Pertemuan 1
PENGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA
PENGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat belajar di beranda SKI anak anak yang saya cintai dan saya banggakan...
Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah SWT ... Aamiin YRA
Pada pertemuan ini kalian akan mempelajari materi tentang :
A. Pengaruh Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
B. Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Sebelum kalian mempelajari materi pelajaran awali pembelajaran dengan membaca Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim
Selamat belajar Anak Anak....
E-PRESENSI MAPEL SKI KELAS XI : Klik Di Sini Wajib diisi sebagai bukti kehadiran !
Baca dan pelajari topik bahasan dibawah ini !
PENGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA
A. Pengaruh Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Gerakan pembaruan Islam telah berjalan melalui sejarah yang panjang. Perkembangan pembaruan Islam paling sedikit telah melewati beberapa tahapan yang berbeda. Gerakan tersebut juga menyajikan model yang berbeda. Terdapat proses perpaduan yang berkesinambungan dalam berkembangnya proses pembaruan. Gerakan pembaruan Islam di Indonesia mulai bergeliar di awal abad ke-20 M. Pengaruh gerakan Islam yang sudah berangsung di timur tengah secara perlahan memberikan pengaruhnya di Indonesia. Gagasan Pan-Islamisme yang dicetuskan oleh Sayyid Jamaluddin Al-Afghani dipahami baik oleh tokoh-tokoh gerakan pembaruan di Indonesia. Islam merupakan agama yang pertama menyeru pada perubahan, atas apa dan bagaimana perlunya perubahan secara hanif untuk menuju pada kebenaran yang hakiki, dengan mengakui adanya perubahan menuju modernisasi.
Berbagai upaya pembaruan ditempuh oleh para ulama-ulama Indonesia. Munculnya organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern. Bangsa Indonesia mulai menyusun stratergi untuk bangkit melawan penjajah. Umat Islam harus berperan aktif dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia.
B. Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Menurut Nurcholish Madjid modernisasi adalah pengertian yang identik, dengan pengertian rasionalisasi. Dan hal ini berarti proses perombakan pola berfikir dan tata kerja lama yang tidak aqliyah (rasional), dan menggantikannya dengan pola berfikir dan tata kerja baru yang aqliyah. Kegunaannya ialah untuk memperoleh daya guna dan efisiensi yang maksimal. Jadi sesuatu dapat disebut modern kalau ia bersifat rasional, ilmiah dan bersesuaian dengan hukum-hukum yang berlaku dalam alam
Di awal abad XX pemikiran pembaruan sudah mewarnai arus pemikiran gerakan Islam di Indonesia. Namun melihat dari perkembangan pembaruan di Indonesia, pembaruan di Indonesia tidak banyak dipengaruhi oleh pembaruan dari luar negeri. Hal tersebut diasumsikan bahwa pergerakan pembaruan yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran nasionalisme kebangsaan. Pembaruan dalam Islam juga diwujudkan dalam bentuk pendidikan. Pembaruan dalam pendidikan didasari argumentasi bahwa lembaga pendidikan merupakan media yang paling efektif untuk menumbuhkan gagasan-gagasan baru.
Pembaruan di Indonesia dipelopori oleh tokoh-tokoh organisasi keagamaan dan sosial, diantaranya KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama) H. Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis). Para ulama tersebut banyak belajar ilmu agama di Indonesia dan menimba ilmu di Makkah. Di antara tokoh lainnya adalah HOS Tjokroaminoto (Syarekat Islam) yang dikenal menggali inspirasi dari ide-ide pembaruan Islam dari anak benua India.
Ada beberapa jalur masuk nya ide-ide pembaruan dari luar ke Indonesia, di antaranya adalah:
1. Jalur haji dan mukim, yakni tradisi tokoh-tokoh umat Islam Indonesia yang menunaikan ibadah haji ketika itu bermukim untuk sementara waktu guna menimba dan memperdalam ilmu keagamaan atau pengetahuan lainnya. Sehingga ketika mereka kembali ke tanah air, kualitas keilmuan dan pengamalan keagamaan mereka umumnya semakin meningkat. Ide-ide baru yang mereka peroleh tak jarang kemudian juga mempengaruhi orientasi pemikiran dan dakwah mereka di tanah air. Kepulangan para ulama yang sudah pernah menimba ilmu di Makkah sangat kuat pengaruhnya di kalangan masyarakat Indonesia. Sehingga gerakan-gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para ulama yang pulang dari Makkah berkembang dengan pesat.
2. Jalur publikasi, yakni berupa jurnal atau majalah-majalah yang memuat ide-ide pembaruan Islam baik dari terbitan Mesir maupun Beirut. Wacana yang disuarakan media tersebut kemudian menarik muslim nusantara untuk menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia bahkan lokal, seperti pernah muncul jurnal al-Imam, Neracha dan Tunas Melayu di Singapura, di Sumatera Barat juga terbit al-Munir.
3. Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur Tengah. Para pemimpin gerakan pembaruan Islam awal di Indonesia hampir merata adalah alumni pendidikan Timur Tengah. Peran besar mahasiswa-mahasiswa alumni Timur Tengah sampai sekarang masih berjalan. Bisa dikatakan bahwa alumni-alumni dari Timur Tengah masih mendapatkan tempat khusus di kalangan masyarakat, khususnya kalangan akademik. Secara umum munculnya pembaruan Islam di Indonesia merupakan wujud respon terhadap kondisi bangsa Indonesia yang sedang mengalami invasi politik, kultural dan intelektual dari dunia Barat. Dalam situasi dan kondisi seperti itu muncul kesadaran nasional sebagai anak bangsa yang terjajah oleh penguasa asing dan tampaknya memicu kebersamaan untuk menempatkan prioritas nasional sebagai ujud kepeduliannya Dengan demikian berkembangnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia di tengah-tengah masyarakat, secara umum pada awal abad XX tersebut.
Corak gerakan keagamaan Islam di Indonesia dapat dibagi dengan beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Tradisionalis-konservatis, yakni mereka yang menolak kecenderungan westernisasi (pembaratan) dengan mengatasnamakan Islam yang secara pemahaman dan pengamalan melestarikan tradisi-tradisi yang bercorak lokal. Pendukung kelompok ini rata-rata dari kalangan ulama, tarekat dan penduduk pedesaan;
2. Reformis-modernis, yakni mereka menegaskan relevansi Islam untuk semua lapangan kehidupan baik privat maupun publik. Islam dipandang memiliki karakter fleksibilitas dalam berinteraksi dengan perkembangan zaman;
3. Radikal-puritan, seraya sepakat dengan klaim fleksibilitas Islam di tengah arus zaman, mereka enggan memakai kecenderungan kaum modernis dalam memanfaatkan ide-ide Barat. Mereka lebih percaya pada penafsiran yang disebutnya sebagai murni Islami. Kelompok ini juga mengkritik pemikiran dan cara-cara implementatif kaum tradisionalis. Sebagai pengayaan, menarik jika tipologi ini dikomparasikan dengan kasus gerakan Islam yang berkembang di Turki
TUGAS : Pelajari dan buatlah rangkuman materi BAB 7 pertemuan 1 ini secara singkat !
Catat di buku catatan kalian !