Paskah
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati
Paskah adalah hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari kematian, yang ditandai dengan kubur kosong. Paskah jatuh pada Hari Pertama dalam Arab ‘Akhad’, Ibrani Ekhad (Kejadian 1:5; Matius 28:1; Markus 16:2; Lukas 24:1; Yohanes 20:1). Hari Pertama adalah Hari Minggu. Kata ‘Minggu’ berasal bahasa Portugis (Dominggu(s) dan Latin Dominus, yang berarti ‘Tu(h)an’. Karena itu Hari Minggu adalah hari Tuhan (Wahyu 1:10).
Paskah adalah hari raya utama dalam Kekristenan karena merupakan titik tolak iman orang percaya sebagaimana ditegaskan oleh Rasul Paulus:
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga iman kamu.” (1 Korintus 15:14)
Karena itu, Hari Paskah (termasuk malamnya) merupakan perayaan yang meriah dalam tahun gereja di mana semua doa dan harapan orang Kristen diwujudkan dalam kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Kebangkitan Kristus dipandang sebagai bukti kekuasaan Allah atas maut dan dosa di mana manusia mendapatkan harapan akan kebangkitan orang percaya (I Tesalonika 4:14). Hal ini menandai penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias yang menderita, mati, dan bangkit.
Dalam Perjanjian Lama, Paskah merupakan peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir (Keluaran 12). Inti dari perayaan ini adalah pengorbanan domba Paskah dan penandaan tiang pintu dengan darah anak domba sehingga malaikat maut akan "melewati" (dalam Ibrani 'Pesach', bahasa Inggris 'Pass') rumah mereka. Paskah dalam hal ini merupakan bayangan kematian dan kebangkitan Kristus. Perjamuan malam (Matius 26:21-29, Markus 14:22-24, Lukas 22:19-20) yang dilakukan Yesus menghubungkan penderitaan Yesus secara langsung dengan Paskah dalam Keluaran 12. Dalam perjamuan itu, Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai tanda penggenapan, Ia berkata “tubuh-Ku” (roti) dan “darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang” (anggur). Roti yang dipecahkan menandakan pengorbanan Kristus (Anak Domba yang disembelih - 1 Petrus 1:18-19) dan anggur menandakan “darah” (darah anak domba) yang membangun hubungan baru antara Allah dan manusia—yang tidak didasarkan pada Hukum Taurat, tetapi pada kasih karunia—melalui iman. Dalam kaitannya dengan peristiwa pembebasan di Mesir, Yesus disebut sebagai "Anak Domba Allah" (Yohanes 1:29; 1 Petrus 1:18-19).
Dalam gereja mula-mula, sempat terjadi perbedaan dalam penentuan waktu perayaan Paskah antara kelompok Asia Kecil (yang merayakan pada 14 Nisan menurut kalender Yahudi, dikenal sebagai Quartodeciman) dan gereja Barat (yang merayakan pada hari Minggu berikutnya). Perbedaan ini memunculkan Kontroversi Quartodeciman pada abad ke-2, yang baru diselesaikan pada Konsili Nicea I (325 M), yang menetapkan bahwa Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pasca ekuinoks musim semi (21 Maret). Sejak saat itu, Paskah menjadi puncak liturgi gereja, lengkap dengan masa persiapan (Prapaskah), perayaan Malam Paskah (Vigili), dan sakramen baptisan bagi katekumen.
Dalam tulisan para Bapa Gereja (patristik), Paskah mendapat perhatian khusus sebagai perayaan yang menyatukan sejarah keselamatan, misteri Kristus, dan kehidupan gereja. Sumber mula-mula perayaan Paskah terdapat pada tulisan Melito dari Sardis (100-180 M) yang menulis khotbah berjudul Peri Pascha (Tentang Paskah) yang menggambarkan Kristus sebagai 'Anak Domba Sejati'. Ireneus dari Lyon (125-202 M) menegaskan bahwa kebangkitan Kristus adalah bagian dari rekapitulasi (anakephalaiosis) seluruh sejarah manusia dalam rencana keselamatan Allah. Origenes dari Alexandria (185-253 M) menafsirkan Paskah secara spiritual sebagai peralihan jiwa dari dosa menuju hidup baru, dan Tertulianus (155-230 M) mengaitkannya erat dengan baptisan sebagai paskah pribadi orang percaya. Gregorius dari Nazianzus (329-389 M) dalam Oration 45 mengenai Khotbah Paskah, menekankan Paskah sebagai pengalaman hidup dalam kebangkitan, dan Agustinus dari Hippo (354-430 M) menafsirkan Paskah sebagai kemenangan cinta dan rahmat Allah yang melahirkan Gereja. Tema-tema umum dalam tulisan patristik mencakup tipologi Perjanjian Lama, penebusan melalui salib, kemenangan Kristus atas maut, dan partisipasi umat dalam kebangkitan melalui sakramen. Dari aspek sejarah, liturgi, dan teologi, Paskah merupakan inti dari iman Kristen dan pusat kehidupan rohani umat sejak zaman para rasul hingga masa kini.
