Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu.
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur kehadirat Allah seru semesta alam. Rabb Maha Pencipta langit, bumi, beserta isinya dan semesta alam. Allah Maha Kuasa dan Penguasa semesta alam. Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tak ada seorangpun yang setara dengan Dia yang telah memberikan nikmat sehat wal afiat, jasmani, rohani, segala nikmat serta rezeki yang luas berlimpah berkah. Selawat, salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasul, Nabi teladan kita Muhammad Saw, keluarga dan sahabatnya. Karena berkah, anugerah, karunia Allah berupa cinta, kasih, sayang, hidayah, hikmah, inayah, rahmat, syafaat, taufik sehingga kita senantiasa diberikan kekuatan istikamah beragama Islam, dapat melaksanakan rukun islam, rukun iman, beriman (mukmin), bertakwa, tawakal, sabar serta berbuat kebaikan (muhsin), kebajikan, bersedekah maupun beramal saleh. Insyaallah, semoga keluarga kita semuanya selamat, berlimpah berkah luas rezekinya, sehat walafiat, kehendak baiknya tercapai, terlampaui, bahagia dunia dan akhirat.
Sifat-sifat asli seseseorang akan jelas diperlihatkan ketika bicara tentang ilmu pengetahuan, kebaikan, kebajikan, kebijaksanaan, ketentuan, peraturan, hukum, agama, kejujuran, keadilan, pewaris, ahli, ahli waris, harta waris, harta waris, harta waris, pembagian harta warisan, besarnya bahagia, dan atau pun peralihan hak milik karena pemindahan hak milik disebabkan hukum kewarisan, pokok-pokok hukum waris, pembagian harta warisan, masalah kalalah berdasarkan hukum Islam seringkali akal-akalan, curang, fitnah, kejahan, mengada-ada, penipuan, (ujian, cobaan) antara hubungan anggota keluarga.
Allah tidak memberikan anugerah karunia berupa keselamatan, rahmat, berkah, hikmah, hidayah, petunjuk, taufik kepada orang yang fasik, durhaka, membangkang, orang yang keluar dari ketaatan, kufur, kafir, melampaui batas, pelanggar ketentuan ketetapan peraturan hukum perintah Allah, menentang Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), membantah, mengingkari, mendustakan, memperolok-olokan ayat Allah, pendusta, pembohong, takabur, sombong, ingkar, menolak kebenaran, musyrik, syirik, munafik, zalim, konsekuensi dari perbuatan dan pilihan berdasarkan kehendaknya sendiri adalah sama dengan azab neraka jahanam, dan atau pun dengan makna, arti, frasa, sinonim berdasarkan ayat surah Al-Qur'an.
Iblis, setan, pengikutnya tidak pernah benar, selalu salah. Namun, manusia pun bisa ceroboh, keliru, khilaf, lalai, salah, bisa juga benar.
Jika setan benar-benar menggodamu dengan halus, berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahanannya). (QS. Al-A‘rāf 7:200-201).
Apabila engkau hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya ia (setan) tak memiliki pengaruh terhadap orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka. (QS. An-Naḥl 16:98-99).
Katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mu'minūn 23:97-98).
Jika setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus (untuk meninggalkan perilaku baik itu), maka berlindunglah kepada Allah ! Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Fuṣṣilat 41:36).
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq 113:1-5).
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Nas 114:1-6).
Jika pun ada yang ceroboh, keliru, khilaf, lalai, dan atau pun salah untuk dapat diadakan perubahan pembetulan dengan semangat itikad baik (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Mahapengampun, menerima permohonan ampunan, menerima tobat).
Tentang harta bersama (harta kekayaan dalam perkawinan atau syirkah) jelas, terang benderang, tegas maksud makna, artinya, benar hukumnya, tepat hukumnya, kuat hukumnya, dan dijamin kepastian hukumnya oleh negara berdasarkan pasal 35 ayat 1 UU RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama jo pasal 1 huruf f Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa pun jo pasal 96 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama jo KUH Perdata pasal 119, yang menyatakan bahwa: Sejak saat dilangsungkannya perkawinan, maka menurut hukum terjadi harta bersama menyeluruh antarà suami isteri, sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian perkawinan. Harta bersama itu, selama perkawinan berjalan, tidak boleh ditiadakan atau diubah dengan suatu persetujuan antara suami istri, dan Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa' 4:32).
Tentang harta bawaan (hadiah atau warisan) jelas, terang benderang, tegas maksud makna, artinya, benar hukumnya, tepat hukumnya, kuat hukumnya, dan dijamin kepastian hukumnya oleh negara berdasarkan pasal 35 ayat 2 UU RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah dibawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain jo pasal 87 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta bawaan masing-masing suami dan isteri dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
Pasal 171 huruf e Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazab (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.
Pasal 189 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991, yang menyatakan bahwa: Bila warisan yang akan dibagi berupa lahan pertanian yang luasnya kurang dari 2 hektar, supaya dipertahankan kesatuannya sebagaimana semula, dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama para ahli waris yang bersangkutan.
Pasal 189 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991, yang menyatakan bahwa: Bila ketentuan tersebut pada ayat (1) pasal ini tidak dimungkinkan karena di antara para ahli waris yang bersangkutan ada yang memerlukan uang, maka lahan tersebut dapat dimiliki oleh seorang atau lebih ahli waris yang dengan cara membayar harganya kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Insyaallah masalah sulit bisa lebih dimudahkan, yang mudah tidak sulit. Masih banyak pekerjaan yang wajib yang harus dikerjakan. Apa pun masalah kesulitannya, cari penyelesaiannya, selesaikan sebagaimana mestinya.
Peralihan hak milik karena pemindahan hak milik disebabkan hukum kewarisan, pokok-pokok hukum waris, pembagian harta warisan, masalah kalalah, (bukan jual beli). Insyaallah, semoga senantiasa dianugerahi karunia keselamatan, rahmat, berkah Allah yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.
Perhitungan Pembagian Harta Warisan, Besarnya Bagian, dan/atau Peralihan Hak Milik karena Pemindahan Hak Milik Disebabkan Hukum Kewarisan, Pokok-pokok Hukum Waris, Pembagian Harta Warisan, Masalah Kalalah Berdasarkan Hukum Islam:
1) Pewaris = istri, atau ibu kandung.
- Harta waris siap dibagikan (harta kekayaan dalam perkawinan berupa 1/2 harta bersama), karena 1/2 lainnya adalah hak milik suami / duda, cerai mati, bukan cerai hidup berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:32 jo UU RI No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 35 ayat 1 jo KHI pasal 1f, KHI pasal 96 ayat 1 jo KUH Perdata pasal 119.
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
ibu (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e KHI pasal 178 ayat 1),
suami (cerai mati, bukan cerai hidup, duda, ayah kandung tidak dihitung, karena dulu ahli waris berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:12 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 179, sekarang pewaris. Hak bagian duda dibagikan langsung kepada ahli waris untuk 6 anak laki-laki, 1 anak perempuan),
6 anak laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176),
1 anak perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176).
(Ingatlah !) sesungguhnya, sebenar-benarnya ayah (suami / duda, cerai mati, bukan cerai hidup) ketika masih hidup adalah ahli waris yang mempunyai hak milik dari pembagian harta warisan sebesar 1/4 dari 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau pun 1/4 x 1/2 = 1/8 dari total harta bersama. Dan mempunyai hak milik berupa harta bersama sebesar 1/2 dari total harta bersama. Maka, diketahui sisa pembagian harta warisan dari 1/2 harta bersama berupa harta waris adalah 1 - (ibu 1/6 + duda 1/4) = 1 - (2/12 + 3/12) = 1 - 5/12 = 7/12 (sisa !). Diketahui hak bagian 6 anak laki-laki 7/12 (sisa !) X 12/13 = 84/156 dari 1/2 harta bersama berupa harta waris, @ 7/12 (sisa !) X 2/13 = 14/156 dari 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau @ 14/312 dari total harta bersama. Dan hak bagian 1 anak perempuan 7/12 (sisa !) X 1/13 = 7/156 dari 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau 7/312 dari total harta bersama.
Sisa pembagian harta warisan untuk anak-anak = 1 - 1/6 (ibu) = 5/6.
Hak bagian seorang anak laki-laki 2 : 1 orang anak perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang anak perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang anak laki-laki, dan atau pun bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Asal masalah (saham) anak-anak = (6 anak laki-laki X 2) + 1 anak perempuan = 12 + 1 = 13.
Pembagian harta warisan 6 anak laki-laki sebesar 12/13, @ 2/13.
Pembagian harta warisan 1 anak perempuan sebesar 1/13.
Asal masalah (saham) = 6 (karena ada 1 bilangan pecahan, angka diambil dari penyebut), atau saham disesuaikan menjadi 6 X 13 = 78.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan (sebesar 1/2 harta bersama berupa harta waris) untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk ibu = 1/6, atau 13/78. = 1/6 X 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau 1/6 X harta waris. Atau pun 1/6 x 1/2 = 1/12 dari total harta bersama berupa harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 6 anak laki-laki = 5/6 (sisa) X 12/13 = 60/78. @ 5/6 (sisa) X 2/13 = 10/78 X 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau 10/78 X harta waris. Atau pun hak bagian ahli waris untuk 6 Anak laki-laki = 11/12 (sisa) X 12/13 = 132/156 dari total harta bersama berupa harta waris, @ 11/12 (sisa) X 2/13 = 22/156 dari total harta bersama berupa harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 1 anak perempuan = 5/6 (sisa) X 1/13. = 5/78 X 1/2 harta bersama berupa harta waris, atau 5/78 X harta waris. Atau pun 11/12 (sisa) X 1/13 = 11/156 dari total harta bersama berupa harta waris.
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= ibu + 6 anak laki-laki + 1 anak perempuan
= 1/6 + (5/6 X 12/13) + (5/6 X 1/13)
= 13/78 + 60/78 + 5/78
= 78/78
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
2) Pewaris = istri, atau ibu kandung.
Pasal 189 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991, yang menyatakan bahwa: Bila warisan yang akan dibagi berupa lahan pertanian yang luasnya kurang dari 2 hektar, supaya dipertahankan kesatuannya sebagaimana semula, dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama para ahli waris yang bersangkutan.
Pasal 189 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991, yang menyatakan bahwa: Bila ketentuan tersebut pada ayat (1) pasal ini tidak dimungkinkan karena di antara para ahli waris yang bersangkutan ada yang memerlukan uang, maka lahan tersebut dapat dimiliki oleh seorang atau lebih ahli waris yang dengan cara membayar harganya kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan bagiannya masing-masing.
- Harta waris siap dibagikan (harta bawaan istri berupa tanah, dan hasil panen pertanian yang diperoleh istri sebagai hadiah atau warisan). Jika sesungguhnya setiap hasil panen padi menghasilkan 2 ton = 2 rb kg, setahun 3 kali panen = 3 x 2 ton = 6 ton = 6 rb kg, bagi hasil dengan petani 50%, harga panen Rp.5 rb per kg. Maka diketahui 3 rb kg panen padi berupa beras per tahun X Rp.5 rb = 15 jt X 29 tahun (tahun 1996 sampai dengan 2025) = 435 jt.
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
ibu (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 178 ayat 1),
suami (cerai mati, bukan cerai hidup, duda, ayah kandung tidak dihitung, karena dulu ahli waris berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:12 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 179, sekarang pewaris. Hak bagian duda dibagikan langsung kepada ahli waris untuk 6 anak laki-laki, 1 anak perempuan),
6 anak laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176),
1 anak perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176).
