Sekolah merupakan salah satu institusi masyarakat yang berfungsi mengembangkan potensi murid. Sekolah yang sehat memiliki kemampuan memberi bekal yang diperlukan untuk membangun resilience pribadi seperti perhatian, saling mendukung, menciptakan lingkungan yang mendorong murid berprestasi, memberikan kesempatan kepada murid berpartisipasi dalam proses belajar dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran. Resiliensi bisa memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi dalam perjalanan hidup menuju kedewasaan seseorang.
Berikut adalah contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat dapat membantu proses pembelajaran murid:
1. Sumber daya manusia
Guru atau pendidik diharapkan mampu memiliki kemampuan berupa pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan dapat mengembangkan keterampilan atau potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Oleh sebab itu kompetensi guru merupakan hal penting agar tercapainya keberhaslan dalam pembelajaran. Peran guru dalam menjadikan peserta didik yang memiliki pengetahuan luas dan berakhlak mulia sangat penting. Sehingga kualitas guru sangat diperhatikan agar terciptanya peserta didik yang diharapkan dan keberhasilan implementasi pembelajaran sesuai yang di harapkan. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang mampu menggali sumber daya atau aset yang sudah dimiliki sehingga dapat mengarahkan dan membimbing murid untuk mewujudkan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan yang menjadi penyemangat belajar.
2. Sumber daya finansial
Pengeloaan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) sesuai peruntukannya dapat digunakan dalam rangka menunjang proses pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pemeliharaan atau pengadaan aset sekolah.
Memanfaatkan sumber daya yang ada akan meningkatkan kreatifitas tinggi. Sekecil apapun dana yang tersedia, suatu acara akan berjalan dengan baik dengan menjalankan musyawarah mufakat yang menggunakan pola pikir asset based thingking.
3. Sumber daya fisik
Pengeloaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dengan baik dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan yang dapat menumbuhkan semangat belajar murid, misalkan dengan cara menghias kelas, menata meja kursi, menata rak buku dengan berbagai judul bacaan.
3.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 3.2
Tujuan Pembelajaran Khusus :
CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah .
Sumber daya di sekolah merupakan semua komponen yang ada sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan sekolah agar dapat digunakan dalam pemenuhan operasional sekolah. Sumber daya berkaitan erat dengan ekosistem yang merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sekolah bagian dari ekosistem, karena terjadi interaksi faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup) yang saling berkaitan dan berjalan harmonis. Faktor biotik dan abiotik sangat perlu diidentifikasi sekolah terutama dalam penyusunan program operasional sekolah karena berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran, hal ini berfungsi sebagai acuan yang mengarahkan seluruh pemangku kepentingan untuk fokus pada pencapaian tujuan, dengan menerapkan aturan, prosedur, dan program, serta proses kegiatan yang dikembangkan bersama dan ditetapkan oleh kepala sekolah untuk memenuhi kebutuhan murid dan lingkungan dalam menghadapi perubahan kehidupan di abad 21 yang dinamis. Pentingnya pengelolaan sumber daya sekolah adalah bahwa segala potensi sumber daya yang sudah dimiliki sekolah yang dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai usaha untuk meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan sekolah. Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif, maka dikenal dengan Pengembangan Sekolah Berbasis Asset (PBSA), PSBA merupakan suatu pengembangan yang berfokus pada kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh sekolah. PBSA selalu memikirkan masa depan dengan berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih serta mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada. Dalam PBSA visi dan kekuatan digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan aksi yang sudah diprogramkan. Dengan demikian PBSA tidak fokus pada kekurangan serta masalah dan hambatan yang ada.
Peran pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, diantaranya:
Seorang pemimpin pembelajaran mampu menerapkan BAGJA di sekolah dengan memanfaatkan aset yang ada,
Seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan perubahan di sekolah dapat dimulai dari hal yang sederhana dengan sesuatu yang sudah dimiliki dan mengoptimalkan semua aset yang sudah ada,
Sebagai pemimpin pembelajaran harus mengerti betul esensi dari Tut Wuri Handayani, sehingga mampu menempatkan murid sebagai pemegang kendali proses pembelajaran mereka sendiri, menuntun murid dalam suasana pembelajaran yang nyaman dan mneyenangkan,
Sebagai guru mampu mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid. Untuk itu, perlu memahami bagaimana meramu pengalaman belajar sehingga murid merasa nyaman, menyenangkan, mandiri, dan memiliki kreativitas untuk mencapai segala yang mereka impikan,
Sebagai pemimpin mampu mendorong kolaboratif dengan kekuatan yang ada di sekolah untuk mengomunikasikan urgensi dari inisiatif perubahan yang sedang dilakukan yang dapat membawa dampak positif pada murid.
Simpulan
Sekolah Sebagai Ekosistem
Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.
Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.