Berdasar pada dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila mengangkat tema Suara Demokrasi, projek dengan topik Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Osis Sebagai Pembelajaran Demokrasi diharapkan dapat membuat para peserta didik lebih sadar mengenai perilaku yang mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi.
Berdasar pada dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila mengangkat tema Gaya Hidup Berkelanjutan, projek dengan topik Pemanfaatan Barang Bekas Untuk Hiasan Kelas diharapkan dapat membuat para peserta didik lebih sadar dengan penyebab rusaknya ekosistem tanah dan cara mengurangi penyebabnya, serta menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan dan penjelasan pencemaran lingkungan, jenis sampah, dan pemanfaatan sampah. Kemudian pada tahap konstektualisasi, peserta didik mencoba melihat apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan mengidentifikasi sumber pencemaran lingkungan.
1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan saat ini:
Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Kodrat alam dan kodrat zaman
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman, Ki Hajar Dewantara hendak mengingatkan kita bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Sehingga pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik ituhanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, sedangkan budi pekerti merupakan bagian dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan suri teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam menuntun budi pekerti.
Pendidikan berorientasi kepada siswa atau pendidikan yang berhamba pada anak
Hal ini merupakan proses pembelajaran yang mendorong dan mengembangkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep maupun teori melalui berbagai aktivitas pengalaman pada berbagai lingkungan belajar, yaitu lingkungan di dalam sekolah dan di luar sekolah
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1
Pendidikan yang Berpihak pada Murid
Semboyan Ki Hadjar Dewantara yang dinamakan Trilogi Pendidikan, yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang guru di depan harus mampu menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh murid. Di tengah mampu memberdayakan, menyemangati, membuat murid memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka. Sedangkan di belakang mampu mempengaruhi, memelihara, dan mendorong kebajikan serta kualitas positif lain agar murid bertumbuh dan maju.
Tujuan pendidikan merupakan tuntunan, yaitu menuntun diri anak berdasarkan kekuatan kodrat yang ada pada diri anak baik sebagai individu ataupun sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai kebahagian hidup. Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman, kodrat alam yang dimaksud adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia, sedangkan kodrat zaman menekankan pada kemampuan anak sesuai dengan era saat ini yaitu untuk memiliki Keterampilan Abad 21.
Adapun tantangan dan solusi penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sesuai dengan konteks kelas sebagai berikut :
Tantangan : Kurangnya partisipasi aktif murid dalam pembelajaran projek karena belum menemukan langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan menyenangkan.
Solusi : menuntun murid dalam pembelajaran sesuai dengan alur MERDEKA.
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1
Asumsi bahwa murid adalah ibarat sebuah kertas putih yang kosong sehingga murid dapat dibentuk sekehendak kemampuan pendidiknya, murid belum mempunyai pengetahuan awal terhadap materi pelajaran.
Yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini
Guru senantiasa memampukan diri untuk menuntun murid di sekolahnya agar dapat mencapai kebahagian hidup.
Guru mengupayakan untuk membekali murid melalui bimbingan dan pengajaran yang berisi nilai – nilai perilaku (budi pekerti) yang dapat diukur dengan cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).
Pembelajaran berpihak kepada murid, sehingga guru sebagai fasilitator untuk membimbingnya.
Yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD
Dalam menjalankan aktivitas sebagai guru bahwa murid diberi keleluasaan untuk menggali potensi dirinya kemudian diarahkan dan dibimbing sesuai dengan perkembangan pengetahuan yang dimiliki.
Berkolaborasi dengan murid, memberikan ruang berfikir kritis, kreatif dan inovatif, murid melakukan refleksi dan aksi nyata.
Mendorong murid untuk melakukan praktik dalam mendemonstrasikan materi pelajaran, mendalami materi pembelajaran dengan berbagai sumber belajar, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan materi pembelajaran.
1.1.a.9. Aksi Nyata - Modul 1.1 - Filosofi Pendidikan KHD
Perasaan Selama Melakukan Perubahan Di Kelas
Pada awalnya saya merasa bingung dan khawatir untuk menerapkan perubahan di kelas, rasa bingung karena harus mulai dari mana, Dengan rasa percaya diri tetap harus dicoba, saya menyampaikan terlebih dahulu ke siswa tentang skenario pembelajaran
Semua siswa telah menuliskan pengetahuan awal tentang materi pelajaran yang akan saya sampaikan, sungguh saya merasa senang karena awal penerapan mendapat respon positif dari siswa
Ide Atau Gagasan Yang Timbul Sepanjang Proses Perubahan
Selalu menggali karakteristik murid baik pengetahuan awal, karakter, dan gaya belajar
Meminta murid untuk menyampaikan pendapatnya dapat berupa penguasaan materi, cara belajar, ataupun kondisi yang diinginkan.
Berkolaborasi dengan teman sejawat untuk praktik baik.
