Pertemuan 2
B. Perkembangan Islam di Afrika
B. Perkembangan Islam di Afrika
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat belajar di beranda SKI anak anak yang saya cintai dan saya banggakan...
Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah SWT ... Aamiin YRA
Pada pertemuan kedua ini kalian akan mempelajari materi tentang :
BAB VI : PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA AFRIKA
B. Perkembangan Islam di Afrika
1. Mesir
2. Aljazair
3. Sudan
4. Mauritania
5. Somalia
6. Chad
7. Afrika Selatan
E-PRESENSI Mapel SKI Kelas XII : Klik Di Sini Wajib di isi sebagai bukti kehadiran !
Baca dan Pelajari Materi BAB 6 Pertemuan 2 Berikut ini !
PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA
Berdasarkan wilayah benua Afrika terbagi beberapa Kawasan. Pertama, Wilayah Afrika Utara terdiri dari negara-negara di utara Gurun Sahara, yaitu Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Sudan dan Maroko. Kedua, Wilayah Afrika Barat meliputi daerah di selatan Gurun Sahara, hingga ke pesisir Samudera Atlantik dan Teluk Biafra. Negara di wilayah ini adalah Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ivory Coast (Pantai Gading), Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Senegal, Sierra Leone dan Togo. Ketiga, Wilayah Afrika Timur meliputi daerah di selatan Gurun Sahara, hingga ke pesisir Samudera Hindia, dan meliputi negara-negara di daerah Tanduk Afrika. Negara di wilayah ini adalah Burundi, Komoro, Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Kenya, Madagascar, Malawi, Mauritius, Rwanda, Seychelles, Somalia, South Sudan, Tanzania dan Uganda. Keempat, Afrika Tengah terdiri dari wilayah hutan hujan tropis Kongo dan sekitarnya. Wilayah Afrika Tengah meliputi negara Angola, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Republik Demokratik Kongo (Kongo-Kinshasha), Guinea Khatulistiwa, Gabon, Republik Kongo (Kongo-Brazzaville), dan negara kepulauan São Tomé and Príncipe. Kelima, Afrika selatan ini berada di ujung selatan Afrika, meliputi daerah di sekitar gurun Kalahari. Negara di wilayah ini adala Botswana, Lesotho, Namibia, Republik Africa Selatan, Swaziland, Zambia dan Zimbabwe.
Kehadiran agama Islam di Afrika tidak bisa di lepaskan dari sejarah Hijrah Rosululloh di awal kenabian. Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah Saw. memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang: 11 laki-laki dan 4 wanita) untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia). Hijrah ini dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari penyiksaan-penyiksaan dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta mendakwahkan agama Islam. Selain itu, pada sekitar tahun ke-6 Hijrah, Nabi Muhammad Saw. mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta’ah untuk menyampaikan surat dakwah (seruan masuk Islam) kepada Muqauqis (penguasa Mesir, Gubernur Romawi Timur).
Perkembangan Islam di wilayah Afrika pada masa khalifah Umar bin Khattab. Pada tahun 640 M, Islam sudah masuk ke Mesir dibawa Amru bin Ash dan berkembang ke wilayah Barqah dan Tripoli pada masa khalifah Usman bin Affan. Pada tahun 708 M pada awal pemerintahan Walid Bin Abdul Malik kepemimpinan Afrika Utara dibawah kepemimpinan Musa bin Nushair Afrika Utara mengalami perubahan social dan politik yang cukup signifikan, penyebaran dakwah Islam berhasil sangat luar biasa. Itulah sebabnya, Sebagian sejarawan menganggap Musa bin Nusair sebagai penakluk yang sesungguhnya atas Afrika Utara.
Sementara itu, Islam juga telah mencapai wilayah Afrika Barat pada masa kepemimpinan Uqbah. Wilayah sub-Sahara ini memang pernah menjadi saksi kejayaan peradaban Islam. Di wilayah yang dikenal dengan sebutan Bilad al-Sudan itu sempat berdiri dinasti-dinasti Islam. Bahkan, di kawasan Afrika Barat juga pernah berdiri perguruan tinggi berkelas dunia, Universitas Sankore.
