Artinya:
1. demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. dan bulan apabila mengiringinya,
3. dan siang apabila menampakkannya,
4. dan malam apabila menutupinya[1579],
5. dan langit serta pembinaannya,
6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
2. Isi Kandungan Q.S. asy-Syams ayat 1-10 (fakta)
1. Tujuh Fenomena alam yang menakjubkan
Pada awal surah asy-Syams ini (ayat 1-8), Allah Swt. menunjukkan sebagian dari betapa luar biasa ciptaan-Nya: matahari, bulan, siang, malam, langit, bumi, dan jiwa manusia. Semuanya berjalan teratur dalam hukum yang telah ditentuka-Nya (sunnatullah) yaitu:
a. “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari” yakni sinarnya, yaitu waktu naiknya setelah munculnya, yakni, cahayanya dan manfaat yang bersumber darinya. Sedangkan Qatadah mengatakan: wadluhaaHaa (“Pada pagi hari”) yakni siang secara keseluruhan. Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah dengan mengatakan: “Allah bersumpah dengan matahari dan siangnya, karena sinar matahari yang paling tampak jelas adalah pada siang hari”.
b. “Dan bulan apabila mengiringinya” “Yakni mengikutinya.” yaitu, ketika matahari tenggelam, bulan muncul. Sedangkan Qatadah mengatakan: “Yakni jika mengikutinya pada malam bulan purnama, jika matahari tenggelam maka rembulan akan muncul. Ibnu Zaid mengatakan: “Bulan mengikutinya pada pertengahan pertama setiap bulan. Kemudian matahari mengikutinya, dimana bulan mendahuluinya pada pertengahan terakhir setiap bulan.”
c. “Dan siang apabila menampakkannya” yakni siang apabila terang benderang.” dengan siang ketika nampak jelas dengan cahayanya dan sinarnya dan menyingkap kegelapan.
d. “Dan malam apabila menutupinya” Yakni jika malam menutupi matahari, yaitu saat matahari terbenam sehingga seluruh ufuk menjadi gelap.
e. “Dan langit serta pembinaannya” “yaitu langit dan pembangunannya, peninggiannya yang demikian hebat yang amat sempuna indah.
f. “Dan bumi serta penghamparannya”, yakni Allah Swt. membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan seluruh makhluk untuk memanfaatkan bumi dengan berbagai seginya.
g. “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”, yakni penciptaan yang sempurna lagi tegak pada fitrah yang lurus.
h. “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya)” Yakni Allah mengenalkan dan memahamkannya tentang ketakwaan dan kebaikannya, dan kefasikan dan keburukan.
2. Sumpah Allah Swt.
Setelah Allah Swt. bersumpah dengan hal-hal (ciptaan-Nya) di atas, ayat 9 dan 10 surah asy-Syams ini menjelaskan apa yang hendak ditekankan Allah Swt. dengan sumpah-sumpah di atas, yaitu:
a. Sungguh beruntung dan akan meraih segala apa yang diharapkannya siapa yang menyucikan jiwa dan mengembangkan dirinya. Firman Allah: قدافلح من زكاها . Makna asal kata “ زكى “adalah bertambahnya kebaikan, sehingga yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah bahwa siapa saja yang berusaha untuk menyucikan, memperbaiki, dan mengisi jiwa dengan memperbanyak amalan ketaatan dan kebaikan, serta menjauhi segala keburukan, maka pastilah dia akan beruntung. Berarti bahwa beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, yakni dengan mentaati Allah Swt.,dan membersihkannya dari aklak tercela dan berbagai hal yang hina.
b. Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”) yakni mengotorinya, dengan membawa dan meletakkannya pada posisi menghinakan dan menjauhkan dari petunjuk sehingga dia berbuat maksiat dan meninggalkan ketaatan kepada Allah. Dan mungkin juga mempunyai pengertian: Dan merugilah orang-orang yang jiwanya dibuat kotor oleh-Nya. Makna asal kata “ دسا“ adalah menutupi. Orang yang bermaksiat, artinya dia telah menutupi jiwanya yang mulia dengan melakukan berbagai macam dosa, menguburnya dengan berbagai hal yang rendah dan hina, menghancurkan dan merusaknya dengan melakukan berbagai hal yang tercela, sehingga jiwanya pun menjadi jiwa yang rendah dan hina. Sehingga dengan hal itu, jiwa tersebut berhak mendapatkan kesengsaraan dan kerugian (di akhirat).
1. Q.S. Ali Imran ayat 190 dan artinya
2. Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
3. Isi kandungan QS. Ali Imran ayat 190 (Fakta)
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui Surat Ali Imran ayat 190, Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hambaNya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang yang mampu memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, mereka itulah ulul albab. Menurut Ibnu Kasir, mereka adalah orang yang memiliki akal sempurna lagi memiliki kecerdasan.
2. Artinya:
1. demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
2. dan siang apabila terang benderang,
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580],
9. serta mendustakan pahala terbaik,
10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
3. Isi kandungan Q.S. al-Lail ayat 1-11 (Fakta)
wal laili idzaa yaghsyaa (“Demi malam apabila menutupi [cahaya siang]”) yakni apabila menutupi makhluk dengan kegelapannya. Wan nahaari idzaa tajallaa (“Dan siang apabila terang benderang”) yakni dengan cahaya dan sinarnya. Wamaa khalaqadz dzakara wal untsaa (“Dan penciptaan laki-laki dan perempuan.”) inna sa’yakum lasyattaa (“Sesungguhnya usahamu memang berbeda-beda.”) yakni berbagai amal perbuatan hamba-hamba-Nya yang mereka kerjakan saling bertentangan dan juga bertolak belakang, dimana ada yang berbuat kebaikan dan ada juga yang berbuat keburukan. “Fa ammaa man a’thaa wattaqaa (“Adapun orang yang memberikan [hartanya di jalan Allah Swt.] dan bertakwa). Yakni mengeluarkan apa yang diperintahkan untuk dikeluarkan dan bertakwa kepada Allah Swt. dalam segala urusannya. Wa shaddaqa bil husnaa (“Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik.”) yakni diberi balasan atas semuanya itu. FasanuyassiruHuu lil yusraa (“Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”) Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yakni menuju kepada kebaikan.” Allah Swt. telah bersumpah, demi malam dan siang, demi penciptaan laki-laki dan perempuan, Allah Swt. menjanjikan balasan yang terbaik berupa pahala dan surga diakhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang akan menghantarkan-nya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar bersedekah dan bertaqwa kepada-Nya, serta membenarkan dan yakin akan adanya pahala yang terbaik baginya.
Isi kandungan QS. al-Lail (92): 8 – 11 (Fakta)
Islam sangat membenci sifat bakhil. Karena sifat bakhil salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan. Akan menimpakan berbagai keburukan, kesesatan, dan memasukkannya ke dalam neraka Padahal karakter orang yang beriman adalah siap berkorban dengan apa saja demi islam dan Allah Swt.