatan kepada kita. Roh Kudus, yang telah membangkitakan Tuhan Yesus dari antara orang mati ada di hati setiap orang percaya, dan Roh itulah yang memberi kehidupan kepada tubuh (organ-organ tubuh) kita yang fana ini.
Saya telah menjadikan Firman Tuhan ini sebagai pegangan saya dalam menghadapi berbagai kemelut dalam tubuh saya. Ketika saya mengalami sakit, kelemahan tubuh, lelah oleh karena berbagai pekerjaan yang harus dilakukan, saya selalu menyebutkan ayat ini secara berulang-ulang. Saya mengakui Firman Tuhan ini dengan mulut saya sendiri, dan saya belajar untuk berpegang teguh pada pengakuan saya terhadap Firman Tuhan ini. Kerap kali ketika saya sulit untuk tidur saya menyebutkan ayat-ayat Firman Tuhan ini secara berulang kali di tempat tidur, sambil mengucap syukur kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, pemberi hidup itu. Dalam beberapa menit kemudia saya dapat tertirus dengan nyenyak. Tentu saja bukan hanya ayat-ayat ini saya juga menjadikan banyak ayat lain sebagai dasar pengakuan mulut saya, dan saya terus belajar berpegang teguh pada pengakuan mulut saya berlandakan Firman Tuhan.
Pada tanggal 15 April yang lalu (tahun ini 2018), saya menyampaikan kesaksian tentang kebenaran Firman Tuhan ini sewaktu merayakan HUT ke 80 tahun ayah saya Bernhard Alexsander Palilingan, dalam acara sambutan mewakili keluarga. Ayah saya seorang penasehat jemaat GMIM Musafir Kleak di Manado. Sebelumnya, Beliau sudah beberapa periode menjadi Majelis Jemaat dan pernah menjadi Sekretaris BPMJ. Pada waktu perayaan tersebut diundang anggota jemaat setempat, pimpinan Gereja (BPMJ), kerabat, keluarga dan, tidak ketinggalan pendeta dan mantan pendeta yang pernah bertugas di Gereja Musafir Kleak. Di dalam cara makan kasih, seorang pendeta senior berkata kepada saya: "dalam percakapan dengan beberapa rekan pendeta setelah mendengarkan kesaksian tadi, kami berkata bahwa kesaksian yang disampaikan tadi seperti men-charge lagi kehidupan beriman kami". Ayah saya berkata kepada saya, beberapa waktu berselang setelah perayaan tersebut, dalam suatu pertemuan dengan seoarang pendeta senior yang lain yang ikut mendengarkan kesaksian: "kesaksian yang disampaikan anak bapak sewaktu acara perayaan HUT ke-80 sangat memberkati, saya malah menggunakan kesaksian itu dalam pelayanan saya".
Dalam pelayanan saya sebagai hamba Tuhan, sebagai Majelis Jemaat sudah hampir 6 periode pelayanan di GMIM, saya kerap kali membacakan ayat-ayat ini kepada orang sakit sebelum saya mendoakan mereka. Saya juga mendorong agar terus menggerakkan oragn-organ tubuh, dan jangan diam. Roh Allah, melalui roh kita, akan menghidupkan tubuh kita yang fana itu. Ingat Firman Tuhan menyatakan, Roma 10:17:
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Dengan memahami Firman Tuhan dengan benar, maka iman akan timbul dalam hati. Kalau iman sudah timbul dalam hati, maka Firman Tuhan itu akan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan orang yang sakit atau orang yang didoakan.
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Pada waktu itu, sekitar 9 tahun lalu, oma saya, kami memanggilnya oma Sie atau oma Sin, sudah berusia 84 tahun. Oma sakit, dan kami yang tinggal di kota Tondano, dipanggil untuk menjenguk oma. Waktu kami sampai di rumah oma di kampung saya Kapataran, oma terbaring di ranjang, dan ada beberapa anggota keluarga dan rekan-rekan oma yang pada umumnya sudah berusia lanjut berkumpul di rumah.