(Ingatlah !) sesungguhnya, sebenar-benarnya ayah (suami / duda, cerai mati, bukan cerai hidup) ketika masih hidup adalah ahli waris yang mempunyai hak milik dari pembagian harta warisan sebesar 1/4 dari harta bawaan (hadiah atau warisan) berupa harta waris. Maka, diketahui sisa pembagian harta warisan adalah 1 - (ibu 1/6 + duda 1/4) = 1 - (2/12 + 3/12) = 1 - 5/12 = 7/12 (sisa !). Diketahui hak bagian 6 anak laki-laki 7/12 (sisa !) X 12/13 = 84/156 dari harta waris, @ 7/12 (sisa !) X 2/13 = 14/156 dari harta waris, dan hak bagian 1 anak perempuan 7/12 (sisa !) X 1/13 = 7/156 dari harta waris.
Sisa pembagian harta warisan untuk anak-anak dari total harta waris = 1 - 1/6 (ibu) = 5/6.
Hak bagian seorang anak laki-laki 2 : 1 orang anak perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang anak perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang anak laki-laki, dan atau pun bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Asal masalah (saham) anak-anak = (6 anak laki-laki X 2) + 1 anak perempuan = 12 + 1 = 13.
Pembagian harta warisan 6 anak laki-laki sebesar 12/13, @ 2/13.
Pembagian harta warisan 1 anak perempuan sebesar 1/13.
Asal masalah (saham) = 6 (karena ada 1 bilangan pecahan, angka diambil dari penyebut), atau saham disesuaikan menjadi 6 X 13 = 78.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk ibu = 1/6 dari total harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 6 anak laki-laki = 5/6 (sisa) X 12/13 = 60/78 dari total harta waris, @ 5/6 (sisa) X 2/13 = 10/78 dari total harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 1 anak perempuan = 5/6 (sisa) X 1/13 = 5/78 dari total harta waris.
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= ibu + 6 anak laki-laki + 1 anak perempuan
= 1/6 + (5/6 X 12/13) + (5/6 X 1/13)
= 13/78 + 60/78 + 5/78
= 78/78
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
3) Pewaris = ibu kandung (nenek, nini).
- Harta waris siap dibagikan = 100%.
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
3 anak laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176),
4 anak perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176). Namun, diantara 4 anak perempuan tersebut 1 anak perempuan adalah dulu ahli waris, sekarang pewaris, maka dibagikan kepada ahli waris yang terdiri dari 6 anak laki-laki (12/13 dari pembagian harta warisan sebesar 1/10, @2/13 dari pembagian harta warisan sebesar 1/10), dan 1 anak perempuan (1/13 dari pembagian harta warisan sebesar 1/10) berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176, KHI pasal 185.
Hak bagian seorang anak laki-laki 2 : 1 orang anak perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang anak perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang anak laki-laki, dan atau pun bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Asal masalah (saham) = (3 anak laki-laki X 2) + 4 anak perempuan = 6 + 4 = 10.
Pembagian harta warisan 3 anak laki-laki sebesar 6/10, @ 6/30 = 1/5.
Pembagian harta warisan 4 anak perempuan sebesar 4/10, @ 4/40 = 1/10.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk 3 anak laki-laki = 6/10, @ 6/30 = @ 1/5 X harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 4 anak perempuan = 4/10, @ 4/40 = @ 1/10 X harta waris.
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= 3 anak laki-laki + 4 anak perempuan
= 6/10 + 4/10
= 10/10
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
4) Pewaris = duda (ayah kandung).
- Harta waris siap dibagikan (pembagian harta waris sebesar 1/4, harta kekayaan dalam perkawinan berupa harta bersama, dan harta bawaan sebagai hadiah atau warisan) berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:32 jo UU RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 35 ayat 1, ayat 2 jo KHI pasal 1f, pasal 96 ayat 1, KHI pasal 171a,b,c,d,e jo KUH Perdata pasal 119).
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
6 anak laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176),
1 anak perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176).
Hak bagian seorang anak laki-laki 2 : 1 orang anak perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang anak perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang anak laki-laki, dan atau pun bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Asal masalah (saham) anak-anak = (6 anak laki-laki X 2) + 1 anak perempuan = 12 + 1 = 13.
Pembagian harta warisan 6 anak laki-laki sebesar 12/13, @ 2/13.
Pembagian harta warisan 1 anak perempuan sebesar 1/13.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan (sebesar 1/2 harta bersama berupa harta waris) untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk 6 anak laki-laki = 12/13 X harta waris, @ 2/13 X harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 1 anak perempuan = 1/13 X harta waris.
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= 6 anak laki-laki + 1 anak perempuan
= 12/13 + 1/13
= 13/13
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
5) Pewaris = ibu kandung (eyang putri, nenek).
- Harta waris siap dibagikan = 100%.
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
3 anak laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176),
3 anak perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:11 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, KHI pasal 176). Namun, diantara 3 anak perempuan tersebut 1 anak perempuan adalah pewaris kalalah, maka hak bagian kalalah dibagikan kepada ahli waris, yaitu 3 saudara laki-laki (6/8 dari pembagian harta warisan sebesar 1/9, @6/24 = 1/4 dari pembagian harta warisan sebesar 1/9), 2 saudara perempuan (2/8, @2/16 = 1/8 dari pembagian harta warisan sebesar 1/9) berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:176 jo KHI pasal 171a,b,c,d,e, jo KHI pasal 182, KHI pasal 185.
Hak bagian seorang anak laki-laki 2 : 1 orang anak perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang anak perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang anak laki-laki, dan atau pun bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Asal masalah (saham) = (3 anak laki-laki X 2) + 3 anak perempuan = 6 + 3 = 9.
Pembagian harta warisan 3 anak laki-laki sebesar 6/9, @ 6/27 = @ 2/9.
Pembagian harta warisan 3 anak perempuan sebesar 3/9, @ 3/27 = @ 1/9.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk 3 anak laki-laki = 6/9, @ 6/27 = @ 2/9 X harta waris = @ 2/9 X 2 m 500 juta = 555.555.556,-
Hak bagian ahli waris untuk 3 anak perempuan = 3/9 , @ 3/27 = @ 1/9 X harta waris =@ 1/9 X 2 m 500 juta = 277.777.778,-
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= 3 anak laki-laki + 3 anak perempuan
= 6/9 + 3/9
= 9/9
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
6) Pewaris = saudara perempuan (kalalah).
- Harta waris siap dibagikan = 1/9 (satu per sembilan) = 277.777.778,-
- Sesungguhnya diketahui ahli waris:
3 saudara laki-laki (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:176 jo 171a,b,c,d,e jo KHI pasal 182, KHI pasal 185),
2 saudara perempuan (berdasarkan QS. An-Nisa’ 4:176 jo 171a,b,c,d,e jo KHI pasal 182, KHI pasal 185).
Hak bagian seorang saudara laki-laki 2 : 1 orang saudara perempuan. Dan atau pun hak bagian seorang saudara perempuan sama dengan 1/2 hak bagian seorang saudara laki-laki, dan atau pun bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan.
Asal masalah (saham) = (3 saudara laki-laki X 2) + 2 saudara perempuan = 6 + 2 = 8.
Pembagian harta warisan 3 saudara laki-laki sebesar 6/8, @ 6/24 = 1/4.
Pembagian harta warisan 2 saudara perempuan sebesar 2/8, @ 2/16 = 1/8.
Maka diketahui pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur'an, dan atau pun perhitungan Faraid (hukum waris Islam) yang juga telah diperintahkan dengan ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), perhitungan ini memastikan bahwa semua ahli waris yang sah mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembagian harta warisan untuk ahli waris yang disebutkan adalah sebagai berikut:
Hak bagian ahli waris untuk 3 saudara laki-laki = 6/8, @ 6/24 = @ 1/4 X harta waris.
Hak bagian ahli waris untuk 2 saudara perempuan = 2/8, @ 2/16 = @ 1/8 X harta waris.
Verifikasi perhitungan pembagian harta warisan:
= 3 saudara laki-laki + 2 saudara perempuan
= 6/8 + 2/8
= 8/8
= 1 (perhitungan sudah benar karena total bagian sama dengan 1, dan mewakili seluruh harta warisan yang siap dibagikan, seluruh harta waris terbagi habis).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pokok-Pokok Hukum Waris.
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS. An-Nisa’ 4:7).
Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (QS. An-Nisa’ 4:8).
Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya). (QS. An-Nisa’ 4:9).
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. An-Nisa’ 4:10).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pembagian Harta Warisan.
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang tua, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’ 4:11).
Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Akan tetapi, jika mereka (saudara-saudara seibu itu) lebih dari seorang, mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. An-Nisa’ 4:12).
Itu adalah batas-batas (ketentuan) Allah. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar. (QS. An-Nisa’ 4:13).
Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan. (QS. An-Nisa’ 4:14).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Masalah Kalalah.
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalālah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang saudara perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya. Adapun saudara laki-lakinya mewarisi (seluruh harta saudara perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan tetapi, jika saudara perempuan itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika mereka (ahli waris itu terdiri atas) beberapa saudara laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’ 4:176).
Allah Yang Maha Pengasih telah mengajarkan Al-Qur'an. Sesungguhnya Allah yang berhak memberi petunjuk. Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya, tidak ada keraguan. Allah mensyariatkan (mewajibkan) tentang pembagian harta warisan untuk ahli waris. Ini adalah ketetapan Allah. Allah menerangkan (hukum ini) agar tidak tersesat. Benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat, hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran, orang-orang yang berakal sehat mengambil pelajaran, pelajaran bagi orang yang berpikiran sehat, sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat mengambil (menerima) pelajaran. Telah sempurna kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan (mengandung) kebenaran dan keadilan. Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Allah Mahakuasa, Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana. Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.
Bahwa berdasarkan uraian, alasan, pertimbangan, ketentuan, ketetapan, peraturan, hukum sebagai berikut ini:
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa: Negara Indonesia adalah negara hukum.
Pasal 27 ayat 1 UUD RI Tahun 1946, yang menyatakan bahwa: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pasal 28D ayat 1 UUD RI Tahun 1945, yang menyatakan bahwa: Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Pasal 28H ayat 4 UUD RI Tahun 1945, yang menyatakan bahwa: Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Pernikahan.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 154 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Tanggal 10 Juni 1991.
Kompilasi Hukum Islam. Kementerian Agama RI. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Tahun 2018 >> https://simbi.kemenag.go.id/eliterasi/storage/perpustakaan/slims/repository/b5c07c0ce34195adb3cd15ad059b33f2.pdf
Menimbang a. bahwa Alim Ulama Indonesia dalam lokakarya yang diadakan di Jakarta pada tanggal 2 sampai dengan 5 Februari 1998 telah menerima baik tiga rancangan buku Kompilasi Hukum Islam, yaitu Buku I tentang Hukum Perkawinan, Buku II tentang Hukum Kewarisan dan Buku III tentang Hukum Perwakafan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam.
Pasal 1f Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991, yang menyatakan bahwa: Harta kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.
Pasal 56 ayat 3 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam, yang menyatakan bahwa: Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua, ketiga atau keempat tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pasal 2, 3, 4, 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
Pasal 6 ayat 2d, pasal 12e, pasal 43 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama jo pasal 1 huruf f Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun jo KUH Perdata pasal 119, yang menyatakan bahwa: Sejak saat dilangsungkannya perkawinan, maka menurut hukum terjadi harta bersama menyeluruh antarà suami isteri, sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian perkawinan. Harta bersama itu, selama perkawinan berjalan, tidak boleh ditiadakan atau diubah dengan suatu persetujuan antara suami istri.
Pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah dibawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain jo pasal 87 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta bawaan masing-masing suami dan isteri dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
Pasal 65 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: Dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang baik berdasarkan hukum lama maupun berdasarkan pasal 3 ayat 2 Undang-undang ini maka berlakulah ketentuan-ketentuan berikut: b. Isteri yang kedua dan seterusnya tidak mempunyai hak atas harta bersama yang telah ada sebelum perkawinan dengan isteri kedua atau berikutnya itu terjadi jo pasal 94 KHI jo pasal 190 KHI.
Pasal 1 huruf f Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.
Pasal 85 sampai dengan 97 (harta kekayaan dalam perkawinan) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Pasal 87 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta bawaan masing-masing suami dan isteri dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
Pasal 92 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Suami atau isteri tanpa persetujuan pihak lain tidak diperbolehkan menjual atau memindahkan harta bersama.
Pasal 93 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Pertanggungjawaban terhadap hutang suami atau isteri dibebankan pada hartanya masing-masing. Dan ayat 2, yang menyatakan bahwa: Pertanggungjawaban terhadap hutang yang dilakukan untuk kepentingan keluarga, dibebankan kepada harta bersama. Dan ayat 3, yang menyatakan bahwa: Bila harta bersama tidak mencukupi, dibebankan kepada harta suami. Dan ayat 4, yang menyatakan bahwa: Bila harta suami tidak ada atau mencukupi dibebankan kepada harta isteri.
Pasal 96 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama.
Bab II Ahli Waris Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Bab III Besarnya Bahagian Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Pasal 171 huruf a Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.
Pasal 171 huruf b Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan.
Pasal 171 huruf c Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Pasal 171 huruf d Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya.
Pasal 171 huruf e Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Harta waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.
Pasal 175 ayat 1 huruf d Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Kewajiban ahli waris terhadap pewaris adalah: membagi harta warisan di antara ahli waris yang berhak.
Pasal 175 ayat 2 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya terbatas pada jumlah atau nilai harta peninggalannya.
Pasal 183 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Para ahli waris dapat bersepakat melakukan perdamaian dalam pembagian harta warisan, setelah masing-masing menyadari bagiannya.
Pasal 185 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada sipewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam pasal 173.
Pasal 188 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada ahli waris yang lain untuk melakukan pembagian harta warisan. Bila ada diantara ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian warisan.
Pasal 189 ayat 1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Bila warisan yang akan dibagi berupa lahan pertanian yang luasnya kurang dari 2 hektar, supaya dipertahankan kesatuannya sebagaimana semula, dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama para ahli waris yang bersangkutan.
Pasal 189 ayat 2 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Bila ketentuan tersebut pada ayat 1 pasal ini tidak dimungkinkan karena di antara para ahli waris yang bersangkutan ada yang memerlukan uang, maka lahan tersebut dapat dimiliki oleh seorang atau lebih ahli waris yang dengan cara membayar harganya kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Mengenai Wasiat diatur berdasarkan Bab V Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Mengenai Hibah diatur berdasarkan Bab VI Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Pasal 229 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa: Hakim dalam menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya, wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat, sehingga putusannya sesuai dengan rasa keadilan.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya >> https://jdih.atrbpn.go.id/peraturan/detail/471/peraturan-pemerintah-pengganti-undang-undang-nomor-51-tahun-1960
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional, dan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Tanah dimaksud.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Buku Pertama Orang: Bab VI Harta Bersama Menurut Undang-Undang dan Pengurusannya. Buku Kedua Barang: Bab III Hak Milik, Bab XII Pewarisan karena Kematian, Bab XIII Surat Wasiat. Buku Ketiga Perikatan: Bab V Jual Beli Pasal 1457 - 1472. Bab X Penghibahan). Pasal 1365 yang menyatakan bahwa: Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut. Pasal 1366 yang menyatakan bahwa: Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau kesembronoannya >> https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal-product/kitab-undang-undang-hukum-perdata/detail
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Buku Kedua Kejahatan, dan atau pun Pasal 167, 242 (Bab IX Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu), 263 (Bab XII Pemalsuan Surat), 277 - 280, 362 (Bab XXII Pencurian), 368 - 371 (Bab XXIII Pemerasan dan Pengancaman, 372 (Bab XXIV Pengelapan), 378 (Bab XXV Penipuan), 385, 480 (Bab XXXI Pemudahan Dalam Tindak Pidana) >> https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal-product/kitab-undang-undang-hukum-pidana/detail
Bahwa berdasarkan uraian, alasan, dan pertimbangannya jelas, terang benderang, tegas maksud maknanya, benar hukumnya, tepat hukumnya, kuat hukumnya, dan atau pun kepastian ketentuan, ketetapan, peraturan, hukumnya dijamin oleh negara melalui pemerintah, perintah negara, dan atau pun sejalan dengan ketentuan, ketetapan, perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat. (QS. Al-Fātiḥah 1:1-7).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Golongan Mukmin.
Alif Lām Mīm. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah 2:1-5).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Golongan Kafir.
Sesungguhnya orang-orang yang kufur itu sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat. (QS. Al-Baqarah 2:6-7).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Golongan Munafik QS. Al Baqarah 2:8-20.
Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang mukmin. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. (QS. Al-Baqarah 2:8-9).
Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah 2:25).
(Sementara itu,) orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah 2:39).
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itulah penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah 2:82).
Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Nabi Muhammad), dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik. (QS. Al-Baqarah 2:99).
Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah 2:155-157).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pokok-Pokok Kebajikan.
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS Al Baqarah 2:177).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,... Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS. Al-Baqarah 2:197).
Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka”. Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya. (QS. Al-Baqarah 2:201 - 202).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Alasan Allah Mengutus Para Rasul.
Manusia itu (dahulunya) umat yang satu (dalam ketauhidan). (Setelah timbul perselisihan,) lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang berselisih tentangnya, kecuali orang-orang yang telah diberi (Kitab) setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka, dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). (QS. Al-Baqarah 2:213).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tanda Bukti dalam Transaksi.
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya, lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Mintalah kesaksian dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada) sehingga jika salah seorang (saksi perempuan) lupa, yang lain mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Janganlah kamu bosan mencatatnya sampai batas waktunya, baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu pada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perniagaan tunai yang kamu jalankan di antara kamu. Maka, tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak mencatatnya. Ambillah saksi apabila kamu berjual beli dan janganlah pencatat mempersulit (atau dipersulit), begitu juga saksi. Jika kamu melakukan (yang demikian), sesungguhnya hal itu suatu kefasikan padamu. Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah 2:282).
Jika kamu dalam perjalanan, sedangkan kamu tidak mendapatkan seorang pencatat, hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Akan tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya hatinya berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah 2:283).
Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah 2:284).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pujian Allah dan Doa Orang Mukmin.
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah 2:285).
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah 2:286).
Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat,84) itulah pokok-pokok isi Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah (kekacauan dan keraguan) dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui takwilnya, kecuali Allah. Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ululalbab. (QS. Āli ‘Imrān 3:7).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Sebagian Ancaman Allah bagi Orang Kafir di Dunia dan Akhirat.
Sesungguhnya orang-orang yang kufur, tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka (untuk menyelamatkan diri) dari (azab) Allah. Mereka itulah bahan bakar api neraka. (QS. Āli ‘Imrān 3:10).
(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Oleh sebab itu, Allah menyiksa mereka karena dosa-dosanya. Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Āli ‘Imrān 3:11).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Hakikat Kehidupan Dunia dan Pahala bagi Orang Bertakwa.
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik. (QS. Āli ‘Imrān 3:14).
Katakanlah, “Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang demikian itu ?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan (untuk mereka) pasangan yang disucikan serta rida Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. Āli ‘Imrān 3:15).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kriteria Orang yang Bertakwa.
(Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar telah beriman. Maka, ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari azab neraka.” (QS. Āli ‘Imrān 3:16).
(Juga) orang-orang yang sabar, benar, taat, dan berinfak, serta memohon ampunan pada akhir malam. (QS. Āli ‘Imrān 3:17).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Keesaan Allah dan Kebenaran Islam.
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang menegakkan keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Āli ‘Imrān 3:18).
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam. Orang-orang yang telah diberi kitab tidak berselisih, kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan(-Nya). (QS. Āli ‘Imrān 3:19).
Jika mereka mendebat engkau (Nabi Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” Katakanlah kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah diberi Kitab (Taurat dan Injil) dan kepada orang-orang yang umi, “Sudahkah kamu masuk Islam ?” Jika mereka telah masuk Islam, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. Āli ‘Imrān 3:20).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Allah sebagai Pemilik Kekuasaan, Kemuliaan, dan Rezeki.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Āli ‘Imrān 3:26).
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Āli ‘Imrān 3:27).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Bukti Cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali 'Imran 3:31).
Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali 'Imran 3:32).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perintah Bertakwa dan Mempererat Hubungan Silaturahmi.
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (QS. An-Nisā' 4:1).
Berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka. Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar. (QS. An-Nisā' 4:2).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman tentang Ketentuan Dalam Bertobat Kepada Allah.
Sesungguhnya Tobat Yang Pasti Diterima Allah Itu Hanya Bagi Mereka Yang Melakukan Keburukan Karena Kebodohan, Kemudian Mereka Segera Bertobat. Merekalah Yang Allah Terima Tobatnya. Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisā' 4:17).
Tidaklah Tobat Itu (Diterima Allah), Bagi Orang-Orang Yang Melakukan Keburukan Sehingga Apabila Datang Ajal Kepada Seorang Di Antara Mereka, (Barulah) Dia Mengatakan, “Saya Benar-Benar Bertobat Sekarang.” Tidak (Pula) Bagi Orang-Orang Yang Meninggal Dunia, Sementara Mereka Di Dalam Kekufuran. Telah Kami Sediakan Azab Yang Sangat Pedih Bagi Mereka. (QS. An-Nisā' 4:18).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman, ..., (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak didalamnya. (QS. An-Nisā' 4:19).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: tentang Syariat Allah Tidak Melebihi Batas Kemampuan Manusia.
Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, menunjukkan kepadamu berbagai jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang saleh), dan menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisā' 4:26).
Allah hendak menerima tobatmu, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisā' 4:27).
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah. (QS. An-Nisā' 4:28).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Larangan Memakan Harta dengan Cara yang Batil.
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa' 4:29).
Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. An-Nisa' 4:30).
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga). (QS. An-Nisa' 4:31).
Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa' 4:32).
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya. Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, berikanlah bagian itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. An-Nisa' 4:33).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan Allah bagi orang kafir dan Orang Mukmin.
Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. An-Nisā' 4:56).
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang disucikan dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (QS. An-Nisā' 4:57).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perintah Menunaikan Amanat dan Taat Kepada Allah, Rasul, dan Ululamri.
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisā' 4:58).
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (QS. An-Nisā' 4:59).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Rasul Diutus untuk Dipatuhi.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisā' 4:64).
Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka terima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisā' 4:65).
Seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik), “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seandainya mereka melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). (QS. An-Nisā' 4:66).
Jika demikian (halnya), pasti Kami anugerahkan kepada mereka dari sisi Kami pahala yang sangat besar (QS. An-Nisā' 4:67).
dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus. (QS. An-Nisā' 4:68).
Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisā' 4:69).
Itulah karunia dari Allah. Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (QS. An-Nisā' 4:70).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Taat kepada Rasulullah dan Kebenaran Al-Qur’an.
Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara159) mereka. (QS. An-Nisā' 4:80).
Mereka (orang-orang munafik) berkata, “(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Akan tetapi, apabila mereka telah pergi darimu (Nabi Muhammad), sebagian mereka mengatur siasat pada malam hari (mengambil keputusan) berbeda dari yang telah mereka katakan. Allah mencatat siasat yang mereka atur pada malam hari itu. Berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung. (QS. An-Nisā' 4:81).
Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur’an ? Seandainya (Al-Qur’an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya. (QS. An-Nisā' 4:82).
Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan (kemenangan) atau ketakutan (kekalahan), mereka menyebarluaskannya. Padahal, seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ululamri (pemegang kekuasaan) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan ululamri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah engkau mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu). (QS. An-Nisā' 4:83).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman tentang Keharusan Tobat dari Perbuatan Dosa.
Siapa Yang Berbuat Kejahatan Atau Menganiaya Dirinya, Kemudian Memohon Ampunan Kepada Allah, Niscaya Akan Mendapati Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisā' 4:110).
Siapa Yang Berbuat Dosa Sesungguhnya Dia Mengerjakannya Untuk Merugikan Dirinya Sendiri. Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisā' 4:111).
Siapa Yang Berbuat Kesalahan Atau Dosa, Kemudian Menuduhkannya Kepada Orang Yang Tidak Bersalah, Sungguh Telah Memikul Suatu Kebohongan Dan Dosa Yang Nyata. (QS. An-Nisā' 4:112).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa' 4:115).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Keharusan Berlaku Adil.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisā' 4:135).
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh. (QS. An-Nisā' 4:136).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Orang-Orang Munafik, Kecuali Orang yang Bertobat, Bersyukur dan Beriman.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (QS. An-Nisā' 4:145).
Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang mukmin. (QS. An-Nisā' 4:146).
Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nisā' 4:147).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, (Kami mengutus) rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu (diutus). Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisā' 4:165).
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) serta menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya. (QS. An-Nisā' 4:175).
.. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (QS. Al-Ma'idah 5:44).
... Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim. (QS. Al-Ma'idah 5:45).
... Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik. (QS. Al-Ma'idah 5:47).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kewajiban Menjalankan Hukum Al Quran.
Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan. (QS. Al-Mā'idah 5:48).
Hendaklah engkau memutuskan (urusan) di antara mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Waspadailah mereka agar mereka tidak dapat memperdayakan engkau untuk meninggalkan sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya banyak dari manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Mā'idah 5:49).
Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki ? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya) ? (QS. Al-Mā'idah 5:50).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. Al-Mā'idah 5:67).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Allah Sebenar-benar Hakim.
Maka, apakah (pantas) aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (dengan penjelasan) secara terperinci ? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui (bahwa) sesungguhnya (Al-Qur’an) itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al-An‘ām 6:114).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kesempurnaan Kandungan Al-Qur'an.
Telah sempurna kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan (mengandung) kebenaran dan keadilan. Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am 6:115).
Jika engkau mengikuti (kemauan) kebanyakan orang (kafir) di bumi ini (dalam urusan agama), niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. (QS. Al-An’am 6:116).
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am 6:117).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Hak Allah Menunjuk Seseorang Menjadi Nabi.
Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman hingga diberikan kepada kami (sesuatu) seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. (QS. Al-An‘ām 6:124).
Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-An‘ām 6:125).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Islam sebagai Jalan Hidup yang Lurus.
Inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan secara rinci ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. (QS. Al-An‘ām 6:126).
Bagi mereka (disediakan) tempat yang damai (surga) di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa (amal kebajikan) yang mereka kerjakan. (QS. Al-An‘ām 6:127).
Perintah Mengamalkan Al-Qur’an dan Sanksi Mengingkarinya.
(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad), maka janganlah engkau sesak dada karenanya supaya dengan (kitab itu) engkau anggota peringatan, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A‘rāf 7:2).
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti pelindung267) selain Dia. Sedikit sekali kamu mengambil pejaran. (QS. Al-A‘rāf 7:3).
Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan. Siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari. (QS. Al-A‘rāf 7:4).
Maka, ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak lain hanyalah ucapan “Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.” (QS. Al-A‘rāf 7:5).
Pasti akan Kami tanyai umat yang kepada mereka telah diutus para rasul. Pasti akan Kami tanyai (pula) para rasul. (QS. Al-A‘rāf 7:6).
Kemudian, pasti akan Kami kabarkan (hal itu) kepada mereka berdasarkan ilmu (Kami). Sedikit pun Kami tidak pernah gaib (jauh dari mereka). (QS. Al-A‘rāf 7:7).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Timbangan Amal pada Hari Kiamat.
Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang bertung. (QS. Al-A‘rāf 7:8).
Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A‘rāf 7:9).
Sungguh, Kami benar-benar telah menempatkan kamu sekalian di bumi dan Kami sediakan di sana (bumi) penghidupannya untukmu. (Akan tetapi,) sedikit sekali kamu bersyukur (QS. Al-A‘rāf 7:10).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Balasan Bagi Orang Kafir dan Mukmin.
Sesungguhnya (bagi) orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami anggota balasan kepada orang-orang yang berbuat durhaka. (QS. Al-A‘rāf 7:40).
Bagi mereka (disediakan) alas tidur dari (api neraka) Jahanam dan di atas mereka ada selimut (dari api neraka). Demikianlah Kami anggota balasan kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-A‘rāf 7:41).
(Adapun) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-A‘rāf 7:42).
Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di bawah mereka sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.” (QS. Al-A‘rāf 7:43).
Para penghuni surga menyeru para penghuni neraka, “Sungguh, kami telah mendipati sesuatu (surga) yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah kamu telah mendapati (pula) sesuatu (azab) yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu benar ?” Mereka menjawab, “Benar.” Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, “Laknat Allah bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-A‘rāf 7:44).
(Mereka adalah) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah serta menginginkan jalan itu menjadi bengkok dan mereka itu orang-orang yang mengingkari (kehidangan) akhirat. (QS. Al-A‘rāf 7:45).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Permintaan Penghuni Neraka kepada Penghuni Surga.
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya (air dan rezeki) bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-A‘rāf 7:50).
(Mereka adalah) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai kelengahan dan permainan serta mereka telah tertipu oleh kehidupannya dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini dan karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A‘rāf 7:51).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Al-Qur’an sebagai Petunjuk dan Rahmat bagi Orang Beriman.
Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) yang telah Kami jelaskan secara terpinci atas dasar pengetahuan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A‘rāf 7:52).
Tidakkah mereka menunggu kecuali takwilnya (terwujudnya kebenaran Al-Qur'an). Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Sungguh, mereka telah merugikan diri sendiri dan telah hilang lenyap dari mereka apa pun yang dahulu mereka ada-adakan. (QS. Al-A‘rāf 7:53).
Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah! Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha Berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-A‘rāf 7:54).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Akibat Takabur dan Mendustakan Ayat-Ayat Allah.
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku). Rika mereka melihat semua tanda-tanda itu, mereka tetap tidak mau beriman padanya. Rika mereka melihat jalan kebenaran, mereka tetap tidak mau menempuhnya. (Sebaliknya,) jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya. (QS. Al-A‘rāf 7:146).
Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. Bukankah mereka (tidak) akan dibalas, kecuali (sesuai dengan) apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A‘rāf 7:147).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat serta bagi orang-orang yang beriman ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A‘rāf 7:156).
(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung. (QS. Al-A‘rāf 7:157).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Kerasulan Nabi Muhammad Bersifat Universal.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tak ada tuhan selain Dia, serta Yang menghidupkan dan mematikan. Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) nabi ummi (tidak pandai baca tulis) yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A‘rāf 7:158).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Perumpamaan Orang-Orang Yang Mendustakan Ayat-Ayat Allah.
Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat. (QS. Al-A‘rāf 7:175).
Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)-nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka, perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itu adalah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. (QS. Al-A‘rāf 7:176).
Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka hanya menzalimi diri mereka sendiri. (QS. Al-A‘rāf 7:177).
Siapa saja yang Allah beri petunjuk, dialah yang mendapat petunjuk dan siapa saja yang Allah sesatkan, merekalah orang-orang yang merugi. (QS. Al-A‘rāf 7:178).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Sifat-Sifat Penghuni Neraka.
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS. Al-A‘rāf 7:179).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Akibat dari Sikap Mendustakan Ayat-Ayat Allah.
Di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang anggota petunjuk dengan (dasar) kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil. (QS. Al-A‘rāf 7:181).
Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. (QS. Al-A‘rāf 7:182).
Aku anggota tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh. (QS. Al-A‘rāf 7:183).
Apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Nabi Muhammad) tidak gila sedikit pun ? Dia hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas. (QS. Al-A‘rāf 7:184).
Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang Allah ciptakan dan kemungkin telah makin dekatanya waktu (kebinasaan) mereka ? Lalu, berita mana lagi setelah ini yang akan mereka percayai? (QS. Al-A‘rāf 7:185).
Siapa saja yang Allah sesatkan, tak ada yang mampu memberinya petunjuk dan Dia akan membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan. (QS. Al-A‘rāf 7:186).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk yang bergerak di atas bumi dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mau mendengar dan tidak mau mengatakan kebenaran), yaitu orang-orang yang menak mengangaerti. (QS. Al-Anfāl 8:22).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Kewajiban Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya.
Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang anggota kehidupannya kepadamu! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. Al-Anfāl 8:24).
Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya. (QS. Al-Anfāl 8:25).
Ingatlah ketika kamu (umat Islam) masih (berjumlah) sedikit lagi tertindas di bumi (Makkah). (Saat itu) kamu takut bahwa orang-orang akan menculikmu, lalu Dia memberimu tempat menetap (Madinah), menjadikanmu kuat dengan pertolongan-Nya, dan memberimu rezeki yang baik agar kamu bersyukur. (QS. Al-Anfāl 8:26).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Larangan Berkhianat dan Perintah Bertakwa.
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. (QS. Al-Anfāl 8:27).
Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. (QS. Al-Anfāl 8:28).
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan anggota antara yang hak dan batil) kepadamu, menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu. Allah memiliki karunia yang besar. (QS. Al-Anfāl 8:29).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk melata dalam pandangan Allah ialah orang-orang yang kufur karena mereka tidak beriman. (Yaitu,) orang-orang yang engkau telah mengikat perjanjian dengan mereka, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya sedangkan mereka tidak bertakwa. (QS. Al-Anfāl 8:55-56).
Allah tidak anggota petunjuk kepada orang-orang yang berbuat fasik. (QS. At-Taubah 9:24).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Perilaku Buruk Kaum Munafik dan Ancaman Atasnya.
Di antara mereka (kaum munafik) ada orang-orang yang menyamakan Nabi (Muhammad) dan mengatakan, “Dia adalah telinga (yang menampung dan memercayai semua apa yang didengarnya tanpa seleksi).” Katakanlah, “(Nabi Muhammad adalah) telinga yang baik bagi kamu, dia beriman kepada Allah, memercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.” Orang-orang yang menyabiti Rasulullah bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. At-Taubah 9:61).
Mereka (orang-orang munafik) bersumpah kepadamu (kaum muslim) dengan (nama) Allah untuk membuat kamu rida, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka (raih) keridaan-Nya jika mereka adalah orang-orang beriman. (QS. At-Taubah 9:62).
Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwa siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya. Dia kekal di dalamnya. Itulah kehinaan yang besar. (QS. At-Taubah 9:63).
