Memaksimalkan Layanan Referensi Virtual Perpustakaan Nasional RI Sumber Belajar Digital

Oleh: Arief Wicaksono

arief_wicaksono@perpusnas.go.id

Pendahuluan

Setiap manusia dipastikan akan mengalami proses belajar, tidak hanya di bangku formal, proses belajar terjadi secara non-formal. Belajar tidak harus untuk tujuan pendidikan, namun juga untuk tujuan atau kepentingan personal, sosial, dan juga pekerjaan. Mahasiswa adalah manusia yang belajar di bangku formal. Mahasiswa sudah jelas melakukan proses belajar. Dosen juga termasuk manusia yang melakukan proses belajar meskipun juga mengajarkan. Untuk mengajarkan maka seorang dosen perlu terus belajar.

Masyarakat yang belajar di bangku formal dan secara formal memerlukan sumber belajar dalam prosesnya. Mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan sumber referensi yang tersedia di kampusnya. Pertanyaannya adalah apakah sumber referensi yang tersedia di kampus sudah mencukupi kebutuhan mahasiswa dan dosen. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang juga terus belajar secara formal, dimana masyarakat mendapatkan sumber belajarnya.

Sumber Referensi

Banyak teori yang mengemukakan sumber referensi. Di sini akan coba dipaparkan secara lebih mudah.

1. Orang

Sumber yang biasa digunakan untuk belajar adalah pengetahuan yang di orang-orang tertentu. Kita terbiasa untuk bertanya kepada orang yang dianggap mengetahui atas informasi yang dibutuhkan. Orang yang menjadi tempat bertanya adalah orang yang dipercaya informasinya. Secara teori banyak pengetahuan yang masih bersifat tacit atau tersembunyi dalam kepala orang-orang tertentu. Orang tersebut belum menjadikannya menjadi explisit misalnya dengan menuliskannnya. Perusahaan besar sekalipun percaya akan kekuatan pengetahuan tacit ini dengan misalnya terus mengadakan diskusi untuk mengambil pengetahuan tacit dari para pekerjanya.

2. Surat kabar

Sumber selanjutnya adalah surat kabar. Surat kabar dapat digunakan sebagai sumber untuk informasi kejadian-kejadian terkini.

3. Majalah umum

Majalah dapat juga menjadi sumber informasi yang mungkin dibutuhkan. Dalam majalah umum dimungkinkan didapatkan rangkuman dari kejadian sehari-hari. Pembahasan mendalam dapat ditemukan dalam majalah. Waktu terbitnya yang tidak setiap hari memungkinkan redakturnya melakukan penelitian lebih mendalam tentang suatu kejadian.

4. Koleksi referensi

Koleksi referensi disini maksdnya adalah isitlah yang sering digunakan dalam ilmu perpustakaan yaitu koleksi seperti ensiklopedia, direktori, kamus, tesaurus, handbook, dan seterunya. Koleksi tersebut disebut sebagai koleksi referensi. Banyak kebutuhan informasi yang dapat ditemukan jawabannya di koleksi referensi.

5. Buku teks

Sumber lainnya adalah buku teks. Banyak para ahli yang menulis buku teks yang menjadi sumber pegangan dalam suatu masalah atau subyek. Teori-teori dasar dapat ditemukan pembahasannya secara singkat dalam ensiklopedia namun jika ingin memperdalam maka diperlukan buku teks yang ditulis oleh pencetus teori.

6. Jurnal ilmiah

Jurnal ilmiah merupakan sumber informasi yang pasti digunakan untuk penulisan karya ilmiah. Jurnal ilmiah memuat penelitian-penelitian di bidang tertentu.