Ada kebiasaan pemahaman di kampung, bahwa bila orang tua sakit dan sudah tidak bisa turun dari tempat tidur, kaki sudah membengkak, dan sudah sering memanggil anak dan cucu untuk berkumpul, itu suatu pertanda bahwa orang yang sakit akan segera meninggal. Itulah keadaan yang terjadi waktu kami sampai di kamar di mana oma terbaring.
Waktu itu saya bersama istri langsung memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada oma. Sebelumnya, kami menyanyikan beberapa lagu rohani untuk menghibur oma. Kami menyampaikan Firman Tuhan yang didasarkan pada buku Empat Hukum Rohani dari Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia kepada Oma.
Prinsip utama yang terdapat dalam bukum Empat Hukum Rohani adalah tentang kepastian keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Lebih baik bila saya menguraikan secara singkat tentang Hukum Rohani Tersebut.
HUKUM YANG PERTAMA
Dasar Firman Tuhan adalah:
KASIH ALLAH
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" Yohanes 3:16
RENCANA ALLAH
(Kristus berkata), "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (suatu kehidupan yang berarti dan penuh kebahagiaan) Yohanes 10:10b.
HUKUM YANG KEDUA
MANUSIA PENUH DOSA DAN TERPISAH DARI TUHAN ALLAH, SEHINGGA IA TIDAK DAPAT MENGETAHUI DAN MENGALAMI KASIH DAN RENCANA ALLAH BAGI HIDUPNYA
Dasar Firman Tuhan adalah:
MANUSIA PENUH DOSA
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" Roma 3:23
Manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan Allah, akan tetapi karena kekerasan hatinya, ia memilih jalannya sendiri sehingga persekutuannya dengan Tuhan terputus.
Menurut Alkitab, kekerasan hati untuk memilih jalan sendiri dan ingin bebas dari Tuhan Allah disebut dosa dan diwujudkan baik dengan sikap melawan maupun dengan sikap masa bodoh,
MANUSIA TERPISAH DARI TUHAN ALLAH
"Sebab upah dosa ialah maut........." (Terpisah dari Allah untuk selama-lamanya).
Roma 6:23
Tuhan Allah Maha Suci, sedangkan manusia penuh dosa. Karena itu ada satu jurang pemisah antara Tuhan Allah dengan manusia. Manusia selalu berusaha untuk mencari Tuhan Allah dan kehidupan yang penuh kebahagiaan melalui usahanya sendiri yaitu kehidupan yang baik, etika, filsafat dan lain-lain, namun gagal disebabkan karena dosanya.
Hukum yang ketiga memberikan kita jalan ke luar dari kesulitan ini.
HUKUM YANG KETIGA
YESUS KRISTUS ADALAH SATU-SATUNYA JALAN KESELAMATAN YANG TELAH DITENTUKAN OLEH TUHAN ALLAH UNTUK KEAMPUNAN DOSA MANUSIA, MELALUI DIA SAUDARA DAPAT MENGETAHUI DAN MENGALAMI KASIH DAN RENCANA ALLAH BAGI SAUDARA
Dasar Firman Tuhan adalah:
KRISTUS MATI GANTI KITA
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa"
Roma 5:8
KRISTUS TELAH BANGKIT PULA DARI KEMATIAN
".....Kristus telah mati karena dosa kita...la telah dikuburkan...ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci,...la telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas muridNya. Sesudah itu la menampakkan diri kepada lebih dari 500 saudara sekaligus."
1 Korintus 15:3-6
KRISTUS ADALAH SATU-SATUNYA JALAN
Kata Yesus kepadanya, "Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"
Yohanes 14:6
Allah telah menjembatani jurang pemisah antara manusia dengan DiriNya dengan mengirimkan AnakNya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib menggantikan kita.Tidak cukup hanya mengetahui ketiga hukum ini . . .