Orang-orang munafik khawatir jika diturunkan suatu surah yang mengungkapkan apa yang ada dalam hati mereka. Katakanlah (kepada mereka), “Olok-oloklah (Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman sesukamu). Sesungguhnya Allah pasti akan menampakkan apa yang kamu khawatirkan itu.” (QS. At-Taubah 9:64).
Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka pasti akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok ?” (QS. At-Taubah 9:65).
Tidak perlu kamu membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Rika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain), karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa. (QS.At-Taubah 9:66).
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain (adalah sama saja). Mereka menyuruh (berbuat) mungkar dan mencegah (berbuat) makruf. Mereka pun menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah 9:67).
Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka. Bagi mereka azab yang kekal. (QS. At-Taubah 9:68).
(Kamu, orang-orang munafik,) seperti orang-orang sebelummu. Mereka lebih kuat daripada kamu dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Mereka telah menikmati bagiannya dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya. Kamu memercakapkan (hal-hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. At-Taubah 9:69).
Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (kaum Lut) yang kota-kotanya dijungkirbalikkan ? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Allah tidak akan pernah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang selalu menzalimi diri sendiri. (QS. At-Taubah 9:70).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perilaku Baik Kaum Mukmin dan Balasannya.
Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah 9:71).
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, surga-surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat yang baik di surga ‘Adn. Rida Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung. (QS. At-Taubah 9:72).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Jihad Melawan Orang-Orang Kafir dan Munafik.
Wahai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah (neraka) Jahanam. (Itulah) seburuk-buruk tempat kembali. (QS. At-Taubah 9:73).
Mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Nabi Muhammad). Sungguh, mereka benar-benar telah mengucapkan perkataan kekafiran (dengan mencela Nabi Muhammad) dan (karenanya) menjadi kafir setelah berislam. Mereka menginginkan apa yang tidak dapat mereka capai. Mereka tidak mencela melainkan karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka, jika mereka bertobat, itu lebih baik bagi mereka. Jika berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat. Mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi. (QS. At-Taubah 9:74).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kemunafikan Adalah Dosa yang Tidak Diampuni Allah.
Orang-orang (munafik) yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela, (mencela) orang-orang yang tidak mendapatkan (untuk disedekahkan) selain kesanggupannya, lalu mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. At-Taubah 9:79).
(Sama saja) engkau (Nabi Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Demikian itu karena mereka kufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. At-Taubah 9:80).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Seruan Allah Agar Manusia Hidup Bahagia.
Allah menyeru (manusia) ke Dārussalām (surga) dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). (QS. Yūnus 10:25).
Bagi orang-orang yang berbuat baik (ada pahala) yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Wajah-wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula diliputi) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Yūnus 10:26).
Orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapatkan) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diliputi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung (pun) dari (azab) Allah. Wajah-wajah mereka seakan-akan ditutupi kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Yūnus 10:27).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Penyesalan Manusia di Akhirat.
Seandainya setiap orang yang berbuat zalim itu (mempunyai) apa yang ada di bumi, tentu dia menebus diri dengannya. Mereka menyembunyikan penyesalan ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Diputuskanlah (oleh Allah) di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dizalimi (sedikit pun). (QS. Yūnus 10:54).
Ketahuilah, sesungguhnya milik Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Yūnus 10:55).
Dialah yang menghidupkan dan mematikan serta hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. (QS. Yūnus 10:56).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Al Quran Penyembuh, Petunjuk, Rahmat Bagi Orang-Orang Mukmin.
Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. (QS. Yūnus 10:57).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yūnus 10:58).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (ketetapan dan janji) Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung. (QS. Yūnus 10:64).
Tidak seorang pun akan beriman, kecuali dengan izin Allah dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mau mengerti. (QS. Yūnus 10:100).
Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yūnus 10:107).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan bagi Orang yang Hanya Mencari Kehidupan Duniawi.
Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. (QS. Hūd 11:15).
Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan (di dunia), dan batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan. (QS. Hūd 11:16).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perbedaan antara Orang yang Beriman dengan yang Ingkar kepada Al-Qur’an.
Apakah orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhannya, diikuti oleh saksi dari-Nya, dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat; mereka beriman kepadanya (sama dengan orang kafir yang hanya menginginkan kehidupan dunia) ? Siapa yang mengingkarinya (Al-Qur’an) dari golongan-golongan (penentang Rasulullah), nerakalah tempat kembalinya. Oleh karena itu, janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur’an. Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) itu kebenaran dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (QS. Hūd 11:17).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan Amal Orang Kafir dan Orang Beriman.
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah ? Mereka itu akan dihadapkan kepada tuhan mereka dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap tuhan mereka.” Ketahuilah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang-orang zalim. (QS. Hūd 11:18).
(Yaitu) mereka yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Mereka itulah orang-orang yang kufur terhadap hari akhir. (QS. Hūd 11:19).
Mereka tidak mampu menghalangi (siksaan Allah) di bumi dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu akan dilipatgandakan kepada mereka (di akhirat kelak). Mereka tidak mampu mendengar (kebenaran) dan tidak dapat melihat (kekuasaan Allah). (QS. Hūd 11:20).
Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka sesuatu (sesembahan) yang selalu mereka ada-adakan. (QS. Hūd 11:21).
Tidak diragukan bahwa sesungguhnya mereka (kelak) di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi. (QS. Hūd 11:22).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Hūd 11:23).
Perumpamaan kedua golongan (kafir dan mukmin) seperti orang buta dan orang tuli dengan orang yang dapat melihat dan yang dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu ? Apakah kamu tidak mengambil Pelajaran ? (QS. Hūd 11:24).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih (dalam urusan agama), kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu. Menurut (kehendak-Nya) itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam (dengan pendurhaka) dari kalangan jin dan manusia semuanya.” (QS. Hūd 11:118-119).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Al-Qur'an adalah Kebenaran, Tetapi Kebanyakan Manusia Tidak Beriman.
Alif Lām Mīm Rā. Itulah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an). (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah kebenaran, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (QS. Ar-Ra‘d 13:1).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya (taat kepada Allah dan Rasul-Nya, disediakan) balasan yang terbaik (surga). (Sebaliknya, bagi) orang-orang yang tidak memenuhi seruan-Nya, sekiranya mereka memiliki semua yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak itu lagi, niscaya mereka akan menebus dirinya (dari azab Allah pada hari Kiamat) dengan (hartanya) itu. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan hisab (perhitungan) yang buruk, tempat kediamannya adalah (neraka) Jahanam, dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman. (QS. Ar-Ra‘d 13:18).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perbandingan antara Orang yang Tahu Kebenaran dan yang Tidak Mengetahuinya.
Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dari Tuhanmu adalah kebenaran sama dengan orang yang buta ? Hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran. (QS. Ar-Ra‘d 13:19).
(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak membatalkan perjanjian. (QS. Ar-Ra‘d 13:20).
Orang-orang yang menghubungkan apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan (seperti silaturahmi), takut kepada Tuhannya, dan takut (pula) pada hisab yang buruk. (QS. Ar-Ra‘d 13:21).
Orang-orang yang bersabar demi mencari keridaan Tuhan mereka, mendirikan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan membalas keburukan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan (yang baik). (QS. Ar-Ra‘d 13:22).
(Yaitu) surga-surga ‘Adn. Mereka memasukinya bersama orang saleh dari leluhur, pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu. (QS. Ar-Ra‘d 13:23).
(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga). (QS. Ar-Ra‘d 13:24).
Orang-orang yang melanggar perjanjian (dengan) Allah setelah diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (seperti silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itulah orang-orang yang mendapat laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Ar-Ra‘d 13:25).
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. Ar-Ra‘d 13:26).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Ciri-Ciri Orang yang Diberi Petunjuk.
Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Nabi Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya ?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk ke (jalan)-Nya bagi orang yang bertobat.” (QS. Ar-Ra‘d 13:27).
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (QS. Ar-Ra‘d 13:28).
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS. Ar-Ra‘d 13:29).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Misi Nabi Muhammad sebagai Penyampai Al-Qur’an.
Seperti (pengutusan para rasul sebelummu) itulah, Kami (juga) mengutusmu (Nabi Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” (QS. Ar-Ra‘d 13:30).
Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ar-Ra‘d 13:31).
Sungguh, para rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) benar-benar telah diolok-olok. Maka, Aku memberi tenggang waktu kepada orang-orang yang kufur itu, kemudian Aku siksa mereka. Alangkah dahsyatnya hukuman-Ku ! (QS. Ar-Ra‘d 13:32).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Gambaran Surga bagi Orang yang Bertakwa.
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedangkan tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (QS. Ar-Ra‘d 13:35).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tugas Rasul sebagai Penyampai Kebenaran.
Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepada mereka bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad). Di antara golongan-golongan itu (Yahudi dan Nasrani) ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (QS. Ar-Ra‘d 13:36).
Demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai penentu hukum yang berbahasa Arab. Sungguh, jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, niscaya engkau sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) pemelihara dari (siksa) Allah. (QS. Ar-Ra‘d 13:37).
Sungguh Kami benar-benar telah mengutus para rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak mungkin bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada ketentuannya. (QS. Ar-Ra‘d 13:38).
Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitāb (Lauhulmahfuz). (QS. Ar-Ra‘d 13:39).
Sesungguhnya jika Kami perlihatkan kepadamu (Nabi Muhammad, semasa hidupmu di dunia) sebagian (siksaan) yang Kami ancamkan kepada mereka (tentu engkau akan melihat kedahsyatannya), atau (jika) Kami wafatkan engkau (sebelum itu), sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan Kamilah yang memperhitungkan (amal mereka). (QS. Ar-Ra‘d 13:40).
Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar kepada Allah), lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya ? Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya) tanpa ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Maha Cepat perhitungan-Nya. (QS. Ar-Ra‘d 13:41).
Sungguh orang-orang sebelum mereka (kafir Makkah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang. Orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapakah tempat kesudahan (yang baik). (QS. Ar-Ra‘d 13:42).
Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.” (QS. Ar-Ra‘d 13:43).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrāhīm 14:7).
Mereka semua berkumpul (di padang Mahsyar) untuk menghadap ke hadirat Allah. Lalu, orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu. Maka, dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah sedikit saja ?” Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat sama sekali untuk melarikan diri.” (QS. Ibrāhīm 14:21).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pengakuan Setan Setelah Allah Menjatuhkan Keputusan-Nya yang Terakhir.
Setan berkata ketika urusan (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Tidak ada kekuasaan bagiku sedikit pun terhadapmu, kecuali aku (sekadar) menyerumu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh karena itu, janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menjadi penolongmu dan kamu pun tidak dapat menjadi penolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang zalim akan mendapat siksaan yang sangat pedih. (QS. Ibrāhīm 14:22).
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dengan izin Tuhannya. Penghormatan mereka di dalamnya adalah (ucapan) salam. (QS. Ibrāhīm 14:23).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS. Ibrāhīm 14:41).
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, (QS. Al-Ḥijr 15:39).
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.” (QS. Al-Ḥijr 15:40).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Ketakaburan Menjadikan Seseorang Ingkar kepada Kebenaran.
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat hatinya mengingkari (keesaan Allah). Mereka adalah orang-orang yang sombong. (QS. An-Naḥl 16:22).
Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka tampakkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS. An-Naḥl 16:23).
Apabila dikatakan kepada mereka, “Apa yang telah Tuhanmu turunkan ?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang terdahulu.” (QS. An-Naḥl 16:24).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pembuat Makar dan Kehancuran.
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara utuh dan sebagian dosa orang-orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul. (QS. An-Naḥl 16:25).