Secara formal, Islam masuk secara besar-besaran di wilayah Afrika Barat pada masa kekuasaan Dinasti Al-Murabitun (1091-1147) dan Al-Muwahidun (1147-1228). Selama kurang Iebih 50 tahun sebelum kedatangan Islam, daerah tersebut dijajah oleh Bizantium. Para penghujung kekuasaan Bizantium di Afrika Utara Islam mulai masuk dan tersebar di Sudan termasuk di Afrika Barat yang di bawa oleh para pedagang Barber muslim.
Menurut Prof. A Rahman I Doi, seorang guru besar pada berbagai universitas di Afrika, Islam mencapai wilayah Savannah (Afrika Barat) pada abad ke-8 M. Menurutnya, ajaran Islam mulai diterima oleh Dinasti Dya'ogo dari Kerajaan Tekur pada awal 850 M. Sementara Margari Hill, sejarawan dari Stanford University, menjelaskan bahwa Islam menyebar di Afrika Barat secara bertahap dan kompleks. Ada tiga tahap perkembangan Islam di wilayah Afrika Barat yaitu tahap penahanan, pembauran dan reformasi.
Di Benua Afrika banyak negara yang penduduknya mayoritas Islam, seperti: Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Sahara Barat, Mauritania, Mali, Nigeria, Senegal, Gambia, Guinea, Somalia, dan Sudan. Sedangkan negara-negara di Benua Afrika yang minoritas Islam adalah: Zambia, Uganda, Mozambique, Kenya, Kongo, dan Afrika Selatan.
1. Mesir
Mesir juga merupakan Negara pertama di dunia yang mengakui Kedaulatan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Negara ini menganut sistem pemerintahan berbentuk Republik. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km², Mesir mencakup semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya) sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni. Mayoritas penduduk negara Mesir menganut agama Islam 90% sementara sisanya menganut agama Kristen Koptik dan katolik 10%.
Sejak zaman Rasulullah Saw. sebenarnya telah menjalin hubungan baik dengan salah satu bangsawan Afrika yaitu Gubernur Mukaukis di Mesir. Hubungan baik itu pun berlanjut saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Pada masa Umar bin Khattab, Mesir dapat dikuasai umat Islam dengan panglima Amru bin Ash berhasil menundukkan benteng Tondanisus di Ainun Syams, dan selanjutnya perjuangan diarahkan ke Iskandariyah, kota pelabuhan terbesar di Mesir. Setelah seluruh Mesir dikuasai Islam, diadakan perjanjian antara Amru bin Ash dengan Mukaukis, bahwa Mesir menjadi daerah tahklukan Islam. Dalam perkembangan selanjutnya Mesir menjadi daerah Islam dan penduduk Afrika banyak yang memeluk agama Islam.
Pada tahun 1372 H/1952 M, Muhammad Najib mengumumkan berdirinyaa Republik Mesir, yang sebelumnya bersifat monarki dan ia tampil sebagai presiden pertamanya. Muhammad Najib berhasil disingkirkan oleh Jamal Abdul Nasser yang memegang kekuasaan tahun 1373-1391 H/1953-1970 M. Selain itu, Mesir juga pernah dijajah Inggris sejak tahun 1299 H/1882 M dan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1340 H/1922 M. Pada tahun 1376 H/1956 M, Mesir menghadapi permusuhan melawan tiga kekuatan, yaitu Inggris, Prancis, dan Israel. Mesir kemudian mengumumkan kesatuannya dengan Suriah pada tahun 1378-1381 H/1958-1961 M.
Pada saat ini pemeluk agama Islam di negeri ini adalah mayoritas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 58,630,000 orang menjadikan negara ini menjadi negara dengan populasi muslim terbesar ke-7 di dunia. Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Jauhar al- Khatib as-Saqili pada tanggal 7 Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M).
Mesir juga memiliki bangunan-bangunan dengan nilai seni yang tinggi, seperti Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al-Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas Al- Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Di Mesir juga terdapat masjid-masjid yang megah dan indah, misalnya: Masjid Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar, Masjid Saleh, dan Masjid Raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M. Mesir juga biasa disebut: “Jumhuriyah Misr Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997,739 km
2. Aljazair
Republik Demokratik Rakyat Aljazair merupakan sebuah negara di pesisir Laut Tengah Afrika Utara. Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa dan luas keseluruhan 2.381. 471 km2, Aljazair merupakan negara terluas ke-10 di dunia dan terluas di Afrika, dan di Mediterania. Negara ini berbatasan dengan Tunisia di sebelah timur-laut; Libya di sebelah timur; Maroko di sebelah barat; Sahara Barat, Mauritania, dan Mali di sebelah barat-daya; Niger di sebelah tenggara; dan Laut Tengah di sebelah utara.
