1.1.a.9. AKSI NYATA - MODUL 1.1
FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
IMPLEMENTASI : PEMBELAJARAN DIMULAI DARI DIRI MURID
Dalam menuntun murid, saya telah melaksanakan pembelajaran yang diawali dengan konsep “mulai dari diri” murid.
Memberikan keleluasaan kepada murid dalam mempresentasikan pengalaman belajar, contohnya berani tampil di hadapan temannya untuk menyampaikan materi pelajaran yang dia tahu.
Menjaga ikatan emosional dengan para murid sebagai upaya menuntun mereka untuk menciptakan pembelajaran yang aman dan menyenangkan
JURNAL REFLEKSI MINGGUAN 1
Di awal pendidikan guru penggerak saya melaksanakan kegiatan lokakarya orientasi dengan rasa antusias saya mengikutinya, sungguh luar biasa dengan rasa syukur saya telah menerima banyak hal baru yang saya dapatkan, diantaranya saya mengenal ekosistem belajar di program guru penggerak, memahami program Pendidikan Guru Penggerak. Selanjutnya pada minggu pertama kami mendapat pembelajaran refleksi diri terkait Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa dengan melihat diri sendiri betapa sungguh nampak kekurangan yang ada pada diri saya yaitu belum mengetahui bagaimana cara menggali potensi diri anak sesuai dengan kodratnya. Hal inilah yang menjadi titik awal saya dalam mengimplementasikan merdeka mengajar yaitu mulai dari diri. Rasa penasaran pun terbesit dalam hati untuk lebih mengetahui apa sebenarnya filososi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara, dengan menggali berbagai informasi baik berupa tulisan maupun video terkait pemikiran Ki Hadjar Dewantara maka hal baru telah saya dapatkan yaitu pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan, pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu yang berguna untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin, sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan memahami pemikiran inilah semakin merinding, haru, senang bercampur menjadi satu seolah-olah matapun berkaca-kaca, betapa tidak karena selama ini saya belum sepenuhnya dapat berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan terlebih ingat dengan semboyan Ki Hadjar Dewantara Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Dengan rasa ingin tahu, sungguh bahagia saya dapat berbagi dengan teman-teman calon guru penggerak dalam diskusi virtual, dalam diskusi ini saling tukar pikiran sehingga dapat menambah wawasan saya tentang filosofi pendidikan.
Semakin terbuka hati saya dalam menerima perubahan ini karena rasa keingintahuan yang kuat untuk mendalami ekosistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, langkah mulai dari diri sungguh luar biasa untuk diterapkan, betapa tidak karena untuk pemahaman awal sejauh mana materi pelajaran diketahui, kemudian dengan rasa senang dituntun untuk menggali lebih dalam mengenai konsep maupun teori pembelajaran. Dengan bertepuk tangan bergembira kolaborasi dengan teman-teman calon guru penggerak untuk saling berpendapat, mengklarifikasi, menguatkan inspirasi saya dalam mengembangkan merdeka mengajar.
Saya sadar ternyata betapa banyak kekurangan yang ada pada diri saya, bersujudlah saya untuk memohon ampun kepada Sang Kholiq sekaligus memohon ridlo-Nya untuk perbaikan pengembangan pembelajaran ke depan, seolah-olah saya mulai dari lembaran baru untuk implementasi pembelajaran. Pengalaman baru dalam seminggu pembelajaran pendidikan guru penggerak ini sangat banyak, diantaranya langkah mulai dari diri, menggali konsep ataupun teori, kolaborasi dengan sesama untuk saling menguatkan, presentasi untuk mengungkapkan hasil pemikiran.
Pada hari Senin saat saya mengajar di kelas XI Teknik Kendaraan Ringan-A konsep mulai dari diri siswa saya terapkan, saat itu materi pelajaran yang saya sampaikan dengan topik Cara Perawatan Sistem Starter Kendaraan Ringan. Langkah awal pembelajaran saya sampaikan tentang konsep mulai dari diri, setelah siswa memahami dan menyetujuinya maka tiba saatnya saya terapkan. Semua siswa saya berikan kertas untuk menuliskan pemahaman awal tentang materi pelajaran tersebut, sungguh luar biasa senangnya saya, semua siswa antusias melaksanakan tahap ini. Semua siswa telah menuliskan pengetahuan awal tentang materi pelajaran tersebut dan mempresentasikan, bagaimana kesan yang diterima oleh siswa, mereka menyampikan dengan senang dengan tahap mulai dari diri. Saya sebagai guru tentunya hal ini sebagai tantangan untuk lebih mengawal potensi mereka agar setiap siswa mampu mengembangkannya dengan langkah selanjutnya yaitu eksplorasi konsep.
‘Foto Bercerita’ Dari Seluruh Rangkaian Pelaksanaan (Perencanaan, Penerapan Dan Refleksi) Aksi Saya
‘Testimoni’ Dari Rekan Guru Dan Siswa Yang Terlibat Dalam Proses Perubahan Yang Saya Lakukan
JURNAL REFLEKSI MINGGUAN 2
Perasaan Selama Melakukan Perubahan Di Kelas
Pada awalnya saya merasa bingung dan khawatir untuk menerapkan perubahan di kelas, rasa bingung karena harus mulai dari mana, dan rasa khawatir karena tidak sesuai dengan yang dikehendaki siswa. Hal ini disebabkan karena belum terbiasa untuk melakukan pembelajaran sesuai apa yang telah dipelajari di modul 1.1, namun demikian dengan rasa percaya diri tetap harus dicoba, saya menyampaikan terlebih dahulu ke siswa tentang skenario pembelajaran, dimana semua siswa menyampaikan pengetahuan yang sudah dimiliki tentang materi pembelajaran yang akan saya sampaikan. Ternyata diluar dugaan kami bahwa semua siswa telah menuliskan pengetahuan awal tentang materi pelajaran yang akan saya sampaikan, sungguh saya merasa senang karena awal penerapan mendapat respon positif dari siswa.
Ide Atau Gagasan Yang Timbul Sepanjang Proses Perubahan
Selalu menggali karakteristik siswa baik pengetahuan awal, karakter, dan gaya belajar
Meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya dapat berupa penguasaan materi, cara belajar, ataupun kondisi yang diinginkan.
Berkolaborasi dengan teman sejawat untuk praktik baik.
Pembelajaran Dan Pengalaman Dalam Bentuk Catatan Praktik Baik
Dalam menuntun siswa saya telah melaksanakan pembelajaran yang diawali dengan konsep “mulai dari diri” siswa
Memberikan keleluasaan kepada siswa dalam mempresentasikan pengalaman belajar, contohnya berani tampil di hadapan temannya untuk menyampaikan materi pelajaran yang dia tahu.
Menjaga ikatan emosional dengan para siswa sebagai upaya menuntun mereka untuk menciptakan pembelajaran yang aman dan menyenangkan