RANCANGAN OPTIMASI KAPASITAS BANTUAN BENCANA PADA SISTEM DISTRIBUSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) MENGGUNAKAN VBA EXCEL DASHBOARD
IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal : Rancangan Optimasi Kapasitas Bantuan Bencana Pada Sistem Distribusi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Menggunakan VBA Excel Dashboard.
Nama Jurnal : Jurnal Manajemen Logistik dan Transportasi.
Penulis : Budi Nur Siswanto, Muhammad Agung Mulyana Gunawan.
Volume dan Halaman : Volume 7 Nomor 2, Halaman 122-132
Tanggal dan Tahun : 1 Juli 2021
Reviewer : - Muhammad Arief Purnomo - Nazwa Laura Silvana - Okta Trivia Samosir - Muhamad Syahrul Gunawan
ABSTRAK
Indonesia adalah negara berisiko tinggi terhadap bencana alam, yang menyebabkan kerugian korban jiwa dan materi. Penduduk yang terkena bencana alam kesulitan memenuhi kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, air bersih, pakaian, dll. Dalam penelitian ini, kami merancang sistem aplikasi untuk memperkirakan jumlah penduduk yang terpapar dan paket bantuan bencana, karena rusaknya tempat tinggal, rumah sakit, dan fasilitas lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menghitung jumlah jiwa terpapar berdasarkan indeks risiko bencana yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Hasilnya menunjukkan jumlah jiwa terpapar dalam simulasi aplikasi Disaster Logistic System di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat saat bencana banjir adalah 40 jiwa. 772 jiwa merupakan 60% dari 67.954 jiwa penduduk. Jumlah bantuan bencana berdasarkan simulasi adalah 5.825 paket dengan kategori A. Penerapan Aplikasi Disaster Logistic System berbasis simulasi Microsoft Excel VBA berhasil menghitung jumlah jiwa yang terpapar, menentukan kategori paket bantuan bencana, memperhitungkan jumlah paket bantuan bencana, dan juga membuat perhitungan armada yang dibutuhkan. Aplikasi ini membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempercepat rencana distribusi bantuan bencana di kecamatan.
LATAR BELAKANG
Penanggulangan bencana diatur oleh UU No. 7/2008, dilaksanakan oleh BNPB/Tim Pelaksana Bantuan, melalui proses penyusunan daftar penerima manfaat, penilaian kebutuhan, penentuan volume bantuan, penyaluran bantuan, pencatatan, dan pelaporan. Proses ini bertujuan memastikan bantuan bencana tepat sasaran dan jiwa yang terpapar menerima bantuan. Namun, situasi pascabencana bisa mempersulit tugas BNPB/tim dalam penyaluran bantuan. Banyak infrastruktur dan kendaraan rusak akibat bencana. Sebagai hasilnya, penghitungan orang berisiko dan membuat daftar penerima memakan waktu lama dan sulit untuk menghitung jumlah bantuan yang akan didistribusikan. BNPB mendukung respons terhadap kebutuhan dasar korban bencana yang mendesak. Bantuan bencana harus tepat dan tepat waktu dan dalam kondisi baik saat diterima oleh korban. Makalah ini mengusulkan sistem distribusi bantuan bencana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana agar dapat menentukan jumlah jiwa yang terpapar dan bantuan yang tepat untuk masyarakat yang terkena bencana.
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam jurnal ini terbagi menjadi dua, antara lain:
Sistem Logistik Bencana adalah perencanaan, distribusi, dan penerimaan di tempat tujuan, seperti supply chain management. (Andriansyah, 2018). Supply Chain Management (SCM) bertujuan memaksimalkan keuntungan dan kepuasan konsumen. Pada bantuan bencana, fokusnya adalah memenuhi kebutuhan dasar penduduk terdampak dengan cepat dan tepat. UU No. mengatur standar bantuan pangan. Pada 2008, standar minimal adalah 400 gram beras/orang/hari atau bahan makanan pokok lainnya dan lauk pauk. Dapur umum menyediakan makanan siap saji 2 kali sehari. Pada 2008, BNPB diluncurkan untuk menentukan risiko bencana. Bantuan makanan setara 2100 Kcal diberikan. BNPB publikasikan situasi bencana lewat Indeks Kerentanan Bencana Indonesia tahun 2009. Pada tahun 2011, BNPB meluncurkan dan sejak 2013 menerbitkan Indeks Risiko Bencana Indonesia. Perubahan istilah dari 'rentan' menjadi 'berisiko' menandakan pergeseran kajiannya dalam dampak bencana. Kini, fokusnya terletak pada kerugian atau kerusakan yang berpotensi terjadi (risiko). Indikator risiko mengevaluasi tingkat bencana berdasarkan bahaya, keterpaparan, kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam merespons bencana. Penilaian risiko berdasarkan potensi kerusakan digunakan untuk menghitung pengurangan risiko bencana di suatu daerah. 1, Maret 2022, hal. 45-56) membahas tentang pentingnya manajemen logistik dan transportasi dalam dunia bisnis. Artikel ini menyoroti peran logistik dan transportasi dalam mengoptimalkan rantai pasokan perusahaan dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang sering terjadi dalam operasional logistik dan transportasi. Studi ini menunjukkan bahwa manajemen logistik dan transportasi yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan mengurangi biaya yang terkait dengan transportasi dan pergudangan. Selain itu, artikel ini juga membahas perkembangan terkini dalam teknologi transportasi dan logistik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas manajemen logistik dan transportasi. Komponen yang berubah mempengaruhi risiko bencana. (Jul 2021, hal. 124) Program/kegiatan pengurangan kerentanan atau peningkatan kapasitas dapat diukur sebagai indeks risiko bencana yang lebih rendah. Penilaian rutin terhadap indikator risiko ini dapat dipakai untuk memonitor dan mengevaluasi