Sejak dahulu bangsa Barbar telah mendiami wilayah ini maka muncullah di sana sejumlah peradaban. Romawi telah menguasai wilayah ini pada tahun 146 Sebelum Masehi. Kemudian secara berturut-turut dikuasai oleh orang-orang Jerman dan Byzantium. Islam masuk ke Aljazair bersamaan dengan masuknya Islam ke Tunisia. Pada abad ke-5 H/11 M, kabilah-kabilah Bani Hilal yang berbahasa Arab telah hijrah ke sana. Penduduk asli mereka adalah orang Barbar
Dalam sejarahnya, secara berturut-turut kerajaan Islam telah berkuasa di Aljazair, mulai dari Dinasti Umayah, Dinasti Abbasiyah, Khawarij, dan Dinasti Murabitun, serta Dinasti al-Muwahhidun. Setelah itu, Aljazair berada di bawah kekuasaan Turki Usmani sejak 922 H/1516 M dan berlangsung hingga tahun 1246 H/1830 M, ketika akhirnya orang-orang Perancis berhasil menjajah wilayah ini. Sejak Aljazair dijajah Perancis, sekitar tahun 1255-1264 H/1839-1847 M, timbul gerakan perlawanan mengusir penjajah Prancis yang dipimpin seorang tokoh pejuang, Amir Abdul Qadir. Perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan dicapainya kemerdekaan Aljazair pada tahun 1382 H/1962 M setelah 130 tahun dijajah Prancis.
Presiden pertama adalah Ahmad bin Bella (1382-1385 H/1962-1965 M), lalu digulingkan oleh Kolonel Hawari Baumidin pada tahun 1385-1399 H/1965-1978 M. Setelah wafat, ia digantikan oleh Syadzali bin Jadid (1399 H/1978 M). Pada masanya terjadi krisis politik dan menyebabkan diselenggarakan pemilu pada tahun 1412 H/1992 M. Partai FIS (Front Pembebasan Islam) memenangkan pemilu putaran pertama. Tetapi militer menolak hasil pemilu sehingga terjadi kekacaun politik di negeri ini. Akhirnya, pemilu ditunda dan krisis politik terus berkepanjangan.
Situasi ini menjadikan Syadzali tersingkir dan menyerahkan kekuasaannya kepada militer. Pada tahun 1412 H/1992 M Muhammad Baudiya terpilih sebagai presiden, tetapi beberapa bulan kemudian ia terbunuh dan digantikan oleh Ali Kafi pada tahun 1414 H/1994 M, kekuasaan dipegang oleh Amin Zarwal dalam masa transisi. Ia diberi tugas untuk mempersiapkan pemilu berikutnya. Pada tahun 1416 H/1996 M, ia terpilih sebagai presiden Aljazair secara demokratis.
Sebagai sebuah negara yang mayoritas beragama Islam, Aljazair menetapkan bentuk pemerintahan adalah republik, adapun ibu kotanya adalah Al-Jir. Bahasa resminya adalah bahasa Arab dan bahasa Perancis. Penduduknya Aljazair mayoritas beragama Islam berjumlah 99 %, Kristen dan yahudi 1%.
Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam, hal itu ditandai atas semangat kehidupan beragama yang meningkat. Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27 – 31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan:
- Mendirikan “Pusat Latihan Imam” di Meftah, sebelah Utara Al-Jir.
- Membangun Universitas Teknik Ultra Modern di Oran;
- Mendirikan pusat perdagangan Ultra modern di Oran;
- Membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth
- Pembangunan masjid-masjid.
Di Aljazair juga terdapat Kementerian Agama (Wizarah as-Syu’un al-Diniyah) yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).
3. Sudan
Orang-orang Arab menyebut kawasan di selatan Gurun Sahara yang didiami kaum Sudd sebagai Sudan. Sebelum bangsa arab tiba di Sudan yang kita kenal sekarang, Kawasan ini terdiri atas suku-suku dan kerajaan-kerajaan paganism. Sudan merupakan negara terbesar di Afrika yang beribu kota di Khortum. Luas wilayah Sudan mencapai 2.505.813 km2, terletak di Timur Laut afrika sebelah selatan Mesir.
