PERTEMUAN KE - 1
A. Pengertian
Debat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Kegiatan debat biasanya melibatkan beberapa tim. Satu tim biasanya berperan sebagai tim “afirmatif” atau pihak yang menentang, sementara tim lainnya sebagai tim netral atau pihak yang berada di tengah-tengah, yakni mendukung dan tidak menentang. Tim yang setuju dengan topik disebut tim afirmatif, sedangkan tim yang tidak setuju dengan topik disebut tim negatif. Tim yang tidak memihak disebut tim netral.
Dalam debat terdapat beberapa bagian, seperti isu, argumen, sudut pandang, dan bagian simpulan. Isu merupakan permasalahan yang diperdebatkan. Argumen merupakan alasan-alasan yang mendukung pendapat atas permasalahan itu. Sudut pandang merupakan cara pandang dari sudur mana permasalahan itu dilihat. Simpulan merupakan suatu rumusan pendapat dari tim debat.
Lazimnya dalam perdebatan, argumen itu didasarkan atas himpunan fakta-fakta, data, teori, regulasi, norma, dan sebagainya. Semakin banyak fakta yang bisa dihimpun disertai data yang akurat dan dilengkapi teori, regulasi, norma yang relefan akan semakin kuat dasar argumen sehingga pendapat yang disampikan sulit dibantah. Debat pada hakikatnya adalah adu argumentasi atau mengadu gagasan bukan adu fisik juga bukan adu mulut untuk menjatuhkan lawan dengan menyinggung latar belakang pribadi/personal. Setelah mengkaji persoalan dari sudut pandang tertentu berdasarkan argumen yang dibangun, akhirnya sampailah pada satu rumusan pendapat yang disebut simpulan.
B. Unsur-unsur debat
1. mosi
Adalah tema atau topik yang akan dibahas dalam debat.
2. tim afirmasi
Yaitu tiam yang mendukung mosi.
3. tim oposisi
Yaitu tim yang menolak mosi.
4. tim netral
Yaitu tim yang tidak setuju dan tidak menolak mosi.
5. penonton/juri yang dipanggil
Adalah partisipan yang diundang untuk menyaksikan debat.
6. moderator
Yaitu menyampaikan mosi di awal dan mengatur jalannya debat.
7. penulis
Yaitu partisipan yang menulis apa yang disampaikan pihak ketiga dan moderator.
Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk menentukan sikap apakah mendukung atau menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk mendukung untuk mendukung pendapatnya tentang mosi.
Pada saat pembukaan debat, moderator bisa menyampaikan mosi yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan bagian pembuka debat berikut ini.
…
Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas.
Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Bahasa Indonesia Tergantung pada Bahasa Asing.” Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut.
Mosi dalam kutipan debat di atas adalah bahasa Indonesia tergantung pada bahasa asing.
Selain disampaikan oleh moderator, tak jarang anggota tim yang berdebat juga secara tersirat menyatakan opsi yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan teks debat berikut ini.
Saya tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia terjadi karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya dalam bahasa Indonesia itu sendiri, telah ada kosakata yang berkaitan dengan kosakata asing tersebut.
Dari kalimat pertama kutipan teks debat di atas dapat diketahui bahwa isu atau masalah yang didebatkan (mosi) adalah penerapan kosakata bahasa asing ke dalam penggunaan bahasa Indonesia disebabkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
C. Menyusun Argumen Debat yang Baik
Sebelum mempertahankan pendapat tentang suatu isu atau permasalahan, hal pertama yang harus dimiliki seseorang adalah memahami isu atau permasalahan dengan baik. Untuk itu, pihak-pihak yang akan melakukan debat harus banyak mencari informasi dari berbagai sumber. Misalnya, dengan membaca berita, menyimak berita dari radio dan televisi, atau menggali informasi dari narasumber yang memahami isu atau permasalahan dengan baik.
Berikut ini adalah contoh pendapat atau argumen dalam debat.