7. Internet

Internet adalah sumber informasi yang saat ini digemari masyarakat. Melalui internet tercipta keadilan informasi dimana masyarakat dapat mengakses informasi yang sama. Sumber referensi dari nomor 1 sampai dengan 6 dapat ditemukan di internet. Seseorang yang membagi pengetahuan tacitnya dan terekam lalu diunggah di internet, misalnya di youtube maka semua pengguna internet dapat mengaksesnya. Surat kabar cetak saat ini juga menerbitkan secara elektronik. Selain itu media berita saat ini banyak yang lahir secara online, artinya memang tidak mempunyai versi cetak. Demikian juga majalah umum.

Koleksi referensi seperti kamus, direktori, dan lain-lain juga ditemukan ada versi online. Sebut saja misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Buku teks saat ini juga menerbitkan versi digital selain juga masih mencetak. Jurnal ilmiah saat ini hampir seluruhnya bersifat digital dengan adanya e-resources dan juga OJS (open journal system).

Fungsi Perpustakaan

Perpustakaan, secara umum mempunyai fungsi sebagai tempat rujukan. Perpustakaan menjadi tempat rujukan karena mengelola koleksi yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan masyarakat. Perpustakaan Nasional sendiri diamanahkan Undang-Undang Perpustakaan menjadi perpustakaan rujukan. Perpustakaan Nasional dengan fungsi depositnya mendapatkan harapan menjadi perpustakaan rujukan.

Berbagai literatur mengungkapkan fungsi perpustakaan dengan jelas. Di sini mencoba menyederhanakan menjadi dua fungsi secara besarnya, yaitu fungsi menyiapkan koleksi dan membantu masyarakat penggunanya menemukan informasi yang dibutuhkan.

1. Menyiapkan koleksi

Perpustakaan, termasuk Perpustakaan Nasional, mengadakan koleksi dan mengolahnya agar dapat dilayankan, digunakan oleh masyarakat. Tujuan pengadaan adalah berharap koleksi yang diadakan sesuai dengan kebutuhan informasi masyarakat.

Perpustakaan Nasional RI menyiapkan beberapa layanan koleksi digital sebagai berikut:

a. iPusnas

iPusnas adalah aplikasi berbasis Android atau IOS untuk perpustakaan digital. iPusnas memuat buku-buku berbahasa Indonesia. Masyarakat dapat menggunakan iPusnas untuk membaca buku melalui aplikasi tersebut. iPusnas menggunakan teknologi DRM (Digital Right Management) bukan menggunakan PDF, dengan demikian pengguna iPusnas hanya dapat membaca buku melalui aplikasi iPusnas. iPusnas juga mempunyai versi komputer.

Gambar 1. iPusnas


iPusnas dapat diunduh melalui Playstore atau Apps. Untuk versi komputer dapat diunduh di http://download.aksaramaya.id/iPusnasSetup.exe. Informasi terkait iPusnas sendiri dapat dilihat di websitenya, yaitu https://ipusnas.id/.

Untuk dapat menggunakan iPusnas, masyarakat harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Akun yang dapat digunakan adalah akun email atau akun Facebook. Setelah berhasil baru dapat login dan menggunakan iPusnas.

iPusnas dirancang layaknya perpustakaan dimana terdapat peminjaman dan pengembalian buku. Saat mengunduh buku artinya masyarakat sedang meminjam buku tersebut. Secara otomatis dalam waktu 5 hari akan kembali sehingga untuk membacanya harus melakukan unduh lagi. Jika ingin mengembalikan lebih cepat baru dapat dilakukan dalam waktu 1x24 jam.Batas buku yang bisa dipinjam adalah 5 buku. Setelah mengunduh buku, masyarakat tidak memerlukan koneksi internet dalam membacanya. Membaca dapat dilakukan dalam status offline internet.

Berikut ini adalah contoh buku iPusnas terkait subyek kesehatan:

1) DASAR-DASAR KEPERAWATAN BUKU REFERENSI ILMU DASAR KEPERAWATAN by Mufidaturrohmah,S.Kep.Ns

2) METODOLOGI PENELITIAN KEPERAWATAN by V Wiratna Sujarweni

3) Keperawatan Pediatrik by Siti Masriroh

4) Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan by Abraham Alano, B.Sc.,M.P.H

5) Fisika Kesehatan dalam Keperawatan by Asriwati

6) Konsep & Proses Keperawatan Nyeri by Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ners., M.Kes.