Sejarah masuknya Islam ke Sudan dimulai saat Amru bin Ash berhasil menaklukkan Mesir. Dia mengirim Abdullah bin Saad bin Abi Sarah ke negeri yang berada di putaran selatan ini. Pada tahun 31 H, Abdullah bin Sa’ad tiba di Dungalah. Mulailah kabilah-kabilah Arab ini berangkat menuju Sudan Sekitar tahun 132 H/750 M, sebanyak seribu orang Bani Umayyah melarikan diri ke Sudan, saat terjadinya penyerangan Bani Abbasiyah terhadap Penguasa Bani Umayyah.
Pada abad ke-2 H/8 M, umat Islam berhasil menguasai kerajaan-kerajaan Nasrani di Sudan, seperti Kesultanan az-Zarqa atau Kerajaan Fuwang yang beribu kota di Sinar antara tahun 911-1237 H/1505-1821 M. Kesultanan ini merupakan kerajaan Islam terbesar yang pernah berdiri di Sudan. Selain itu, ada Kerajaan Fauri dengan ibu kotanya Tarah. Pasca runtuhnya Kesultanan az-Zarqa, pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasha, Mesir pernah menguasai Sudan pada tahun 1236 H/1821 M. Akan tetapi, mereka tetap bertahan hingga berdirinya pemerintahan Mahdiyah di bawah pimpinan Muhammad Ahmad al-Mahdi (1299-1317 H/1881- 1899 M).
Perkembangan Islam di Sudan dapat diperhatikan semenjak negara ini mengumumkan kemerdekaannya pada tahun 1376 H/1956 M di bawah pimpinan Ismail Azhari, kemudian diikuti oleh pemerintahan Adullah Khalil pada 1957 M. Sesudah kudeta militer, negara ini dipimpin oleh Fariq Ibrahim Abboud tahun 1958- 1963 M. Revolusi rakyat bawah tanah dilakukan oleh rakyat yang mengakibatkan kekuasaan diambil alih oleh al-Khatmi Khalifah tahun 1965-1969 M.
Pada tahun 1389 H/1969 M terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Ja'far Numairi. la berkuasa mulai tahun 1969-1.985 yang berhasil dijatuhkan oleh revolusi rakyat. Gerakan Ikhwanul Muslimin memiliki basis kuat di Sudan. Untuk memiliki pernimpin defenitif, pada tahun 1986 M diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih presiden. Dalam pemilihan umum itu dimenangkan oleh Ahmad Mirghani. Namun demikian, kemudian terjadi kudeta militer di bawah pimpinan Umar Hasan Ahmad Basyir. Ia memenangkan pemilihan umum pada tahun 1417 H/ 1996 M dan ditetapkan sebagai presiden.
4. Mauritania
Mauritania terletak di sebelah barat Afrika. Dahulu negeri ini bernama Syinqith. Ibu kota Mauritania adalah Nouachot. Luas wilayahnya mencapai 1.030.700 km2 dengan penduduknya beragama Islam, mereka berbicara dengan bahasa Arab. Sekitar 75 % penduduk negeri ini berasal dari orang-orang asing dan sisanya berasal dari petani lokal. Mauritania menyandarkan perekonomiannya pada pertanian dan ternak, serta memproduksi barang tambang seperti besi.
Sejarah masuknya Islam ke Mauritania terdapat beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh Panglima Uqbah bin Nafi setelah berhasil menaklukkan Maroko dan memasuki Sahara, serta negerinegeri Tikrur dan Ghana. Uqbah bin Nafi dan tentara Islam sampai di perbatasan Mauritania pada tahun 60 H/679 M untuk menyebarkan agama Islam di sana. Kemudian usaha penyebaran Islam dilanjutkan oleh Musa bin Nusair pada tahun 89 H/708 M.
Sebelum Islam datang, Mauritania telah memiliki peradaban-peradaban yang dipengaruhi oleh Barat Laut Afrika. Karena itu, kehidupan mereka dipengaruhi oleh peradaban Lembah Nil dan peradaban Barcah. Dalam sejarahnya kemudian negeri ini diperintah oleh orang-orang Venecia, Romawi, dan Windal berikut orang-orang Byzantium.