program penanggulangan bencana dalam waktu tertentu. IRBI dihitung dengan rumus: R = H x V x K, di mana H dihitung berdasarkan probabilitas spasial, frekuensi, dan intensitas fenomena alam seperti gempa bumi, banjir, letusan gunung api, dsb. V dihitung berdasarkan parameter sosial, budaya, ekonomi, fisik, dan lingkungan. Komponen Capacity dinilai berdasarkan tujuh prioritas: 1) Penguatan kebijakan dan sistem kelembagaan; 2) Pengkajian risiko dan perencanaan terintegrasi; 3) Pengembangan sistem informasi, pendidikan, pelatihan, dan manajemen logistik; 4) Pengelolaan tematik kawasan rawan bencana; 5) Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana; 6) Perkuatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana; 7) Pengembangan sistem pemulihan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghitung jumlah penduduk berisiko terpapar bencana berdasarkan Indikator Risiko Bencana (IRB) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Akan memperhatikan jumlah bantuan logistik bencana darurat wil. Data yang digunakan: jumlah penduduk RI tahun 2021. Penelitian ini berfokus pada estimasi bantuan logistik bencana di kecamatan seluruh Indonesia untuk membantu perencanaan distribusi bantuan logistik BNPBD. Diperlukan kajian untuk menganalisis pengelolaan alokasi bantuan logistik pada tanggap darurat di Indonesia dengan sumber data dokumentasi dan informasi relevan, menggunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui studi literatur, observasi, wawancara, dan pengumpulan data tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara dan studi lapangan. Teks ini menganalisis data dan informasi secara deskriptif dan kualitatif untuk menggambarkan kondisi di lokasi penelitian.
SIM adalah sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi untuk pengguna dengan kebutuhan yang serupa. Prototyping adalah perancangan sistem dengan cara eksperimental yang murah dan akan dievaluasi oleh pengguna. (Schell, 2008; Sukoharsono, 2008) Dengan adanya prototipe, user dapat memahami kebutuhan sistem informasi. Proses perancangan menggunakan metode prototyping meliputi:
Mendefinisikan Masalah, dalam proses ini masalah organisasi didefinisikan secara rinci untuk membuat sistem informasi yang memberikan informasi dan solusi. dalam proses ini akan dilakukan perencanaan perancangan sistem informasi agar efektif dan efisien.
Mengelompokkan Pemecahan Masalah, dalam proses ini, tahap memperoleh informasi untuk perancangan sistem informasi digunakan sebagai dasar pembuatan sistem informasi. Informasi tersebut digunakan sebagai panduan pengembangan sistem dan pengelompokkan masalah diperlukan untuk mengetahui apakah sistem informasi akan memecahkan semua masalah yang muncul atau hanya sebagian.
Membuat Sistem Dasar (Platform), proses membuat sistem dasar/ platform adalah tahap untuk membuat sistem dasar yang digunakan untuk pengembangan prototipe dan juga sebagai basis operasional sistem.
Merancang Aplikasi dengan Prototype Iteratif, Iteratif adalah proses perancangan, uji coba, dan pengembangan sistem secara berulang untuk mencapai tujuan yang tepat. Menerapkan sistem prototipe.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa Jiwa terpapar dihitung berdasarkan indeks penduduk terpapar, yang dibagi menjadi tiga kategori: 20% rendah, 40% sedang, 60% tinggi. Persentase risiko jiwa terpapar bencana di suatu kecamatan didapatkan dari jumlah penduduk yang terancam bencana. Paket bantuan bencana dihitung berdasarkan jumlah penduduk terpapar dibagi dengan kategori paket bencana yang sesuai dengan status ancaman bencana di wilayah tersebut. Jumlah penduduk terpapar dibagi kapasitas paket bantuan bencana sesuai dengan status ancaman bencana untuk Kabupaten Aceh Barat pada bencana banjir.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa 40 jiwa terpapar banjir di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat berdasarkan simulasi aplikasi Disaster Logistic System. Dari jumlah penduduk sebanyak 67.954 jiwa, 772 jiwa atau 60% adalah jumlah yang mempersingkat teks ini. Perhitungan ini berdasarkan indeks risiko bencana Kecamatan Johan Pahlawan untuk banjir tinggi, dengan persentase jiwa terpapar mencapai 60%. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah jiwa yang terpapar di kecamatan lain di Indonesia. Jumlah bantuan bencana banjir di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat adalah 5.825 paket dengan kategori Paket Bantuan Bencana A. Bantuan ini sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2008 tentang pemberian bantuan bencana. Aplikasi ini dapat menghitung jumlah bantuan bencana pada berbagai bencana seperti banjir, kekeringan, gelombang ekstrem, abrasi, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, cuaca ekstrem, dan tanah longsor di kecamatan lain di Indonesia. Aplikasi Disaster Logistic System menggunakan Microsoft Excel VBA untuk melakukan berbagai perhitungan terkait bencana. Aplikasi ini dapat menghitung jumlah jiwa yang terpapar, menentukan kategori paket bantuan bencana, menghitung jumlah paket bantuan bencana, serta menghitung armada yang dibutuhkan. Selain itu, aplikasi ini juga dapat menghitung jarak dan waktu tempuh distribusi bantuan dari BPBD Kabupaten ke kecamatan yang terdampak bencana. Aplikasi ini dapat menampilkan peta wilayah terdampak bencana, mempercepat BNPB dalam merencanakan distribusi bantuan bencana di kecamatan di Indonesia. Aplikasi Disaster Logistic System cocok untuk distribusi paket bantuan bencana.