7) Keperawatan Obstetri dan Ginekologi by Siti Masriroh

8) Buku Ajar Keperawatan Gerontik by Sofia Rhosma Dewi

9) Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan by Amsale Cherie dan Ato Berhane Gebrekidan

10) Buku Panduan Etika Keperawatan by Hj. Masruroch, S.Kep., NS., M.KES

11) Dasar-dasar Keperawatan by Tim Media Cipta Guru SMK

12) Etika dan Hukum Keperawatan Profesional by Ana Aprilistyawati

13) Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi by Asmuji

14) Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas by Anik Puji Rahayu

15) Keterampilan Dasar Keperawatan Klinis by Dewi Karlina

16) Buku Ajar Keperawatan Maternitas by Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat dan Asmuji, SKM., M.Kep.

17) Pengantar Psikopatologi Untuk keperawatan (Edisi Pertama) by Herri Zan Pieter, S.Psi & Bethsaida Janiwarti & Ns. marti Saragih, S.Kep

18) Psikoseksual Dalam Pendekatan Konsep & Proses Keperawatan by Sulistyo Andarmoyo

19) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Serviks: Terintegrasi Dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) PPNI by Sofia Februanti

20) Keperawatan Psikiatri dan Kesehatan Jiwa by Ana Aprilistyawati

Prastiwi dan Jumino (2018) menyatakan efektivitas aplikasi iPusnas sebagai sarana temu balik informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dinyatakan secara kuantitatif penelitian ini memiliki hasil Sangat Efektif. iPusnas mendapatkan nilai kepuasan di level baik pada domain information and data, domain economics, domain control and security, domain efficiency, dan domain service (Maulana, 2018).

b. E-resources

E-resources merupakan pangkalan data jurnal ilmiah internasional. Untuk dapat mengakses pangkalan data ini umumnya harus membayar. Perpustakaan Nasional RI sudah membayarkan dan melanggankan untuk masyarakat di Indonesia. Berbagai penyedia telah ada di e-resources, yaitu Alexander Street Press, Alexander Street Video, Balai Pustaka, BrillOnline, Cambridge University, Cengage Learning, Ebrary, Ebsco Host, IGI Global, IG Library, Indonesia Heritage, Digital Angkasa, Myilibrary, Proquest, Sage Knowledge,Taylor & Francis, Carano Pustaka, Science Direct, Britannica Library, ALA, ASTD, Amsterdam University, Business Expert, Columbia University, Hawai, ISEAS, Liverpool University, Nias Press, Princeton University, RIBA Architecture, University Of California, Westlaw, Wiley Online Library, Springer Nature, McGraw Hill eBook Library, CNKI, CAB Direct, Britannica Ebooks, Emerald Insight, dan Clinicalkey Nursing.



Gambar 2. E-resources

F-resources dapat diakses di alamat http://e-resources.perpusnas.go.id/index.php. Jika tidak ingin menghafal alamat tersebut, tautan e-resources dapat ditemukan dari portal Perpustakaan Nasional RI, https://www.perpusnas.go.id/. E-resources mensyaratkan agar mempunyai nomor anggota Perpustakaan Nasional RI. Untuk akses membutuhkan nomor anggota Perpustakaan Nasional RI.

Artikel di e-resources berbentuk HTML dan PDF. Dengan demikian mudah saja bagi masyarakat untuk membaginya kepada rekan lainnya jika sudah berhasil mengunduhnya. Jika berbentuk HTML, masyarakat dapat menyalinnya di word untuk juga dapat dibagikan. Untuk membaginya pun dapat langsung di e-resources tanpa harus mengunduh terlebih dahulu. Lalu e-resources juga mempunyai fitur sitasi yang dengan secara otomatis akan menyediakan format sitasi dari artikel yang kita perlukan sehingga cukup menyalinnya ke tulisan kita di bibliografi maka sudah selesai.

