Pertemuan ke- 1
A. Pengertian Puisi
Puisi ialah sebuah karya seni yang berupakan sebuah tulisan yang menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus kepada unsur bunyi, irama, serta penggunaan diksi. Dengan berdasarkan jenisnya puisi tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yakni puisi baru dan pusi lama. Masing masing dari jenis puisi itu tentunya juga mempunyai ciri-ciri serta struktur yang berbeda juga
B. Unsur-unsur puisi
Pada dassarnya unsur-unsur puisi tersebut dapat atua bisa dibagi dengan berdasarkan strukturnya menjadi dua macam atau jenis yakni sebagai berikut :
Struktur Fisik Puisi
Dibawah ini merupakan struktur fisik puisi antara lain ialah sebagai berikut :
· 1. Tipografi
Tipografi ialah sebuah bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan, serta tidak mempunyai pengaturan baris hingga pada baris puisi yang tidak selalu diawali huruf besar (kapital) serta diakhiri dengan tanda titik. Namun hal semacam ini bisa menentukan pemaknaan dari sebuah puisi.
· 2..Diksi
Diksi merupakan sebuah pemilihat kata yang digunakan oleh si sang penyair didalam puisinya. Sebab puisi bersifat mempunyai bahasa yang padat maka pemilihan kata yang sesuai serta mengandung makna wajib dilakukan. Pemiilihan kata tersebut dilakukan tentu dengan mempertimbangkan irama, nada, serta estetika (keindahan bahasa).
· 3. Imaji
Imaji dikatan juga dengan imajinasi ialah sebuah unsur yang melibatkan penggunaan indera manusia, seperti imaji suatu penglihatan, imaji suara serta lain sebagainya. Penggunaan imaji tersebut bertujuan dalam upaya si pembaca maupun pendengar bisa juga membayangkan bahkan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh sang penyair.
Imaji dalam puisi dibedakan menjadi ;
a. Imaji penglihatan
Citraan penglihatan adalah citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). Citraan ini paling sering digunakan oleh penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh:
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(Amir Hamzah, Padamu Jua)
2. Citraan pendengaran (auditory imagery)
Citraan pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, dentum, dan sebagainya. Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga).
Contoh:
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
(Chairil Anwar, Sajak Putih)
3. Citraan perabaan (tactile imagery)
Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan sebagainya.
Contoh:
Kapuk randu, kapuk randu!
Selembut tudung cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang bermerkahan
(WS Rendra, Ada Tilgram Tiba Senja)
4. Citraan penciuman (olfactory)
Citraan penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium sesuatu.
Contoh:
Dua puluh tiga matahari
Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan bau tanah
(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)
5. Citraan pencecapan (gustatory)
Citraan pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya.
Contoh:
Dan kini ia lari kerna bini bau melati
Lezat ludahnya air kelapa
(WS Rendra, Ballada Kasan dan Patima)
· 4. Kata Konkret
kata konkret merupakan sebuah kata yang memungkinkan terjadinya imaji, Kata konkret ini misalnya seperti permata senja bisa berati pantai atau tempat yang sesuai untuk dapat melihat dari mana datangnya senja. Kata konkret tersebut bersifat imajinatif sehingga akan dapat menimbulkan atau memunculkan imaji.
· 5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan sebuah penggunaan bahasa yang sifatnya itu seolah olah menghidupkan serta juga memunculkan sebuah makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Dasarnya gaya bahasa yang digunakan didalam puisi ini berbentuk majas contohnya seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks serta lain sebagainya.
· 6. Irama/Rima
Irama atau rima merupakan suatu persamaan bunyi di awal, tengah ataupun juga pada akhir puisi.
PRESENSI KLIK DI SINI
PERTEMUAN KE-2
A. Musikalisasi puisi
Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi lagu.
Musikalisasi puisi sebegai bentuk apresiasi puisi ungkapan musikan : instrumen, melodi dan nyanyian ucapan. Nuansa makna kata: ekplisit dan implisit. Penghayatan menjadikan pusi mendapatkan kemampuan ekstra untuk berkomunikasi karena pencarian yang diciptakan.
B. Jenis-jenis musikalisasi puisi
Jenis musikalisasi puisi awal merupakan, musikalisasi puisi yang dibawakan dengan cara pembacaan puisi yang dilatarbelakangi suatu komposisi musik, baik musik vokal maupun musik instrumental.
Jenis musikalisasi puisi terapan merupakan, musikalisasi puisi yang mana syair-syair puisi diterapkan menjadi lirik lagu, sebagaimana halnya lagu-lagu populer pada umumnya.
Jenis musikalisasi puisi campuran merupakan, musikalisasi puisi yang ditampilkan dengan cara menyuguhkan komposisi musik, yang didalamnya ada sebuah puisi yang syair-syairnya ada yang dilagukan dan dinarasikan.
TUGAS :
Dengarkankan dan resapi salah satu lagu berikut ini {pilih salah satu) !
a. Ketika tangan dan kaki berkata oleh Chrisye.
b. Ayah oleh Ebiit G Ade.
c. Galang Rambu Anarkie oleh Iwan Falls.
d. Bunda oleh Melly Goeslaw.
Setelah kalian dengarkan jawablah pertanyaan yang ada di goggle form berikut ini ! ( klik di sini )