Menurut saya, tawuran antarpelajar tidak saja terjadi karena karakter anak-anak yang cenderung brutal. Lebih dari itu, tawuran terjadi karena anak-anak mendapat teladan yang kurang baik dari para pemimpin bangsa yang sibuk saling berebut kekuasaan dan saling menghujat. Telvisi dan internet pun dengan bebas menyajikan berbagai aksi brutal yang membuat anak-anak tergoda untuk meniru.
Dalam kutipan tersebut pembicara menyampaikan pendapatnya bahwa tawuran antarpelajar terjadi tidak saja karena karakter anak-anak yang cenderung brutal. Alasan argumen yang disampaikan adalah sebagai berikut.
1. Lebih dari itu, tawuran terjadi karena anak-anak mendapat teladan yang kurang baik dari para pemimpin bangsa yang sibuk saling berebut kekuasaan dan saling menghujat.
2. Telvisi dan internet pun dengan bebas menyajikan berbagai aksi brutal yang membuat anak-anak tergoda untuk meniru.
PRESENSI HARI INI : KLIK DI SINI
PERTEMUAN KE- 2
D. Tujuan Debat
Debat mempunyai beberapa tujuan antara lain:
Melatih mental atau keberanian mengemukakan pendapat dihadapan umum.
Melatih mematahkan pendapat dari lawan debat.
Meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah.
Untuk melatih bersikap kritis terhadap semua materi yang diperdebatkan.
'_ Memantapkan pemahaman konsep dari materi yang dipedebatkan
E. Ciri-ciri Debat
Memiliki dua sudut pandang yaitu afirmatif atau disebut juga dengan pihak yang menyetujui topik debat dan negatif atau disebut juga dengan pihak yang tidak menyetujui topik debat.
Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak.
Adanya saling mengadu argumentasi yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan.
Hasil debat diperoleh melalui voting dan keputusan juri.
Terdapat sesi tanya jawab yang sifatnya terbatas dan bertujuan untu menjatuhkan pihak lawan.
Adanya sebuah pihak yang berperan sebagai penengah yang dilakukan oleh si moderator
F. Jenis-jenis Debat
Berdasarkan bentuk, metode dan tujuan debat maka debat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Debat Parlementer/Majelis (Assembly or Parlementary Debating)
Maksud dan tujuan dari jenis debat ini adalah untuk memberi atau menambah dukungan untuk undang-undang tertentu, dan semua anggota yang ingin mengungkapkan pandangan dan pendapatnya kakan menyatakan mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating)
Maksud dan tujuan dari debat ini adalah untuk menanyakan serangkaian pertanyaan yang saling terkait yang akan membuat para individu yang diberikan pertanyaan mendukung posisi yang akan dipertahankan dan diperkuat oleh si penanya.
Debat Formal, Konvensional atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educatttional Debating)
Ini adalah jenis debat yang bertujuan untuk memungkinkan dua tim pembicara menyajikan kepada hadirin beberapa argumen yang mendukung atau menolak saran tersebut. Masing-masing pihak memiliki waktu yang sama untuk pembicara dan pembantahan yang konstruktif. Debat kompetitif di bidang pendidikan berbeda dengan debat parlementer yang sebenarnya, debat kompetitif bertujuan untuk mengambil keputusan yang lebih mengarah pada pengembangan keterampilan di antara peserta debat, disini kemampuan ibarat mengungkapkan pendapat dengan cara yang masuk akal, jelas dan terstruktur, mendengarkan untuk perbedaan pendapat dan biasanya pengetahuan bahasa asing (jika debat dilakukan dalam bahasa asing)
G. Tata Cara Debat
Berikut ini adalah tata cara debat yang baik:
Pertanyaaan atau tantangan sebaiknya dikemukakan secara profesional, tidak menghina lawan, tidak merendahkan lawan, atau berkomentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.
Analisisi kritis, sintesis, keterampilan retorika (berbicara dan intelijensia (ability to percieve and understand) atau tidak terbata-bata.
Fokus pada posisi pihak lawan atau argument lawan. Harus tahu kelemahan dan kelebihan lawan yang merupakan hal penting dalam strategi kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen pihak lawan.