Selain artikel juga terdapat buku digital. Untuk buku dapat berbentuk epub atau pdf. Buku berbentuk epub dapat diunduh utuh satu buku namun hanya dapat digunakan selama waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing judul. Sementara untuk bentuk PDF, masyarakat harus mengunduhnya per bab sesuai dengan kapasitas maksimal halaman unduhan per hari untuk masing-masing judul buku.

E-resources mempunyai fasilitas mempersempit pencarian di bagian kiri. Fasilitas ini perlu dipergunakan dengan efektif untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Fasilitas yang tersedia diantaranya dalah waktu terbit, bentuk (seperti jurnal, buku, tesis, berita, dan sebagainya).

c. Indonesia One Search

Indonesia One Search dapat diakses di alamat https://onesearch.id/. Jika tidak ingin menghafal alamat tersebut, tautan Indonesia One Search dapat ditemukan dari portal Perpustakaan Nasional RI, https://www.perpusnas.go.id/. Jika iPusnas dan e-resources membutuhkan login, maka Indonesia One Search tidak memerlukannya. Tanpa perlu proses mendaftar atau login, masyarakat sudah dapat menggunakan Indonesia One Search.

Indonesia One Search merupakan satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, museum, arsip, dan sumber elektronik di Indonesia. Mencari di Indonesia Artinya Indonesia One Search akan menelusur ke pangkalan data seluruh perpustakaan di Indonesia. Selain itu juga menelusur ke repositori dan jurnal ilmiah di Indonesia. Kelemahannya memang belum semua terindeks oleh Indonesia One Search, belum semua perpustakaan, repositori, jurnal ilmiah tergabung dengan Indonesia One Search. Saat ini sudah tergabung 1.769 institusi, 2.309 perpustakaan, dan 7.498 repositori.


Gambar 3. Indonesia One Search

Saat ini terdapat 9,057,168 unik entri dan 12,606,002 entri dengan duplikat di dalam Indonesia OneSearch. Koleksi ini dikumpulkan dengan metode harvesting otomatis dari repositori milik organisasi mitra, yang berasal dari berbagai sektor. Jadi Indonesia One Search dapat digunakan untuk mencari buku tercetak dan digital. Jika telah menemukan satu judul buku maka akan dapat dilihat berada di perpustakaan mana buku tersebut. Indoensia One Search mempunyai fasilitas untuk menghubungi pustakawan perpustakaan tersebut. Informasi kontak person terkadang berupa nama, email, bahkan nomor telepon hingga nomor handphone.

Indonesia One Search, seperti e-resources, mempunyai fasilitas mempersempit pencarian. Fasilitas yang tersedia diantaranya adalah subyek, institusi penyimpan, format, pengarang, dan tahun. Untuk mendapatkan hasil pencarian khusus ejournal maka fasilitas ini perlu digunakan dengan memilih format jurnal ata ejournal. Saat ini Indonesia One Search juga dapat diakses berbasis aplikasi melalui android atau IOS.

Penelitian Ginting dan Kastawa (2017) menyatakan 63% responden menyatakan puas terhadap kinerja dan tampilan Indonesia One Search. Sebanyak 60 % responden menyatakan paling sering memanfaatkan bagian fullteks. Hal ini mengindikasikan responden memilih yang mempunyai akses digital dibandingkan yang cetak. Penelitian lain menyatakan cakupan koleksi Indonesia One Search sangat baik, waktu respon sangat cepat, dan memiliki sistem temu balik informasi yang cukup baik dalam mendapatkan informasi, namun harus membangun query lebih spesifik dalam mendapatkan informasi yang lebih mendetail (Hartanto, 2018).