HUKUM YANG KEEMPAT
KITA HARUS MENERIMA YESUS KRISTUS MENJADI JURUSELAMAT DAN TUHAN KITA, DENGAN MENGUNDANGNYA SECARA PRIBADI. DENGAN DEMIKIAN KITA DAPAT MENGETAHUI DAN MENGALAMI KASIH DAN RENCANA ALLAH BAGI HIDUP KITA
Dasar Firman Tuhan adalah:
KITA HARUS MENERIMA KRISTUS
"Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya"
Yohanes 1:12
KITA MENERIMA KRISTUS DENGAN IMAN
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri"
Efesus 2:8,9
KITA MENERIMA KRISTUS, DENGAN MENGUNDANGNYA SECARA PRIBADI
(Kristus berkata, "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya...."
Wahyu 3:20
Menerima Kristus berarti berpaling dari diri sendiri kepada Tuhan Allah, serta menyerahkan seluruh pribadi kita, yaitu akal budi, perasaan dan kemauan. Karena itu tidak cukup hanya mengerti ajaran Kristus dengan akal kita saja atau menanggapinya berdasarkan perasaan semata-mata; kita harus mengambil tindakan berdasarkan kemauan kita, untuk menyerahkan setiap segi kehidupan kita dikuasai oleh Yesus Kristus.
SEBAGAI SATU TINDAKAN KEMAUAN, SAUDARA DAPAT MENERIMA KRISTUS SEKARANG INI JUGA DENGAN DOA BERDASARKAN IMAN.
(Doa adalah percakapan dengan Tuhan)
Berdoalah dengan kata-kata saudara sendiri. Tuhan Allah mengetahui isi hati saudara dan tidak bergantung pada kata-kata saudara. Berikut ini adalah satu saran doa:
Doa
"Tuhan Yesus, saya memerlukan Dikau. Saya membuka pintu hatiku dan menerima Dikau sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Terima kasih, karena Tuhan telah mangampuni dosa-dosaku. Kuasailah tahta hatiku. Bentuklah saya menjadi seorang pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin."
Apakah doa ini menyatakan keinginan hati saudara? Kalau saudara berdoa dengan iman dan mengundang Kristus untuk menguasai hidup saudara, apakah yang akan terjadi? Jika demikian, ucapkanlah doa ini sekarang juga, maka Kristus akan masuk ke dalam hati dan hidup saudara sebagaimana telah dijanjikanNya.
BAGAIMANA SAUDARA DAPAT MENGETAHUI BAHWA KRISTUS TELAH BERADA DALAM HATI SAUDARA:
Apakah saudara telah mengundang Kristus masuk ke dalam hati saudara pada waktu saudara berdoa? Kalau demikian sesuai dengan janjiNya dalam Wahyu 3:20, di manakah Dia sekarang? Kristus berjanji bahwa la akan masuk ke dalam hidup saudara ketika saudara mengundangNya dalam doa saudara. Mungkinkah Dia tidak menepati janjiNya? Bagaimana saudara mengetahui bahwa ia menjawab doa saudara? (Karena Allah senantiasa setia pada janji-janji dalam FirmanNya.)
ALLAH MENGARUNIAKAN HIDUP YANG KEKAL KEPADA SEMUA ORANG YANG MENERIMA KRISTUS:
"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal". 1 Yohanes 5:11-13.
Bersyukuriah senantiasa, bahwa Kristus ada di dalam hidup saudara dan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan saudara (Ibrani 13:5). Saudara dapat mengetahui bahwa Kristus tinggal dalam hati saudara, dan bahwa sejak saudara mengundang Dia berdasarkan iman saudara kepada janjiNya, saudara menerima hidup yang kekal, Dia tidak akan mengecewakan saudara.
Demikian ringkasan Firman Tuhan dalam buku empat Hukum Rohani yang kami sampaikan kepada oma.
Setelah kami menyampaikan kebenaran Firman Tuhan berdasarkan buku Empat Hukum Rohani, oma akhirnya berdoa untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya secara pribadi. Saya berkata kepada oma: oma kalau oma sudah berdoa dengan iman menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka oma memiliki kepastian hidup kekal. Bila sekarang oma dipanggil Tuhan maka oma sudah memiliki kepastian kehidupan bersama Tuhan Yesus di surga. Akan tetapi bila oma masih ingin hidup maka oma dapat meminta kepada Tuhan untuk menguatkan oma, dan oma dapat melanjutkan kehidupan anugerah yang diberikan Tuhan. Sepanjang kami menyaksikan Firman Tuhan kepada oma, sambil diselingi dengan pujian lagu-lagu rohani, wajah oma tampak berseri-seri.