Islam berkembang di Mauritania dapat ditelusuri dari pemerintahan yangbercorak kerajaan Islam. Nama Mauritania sendiri berarti "negeri kaum muslimin" sebagaimana disebutkan oleh Bangsa Eropa dan Spanyol. Negeri ini secara berturut-turut dikuasai pemerintahan al-Murabitun, al-Muwahhidun, dan Bani Hasyimiyah yang mendirikan emirat-emirat Tararazah dan Baraqinah sepanjang abad ke-15 H/17 M. Lalu, Perancis menguasai wilayah ini pada tahun 1714 M dan secara resmi menjajah pada tahun 1338 H/1920 M.
Perancis menjajah Mauritania hingga tahun 1378 H/1958, pada tahun itulah Mauritania secara resmi memproklamasikan kemerdekaaannya. Presiden pertamanya adalah Mukhtar Ould Daddah. Selanjutnya terjadi sengketa wilayah Gurun Sahara Barat antara Maroko, Mauritania, dan Aljazair, setelah wilayah itu merdeka dari Spanyol.
Pada masa kepemimpinannya, terjadi kudeta oleh militer, yakni pada tahun 1978 M dengan membentuk Comite Militaire de Salut National (CMRN) sebuah Komite Militer untuk Pembebasan Nasional di Mauritania. Sejak tahun 1980 hingga 1984 M, Kolonel Khaunah bin Haidalah berkuasa sebagai presiden menggantikan Mukhtar. Namun, ia juga dikudeta oleh militer di bawah pimpinan Kolonel Muawidin Sayyidi Ahmad Tayyi, sebagai presiden negeri ini pada tahun 1404 H/1984 M. Dia terpilih kembali pada tahun 1413 H/1992 M sebagai presiden di Mauritania.
5. Somalia
Somalia terletak di ujung Afrika berada di perairan Samudera India dan Afrika Timur. Ibu kota Somalia adalah Mogadishu. Luas wilayah negeri ini mencapai 637.657 kmz dengan jumlah penduduk mencapai 99% pemeluk agama Islam.
Islam masuk dan tersebar di Somalia melalui hijrahnya orang-orang Arab dari wilayah Amman, Hadramaut, dan Yaman. Selain itu, Islam juga tersebar melalui jalur hubungan perdagangan yang tidak pernah putus sepanjang sejarah antara negeri Arab dengan Afrika Timur. Di negeri ini Islam terus berkembang sepanjang abad ke- 4 dan abad ke-5 H secara damai melalui perantara kabilah-kabilah yang datang dari Ihsa'. Kerajaan Islam pertama di Somalia adalah Kerajaan Iffah yang diserang oleh orang-orang Ayyubiyah pada abad ke-8 H/ 14 M.
Pascaruntuhnya Kerajaan Iffah atas serangan orang-orang Ayyubiyah, kaum muslimin mendirikan kerajaan Adaal. Perselisihan dan peperangan terus berlangsung antara orang-orang Somalia dengan Ayyubiyah sampai Inggris dan Italia menjajahnegeri ini pada tahun 1355 H/ 1936 M. Negara ini merdeka pada tahun 1380 H/1960 M, Abdullah Usman menjadi presiden pertama di republik ini. Pada tahun 1389 H/1969 M terjadi kudeta militer di bawah pimpinan Muhammad Said Bari.
Muhammad Said Bari saat menjadi presiden membentuk sistem kepartaian baru lewat kediktatorannya. Namun, partai yang dibentuknya itu kalah pada tahun 1412 H/1991 M, lalu terpilihlah Ali Mandi sebagai presiden pemerintahan transisi. Pemimpin lokal bernama Muhammad Farah Aidid menolak pemerintahan transisi itu, sehingga terjadi konflik bersenjata dan perang saudara di negeri ini.
Terjadinya perang saudara menyebabkan kekosongan tanpa pemerintahan pusat. Kelompok-kelompok bersenjata yang saling bertikai tersebut menguasai wilayah-wilayah yang berbeda. Mereka menentukan sendiri batas wilayah di negeri ini. Akibat perang saudara, rakyat Somalia berada dalam kesengsaraan yang berkepanjangan.