2. Membantu masyarakat penggunanya menemukan informasi yang dibutuhkan

Dengan tiga produk koleksi digital tersebut, dapat dibayangkan apakah cukup untuk pemustaka? Apakah setelah penyediaan tersebut pemustaka tidak perlu berkomunikasi dengan pustakawan? apakah pemustaka bisa mencari sendiri kebutuhan informasinyanya? Ditambah apakah seluruh buku sudah ada di iPusnas? Apakah seluruh jurnal tersedia di e-resources Perpustakaan Nasional RI? Apakah semua buku sudah terdata di Indonesia One Search?


Gambar 4. Tanya Pustakawan Melalui Chat

Secanggih apa pun dunia digital, perpustakaan digital, tetap diperlukan adanya media yang disediakan untuk berkomunikasi dengan pustakawan. Ini adalah fungsi kedua perpustakaan, yaitu membantu masyarakat penggunanya menemukan informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan perlu menyediakan media untuk pemustaka dapat berinteraksi dengan pustakawan dalam rangka berkonsultasi, meminta bantuan penelusuran, dan meminta pengajaran penelusuran.

Perpustakaan Nasional RI menyediakan tanya pustakawan. Halaman tanya pustakawan dapat diakses di https://pujasintara.perpusnas.go.id/tanya-pustakawan/. Perpustakaan Nasional RI menyediakan media email di layanan_referensi@perpusnas.go.id dan juga livechat di portal Perpustakaan Nasional RI, https://www.perpusnas.go.id/. Tanya pustakawan melalui email dapat dilakukan dengan mengirimkan email yang memuat kebutuhan informasinya. Email akan dibalas di jam kerja. Untuk livechat, tanya pustakawan berlangsung secara real time dan bersifat sinkronis. Pemustaka cukup memilih ikon tanya pustakawan, mengisi formulirnya berupa nama, email, tujuan pertanyaan, dan pertanyaan. Pustakawan Perpustakaan Nasional RI akan merespon setiap chat yang masuk maksimal 5 menit.

Di sini masyarakat dapat bertanya untuk pemenuhan kebutuhan informasinya. Tanya pustakawan Perpustakaan Nasional RI dapat berupa penelusuran data, penelusuran informasi, penelusuran bahan perpustakaan, dan pengajaran penelusuran baik di perpustakaan atau di internet.

Penutup

Nilai perpustakaan akan ditentukan oleh peran yang diberikan perpustakan kepada masyarakat. Jika perpustakaan hanya menyediakan koleksi maka tidak ada beda perpustakaan dengan gudang buku. Jika perpustakaan mampu ikut memecahkan masalah kebutuhan informasi masyarakat, maka perpustakaan akan mempunyai nilai lebih yang tidak bisa dilakukan dari entitas lembaga di masyarakat lain.

Daftar Pustaka

Ginting, R.T. & Kastawa, M. (2017). Pemanfaatan repositori perputakaan digital oneserach.id oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Laporan Akhir Hibah Penelitian Dosen Muda. Universitas Udayana. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f3e3b93a20849a4366e798f8680f6c36.pdf

Hardianto, H. (2018). Evaluasi Sistem Temu Balik Informasi pada Indonesia One (IOS) Search dengan Menggunakan Metode Cleverdon. Skripsi Universitas Sumatera Utara. http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4013/130709018.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Maulana, Y.I. (2018). Evaluasi Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Digital Nasional (iPusnas) dengan Kerangka PIECES. Bianglala Informatika, 6(1), 51-55. https://docplayer.info/153418374-Evaluasi-tingkat-kepuasan-pengguna-perpustakaan-digital-nasional-ipusnas-dengan-kerangka-pieces.html

Prastiwi, M., & Jumino, J. (2018). Efektifitas aplikasi ipusnas sebagai sarana temu balik informasi elektronik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 7(4), 231-240. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/22966