3. Isi kandungan Q.S. Abasa ayat 1-10 (Fakta)
Dalam QS. ‘Abasa: 1-10 ini, Allah Swt.. memerintahkan Nabi Saw. agar tidak berpaling dari orang yang ingin membersihkan jiwanya, membersihkan diri dari akhlak tercela, dan ingin mendapatkan pengajaran, kemudian tidak terlalu berharap kepada para pemuka Quraisy akan keislamannya, Allah lah yang akan memberikan petunjuk bagi yang dikehendaki Nya. Allah Swt.. juga memerintahkan Nabi Saw.agar tidak mengkhususkan memberi peringatan kepada seseorang, namun wajib menyampaikannya kepada siapa saja, tidak membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Sambutan yang baik kepada orang yang datang dan membutuhkan itu lebih baik dan wajib, sedangkan berpalingnya pada orang kaya yang tidak memerlukan karena tidak memiliki keinginan pada kebaikan itu tidak layak. Kewajiban kita adalah mendidik kaum muslimin, terutama bagi yang menginginkan pengetahuan dan pengajaran. Ayat-ayat diatas mengajari kita akan pentingnya kepedulian terhadap sesama muslim dan menebarkan ilmu keislaman kepada mereka. QS. ‘Abasa: 1-10 mengandung beberapa hal yang terkait dengan etika pengajaran, antara lain sebagai mu’min: (1) wajib mengenali orang yang membutuhkan bantuan, (2) memberikan pelayanan yang proporsional dan profesional, (3) pelayanan yang diberikan harus dengan niat yang ikhlas dan menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt.. Ayat-ayat di atas juga mengajarkan kita bahwa sebagai guru hendaknya: memberikan penghargaan dan pelayanan yang sama, selalu husnudzon, harus bersikap cermat dan hati-hati dalam mengambil suatu tindakan, adil, penuh kasih sayang, menjunjung tinggi kesopanan, dan lemah lembut terhadap muridnya.
3. Isi kandungan Q.S. al-Mujadilah ayat 11
Ayat ini Allah memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan yang menguatkan persaudaraan, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, antara lain dengan memberikan tempat kepada orang lain, terutama saat mencari ilmu, memberi kelapangan, usaha mencari kebajikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan hati orang lain, memberi pertolongan, dan sebagainya. Berdasarkan QS. al-Mujadilah (58): 11, para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam suatu majelis hendaknya mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majelis itu, antara lain: saling menghormati, datang pada waktunya, selalu menjaga suasana yang baik, menjaga persaudaraan, saling bertenggang rasa, bagi yang lebih dahulu datang, hendaknya memenuhi tempat di depan, bagi orang yang terlambat datang, hendaknya menerima dengan lapang. Selanjutnya dijelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi laranganNya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat, juga orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Di akhir ayat, Allah menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui secara detil semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil sesuai dengan perbuatan masing-masing.