6. Chad
Chad terletak di sub-Sahara luas dan Afrika Barat. Ibu kota negeri ini adalah N'Djamena. Luas wilayah negeri ini mencapai 1.259.200 km2. Negeri ini termasuk salah satu negara Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Persentase jumlah umat Islam di Cahd mencapai 85% dari total penduduknya, sedangkan kaum paganis berjumlah 10%, dan umat Kristen berjumlah 5%.
Umat muslim di Chad kebanyakan berasal dari Arab, Maroko, dan Zanjiyah. Jumlah mereka yang berasal dari Arab mencapai 20% dari seluruh jumlah penduduknya. Mereka adalah kaum muslimin yang bekerja sebagai penggembala. Negara ini menyandarkan perekonmiannya pada pertanian dan peternakan.
Agama Islam masuk ke Negeri Chad melalui orang-orang Arab dan asing yang telah menetap di Kota Kanam sejak abad ke-3 H/9 M. Kanam adalah kerajaan Islam pertama di Chad dari sejak abad ke-5 sampai ke-8 H. Sesudah itu berdiri kerajaan Bajiromi, Burno, dan Wadaya pada permulaan abad ke-10 H/16 M yang membawa agama Islam ke Negeri Chad dan sekitarnya.
Pada tahun 1318-1332 H/1887-1913 bangsa Perancis datang ke Chad yang sedang bertikai. Situasi ini dimanfaatkan Perancis sehingga mereka menjaJah bangsa Chad. Bangsa Chad baru memperoleh kemerdekaan pada tahun 1880 H/1960 M berkat perjuangan rakyat negeri ini di bawah pimpinan Tambi Libay Namun akhirnya Tambi Libay dibunuh dalam kudeta militer tahun 1396 H/1975M, kekuasaan beralih ke tangan Husein Hibri.
Pada masa pemerintahan Husein Hibri pada tahun 1408 H/1987 M, negeri ini terjadi perang dengan Libya dalam memperebutkan wilayah Aouzou. Hibri terlibat kontak senjata melawan Idris Deby, salah seorang pimpinan partai politik oposisi. Idris Deby memenangkan pertikaian tersebut dan mengambil alih kepemimpinan pada tahun 1411 H/1990 M, serta mengumumkan pengembalian sistem multi partai politk.
Konflik antara Chad dan Libya akhirnya diajukan ke sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas persoalan Aouzou dengan dalih persoalan ini adalah wewenang Uni Afrika. Kondisi dalam negeri Chad menjadi tidak stabil. Baru pada tahun 1415 H/1994 M, Mahkamah Keadilan Negara memutuskan mengembalikan wilayah Aouzou sebagai hak Chad.
7. Afrika Selatan
Negara Republik Afrika Selatan saat ini adalah sebuah negara di benua Afrika bagian selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan. Pada masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik 'apartheid', tetapi sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika. Negara ini merupakan negara dengan berbagai macam bangsa dan mempunyai 11 bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen utama berlian, emas dan platinum di dunia.
Masyarakat Afrika Selatan secara budaya menunjukkan kombinasi budaya dengan budaya luar, seperti bahasa dan sastranya. Bahasa asli Afrika telah bercampur dengan peran pendatang, terutama kolonialisme Barat. Akibat kendali oleh Orang kulit putih, hingga mereka sangat menentukan arah dan pola kebudayaan Afrika Selatan meskipun mereka minoritas secara etnis.
Pada tahun 1993 M, pemerintah melakukan pengelompokan terhadap penduduk yang terbagi dalam empat golongan: keturunan Afrika hhitam 32 juta jiwa, kulit berwarna 5 juta jiwa, keturunan India 1 juta jiwa, dan kulit putih 5 juta jiwa. Penduduk Muslim mencapai 2,5 % dari jumlah keseluruhan penduduk. Mayoritas mereka keturunan Afrika 49,8 %, kulit berwarna 47 %, keturunan India dan kulit putih 0,7 %.
