SARANA KOMUNIKASI AKADEMIK
Bidang Pendidikan
Tujuan
Membukakan dan mensharingkan tentang Wajah Dunia Pendidikan secara umum;Pendidikan Tinggi dan Pendidikan Persekolahan di Era Four Point Zero (4.0) beserta tantangan-tantangan, ancaman serta peluangnya.
Pembicara:
Prof. Rolles Palilingan
Moderator/MC
Pnt. dr. Pricilia T. Tangel
Penanggungjawab:
Pnt. Chendro Turang, S.Pd.
WIKIPEDIA Bahasa Indonesia:
Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan,[1][2][3][4] dan komputasi kognitif.
Otomasi di semua bidang dan konektivitas adalah tanda-tanda yang nyata dari RI ke-4 (Era Revolusi Industri 4.0). Berbeda dengan RevolusiIndustri sebelumnya (3.0), Revolusi Industri Generasi ke-4 ini mempunyai skala ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. (https://www.artikelsiana.com/2019/01/revolusi-industri-40-pengertian-ciri-dampak-tantangan-industri-40.html)
Wikipedia bahasa Indonesia:
Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0.[1]
Interoperabilitas (kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP).
IoT akan mengotomatisasikan proses ini secara besar-besaran[8]
Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.
Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.
Pengusul mengklaim Industri 4.0 akan mempengaruhi banyak bidang, terutama:
Model layanan dan bisnis
Keandalan dan produktivitas berkelanjutan
Keamanan TI: Perusahaan seperti Symantec, Cisco, dan Penta Security sudah mulai membahas masalah keamanan IoT
Keamanan mesin
Penjualan pabrik
Siklus hidup produk
Industri Manufaktur: Perubahan masal pabrik menggunakan IoT, Pencetakan 3D dan Pembelajaran Mesin
Rantai nilai industri
Pendidikan dan skill pekerja
Faktor sosio-ekonomi
Peragaan Industri: Untuk membantu industri memahami dampak Perindustrian 4.0, Cincinnati Wali kota John Cranley, menandatangani proklamasi untuk menyatakan "Cincinnati menjadi Kota Peragaan Industri 4.0".[9]
Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Februari 2016 menunjukkan bahwa Industri 4.0 mungkin memiliki efek menguntungkan bagi negara berkembang seperti India.[10]