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 – Nilai dan Peran Guru Penggerak
GAMBARAN DIRI SAYA SEBAGAI GURU PENGGERAK DI MASA DEPAN
Di masa mendatang, Saya sebagai Guru Penggerak harus dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem sekolah. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam kepemimpinan seorang guru harus mampu memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak, sehingga di masa depan saya harus mempunyai lima nilai-nilai guru penggerak, yaitu:
Nilai 1. Berpihak pada Murid
Kegiatan yang sudah dilakukan dan berkesinambungan:
Membuat suasana belajar aman dan menyenangkan
Memfasilitasi sumber belajar bagi murid
Menuntun kemerdekaan belajar murid
Nilai 2. Mandiri
Kegiatan yang sudah dilakukan dan berkesinambungan:
Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
Melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan
Nilai 3. Reflektif
Kegiatan yang sudah dilakukan dan berkesinambungan:
Meninjau kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan
Menerima umpan balik baik dari siswa maupun dari teman sejawat
Melakukan tindak lanjut atas umpan balik
Nilai 4. Kolaboratif
Kegiatan yang sudah dilakukan dan berkesinambungan:
Diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan pembelajaran
Berbagi praktik baik dalam pembelajaran
Membuat dan berbagi aplikasi untuk pembelajaran
Nilai 5. Inovatif
Kegiatan yang sudah dilakukan dan berkesinambungan:
Membuat blog yang berisi konten pendidikan
https://otobaja1.blogspot.com/
Menyusun media pembelajaran yang interaktif
Memberi ruang bebas siswa untuk bereksplorasi pembelajaran
1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2
Peristiwa
Momen penting dan mencerahkan yang saya alami adalah saat berdiskusi dengan teman calon guru penggerak dalam ruang kolaborasi, yaitu semua anggota kelompok menyampaikan kekuatan nilai guru penggerak yang paling kuat kemudian mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki oleh masing-masing rekan dalam kelompok untuk merancang satu kegiatan sesuai dengan satu peran guru penggerak.
Kaitan pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 bahwa dalam proses menuntun anak didik seorang guru harus melaksanakan peran-perannya dengan memperhatikan nilai-nilai guru penggerak.
Perasaan
Saat momen itu terjadi saya merasa bagaikan lilin mati dalam kegelapan, maka dengan mempelajari keterkaitan modul 1.1 dan 1.2 saya mendapatkan pematik untuk menghidupkan lilin tersebut untuk menerangi sehingga menemukan nilai dan peran guru penggerak untuk mengimplementasikan proses pembelajaran yang menuntun murid, maka melalui pembelajaran ini terus terang saya tertarik dan optimis untuk menggali informasi tentang nilai dan peran seorang guru penggerak.
Pembelajaran
Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa peran guru sebagai Teacher Centered yaitu mengajar sesuai dengan apa yang direncanakan tanpa menggali potensi murid terlebih dahulu sehingga murid cenderung hanya menerima apa yang saya sampaikan baik itu materi pelajaran maupun penugasan. Berpijak pada pengalaman itu maka pantas murid cenderung cepat jenuh kurang konsentrasi dalam menerima pembelajaran.
Sekarang saya berpikir bahwa guru harus mulai berlatih untuk memainkan peran dan nilai guru penggerak untuk mewujudkan ekosistem pembelajaran, murid diberikan kebebasan untuk menggali potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.
Penerapan ke depan (Rencana)
Pengembangan diri yang dapat saya lakukan mulai dari sekarang untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak adalah mengimplementasikan rancangan pembelajaran dengan memperhatikan nilai dan peran guru penggerak :
Pembelajaran yang berpihak pada murid, meliputi membuat suasana belajar aman dan menyenangkan, memfasilitasi sumber belajar bagi murid, menuntun kemerdekaan belajar murid.
Kemandirian guru untuk mengembangkan diri, meliputi merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan
Melakukan reflektif untuk mengevaluasi pembelajaran, meliputi meninjau kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan, menerima umpan balik baik dari siswa maupun dari teman sejawat, melakukan tindak lanjut atas umpan balik.
Pembelajaran kolaboratif untuk mengelola kekuatan serta perbedaan, menjaga harmoni dalam keberagaman dengan tindakan nyata, meliputi diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan pembelajaran, berbagi praktik baik dalam pembelajaran, membuat dan berbagi aplikasi untuk pembelajaran.
Pembelajaran yang inovatif untuk memunculkan gagasan baru dan tepat guna, meliputi mengembangkan blog yang berisi konten pendidikan, menyusun media pembelajaran yang interaktif, memberi ruang bebas siswa untuk bereksplorasi pembelajaran.
1.2.a.9 AKSI NYATA - MODUL 1.2 - NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
Menuntun kemerdekaan belajar murid dan membuat suasana belajar aman dan menyenangkan, Memfasilitasi sumber belajar bagi murid
Mandiri
Melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Reflektif
Meninjau Kembali Proses Pembelajaran di Akhir Semester
Kolaboratif
Membuat dan berbagi aplikasi pembelajaran
Inovatif
Mengembangkan blog konten pendidikan