SARANA KOMUNIKASI AKADEMIK
DAFTAR ISI
(Seret Layar Kotak untuk mencari)
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Latihan ini dimaksudkan, agar peserta dapat mengetahui bagai- mana menggunakan buku EMPAT HUKUM ROHANI sebagai sarana Penginjilan Pribadi.
Pada akhir pelajaran ini diharapkan agar peserta dapat:
1. Mengenal buku Empat Hukum Rohani sebagai cara dan sarana yang efektif dalam PI Pribadi.
2. Menguasai cara penyajian Empat Hukum Rohani.
3. Mengetahui manfaat pemakaian buku Empat Hukum Rohani.
Perkenalan, salam/ucapan selamat datang.
”Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa la mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu bahwa la mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya.”
(I Yohanes 5: 14-15)
Peserta latihan mengisi Daftar Presensi.
1. Pengalaman pribadi.
2. Definisi:
Kesaksian yang berhasil adalah kesaksian yang dilakukan dengan cara mengambil prakarsa untuk berbicara tentang Kristus dalam kuasa Rohkudus dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
1. Cara dan sarana latihan ini telah dipersiapkan untuk menolong peserta bagaimana menyaksikan Kristus secara efektif.
2. Kebanyakan orang Kristen takut untuk menyampaikan iman mereka. Ada juga yang mengalami kesulitan untuk memulai suatu percakapan atau tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
3. Cara dan sarana ini mula-mula dipersiapkan untuk anggota-anggota staf LPMI dan kemudian dalam pengembangan lebih lanjut dapat dipakai juga oleh semua orang yang telah mengikuti latihan seperti ini.
4. Walaupun cara dan sarana yang dipakai telah teruji keefektifannya, seseorang tidak dimenangkan hanya karena cara dan sarana yang efektif, melainkan karena pekerjaan Rohkudus yang memakai baik manusia, maupun sarana untuk menuntun orang lain kepada Kristus. Dengan kata lain cara dan sarana ini hanyalah alat untuk menolong seseorang dapat bersaksi dengan lebih efektif.
A. Buku Empat Hukum Rohani merupakan inti latihan ini. Karena itu pada latihan ini dan beberapa latihan berikutnya, buku Empat Hukum Rohani inilah yang akan men- jadi bahan pembahasan utama.
B. Tentu saja Empat Hukum Rohani bukanlah satu-satunya cara untuk memberitakan Kristus kepada orang lain, tetapi cara ini adalah cara yang efektif sehingga ribuan orang telah mengalami sendiri bahwa mereka dapat menggunakannya dengan mudah.
C. Langkah-langkah pokok yang diperlukan oleh seseorang untuk menerima Kristus telah tercakup dalam Empat Hukum Rohani.
Sebagaimana kita ketahui, apabila suatu sarana akan dipergunakan untuk pertama kalinya, maka perlu ada latihan-latihan untuk menguasai cara penggunaan sarana tersebut.
Demikian pula dengan buku Empat Hukum Rohani sebagai sarana dalam PI secara pribadi. Seperti telah dikatakan pada bagian pendahuluan, kebanyakan orang Kristen takut untuk menyampaikan iman mereka.
Ada juga yang mengalami kesulitan untuk memulai suatu percakapan. Biasanya ketakutan dan kesulitan dalam ber-PI dapat segera diatasi jika seorang Kristen mengetahui dengan pasti apa yang akan dikatakannya, serta menguasai ketram- pilan bagaimana mengatakannya.
Pada bagian I ’’MENGENAL BUKU EMPAT HUKUM ROHANI”, telah di- jelaskan bahwa buku Empat Hukum Rohani adalah inti latihan ini. Oleh karena itu, perlu diadakan peragaan bagaimana cara mempergunakannya secar tepat. Dalam peragaan ini pemeran akan membacakan buku Empat Hukum Rohani, mulai dari kulit depan sampai dengan halaman 15.