Batasan mengungkapkan argumen adalah tiga poin.
Gunakan logika dalam menyusun dan saat menyampaikan argumen atau pernyataan.
Mengetahui kesalahan umum didalam berpikir seperti kesalahan logis dan menggunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.
Menyajikan isi atau materi dengan akurat. Menggunakan selalu konton (data atau fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan.
Memastikan kesahihan semua bukti eksternal yang dihidangkan dalam argumen.
Kesimpulan dalam debat merupakan kesimpulan final. Gunakan itu sebagai kesempatan untuk menyangkal atau memojokkan lawan.
H. Struktur Debat
Berikut adalah struktur debat yang baik:
Pengenalan
Dalam struktur ini, setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
Penyampaian Argumantasi
Pada penyampaian argumen ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
Debat
Dalam debat tersebut, masing-masing tim mengomentari setiap argumen dari tim lainnya.
Simpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.
PRESENSI HARI INI : KLIK DI SINI
PERTEMUAN KE-3
I. Contoh teks debat
Teks Debat tentang bahasa Indonesia
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah keharusan masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dalam ruang publik dibandingkan dengan bahasa asing.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
· Ruang publik adalah tempat umum yang dapat dilihat khalayak ramai. Dengan cara itu bisa menjadi cara untuk mengenalkan kosa kata bahasa Indonesia ke orang-orang yang melihatnya. Dengan orang melihat bahasa Indonesia, maka orang pun akan semakin sadar bahwa bahasa Indonesia pun penting.
· Masih banyak kosa kata bahasa Inggris yang belum diserap ke bahasa Indonesia. Hal itu perlu memerlukan waktu yang agak lama, terutama harus menggunakan pertimbangan terlebih dahulu kepada ahli bahasa barulah disebarkan kepada masyarakat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia pada ruang publik, akan lebih efisien.
· Badan Bahasa dan pemerintah mencanangkan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, maka masyarakatnya harus memiliki kepekaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, dengan menggunakan bahasa Indonesia di ruang publik, dapat menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
· Tidak semua yang ada di Indonesia ialah warga negara Indonesia. Melainkan menurut Jpnn, jumlah WNA yang masuk ke Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah WNI yang keluar dari Indonesia selama 2020 ini. Apabila ruang publik dipenuhi teks bahasa Indonesia, maka akan menyulitkan WNA untuk beradaptasi.
· Masyarakat Indonesia juga perlu belajar bahasa asing terutama bahasa Inggris. Dengan bahasa Asing berada di ruang publik, maka masyarakat Indonesia pun bisa mengenali kosa kata bahasa asing. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat harus bisa menguasai bahasa asing. Misalnya petunjuk arah di transportasi, pamflet-pamflet yang menggunakan bahasa asing bisa membantu masyarakat Indonesia belajar.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah masyarakat dapat mengutamakan bahasa Indonesia namun juga diiringi dengan menguasai bahasa asing. Dengan kombinasi tersebut, maka masyarakat Indonesia bisa mencintai bahasanya sendiri namun juga tak melupakan untuk mempelajari bahasa asing. Sedangkan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Teks Debat tentang bahasa Indonesia
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah keharusan masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dalam ruang publik dibandingkan dengan bahasa asing.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
· Ruang publik adalah tempat umum yang dapat dilihat khalayak ramai. Dengan cara itu bisa menjadi cara untuk mengenalkan kosa kata bahasa Indonesia ke orang-orang yang melihatnya. Dengan orang melihat bahasa Indonesia, maka orang pun akan semakin sadar bahwa bahasa Indonesia pun penting.
· Masih banyak kosa kata bahasa Inggris yang belum diserap ke bahasa Indonesia. Hal itu perlu memerlukan waktu yang agak lama, terutama harus menggunakan pertimbangan terlebih dahulu kepada ahli bahasa barulah disebarkan kepada masyarakat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia pada ruang publik, akan lebih efisien.