Sejarah masuknya Islam di Afrika selatan dimulai kedatangan kaum Muslimin yang terbagi dalam dua kelompok. Pertama, dibawa kolonial Belanda (1652-1807 M) yang terdiri imigran seperti; budak, tahanan politik, dan pejabat kriminal dari Afrika Barat, Afrika Timur dan Asia Tenggara. Kaum Muslim pertama yang datang ke Afrika Selatan adalah mereka yang disebut sebagai Mardyckers. Orang-orang ini berasal dari Ambon, Maluku. Mereka datang ke Afrika Selatan sebagai tenaga keamanan menjaga kepentingan VOC dan orang belanda dari gangguan penduduk setempat. Sebagian dari orang-orang Mardyckers ini beragama Islam. Namun, pemerintah kolonial melarang mereka beribadah secara terbuka, dan bagi yang melanggarnya akan diancam hukuman sangat berat.
Tahun 1667 M rombongan dari Nusantara kembali datang ke Tanjung Harapan. Namun status mereka kali ini bukan lagi sebagai orang merdeka, tetapi budak Belanda. Pada tahun yang sama Tanjung Harapan kemudian ditetapkan sebagai tempat pembuangan tahanan politik. Pada 13 Mei 1667, kapal dagang bernama Poelsbroek, berangkat dari Batavia tanggal 24 Januari 1667 merapat di Tanjung Harapan. Di dalamnya terdapat tahanan politik, yang disebut Orang Cayen (orang-orang kaya dan berpengaruh). Mereka adalah bangsawan atau Ulama dari Nusantara yang melakukan berbagai perlawanan terhadap penjajahan VOC, seperti Sultan Matebe Shah dari Malaka.
Pada tanggal 2 April 1694, mendarat sebuah kapal VOC bernama Voetboeg dari Sri Lanka, terdapat 49 Tahanan politik yang dipimpin oleh Abidin Tadia Tjoesoep alias syaikh Yusuf Al-Makassari. Syaikh Yusuf Tajulkhawalti al- Makassary (w. 1699 M) adalah Muslim Melayu pertama yang datang ke wilayah ini sebagai tahanan Belanda. Ia lebih dikenal sebagai pendiri Islam di Cape pada tahun 1694 M. Selama diasingkan di Afrika Selatan, Syaikh Yusuf diisolasi di sebuah kawasan perkebunan Zandvleit, sekitar 40 Km dari cape Town. Namun kolonial Belanda sia-sia, karena Zeindvleit justru menjadi tempat perlindungan bagi para budak yang berhasil melarikan diri.
Zandvleit di bawah bimbingan Syaikh Yusuf, Komunitas Muslim pertama terbentuk di Afrika Selatan. Namun, empat tahun kemudian tanggal 23 Mei 1699, Syaikh Yusuf meninggal dunia dalam usia 73 Tahun. Jenazahnya dimakamkan di kota kecil bernama Macassar di pinggiran Cape Town. Sepeninggal Syaikh Yusuf, seluruh pengikutnya, kecuali dua orang imam dan satu putrinya dipulangkan kembali ke Nusantara dengan dua kapal De Liefde dan De Spiegel.
Selain Syekh Yusuf, tokoh lain yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Afrika Selatan adalah Tuan Guru dari Ternate yang bernama lengkap Abdullah bin Qadhi Abdus Salaam. Dia dibawa bersama tiga orang lainnya yang bernama Callie Abdol Rauf, Badroedin, dan Noro Iman. Mereka ditawan di Robben Island dengan kesalahan sebagai Bandietten Rollen, yaitu orang yang dianggap berkonspirasi dengan Inggris untuk merongrong VOC. Abdullah bin Kadi dibebaskan pada tahun 1792, setelah dua belas tahun di penjara. Dia kemudian bermukim di Dorp Street, di kawasan yang kini dikenal sebagai Bo-Kaap, Dekat pemakaman Tana Baru.
Qadhi Abdussalam (w. 1807) berhasil meletakkan pondasi masjid pertama di wilayah Cape Town tahun 1789 M. Peningkatan tajam jumlah Muslim antara 1804 dan 1834 M, Muslim mencapai sepertiga jumlah total penduduk Cape. Hal mendukung peningkatan tersebut adalah perpindahan agama, perkawinan, instituisiinstituisi perbudakan, adopsi, dan pendidikan.
Banyak Muslim berafiliasi sufi yang menjadi budaya Islam Cape, seperti tarekat Qadariyah yang pemimpinannya diyakini memiliki ‘lingkaran suci karomah’. Terdapat sufi-sufi keturunan India, misalnya Ghulam Muhammad Habibi (‘Sufi Sahib’, w.1910 M) yang telah memberi kontribusi sosial budaya yang sangat berharga. Hingga saat ini, Mausoleum Habibi di Durban telah ditetapkan sebagai sebuah monumen nasional.