Beberapa saat kemudian kami segera pamit ke oma, mama, om-tante dan semua orang yang terkumpul di rumah pada saat itu dan pulang kembali ke Tondano. Besoknya kami mendengar dari kampung bahwa oma sudah bangkit dari tempat tidur dan langsung merapikan rambut (di kampung kami menyebutnya "bakrol") dan menjadi sehat kembali. Setelah kejadian tersebut oma masih hidup 6 tahun lagi dan tutup usia dalam umur 90 tahun 2 bulan. Waktu oma akan meninggal kami ada berlibur ke kampung dan pergi ke pantai Kora-kora sebagaimana biasanya, oma masih sempat mengucapkan kata-kata berkat/doa ("bae-bae di jalan") kepada kami sebelum kami menuju pantai. Sementara kami di pantai kami mendapat berita bahwa oma sudah meninggal pada jam 11 siang di hari itu.
Point saya dalam kesaksian ini adalah, bahwa oma meresapi Firman Tuhan yang didengarnya dalam roh dan pikirannya sehingga berubah menjadi tindakan iman. Oma bangkit dari tempat tidur dan kembali melanjutkan kehidupannya yang dianugerahkan oleh Tuhan. Sungguh! Firman Allah menghidupkan!
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Sembilan bulan setelah keponakan kami lahir (4 April 1999), namanya Foril Sinaulan, di Manado mengamuk wabah demam berdarah (sekitar bulan Januari dan Februari tahun 2000). Rumah sakit umum Prof. Kandou di Malalayang Manado dipenuhi dengan pasien yang terkena wabah, sampai ke lorong-lorong ruangan di RS. Setiap hari ada saja pasien yang meninggal.
Ayah saya memberitahu agar kami menjenguk ke RS. Dari Tondano kami menuju ke RS. Sampai di RS ayah saya sudah berdiri di luar ruangan. Tidak lagi mau masuk ke ruangan. Ayah marah kepada saya dan istri yang baru sampai sementara keponakan sudah di rawat sekitar tiga hari. Sambil terbata-bata karena terharu, ayah berkata "biarjo dia pe papa sampe dulu dari Papua". Artinya, biar saja anak itu kalaupun harus meninggal, yang penting ayahnya, yang bekerja di Free Port Papua, sampai dahulu di RS. Papa seperti tidak ada harapan lagi, karena ayah menyaksikan sendiri secara langsung setiap hari ada saja pasien yang meninggal karena wabah DBD.
Setelah mendengarkan ayah, saya bersama istri langsung masuk ke ruangan di mana anak itu dirawat. Di ruangan kami menyaksikan kondisi memprihatinkan dari anak itu, dan banyak anak lainnya dengan kondisi yang sama di sekitar. Saya berdoa kepada Tuhan Yesus sambil menumpangkan tangan kepada anak itu dalam keyakinan bahwa Allah berkuasa atas sakit penyakit, dan berkuasa menyembuhkan anak itu dari sakit demam berdarah. Sebelumnya, dokter yang merawatnya berkata kepada ayah bahwa ini kejadian langkah, seorang anak usia 9 bulan terkena penyakit demam berdarah.