· Badan Bahasa dan pemerintah mencanangkan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, maka masyarakatnya harus memiliki kepekaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, dengan menggunakan bahasa Indonesia di ruang publik, dapat menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
· Tidak semua yang ada di Indonesia ialah warga negara Indonesia. Melainkan menurut Jpnn, jumlah WNA yang masuk ke Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah WNI yang keluar dari Indonesia selama 2020 ini. Apabila ruang publik dipenuhi teks bahasa Indonesia, maka akan menyulitkan WNA untuk beradaptasi.
· Masyarakat Indonesia juga perlu belajar bahasa asing terutama bahasa Inggris. Dengan bahasa Asing berada di ruang publik, maka masyarakat Indonesia pun bisa mengenali kosa kata bahasa asing. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat harus bisa menguasai bahasa asing. Misalnya petunjuk arah di transportasi, pamflet-pamflet yang menggunakan bahasa asing bisa membantu masyarakat Indonesia belajar.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah masyarakat dapat mengutamakan bahasa Indonesia namun juga diiringi dengan menguasai bahasa asing. Dengan kombinasi tersebut, maka masyarakat Indonesia bisa mencintai bahasanya sendiri namun juga tak melupakan untuk mempelajari bahasa asing. Sedangkan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Teks Debat tentang Pendidikan
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah tentang dihilangkannya mata pelajaran mulok bahasa daerah dalam tingkat sekolah; SD, SMP, dan SMA.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
· Pelajaran mulok kurang penting bagi perkembangan IPTEK. Di era disrupsi nanti, orang-orang akan lebih berfokus kepada teknologi, sains, dan matematika. Maka dari itu, kurikulum pendidikan perlu mencanangkan hal tersebut sebagai mata pelajaran wajib, kalau perlu jam pertemuan untuk pelajaran tersebut diubah menjadi lebih banyak dibandingkan dengan palajaran mulok bahasa daerah.
· Tidak semua siswa di satu sekolah tersebut berasal dari suku atau daerah yang sama. Misalnya ada seseorang yang berasal dari suku batak, tapi ia terpaksa harus belajar bahasa Jawa hanya karena mulok dari sekolah tersebut ialah bahasa Jawa.
· Setiap jenjang pendidikan untuk mulok bahasa daerah, materi yang diajarkan tidak bervariasi dan itu-itu saja. Perlu adanya pembaharuan baik dari cara mengajar guru tersebut atau kelayakan materi.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
· Berdasarkan moto Kemendikbud Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yaitu ‘Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing’, tentunya hal tersebut tidak akan terjadi jika mulok bahasa daerah dihilangkan. Bahasa daerah akan menjadi ciri identitas dari tempat tersebut. Jika bahasa daerah pun luntur dan tidak diajarkan kepada anak-anak di jenjang sekolah, justru kebudayaan suatu daerah itu pun akan ikut luntur. Maka dari itu, sangat tidak setuju apabila pelaajran mulok bahasa daerah harus dihilangkan.
· Mulok bahasa daerah pun masih sangat erat dengan dunia pendidikan. Berdasarkan fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kreatifitas siswa, pada pelajaran bahasa daerah seringkali ada materi tentang nyanyian tradisional. Dengan mempelajari hal tersebut, justru akan meningkatkan kreatifitas siswa.
· Apabila ada siswa yang bersuku beda dengan pelajaran mulok bahasa daerah tersebut, itu dapat dijadikan sebuah pelajaran baru sehingga ia bisa menguasai bahasa daerah lain.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah penghapusan mata pelajaran mulok bahasa daerah masih perlu dipertimbangkan kembali. Karena perlu adanya persetujuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi. Sehingga, yang harus dilakukan sekarang ialah bisa pembenahan materi yang perlu dilakukan oleh dinas pendidikan masing-masing daerah dalam upaya memaksimalkan hasil yang akan dicapai untuk pelajaran tersebut.
CATATAN :
ISILAH PRESENSI SEBAGAI BUKTI KALIAN SUDAH MENGIKUTI PJJ HARI INI!
PRESENSIhttps : KLIK DI SINI