1.HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Artinya tentang Infak Dan Sedekah Di Jalan Allah SWT
1.HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Artinya tentang Infak Dan Sedekah Di Jalan Allah SWT
2. Isi kandungan HR. Muslim dari Abu Hurairah
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa sesungguhnya para malaikat berdoa agar Allah Swt. mengganti harta orang-orang yang berinfak. Allah akan mengganti dengan kebaikan di dunia dan pahala di akhirat. Rasulullah menjelaskan bahwa para malaikat mendoakan agar Allah Swt. melaknat dengan menghancurkan atau membinasakan orang-orang yang bakhil atau kikir terhadap hartanya. Sebagai orang yang beriman, yakinlah bahwa doa para malaikat pasti dikabulkan oleh Allah. Sudah banyak contoh kejadian dalam kisah-kisah terdahulu bagaimana Allah menghancurkan orang-orang yang bakhil terhadap hartanya. Dan begitu pun sebaliknya bagaimana Allah membalas kedermawanan orang-orang yang berinfak di jalan Allah.
3. Hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam
4. Isi kandungan Hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam
Dalam hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam, Rasulullah menjelaskan bahwa “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah”, maksudnya bahwa orang yang memberi lebih baik daripada yang menerima. Namun demikian bukan berarti jika kita diberi sesuatu oleh orang lain tidak boleh menerima. Jika ada orang yang memberi hadiah maka boleh diterima. jika ada yang memberi tidak dilarang untuk menerimanya, tetapi dilarang meminta-minta. Meminta-minta dilarang keras dalam syari’at kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Rasulullah mengilustrasikan akibat meminta-minta bahwa: “Seseorang yang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.” ( HR. Bukhari – Muslim). Ini menggambarkan bahwa meminta-minta tanpa ada kepentingan yang sangat mendesak adalah suatu kehinaan yang berakibat dosa. Selain itu, dalam hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah juga menjelaskan bahwa menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan adalah harus menjadi prioritas utama dibandingkan memberi nafkah orang lain. Maka mulailah berinfak dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri lalu orang yang menjadi tanggungan kita. Berinfak untuk dirimu lebih baik daripada selainnya. Rasulullah dalam hadisnya bersabda: “Mulailah dari dirimu, bersedekahlah untuknya, jika ada sisa, maka untuk keluargamu”. (HR. Muslim). Dalam hadis yang lain Rasulullah Saw. bersabda: “ Satu dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan seorang hamba (budak), satu dinar yang engkau infakkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu, maka yang lebih besar ganjarannya ialah satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu”. (HR. Muslim). Selain itu hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah ini juga menjelaskan bahwa sedekah atau infak terbaik adalah setelah tercukupinya kebutuhan keluarga. Dan yang berhak mendapat nafkah lebih awal adalah keluarga terdekat dan orang-orang yang menjadi tanggungan. Selanjutnya dalam hadis ini juga mengabarkan bahwa Allah akan memelihara orang yang memelihara dirinya (‘iffah). Dan Allah akan mencukupkan orang yang mencukupkan kebutuhan dirinya (qana’ah). Ini terlihat dalam kalimat : “Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya." Ini bukti bahwa orang yang ikhlas menerima ketentuan bahwa rezeki itu dari Allah, maka Allah akan senantiasa menjaga dan memelihara kesuciannya. Berinfaklah, karena infak merupakan bukti dari keutamaan iman seseorang.