Setelah berdoa, kami keluar ruangan dan kembali bercakap-cakap dengan ayah. Dalam percakapan dengan ayah, saya menekankan beberapa kebenaran Firman Tuhan yang terkait dengan kondisi yang sedang berlangsung. Saya menyampaikan kepada ayah kesaksian bapak Gereja Martin Luther yang saya baca dari salah satu buku yang ditulis oleh hamba Tuhan Kenneth E. Hagin
Kesaksiannya adalah sebagai berikut. Suatu kali teman Martin Luther dalam perjuangan reformasi gereja, jatuh sakit. Martin Luther datang menjenguk. Di RS, dia prihatin menyaksikan keadaan temannya di atas pembaringan. Apa yang dilakukan oleh Martin Luther? Dia mengambil Alkitab dan membacakan beberapa bagian Firman Tuhan dalam kitab Injil tentang kesembuhan dan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Setelah membacakan injil tentang kesembuhan, Martin Luther menuju ke Jendela dan menghadap ke luar. Sementara memandang ke luar, dia berucap: "Tuhan saya sudah membacakan janji-janji di dalam Firman-Mu, dan saya percaya kebenaran janji dalam Firman-Mu, bila teman saya tidak sembuh dari sakitnya, saya sulit menaruh percaya lagi kepadaMu. Sepintas, kelihatannya ini suatu pemaksaan kehendaknya kepada Tuhan, suatu kesombongan, dari seorang Martin Luther. Akan tetapi kesaksian injil, dengan jelas menyatakan bahwa bila kita beriman, maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Dalam menyembuhkan orang yang sakit, atau orang yang bermasalah, Tuhan Yesus sering berkata: "Imanmu telah menyelamatkan engkau" seperti ayat-ayat berikut ini:
Matius 9:22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah peremp;uan itu.
Markus 10:52
Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Lukas 7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Lukas 17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Lukas 18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Ingkat bahwa menurut Roma 10:17: Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Martin Luther berpegang pada Firman Tuhan, dan karena itu ia memiliki iman bahwa Firman Tuhan yang dia bacakan adalah benar dan akan menjadi kenyataan.
Saya juga menekankan kepada ayah kebenaran Firman Tuhan yang terdapat dalam Yesaya 38:
Yesaya 38:1-9:
38:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." 38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. 38:3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 38:4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: 38:5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, 38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 38:7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: 38:8 Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya. 38:9 Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya:
Hal yang dilakukan Martin Luther mirip dengan apa yang dilakukan oleh Raja Hizkia. Martin Luther mengemukakan perkaranya berlandaskan janji Tuhan dalam Firmannya. Tuhan mendengarkan Raja Hizkia. Tuhanpun mendengarkan doa Martin Luther untuk temannya yang sakit. Temannya akhirnya sembuh dari sakitnya yang parah.
Setelah saya menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada ayah, saya bersama istri pamit untuk pulang ke Tondano (sekitar 1 jam perjalanan dari Manado). Besoknya ayah menelepon saya, kata ayah: "saya sudah mengubah pikiran saya sesuai dengan firman Tuhan", anak itu sudah menunjukkan perubahan yang sangat menggembirakan. Seorang anak, usia sembilan bulan, sembuh secara ajaib dari penyakit demam berdarah. Anak itu sekarang sudah berusia 19 tahun.
Firman Tuhan sungguh benar. Sesuaikanlah pikiran kita dengan Firman Tuhan. Tetaplah mengakui kebenaran Firman Tuhan dengan mulut kita sendiri. Firman Tuhan selalu terlaksana, seperti Firman Tuhan dalam Yesaya 55:10-11:
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Amin.
.. . . . to be continued.
Bila anda ingin membagikan kesaksian ini kepada orang lain: keluarga, kerabat atau kenalan lain melalui Media Sosial seperti Facebook, Twitter atau WhatsApp, anda dapat copy links singkat yang sesuai.
Cara Copy LINK
SERET LAYAR DALAM KOTAK
Caranya tekan cari jempol pada link singkat yang diinginkan, maka akan muncul pilihan seperti berikut ini, kemudian pilih copy link address:
LINK SINGKAT
SERET LAYAR DALAM KOTAK:
Awal yang Sangat Penting: http://bit.ly/2B6kobp
Roh Kudus Memberi Hidup pada Tubuh yang Fana: http://bit.ly/2RFVciW
Firman Allah Menghidupkan: http://bit.ly/2EL146L
Menyesuaikan Pikiran dengan Firman Allah: http://bit.ly/2PXmQq4