Bacaan
BACAAN LEKSIONARI HARI PASKAH I
Perjanjian Lama
Keluaran 12:1-13, 21-27
Surat-surat
I Korintus 5:6b-b atau Kolose 3:1-11
. . . (menyanyikan Haleluya) . . .
Injil-injil
Markus 16:1-7 atau Yohanes 20:1-10
. . . (Terpujilah Kristus!; menyanyikan Selamanya. Amin.) . . .
BACAAN LEKSIONARI HARI PASKAH II
Perjanjian Lama
Yesaya 25:6-9 atau Yehezkiel 37:1-14
Surat-surat
Kisah Para Rasul 10:34-43
Injil-injil
Luas 24:13-35
Warna liturgi masa Paskah adalah putih yang menyimbolkan sukacita iman atas kebangkitan Kristus.
Salib dan Bunga Bakung
Simbol Liturgi pada Kain Mimbar dan Stola
Salib menjadi simbol yang sebelumnya tanda penghinaan menjadi tanda kemenangan melalui kebangkitan Kristus.
Bunga Bakung atau Lily digunakan sebagai simbol karena Kristus sendiri memakai simbol ini untuk menyatakan kemuliaan pekerjaan Allah (Matius 6:28-30). Bunga yang sedang mekar mau menunjukkan akan kesucian, pemurnian, kelahiran kembali, awal dan harapan baru serta kekuatan baru yang merekah dari kuncup yang sebelumnya tertutup.
Benih yang Bekecambah
Simbol Liturgi pada Stola
Benih yang berkecambah menjadi lambang kebangkitan dari kubur yang gelap, memberikan sebuah harapan baru dan kekuatan baru dalam keberlangsungan hidup orang percaya.
Warna Kuning menyimbolkan kemuliaan Kristus yang telah bangkit mengalahkan maut.
Lambang/simbol ini mengungkapkan pengakuan iman GMIM bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN yang sudah bangkit sebagai tanda kemenangan atas kuasa maut dan dosa.
Referensi
Augustine of Hippo. (2003). Sermons (230–272): Easter Season (J. E. Rotelle, Ed.). New City Press.
Ferguson, E. (2003). Church History: Volume One – From Christ to the Pre-Reformation. Zondervan Academic.
GMIM. (2014, June 13). Perayaan Hari Paskah dan Minggu-minggu Paskah. Retrieved from Sinode GMIM: https://www.gmim.or.id/perayaan-hari-paskah-dan-minggu-minggu-paskah/
GMIM. (2023). Keputusan BPMS GMIM tentang Atribut dan Ibadah. Sinode GMIM
Gonzalez, J. L. (2010). The Story of Christianity: Volume 1 - The Early Church to the Dawn of the Reformation (Revised and Updated). HarperOne.
Indonesia, Persekutuan Gereja Gereja di. (2022). BAKI 2023 - BUKU Almanak Kristen Indonesia 2023. Jakarta: Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja.
Kelly, J. N. D. (1978). Early Christian Doctrines (Revised ed.). HarperOne.
Komisis Teologi GPIB Paulus. (2023). Tahun Gerejawi. In Warta Jemaat 9-15 April (pp. 3-4). Jakarta: GPIB Paulus.
McGowan, A. (2004). Ascetic Eucharists: Food and Drink in Early Christian Ritual Meals. Oxford University Press.
Melito of Sardis. (2011). On the Pascha and Fragments (A. Louth, Trans.). St. Vladimir’s Seminary Press. (Original work c. 160 CE)
Origen. (1998). Homilies on Leviticus (G. W. Barkley, Trans.). Catholic University of America Press.
Pelikan, J. (1971). The Christian Tradition: A History of the Development of Doctrine, Volume 1 – The Emergence of the Catholic Tradition (100–600). University of Chicago Press.
Schaff, P. (Ed.). (1885). Nicene and Post-Nicene Fathers: Second Series (Vol. 7–14). Christian Literature Publishing Co.
Tertullian. (1885). On Baptism. In A. Roberts & J. Donaldson (Eds.), Ante-Nicene Fathers (Vol. 3). Christian Literature Publishing Co.
The Calvin Institute of Christian Worship. (2004). Easter. In The Worship Source Book (pp. 625-654). Michigan: Baker Book House Co.
The Editors of Ecyclopaedia Britannica. (n.d.). Easter. Retrieved from Britannica: https://www.britannica.com/topic/Easter-holiday/Liturgical-observances
Vanderbilt Divinity Library. (n.d.). Liturgical Colors. Retrieved from the Revised Common Lectionary: https://lectionary.library.vanderbilt.edu/liturgical-colors.php
White, J. F. (2000). Introduction to Christian Worship (3rd ed.). Abingdon Press.
GMIM Riedel Wawalintouan - Wilayah Tondano II
Kecamatan Tondano Barat, Kabuaten Minahasa, Sulawesi Utara 95616
Telepon (0431) 322490