2. Isi kandungan HR. Muslim dari Abu Hurairah (Fakta)
Abdullah bin Taslim menjelaskan bahwa Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Swt. jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda Kata al-‘afwu (memaafkan) dalam hadis di atas artinya memaafkan perbuatan salah dan tidak menghukumnya. Sedang Arti bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf di dunia adalah dengan dia dimuliakan dan diagungkan di hati manusia, karena sifatnya yang mudah memaafkan orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Swt. Arti tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah Swt. adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub (bangga terhadap diri sendiri), dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan duniawi. Adapun arti ketinggian derajat orang yang merendahkan diri, karena Allah Swt. di dunia adalah dengan ditinggikan dan dimuliakan kedudukannya di hati manusia karena sifat tersebut, dan di akhirat dengan pahala yang agung dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.
4. Kandungan HR. Muslim dari Jabir bin Abdullah
Dalam hadis ini terdapat peringatan dari berbuat dhalim dan anjuran untuk berbuat adil. Syari’at Islam memerintahkan untuk berlaku adil, dan melarang dari berbuat dhalim. Lawan dari dhalim adalah adil. Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak-hak yang wajib. Adapun zalim yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Keadilan yang paling adil dan yang pokok adalah mengakui dan mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allâh Swt. semata, beriman kepada namanama dan sifat-sifat-Nya yang baik, serta mengikhlaskan agama dan ibadah hanya kepada Allâh Swt. Kezhaliman yang paling yaitu berbuat syirik, menyekutukan Allah Swt. Bakhil dalam bahasa arab biasa disebut dengan as syuhha. Sedang dalam istilah adalah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain. Tiga perkara yang membinasakan (yaitu) kikir (pelit) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.