Sungguh, orang-orang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya. Maka, Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari fondasinya, lalu atapnya jatuh menimpa mereka dari atas. Azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari. (QS. An-Naḥl 16:26).
Pada hari Kiamat Dia kemudian menghinakan mereka dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman) ?” Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang-orang kafir. (QS. An-Naḥl 16:27).
(yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata), “Kami tidak pernah mengerjakan suatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab,) “Pernah ! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. An-Naḥl 16:28).
Maka, masukilah pintu-pintu (neraka) Jahanam. Kamu kekal di dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat (bagi) orang yang menyombongkan diri. (QS. An-Naḥl 16:29).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan bagi Orang yang Bertakwa.
Kemudian, dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apa yang telah Tuhanmu turunkan ?” Mereka menjawab, “Kebaikan.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Sungguh, negeri akhirat pasti lebih baik. Itulah sebaik-baik tempat (bagi) orang-orang yang bertakwa, (QS. An-Naḥl 16:30).
(yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki. Sungai-sungai mengalir di bawahnya. Di dalam (surga) itu mereka mendapat segala yang mereka inginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (QS. An-Naḥl 16:31).
(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik. Mereka (para malaikat) mengatakan, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu). Masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. An-Naḥl 16:32).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tugas Rasul sebagai Penerang Kebenaran.
Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah tagut !” Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An-Naḥl 16:36).
Jika engkau (Nabi Muhammad) berusaha keras untuk memberi mereka petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang telah Dia sesatkan dan mereka tidak mempunyai penolong. (QS. An-Naḥl 16:37).
Mereka sungguh-sungguh bersumpah dengan (nama) Allah, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Bukan demikian (justru Allah pasti akan membangkitkannya). (Yang demikian ini) adalah janji yang pasti Dia penuhi, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. An-Naḥl 16:38).
supaya Dia menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, dan supaya orang-orang yang kufur mengetahui bahwa mereka adalah para pendusta. (QS. An-Naḥl 16:39).
Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, hanya (dengan) berfirman kepadanya, “Jadilah !” Maka, jadilah sesuatu itu. (QS. An-Naḥl 16:40).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kasih Sayang Allah dan Tipu Daya Setan.
Seandainya Allah menghukum manusia karena kezaliman mereka, niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya (bumi), tetapi Dia menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka, apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat pun. (QS. An-Naḥl 16:61).
Mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya dan lidah mereka mengucapkan kebohongan bahwa sesungguhnya bagi merekalah (balasan) yang terbaik (surga). Tidak diragukan bahwa nerakalah (tempat yang layak) bagi mereka dan sesungguhnya mereka segera akan dimasukkan (ke dalamnya). (QS. An-Naḥl 16:62).
Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau (Nabi Muhammad). Akan tetapi, setan menjadikan perbuatan mereka (yang buruk) terasa indah bagi mereka sehingga ia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini (di dunia) dan bagi mereka azab yang sangat pedih (di akhirat). (QS. An-Naḥl 16:63.).
Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Nabi Muhammad), kecuali agar engkau menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Naḥl 16:64).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan. (QS. An-Naḥl 16:92).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Orang yang Tidak Memperoleh Hidayah.
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Qur’an) tidak akan Allah beri petunjuk dan bagi mereka ada azab yang sangat pedih. (QS. An-Nahl 16:104).
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Mereka itulah para pembohong. (QS. An-Nahl 16:105).
Siapa yang kufur kepada Allah setelah beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa (mengucapkan kalimat kekufuran), sedangkan hatinya tetap tenang dengan keimanannya (dia tidak berdosa). Akan tetapi, siapa yang berlapang dada untuk (menerima) kekufuran, niscaya kemurkaan Allah menimpanya dan bagi mereka ada azab yang besar. (QS. An-Nahl 16:106).
Yang demikian itu disebabkan mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. An-Nahl 16:107).
Mereka itulah orang-orang yang Allah kunci hati, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. An-Nahl 16:108).
Tidak diragukan bahwa merekalah orang-orang yang rugi di akhirat. (QS. An-Nahl 16:109).
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (adalah pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah setelah menderita cobaan. Lalu, mereka berjihad dan bersabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl 16:110).
(Ingatlah) hari (ketika) setiap orang datang untuk membela dirinya dan setiap orang disempurnakan (balasan) apa yang telah ia kerjakan dan mereka tidak dizalimi. (QS. An-Nahl 16:111).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Al-Qur'an sebagai Petunjuk ke Jalan yang Benar.
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar (QS. Al-Isrā' 17:9).
dan sesungguhnya bagi orang-orang yang tidak beriman pada akhirat telah Kami sediakan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. Al-Isrā' 17:10).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Siapa yang dianugerahi petunjuk oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya terhadap kebaikan) dialah yang mendapat petunjuk. Siapa yang Dia sesatkan, engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah (neraka) Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka. (QS. Al-Isrā' 17:97).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki (beriman), hendaklah dia beriman dan siapa yang menghendaki (kufur), biarlah dia kufur.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang zalim yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi air seperti (cairan) besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al-Kahf 18:29).
Sesungguhnya mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan baik. (QS. Al-Kahf 18:30).
Mereka itulah yang memperoleh surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal. Mereka duduk-duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah. (QS. Al-Kahf 18:31).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Akibat Tidak Mengindahkan Al Qur'an.
Sungguh, Kami telah menjelaskan segala perumpamaan dengan berbagai macam cara dan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini. Akan tetapi, manusia adalah (makhluk) yang paling banyak membantah. (QS. Al-Kahf 18:54).
Tidak ada yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan untuk memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali akan datang kepada mereka ketetapan (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datang kepada mereka azab yang nyata. (QS. Al-Kahf 18:55).
Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Akan tetapi,) orang-orang yang kufur membantah dengan (cara) yang batil agar dengan itu mereka dapat melenyapkan sesuatu yang hak (kebenaran). Mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olok. (QS. Al-Kahf 18:56).
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya ? Sesungguhnya Kami telah meletakkan penutup pada hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (meletakkan pula) sumbatan di telinga mereka. (Dengan demikian,) kendatipun engkau (Nabi Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya. (QS. Al-Kahf 18:57).
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Pemilik rahmat. Seandainya Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Akan tetapi, bagi mereka ada waktu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung selain-Nya. (QS. Al-Kahf 18:58).
(Penduduk) negeri-negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim dan telah Kami tetapkan waktu bagi kebinasaan mereka. (QS. Al-Kahf 18:59).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pahala bagi Orang yang Beriman dan Beramal Saleh.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh memperoleh surga Firdaus sebagai tempat tinggal. (QS. Al-Kahf 18:107).
Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana. (QS. Al-Kahf 18:108).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Fungsi Al-Qur'an sebagai Peringatan.
Ṭā Hā. (QS. Ṭāhā 20:1).
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi susah. (QS. Ṭāhā 20:2).
(Kami tidak menurunkannya,) kecuali sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). (QS. Ṭāhā 20:3).
(Al-Qur’an) diturunkan dari (Allah) yang telah menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (QS. Ṭāhā 20:4).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Keadilan Allah.
Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiyā' 21:47).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Aku Telah Menyampaikan Kepadamu.
Maka, jika mereka berpaling, katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku telah menyampaikan kepadamu (seluruh ajaran sehingga kita mempunyai pengetahuan) yang sama. Aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh.” (QS. Al-Anbiyā' 21:109).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tugas Pokok Rasul.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, aku hanyalah sebagai pemberi peringatan yang nyata kepadamu.” (QS. Al-Ḥajj 22:49).
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ada ampunan dan rezeki yang mulia (halal dan memuaskan). (QS. Al-Ḥajj 22:50).
Adapun orang-orang yang berusaha menentang ayat-ayat Kami dengan maksud melemahkan (kemauan untuk beriman), mereka itu adalah para penghuni (neraka) Jahim. (QS. Al-Ḥajj 22:51).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Doa yang Allah Ajarkan kepada Nabi Muhammad.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Ya Tuhanku, jika Engkau benar-benar hendak memperlihatkan kepadaku apa (azab) yang diancamkan kepada mereka, (QS. Al-Mu'minūn 23:93).
Ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku termasuk kaum yang zalim.” (QS. Al-Mu'minūn 23:94).
Sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Nabi Muhammad) apa yang Kami ancamkan kepada mereka. (QS. Al-Mu'minūn 23:95).
Tolaklah keburukan (mereka) dengan (perbuatan) yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Mu'minūn 23:96).
Katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan (QS. Al-Mu'minūn 23:97).
dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mu'minūn 23:98).
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) (QS. Al-Mu'minūn 23:99).
agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu'minūn 23:100).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kewajiban Menjalankan Hukum-Hukum Allah.
(Inilah) surah yang Kami turunkan, Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum)-nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas agar kamu mengambil pelajaran. (QS. An-Nūr 24:1).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). (QS. An-Nūr 24:46).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perbedaan antara Sikap orang munafik dan Orang Mukmin.
Mereka (orang-orang munafik) berkata, “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) dan kami menaati (keduanya).” Kemudian, sebagian dari mereka berpaling setelah itu. Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin. (QS. An-Nūr 24:47).
Apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia (Rasul) memutuskan perkara di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling. (QS. An-Nūr 24:48).
Akan tetapi, jika kebenaran (putusan Rasul) menguntungkan mereka, mereka datang kepadanya (Rasul) dengan patuh. (QS. An-Nūr 24:49).
Apakah (sikap mereka yang demikian itu karena) dalam hati mereka ada penyakit atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim kepada mereka? Sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. An-Nūr 24:50).
Sesungguhnya yang merupakan ucapan orang-orang mukmin, apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia memutuskan (perkara) di antara mereka, hanyalah, “Kami mendengar dan kami taat.” Mereka itulah orang-orang beruntung. (QS. An-Nūr 24:51).
Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. An-Nūr 24:52).
Mereka bersumpah atas (nama) Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika engkau menyuruh mereka (berperang), pastilah mereka akan berangkat. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Janganlah kamu bersumpah (karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nūr 24:53).
Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.” (QS. An-Nūr 24:54).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Keadaan Hari Kiamat dan Angan-Angan Orang Zalim.
(Ingatlah) hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan malaikat diturunkan (secara) bergelombang. (QS. Al-Furqān 25:25).
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Yang Maha Pengasih. Itu adalah hari yang sangat sulit bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Furqān 25:26).
(Ingatlah) hari (ketika) orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata, “Oh, seandainya (dahulu) aku mengambil jalan bersama rasul. (QS. Al-Furqān 25:27).
Oh, celaka aku! Sekiranya (dahulu) aku tidak menjadikan si fulan530) sebagai teman setia. (QS. Al-Furqān 25:28).
Sungguh, dia benar-benar telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika telah datang kepadaku. Setan itu adalah (makhluk) yang sangat enggan menolong manusia.” (QS. Al-Furqān 25:29).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pengaduan Rasulullah tentang Para Penentangnya.
Rasul (Nabi Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.” (QS. Al-Furqān 25:30).
Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari para pendosa. Cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. (QS. Al-Furqān 25:31).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang orang-orang yang terbius oleh godaan setan.
Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun ? Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa, mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta. (QS. Asy-Syu`ara' 26:221 - 223).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Katakanlah (Nabi Muhammad), “Datangkanlah sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih banyak memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur’an), niscaya aku mengikutinya, jika kamu orang-orang benar.” Jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah ? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al-Qaṣaṣ 28:49-50).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji ? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta. (QS. Al-‘Ankabūt 29:2-3).