Peragaan ini dimaksudkan, agar para peserta latihan, pertama-tama dapat menyaksikan, bagaimana caranya Empat Hukum Rohani itu digunakan dan kedua, mereka sendiri dapat juga melakukan peragaan yang baru saja mereka saksikan. Berhubung dengan itu, ada 2 hal yang harus tercakup dalam peragaan itu, yaitu penjelasan berdasarkanhukum komunikasi dan penggunaan tehnik simulasi
1. Hukum Komunikasi
Ada perbedaan antara mengkomunikasikan suatugagasan yang hanya perlu dipahami dengan gagasan yang akan dilaksanakan dalam praktek. Dalam hubungan dengan latihan-latihan ini, maka yang dikomunikasikan adalah gagasan yang akan dilaksanakan dalam praktek. Untuk itu, maka sebelum peragaan dilakukan, ada 4 langkah yang harus dipahami oleh peserta latihan sesuai dengan hukum komunikasi yang berlaku:
a. Penjelasan tentang apa yang akan dilakukan.
b. Peragaan berdasarkan penjelasan itu.
c. Rangkuman tentang prinsip-prinsip utama dalam peragaan itu.
d. Kesempatan untuk melakukan kembali peragaan tersebut
2. Simulasi
Yang dimaksud dengan simulasi dalam latihan ini adalah suatu peragaan berdasarkan keadaan yang diangkat dari pengalaman pelayanan yang sebenarnya. Berdasarkan hukum komunikasi tadi, maka berturut-turut akan diciptakan suatu situasi andaian (simulated situation), kemudian diadakan demonstrasi berdasar situasi tersebut, lalu diberikan rangkuman mengenai pokok-pokok utama yang telah didemonstrasikan, dan akhirnya para peserta latihan diminta untuk melakukan apa yang telah dilihatnya, dengan cara praktek berpasangan.
a. Situasi:
Peragaan dilakukan dengan pengandaian, bahwa orang yang dilayani belum menerima Kristus, namun ia sudah siap untuk menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhannya secar pribadi. Karena itu dalam simulasi ini akan diperagakan suasana dialogis yang positif antara para pemeran, dengan meng- gunakan Empat Hukum Rohani, mulai dari kulit depan s/d halaman 15.
b. Demonstrasi:
Pelatih memberikan kesempatan kepada para pemeran untuk memperagakan penyajian Empat Hukum Rohani. Hendaknya diingat bahwa para pemeran ini telah dipersiapkan sebelumnya, tidak boleh ditunjuk secara acak (random) begitu saja.
Pemeran I
Pemeran II
Pemeran I
"Kalau Saudara berdoa dengan iman dan mengundang Kristus untuk menguasai hidup Saudara, apakah yang akan terjadi?”
"Kristus akan masuk kedalam hidup saya”
"Baik sekali”. "Jika demikian, ucapkanlah doa ini seka- rang juga, maka Kristus akan masuk ke dalam hati dan hidup Saudara sebagaimana telah dijanjikan- Nya”
Pelatih : Sampai disini, pelatih menghentikan demontrasi ini sejenak. Pelatih menawarkan, walaupun demonstrasi ini hanyalah suatu simulasi, namun kalau ada di antara peserta yang belum menerima Kristus secara pribadi, hendaknya peserta yang demikian mengikuti doa para pemeran dalam hatinya, sehingga ia tabu dengan pasti bahwa ia telah menerima Kristus dan dengan demikian memiliki kepastian keselamatan.
(2). Praktek membacakan Empat Hukum Rohani dengan cara bertukar
c. Rangkuman:
(1). Orang yang melayani berdiri di sebelah kiri orang yang dilayani, pada
waktu membacakan Empat Hukum Rohani. Buku Empat Hukum Rohani itu dipegannya sedemikian rupa, sehingga mudah terbaca oleh orang yang dilayani. Orang yang melayani mempergunakan pena atau pensil untuk menunjukkan bagian-bagian penting, sehingga memudahkan orang yang dilayaninya mengikuti pembacaan Empat Hukum Rohani.
(2) . Orang yang dilayani menjawab semua pertanyaan secara positif dan mau
berdoa untuk menerima Tuhan Yesus.
(3). Orang yang dilayani menjawab semua pertanyaan tentang kepastian
keselamatan secara positif.
(4). Orang yang melayani membacakan Empat Hukum Rohani sampai
dengan halaman 15.
d. Praktek berpasangan:
(1). Kesempatan menghafal Empat Hukum Rohani:
Agar dapat dilihat bahwa buku kecil ini mudah dipahami, maka disediakan waktu selama 60 detik untuk menghafalkan pertanyaan yang terdapat pada kulit buku Empat Hukum Rohani, Hukum I dan ayat refen- sinya. Sesudah itu pokok-pokok tersebut akan diucapkan bersama-sama. Cara yang sama dilakukan juga untuk Hukum II, III dan IV.
