Audzubillahiminasyaitonirrojim. Bismillahirrahmanirrahim. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. (QS. Al-Qaṣaṣ 28:76).
Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qaṣaṣ 28:77).
Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta ? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qaṣaṣ 28:78).
Maka, keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Qaṣaṣ 28:79).
Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu ! (Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Qaṣaṣ 28:80).
Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (QS. Al-Qaṣaṣ 28:81).
Orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya dan Dia (juga) yang menyempitkan (rezeki bagi mereka). Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak akan beruntung orang-orang yang ingkar (terhadap nikmat).” (QS. Al-Qaṣaṣ 28:82).
Shadaqallahul Adzim. "Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya."
Bacalah Terjemah Makna Al-Qur'an Bahasa Indonesia, tafsir, asbabun nuzul, indeks, tematik, hadits, mazhab mau pun daftar judulnya supaya lebih diketahui, jelas, terang benderang, paham, tegas maksud dan maknanya.
Wabilahitaufik wal hidayah.