Sebenarnya, ia (Al-Qur’an) adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami, kecuali orang-orang zalim. (QS. Al-‘Ankabūt 29:49).
Adapun orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami serta (mengingkari) pertemuan (hari) Akhirat, mereka itu tetap berada di dalam azab (neraka). (QS. Ar-Rūm 30:16).
Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (QS. Al-Ahzab 33:36).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kezaliman dan Kebodohan Manusia dalam Melalaikan Amanat.
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh. (QS. Al-Aḥzāb 33:72).
Dengan demikian, Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Aḥzāb 33:73).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Iblis tidak Kuasa Memaksa Manusia untuk Mengikutinya.
Sungguh, Iblis benar-benar telah meyakinkan mereka terhadap kebenaran sangkaannya. Lalu, mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari orang-orang mukmin. (QS. Saba' 34:20).
Tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, kecuali agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman pada akhirat dan siapa yang ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (QS. Saba' 34:21).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Hanya Keimanan dan Ketakwaan yang Menentukan Kedudukan Seseorang di Sisi Allah.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan(-nya). Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui(-nya).” (QS. Saba' 34:36).
Bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka kerjakan. Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (QS. Saba' 34:37).
Orang-orang yang berusaha (menentang) ayat-ayat Kami untuk melemahkan (kemauan untuk beriman), mereka itu dihadirkan di dalam azab (neraka). (QS. Saba' 34:38).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS. Saba' 34:39).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Penghindaran Dari Tipu Daya Kehidupan Dunia.
Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar. Maka, janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fāṭir 35:5).
Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh ! Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). (QS. Fāṭir 35:6).
Orang-orang yang kufur bagi mereka azab yang sangat keras, (sedangkan) orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Fāṭir 35:7).
Maka, apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya (oleh setan), lalu menganggap baik perbuatannya itu (sama dengan yang mendapat petunjuk) ? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan pilihannya) dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Maka, jangan engkau (Nabi Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap (sikap) mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Fāṭir 35:8).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Nabi Muhammad Pembawa Kebenaran.
Sesungguhnya Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Tidak ada satu umat pun, kecuali telah datang kepadanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fāṭir 35:24).
Jika mereka mendustakanmu, sungguh orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (kebenaran). Telah datang rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan yang nyata (mukjizat), zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (QS. Fāṭir 35:25).
Kemudian, Aku azab orang-orang yang kufur. Maka, (lihatlah) bagaimana akibat kemurkaan-Ku. (QS. Fāṭir 35:26).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Perniagaan yang Tidak Pernah Rugi.
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi. (QS. Fāṭir 35:29).
(Demikian itu) agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fāṭir 35:30).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tingkatan Manusia dalam Menerima Al-Qur’an.
Apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu Kitab Suci (Al-Qur’an), itulah yang benar yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (QS. Fāṭir 35:31).
Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar. (QS. Fāṭir 35:32).
(Balasan mereka di akhirat adalah) surga ‘Adn yang mereka masuki. Di dalamnya mereka dihiasi gelang-gelang dari emas dan mutiara. Pakaian mereka di dalamnya adalah sutra. (QS. Fāṭir 35:33).
Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fāṭir 35:34).
(Dia) yang menempatkan kami di tempat yang kekal (surga) dengan karunia-Nya. Di dalamnya kami tidak lelah dan lesu.” (QS. Fāṭir 35:35).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah !” Maka, jadilah (sesuatu) itu. (QS. Yāsīn 36:82).
(Al-Qur’an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS. Ṣād 38:29).
Ketahuilah, hanya untuk Allah agama yang bersih (dari syirik). Orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata,) “Kami tidak menyembah mereka, kecuali (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar. (QS. Az-Zumar 39:3).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Larangan Berputus Asa dari Rahmat Allah.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar 39:53).
Kembalilah kepada Tuhanmu dan berserahdirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak akan ditolong. (QS. Az-Zumar 39:54).
Ikutilah sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Al-Qur’an) sebelum azab datang kepadamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak menyadarinya. (QS. Az-Zumar 39:55).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Tiadanya Penyesalan di Kemudian Hari.
(Maksudnya,) supaya (tidak) ada orang yang berkata, “Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah dan sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (QS. Az-Zumar 39:56).
Atau, supaya (tidak) ada yang berkata, “Seandainya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zumar 39:57).
Atau, supaya (tidak) ada (pula) yang berkata ketika melihat azab, “Seandainya aku dapat kembali (ke dunia), tentu aku termasuk orang-orang yang muhsin.” (QS. Az-Zumar 39:58).
Tidak begitu ! Sebenarnya ayat-ayat-Ku telah datang kepadamu, tetapi kamu mendustakannya, menyombongkan diri, dan termasuk orang-orang kafir. (QS. Az-Zumar 39:59).
Pada hari Kiamat, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang berdusta kepada Allah wajahnya menghitam. Bukankah (neraka) Jahanam itu tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur ? (QS. Az-Zumar 39:60).
Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangannya sehingga mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih. (QS. Az-Zumar 39:61).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS. Gāfir 40:39).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kewajiban Bermusyawarah dalam Masalah Keduniaan.
(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka; (QS. Asy-Syūrā 42:38).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Cara Membalas Perlakuan Buruk Orang Lain.
(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. (QS. Asy-Syūrā 42:39).
Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS. Asy-Syūrā 42:40).
Akan tetapi, sungguh siapa yang membela diri setelah teraniaya, tidak ada satu alasan pun (untuk menyalahkan) mereka. (QS. Asy-Syūrā 42:41).
Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih. (QS. Asy-Syūrā 42:42).
Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (QS. Asy-Syūrā 42:43).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Orang-orang Sesat tidak akan Menemukan Penolong.
Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya sendiri), tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim, ketika mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia) ?” (QS. Asy-Syūrā 42:44).
Kamu akan melihat mereka dihadapkan kepadanya (neraka) dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina. Mereka memperhatikan dengan pandangan yang lesu. Orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal. (QS. Asy-Syūrā 42:45).
Mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Siapa pun yang disesatkan oleh Allah (berdasarkan kecenderungan dan pilihannya sendiri) tidak akan ada jalan baginya (untuk mendapat petunjuk). (QS. Asy-Syūrā 42:46).
Penuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak. Pada hari itu kamu tidak akan mempunyai tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu). (QS. Asy-Syūrā 42:47).
Jika mereka berpaling, (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sedikit dari rahmat Kami, dia gembira karenanya. Akan tetapi, jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, (niscaya mereka ingkar). Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (pada nikmat). (QS. Asy-Syūrā 42:48).
Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, (QS. Asy-Syūrā 42:49).
atau Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syūrā 42:50).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Pembiaran Allah terhadap Setan yang Menemani Orang yang Berpaling dari Al-Qur’an.
Siapa yang berpaling dari pengajaran (Allah) Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya). Maka, ia (setan) selalu menemaninya. (QS. Az-Zukhruf 43:36).
Sesungguhnya mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalangi mereka (manusia) dari jalan (yang benar), sedangkan mereka (manusia yang sesat itu) mengira bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf 43:37).
Sehingga, apabila dia (orang yang berpaling itu) datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Aduhai, sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat ! Memang (setan itu) teman yang paling buruk (bagi manusia).” (QS. Az-Zukhruf 43:38).
(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu (orang yang berpaling dan setan) adalah bersekutu dalam azab itu. (QS. Az-Zukhruf 43:39).
Maka, apakah engkau (Nabi Muhammad) dapat menjadikan orang-orang yang tuli bisa mendengar (kebenaran) atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata ? (QS. Az-Zukhruf 43:40).
Maka, sungguh jika Kami benar-benar mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), sesungguhnya kepada mereka Kami akan (tetap) memberikan balasan. (QS. Az-Zukhruf 43:41).
Atau, benar-benar Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Sesungguhnya Kami Maha Berkuasa atas mereka. (QS. Az-Zukhruf 43:42).
Maka, berpegang teguhlah pada (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya engkau berada di jalan yang lurus. (QS. Az-Zukhruf 43:43).
Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar merupakan kemuliaan bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban. (QS. Az-Zukhruf 43:44).
Tanyakanlah (Nabi Muhammad) kepada (pengikut) rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menjadikan selain (Allah) yang Maha Pengasih sebagai tuhan-tuhan yang disembah ?” (QS. Az-Zukhruf 43:45).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Janganlah sekali-kali kamu dipalingkan oleh setan. Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu. (QS. Az-Zukhruf 43:62).
Sesungguhnya para pendurhaka itu kekal di dalam azab (neraka) Jahanam. (QS. Az-Zukhruf 43:74).
Ataukah mereka telah merencanakan suatu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami telah berencana (mengatasi tipu daya mereka). (QS. Az-Zukhruf 43:79).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan bagi mereka yang berbuat jahat dan yang Beramal Saleh. >> https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/44?from=43&to=59
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kecelakaan bagi Orang yang Mendustakan Wahyu.
Celakalah setiap pembohong lagi bergelimang dosa (QS. Al-Jāṡiyah 45:7).
yang mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan tidak mendengarnya. Peringatkanlah dia (wahai Nabi Muhammad) dengan azab yang amat pedih. (QS. Al-Jāṡiyah 45:8).
Apabila dia mengetahui sesuatu tentang ayat-ayat Kami, dia menjadikannya bahan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan. (QS. Al-Jāṡiyah 45:9).
Di hadapan mereka ada (neraka) Jahanam. Tidak akan berguna sedikit pun bagi mereka apa yang telah mereka kerjakan dan tidak (pula bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai sesembahan selain Allah. Bagi mereka azab yang sangat berat. (QS. Al-Jāṡiyah 45:10).
Ini (Al-Qur’an) adalah petunjuk (yang agung). Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih. (QS. Al-Jāṡiyah 45:11).
Tahukah kamu (Nabi Muhammad), orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allah dengan pengetahuan-Nya, Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat) ? Apakah kamu (wahai manusia) tidak mengambil pelajaran ? (QS. Al-Jāṡiyah 45:23).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Wasiat kepada Manusia agar Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya.
Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (QS. Al-Aḥqāf 46:15).
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal terbaiknya yang telah mereka kerjakan, Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (dan mereka) termasuk para penghuni surga. Itu merupakan janji yang benar yang dahulu dijanjikan kepada mereka. (QS. Al-Aḥqāf 46:16).
Namun, orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah, kamu berdua ! Apakah kamu berdua memperingatkanku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal umat-umat sebelumku telah berlalu ?” Sementara itu, kedua orang tuanya memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata,) “Celaka kamu, berimanlah ! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu, dia (anak itu) berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.” (QS. Al-Aḥqāf 46:17).
Mereka itulah orang-orang yang pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Aḥqāf 46:18).
Setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah menyempurnakan balasan amal mereka serta mereka tidak dizalimi. (QS. Al-Aḥqāf 46:19).
Pada hari (ketika) orang-orang yang kufur dihadapkan pada neraka, (dikatakan kepada mereka,) “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik dalam kehidupan duniamu dan bersenang-senang dengannya. Pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu takabur di bumi, padahal tidak berhak (untuk sombong), dan (juga) karena kamu selalu durhaka.” (QS. Al-Aḥqāf 46:20).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kepastian Kemenangan bagi Orang-Orang Mukmin dan kehancuran bagi orang-orang kafir.
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muḥammad 47:7).
(Sebaliknya,) orang-orang yang kufur, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Dia (Allah) membatalkan amal-amalnya. (QS. Muḥammad 47:8).