Kedua, tahun 1860- 1914 M dibawa pemerintah kolonial Inggris dari India sebagai buruh dan penumpang-penumpang bebas ke Natal dan Transvaal. Sekitar 1873- 1880 M, sekelompok besar orang-orang Zanzibar ikut memasuki kawasan Afrika Selatan.
Kaum Muslim Cape dipandang sebagai sebuah komunitas yang damai dan taat hukum. Namun, ada kalanya mereka melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap merendahkan. Pada tahun 1840 M mereka menolak vaksinasi massal, tahun 1856 M mereka menentang larangan kotapraja untuk penampilan simbolisasi khalifah Islam di bawah kepemimpinan tokoh Abdul Burns (w.1898 M), perselisihan pengikut Mazhab tahun 1866, 1900 M dan sebagainya.
Kaum Muslim di Gujarat menerbitkan sebuah surat kabar mingguan religiuspolitik “al-Islam” antara 1907 dan 1910 M. Dalam mengungkapkan pemikiranpemikiran sosial-politik dan keagamaan mereka, terbit juga media Al-Qalam Durban/ Johannesburg tahun 1973 M dan Muslim News/Views Cape Town, tahun 1960-1986M.
Selama abad 20 banyak organisasi sosial budaya bermunculan. Perhimpunan Melayu Cape didirikan tahun 1920 M, tokohnya Muhammad Arshad Gemiet (w. 1935 M), dan Kongres India Afrika Selatan (1923 M) tokohnya Abdullah Kajee (w. 1946 M) dibentuk untuk memelihara kekhasan identitas etnis mereka sejalan dengan kebijakan pemerintah dan untuk berunding mengenai hak-hak tertentu mereka. Afrika Selatan mengalami perubahan sosial budaya yang dramatis selama periode 1970 dan 1980-an yang berpengaruh terhadap kaum Muslim.
Banyak literatur Timur Tengah dan Anak Benua India karya-karya Sayyid Qutb dari Mesir, Abul A’la Maududi dari Pakistan dan Ali Syariati dari Iran beredar di kalangan generasi muda Muslim, khususnya lingkungan universitas mereka. Gerakan Pemuda Muslim Afrika Selatan (MYMSA) didirikan tahun 1970 di Durban dan organisasi lainnya yang mengenalkan sejumlah pemikir-pemikir Muslim dunia lainnya.
Dewasa ini, muncul kelompok-kelompok Muslim “Charteris” yang mendukung ANC (Kongres Afrika Nasional) maupun kelompok-kelompok ‘Afrikanis’ yang mendukung PAC (Kongres Pan-Afrika). Kelompok Jam’iyat Al- Ulama’ yang netral dalam beragama. Pada tahun 1990 berlangsung konferensi Muslim Nasional yang menghasilkan Front Muslim dan rumusan Piagam Keagamaan oleh utusan Afrika Selatan untuk Konferensi Dunia tentang Agama dan Perdamaian pada 1992.
Masjid Pertama yang dibangun oleh Qadhi Abdussalam (w. 1807) di Cape Town tahun 1789 M. Setelah pembangunan masjid ini, beberapa tahun kemudian jumlah Muslim mengalami peningkatan yang pesat. Salah satu naskah Arab-Afrika Bayanuddin, ditulis oleh Syaikh Abu Bakr Affendi (w. 1880 M) seorang ulama Hanafi berbangsa Turki yang datang ke Cape tahun 1863 M. Kedatangannya atas permintaan gubernur setempat untuk menyelesaikan perselisihan-perselisihan teologis.
Saat ini Makam Syaikh Yusuf terdapat perkampungan kecil dengan penduduk sekitar 40 rumah. Di tengah perkampungan ini terdapat Masjid Nurul Imam yang berdiri megah. Masjid ini didirikan pada tahun 2005 oleh mantan wakil Presiden RI Yusuf Kalla, setelah selesai dipugar dengan bantuan dari Pemerintah RI.
TUGAS : Pelajari dan buatlah rangkuman materi BAB 8 pertemuan 2 ini secara singkat !
Catat di buku catatan kalian !
CATATAN : Pekan Depan akan saya adakan Penilaian Harian !