(2). Praktek membacakan Empat Hukum Rohani dengan cara bertukar peran. Untuk dapat mempraktekkan penyajian Empat Hukum Rohani ini, maka para peserta dipersilahkan untuk memilih pasangan yang duduk berdekatan (sebaiknya pria dengan pria dan wanita dengan wanita). Selanjutnya praktek berpasangan ini perlu mengikuti petunjuk-petunjuk sebagai berikut:
(a) Selama 10 menit pertama, peserta yang duduk di sebelah kiri mem- bacakan buku Empat Hukum Rohani mulai dari pertanyaan pada kulit buku sampai dengan halaman 10. Lalu 10 menit berikutnya diberikan kepada peserta yang di sebelah kanan.
(b) Dalam praktek berpasangan ini pembacaan buku Empat Hukum Rohani dilakukan dengan asumsi bahwa orang yang dilayani ber- sikap terbuka dan siap menerima Kristus. Masalah-masalah yang sulit dalam penyajian Empat Hukum Rohani akan dibahas pada latihan berikut.
(c) Dalam praktek berpasangan ini hanya sebuah buku Empat Hukum Rohani yang dipergunakan dan cara penyajiannya perlu diatur begitu rupa, sehingga mudah diikuti oleh pasangan yang dilayani.
(3). Waktu yang disediakan adalah 2 x 10 menit. Sesudah sepuluh menit pertama, isyarat diberikan agar peserta bertukar peran.
A. Empat Hukum Rohani dapat dipakai untuk memulai suatu percakapan dengan hanya mengatakan: ’’Sudahkan Saudara mendengar tentang Empat Hukum Rohani?” Kebanyakan orang akan menjawab ’’belurn” sehingga Empat Hukum Rohani dapat dibacakan lebih lanjut.
B. Empat Hukum Rohani dimulai dengan pernyataan positif: ’’Tuhan Allah mengasihi Saudara”
C. Empat Hukum Rohani mencakup undangan untuk menerima Kristus.
D. Empat Hukum Rohani memberi petunjuk bagaimana bertumbuh secara rohani, termasuk pentingnya gereja (halaman 15 pada Empat Hukum Rohani).
E. Empat Hukum Rohani memberikan kemantapan kepada seseorang untuk mengetahui dengan pasti apa yang perlu dikatakan dan bagaimana mengatakannya.
F. Empat Hukum Rohani dapat digunakan untuk menolong seseorang menerima Kristus dalam waktu yang singkat. Dalam membacakan Empat Hukum Rohani, seseorang tidak perlu menambahkan komentar-komentar yang berlebihan. Tetapi ia dapat bergantung sepenuhnya pada pimpinan Rohkudus. la pun harus tetap bersikap ramah dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan apabila perlu. Orang yang dilayani dapat juga diberi kesempatan untuk membaca ayat-ayat Alkitab.
G. Empat Hukum Rohani dapat menolong orang-orang yang telah terlatih untuk melatih orang-orang lain lagi dalam penginjilan secara pribadi.
Tugas ini dimaksudkan untuk menolong peserta latihan supaya lebih efektif dalam bersaksi tentang Kristus kepada orang lain.
A. Memberikan tanda cek (V)
Para peserta yang untuk pertama kalinya mengundang Kristus sebagai Juruselamat. dan Tuhannya secara pribadi diminta untuk memberi tanda cek pada lembaran presensi,
B. Membacakan Empat Hukum Rohani kepada seorang teman.
1. Saran untuk mengawali percakapan:
Katakan, ”Saya sedang mengikuti suatu latihan. Dalam latihan tersebut, saya men- dapatkan sesuatu yang sangat berarti bagi hidup saya dan saya ingin menceritakan hal itu kepada Saudara. Sudahkan Saudara mendengar tentang Empat Hukum Rohani”
2. Ketika bersaksi:
Ingatlah, bahwa Kesaksian yang berhasil adalah kesaksian yang dilakukan dengan cara mengambil prakarsa untuk berbicara tentang Kristus dalam kuasa Rohkudus dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
C. Mempersiapkan konsep kesaksian pribadi.
Kesaksian pribadi tersebut hendaknya mencakup pokok-pokok berikut ini:
1. Sebelum menerima Kristus
2. Saat menerima Kristus
3. Sesudah menerima Kristus
Setiap peserta harus menyerahkan konsep kesaksian pribadi ini pada: (waktu akan ditentukan oleh pelatih).
(Untuk menjelaskan bagian ini, gunakan lampiran I dan II)
A. Mengucap syukur kepada Tuhan karena melalui Latihan I ini para peserta telah mengetahui bagaimana menggunakan buku Empat Hukum Rohani sebagai sarana penginjilan pribadi.
B. Mohon kepada Tuhan agar para peserta mendapat kekuatan untuk bersaksi dengan menggunakan buku Empat Hukum Rohani.