Hal itu (terjadi) karena mereka membenci apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) sehingga Dia menggugurkan amal-amalnya. (QS. Muḥammad 47:9).
Maka, apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka ? Allah telah membinasakan mereka dan orang-orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa. (QS. Muḥammad 47:10).
Hal itu (terjadi) karena Allah pelindung bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang kafir tidak mempunyai pelindung. (QS. Muḥammad 47:11).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci ?. (QS. Muhammad 47:22 - 24).
Siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). (QS. Al-Fatḥ 48:13).
(Demikianlah) sunatullah yang sungguh telah berlaku sejak dahulu. Kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatullah itu. (QS. Al-Fatḥ 48:23).
(Malaikat) yang menyertainya berkata, “Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.” (QS. Qaf 50:23).
(Allah berfirman,) “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam (neraka) Jahanam semua orang yang sangat ingkar, keras kepala, (QS. Qaf 50:24).
sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, bersikap ragu-ragu, (QS. Qaf 50:25).
(dan) yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain. Maka, lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.” (QS. Qaf 50:26).
(Setan) yang menyertainya berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf 50:27).
(Allah) berfirman, “Janganlah bertengkar di hadapan-Ku dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu. (QS. Qaf 50:28).
Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku (sama sekali) tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf 50:29).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kemuliaan Al-Qur'an.
Aku bersumpah demi tempat beredarnya bintang-bintang. (QS. Al-Wāqi‘ah 56:75).
Sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang sangat besar seandainya kamu mengetahui. (QS. Al-Wāqi‘ah 56:76).
Sesungguhnya ia benar-benar Al-Qur’an yang sangat mulia, (QS. Al-Wāqi‘ah 56:77).
dalam Kitab yang terpelihara. (QS. Al-Wāqi‘ah 56:78).
Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba (Allah) yang disucikan. (QS. Al-Wāqi‘ah 56:79).
(Al-Qur’an) diturunkan dari Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Wāqi‘ah 56:80).
Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur’an) (QS. Al-Wāqi‘ah 56:81).
dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan (Al-Qur’an) ? (QS. Al-Wāqi‘ah 56:82).
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya mereka itulah aṣ-ṣiddīqūn (yang sangat kukuh dalam kebenaran dan pembenarannya) dan syuhadā’ (orang-orang yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya) di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapatkan pahala dan cahaya (dari Tuhan) mereka. Adapun orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami itulah penghuni (neraka) Jahim. (QS. Al-Ḥadīd 57:19).
Engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Mujādalah 58:22).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Sifat-Sifat Orang Munafik.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. (QS. Al-Munāfiqūn 63:1).
Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu mereka kerjakan itu sangatlah buruk. (QS. Al-Munāfiqūn 63:2).
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti. (QS. Al-Munāfiqūn 63:3).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Adapun orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat kembali. (QS. At-Tagābun 64:10).
… Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:2-3).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Hukum-Hukum yang Dibawa Nabi Muhammad SAW Membawa Kebahagiaan bagi Umat Manusia.
Betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami buat perhitungan terhadap penduduk negeri itu dengan perhitungan yang ketat, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:8).
Maka, mereka telah merasakan akibat buruk dari perbuatannya, dan akibat perbuatan mereka itu adalah kerugian yang besar. (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:9).
Allah telah menyediakan azab yang sangat pedih bagi mereka. Maka, bertakwalah kepada Allah, wahai ululalbab (orang-orang yang berakal sehat, berhati bersih, dan cerdas,) (yaitu) orang-orang yang beriman. Sungguh, Allah telah menurunkan peringatan kepadamu (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:10).
(berupa) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum) agar dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dari kegelapan kepada cahaya. Siapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya akan Dia masukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah telah menganugerahkan rezeki yang baik kepadanya. (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:11).
Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan (menciptakan pula) bumi seperti itu. Perintah-Nya berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. Aṭ-Ṭalāq 65:12).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim 66:6).
Maka, janganlah engkau patuhi orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). (QS. Al-Qalam 68:8).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Balasan bagi yang Mendustakan Ayat-Ayat Allah.
Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku ciptakan dia dalam kesendirian. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:11).
Aku beri dia kekayaan yang berlimpah, (QS. Al-Muddaṡṡir 74:12)
anak-anak yang selalu bersamanya, (QS. Al-Muddaṡṡir 74:13).
dan Aku beri dia kelapangan (hidup) seluas-luasnya. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:14).
Kemudian, dia ingin sekali agar Aku menambahnya. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:15).
Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:16).
Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:17).
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:18).
Maka, binasalah dia. Bagaimanakah dia menetapkan ? (QS. Al-Muddaṡṡir 74:19).
Kemudian, binasalah dia. Bagaimanakah dia menetapkan ? (QS. Al-Muddaṡṡir 74:20).
Kemudian dia memikirkan (untuk melecehkan Al-Qur’an). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:21).
Kemudian, dia berwajah masam dan cemberut (karena tidak menemukan kelemahan Al-Qur’an). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:22).
Kemudian, dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:23).
Lalu, dia berkata, “(Al-Qur’an) ini tidak lain, kecuali sihir yang dipelajari (dari orang-orang terdahulu). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:24).
Ini tidak lain kecuali perkataan manusia.” (QS. Al-Muddaṡṡir 74:25).
Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:26).
Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu ? (QS. Al-Muddaṡṡir 74:27).
(Neraka Saqar itu) tidak meninggalkan (sedikit pun bagian jasmani) dan tidak membiarkan(-nya luput dari siksaan). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:28).
(Neraka Saqar itu) menghanguskan kulit manusia. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:29).
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Muddaṡṡir 74:30).
demikian itu) agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, orang yang beriman bertambah imannya, orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, serta orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata,) “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki (berdasarkan kecenderungan dan pilihan mereka sendiri) dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapan mereka untuk menerima petunjuk). Tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Ia (neraka Saqar itu) tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. Al-Muddaṡṡir 74:31).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Tahukah kamu apakah hari Keputusan itu ? (QS. Al-Mursalāt 77:14).
Celakalah pada hari itu para pendusta (kebenaran). (QS. Al-Mursalāt 77:15).
Demikianlah Kami memperlakukan para pendurhaka. (QS. Al-Mursalāt 77:18).
Celakalah pada hari itu para pendusta (kebenaran). (QS. Al-Mursalāt 77:19,24,28,34,37).
(Dikatakan kepada mereka,) “Inilah hari Keputusan. Kami kumpulkan kamu dan orang-orang terdahulu. Jika kamu punya tipu daya, lakukanlah terhadap-Ku.” (QS. Al-Mursalat 77:38-39).
Celakalah pada hari itu para pendusta (kebenaran). (QS. Al-Mursalat 77:40).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (ada di sekitar) mata air (QS. Al-Mursalāt 77:41).
serta buah-buahan yang mereka sukai. (QS. Al-Mursalāt 77:42).
(Dikatakan kepada mereka,) “Makan dan minumlah dengan nikmat karena apa yang selalu kamu kerjakan.” (QS. Al-Mursalāt 77:43).
Sesungguhnya demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.Al-Mursalāt 77:44).
Celakalah pada hari itu para pendusta (kebenaran). (QS. Al-Mursalāt 77:45,47,49).
Maka, pada perkataan manakah sesudahnya (Al-Qur’an) mereka akan beriman ? (QS. Al-Mursalāt 77:50).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Ancaman Terhadap Orang yang Curang Dalam Menakar dan Menimbang.
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang) !. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Mutaffifin 83:1-6)
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “(Itu adalah) dongeng orang-orang dahulu.” (QS. Al-Muṭaffifīn 83:13).
Sekali-kali tidak ! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka. (QS. Al-Muṭaffifīn 83:14).
Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (rahmat) Tuhannya. (QS. Al-Muṭaffifīn 83:15).
Sesungguhnya mereka kemudian benar-benar masuk (neraka) Jahim. (QS. Al-Muṭaffifīn 83:16).
Lalu dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang selalu kamu dustakan.” (QS. Al-Muṭaffifīn 83:17).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Al Quran Pemisah Antara yang Hak dan yang Batil.
Demi langit yang mengandung hujan, (QS. At-Tariq 86:11).
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan, (QS. At-Tariq 86:12).
sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil) (QS. At-Tariq 86:13).
dan ia (Al-Qur’an) sama sekali bukan perkataan senda gurau. (QS. At-Tariq 86:14).
Sesungguhnya mereka (orang kafir) melakukan tipu daya. (QS. At-Tariq 86:15).
Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu. (QS. At-Tariq 86:16).
Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu. (QS. At-Tariq 86:17).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A‘lā 87:17).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Kekayaan dan Kemiskinan adalah Ujian bagi Hamba Allah.
Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.” Sekali-kali tidak ! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram), dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. Al-Fajr 89:15-20).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Kamilah yang (berhak) memberi petunjuk. Sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia. Aku memperingatkanmu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan). (QS. Al-Lail 92:12-16).
Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia). (QS. Aḍ-Ḍuḥā 93:4).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah 98:7-8).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Amat Rugi Manusia Tidak Berbakti.
Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Asr 103:1-3).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia ?. (QS. Al-Fil 105:2).
Dan lagi Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu mengerti. (QS. Al-Baqarah 2:242).
Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an secara terperinci (agar terlihat jelas jalan kebenaran) dan agar terlihat jelas (pula) jalan para pendurhaka. (QS. Al-An‘ām 6:55).
Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami (agar orang-orang beriman mengambil pelajaran darinya) dan agar mereka (orang-orang musyrik) mengatakan, “Engkau telah mempelajari (ayat-ayat itu dari Ahlulkitab),” dan agar Kami menjelaskannya (Al-Qur’an) kepada kaum yang mengetahui. (QS. Al-An‘ām 6:105).
Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu dan agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Al-A‘rāf 7:174).
Demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai penentu hukum yang berbahasa Arab. Sungguh, jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, niscaya engkau sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) pemelihara dari (siksa) Allah. (QS. Ar-Ra‘d 13:37).
Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagian kisah umat yang terdahulu dan sungguh, telah Kami anugerahkan kepadamu suatu peringatan (Al-Qur’an) dari sisi Kami. (QS. Ṭāhā 20:99).
Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya pada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. Ṭāhā 20:127).
Demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai ayat-ayat yang jelas dan sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (QS. Al-Ḥajj 22:16).
Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an) cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ketahuilah (bahwa) kepada Allahlah segala urusan Kembali ! (QS. Asy-Syūrā 42:52-53).
(Demikianlah) sunatullah yang sungguh telah berlaku sejak dahulu. Kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatullah itu. (QS. Al-Fatḥ 48:23).
Shadaqallahul adzim. Allah Mahabenar dengan segala firman-Nya.
Arrahman allamal Qur'an. Inna alaina lal huda. Wastagfirillah innallaha kana gafurar rahima al wadud aliman hakim. Astaghfirullahal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih. Innallaha ala kulli syaiin qadir. Rabbunallahu.
Masya Allah la quwwata illa billah. Masya Allah lahaula wala quwwata illa billah. Masyaallah tabarakallah. Masyaallah alhamdullilah. Alhamdulillahi rabbil alamin ar rahman ar rahim wasyukurillah.
Mohon maaf seandainya ada yang tak berkenan, kurang mau pun lebihnya.
Wabilahitaufik wal hidayah warida wal inayah.
Demikian disampaikan dengan cukup pantas, patut, wajar untuk menghindari akal-akalan, akal licik, dosa-dosa, mengada-gada, mengecoh, dikecoh, terkecoh, tipu daya, tipu muslihat, curang, penipuan, kejahatan, dan untuk dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan untukmu.