PENGALAMAN CALON GURU PENGGERAK
Hallo, nama saya Viska Amelia Larasati saya biasa dipanggil miss viska oleh siswa saya di sekolah. Saya berasal dari instansi SMP Brighton yang berlokasi di Depok tepatnya Jl. Alternative Cibubur. Sedikit berbagi kisah mengenai awal mula saya mengikuti program calon penggerak adalah ketika awal pandemi, saya mengalami banyak sekali penyesuaian yang tidak sedikit. Dari situ saya mengalami culture shock yaitu banyak KD yang tidak bisa tersampaikan secara maksimal. Dari situ saya merasa ada penyesalan dan merasa gagal sebagai seorang pendidik. Namun saya dikuatkan oleh adanya kurikulum penyesuaian. Lalu saya mengetahui adanya kurikulum merdeka, melalui video Pak Nadim selaku mentri pendidikan yang memaparkan kurikulum merdeka dan memiliki agen perubahan dengan guru penggerak. Semenjak pertama kali saya memutuskan untuk menjadi seorang pendidik dari tahun 2016, perjalanan saya tidaklah mudah karena saya bukan berasal dari sarjana pendidikan. Tahun demi tahun saya jalanin dengan belajar secara mandiri mengenai peran saya sebagai pendidik dan bagaimana saya membawa amanah sebagai seorang pendidik untuk mendidik generasi penerus bangsa. Ketika saya menonton video Pak Nadim saya merasa pikiran dan mindset saya bertambah. Saya disadarkan lagi akan cara melihat seorang murid. Murid bukanlah seorang dengan kertas polos yang mana pendidik/orang tua dapat bebas menuliskan hal baik pada kertas tersebut namun murid merupakan seorang dengan kertas yang sudah memiliki tulisan namun masih buram, di sinilah peran pendidik/orang tua untuk menebalkan tulisan yang baik dan tetap memburamkan hal yang tidak baik pada anaknya. Pada video kurikulum merdeka ini saya disadarkan mengenai harafiah manusia. Tidak ada yang dipaksakan dan tetap menggali yang memang menjadi potensi siswa. Pada video tersebut juga menyampaikan adanya program guru penggerak. Saya ingin sekali mengikuti guru penggerak tapi sayangnya Kota Depok belum mendapatkan kuota hingga angkatan 6 ini saya berkesemapatan untuk mengikuti. Sembari menunggu pembukaan saya mempelajari lebih dalam apa itu kurikulum merdeka dan apa yang membuat saya ingin menjadi guru penggerak. Saya membuka website guru penggerak. Pada website saya menonton beberapa video hasil dari guru-guru yang sudah lebih dahulu mengikuti program guru penggerak. Banyak sekali perubahan positif yang guru-guru alami. Dari situ saya merasa saya butuh untuk ikut program guru penggerak. Alhamdulillah pada saat pendaftaran tersebut saya genap 5 tahun menjadi seorang pendidik sehingga berkesempatan untuk ikut, pada seleksi tahap satu saya mencoba menceritakan kembali pengalaman saya selama 5 tahun mengajar dan saya lanjut ke tahap selanjutnya yaitu simulasi mengajar. Pada saat simulasi mengajar saya sangan mempersiapkan diri saya hehe karena diberikan limitasi 10 menit yang masa terasa sangat sedikit. Lalu lanjut ke tahap wawancara, saya diwawancarai oleh 2 pengawas dan pada sesi tersebut wawancara berjalan baik dan banyak sekali yang saya bagikan kepada para pewawancara yang berakhir kami tertawa bersama karena beliau merasa pengalaman saya unik.
Setelah dinyatakan lulus dari proses seleksi, mulailah saya ke dalam pelatihannya. Setelah proses simulasi, berkenalan dengan group satu tim PP dan satu tim Fasil, saya bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain yang mana sangat hebat-hebat. Saya merasa beruntung bisa belajar bersama dengan rekan-rekan semua. Pada saat saya memulai pelatihan dengan alur MERDEKA saya meresa mendapatkan banyak pengetahuan mengenai konsep dan nilai dari pendidikan. Saya merasa paradigma saya sebagai seorang pendidik sedang diluruskan dan dikembalikan ke jalan yang semestinya hehe walaupun beloknya juga tidak begitu jauh hehe. Saya belajar bagaimana saya bersikap untuk siswa saya yang berumur 12-16 tahun dan bagaimana saya sebaiknya membimbing mereka dengan secara tepat. Saya juga belajar mengenai psikologi mengenai pemikiran manusia, menumbuhkan motivasi intrinsik. Saya juga merasa lebih baik setiap modul yang saya pelajari. Pikiran saya jauh lebih terbuka juga mengenai keberpihakan pada murid dan arti merdeka itu sendiri. Bagaimana membuat budaya positif di sekolah, membuat siswa mampu belajar secara mandiri dan bertanggung jawab.
Setiap modul terdapat kegiatan yang berkolaborasi dengan rekan-rekan hebat lainnya. Ada ruang kolaborasi di mana kami menyamakan prespektif mengenai modul yang sedang dipelajari. Lalu berdiskusi bersama itu merupakan momen yang paling seru. Di dalam grup, kami memliki latar belakang yang berbeda, sekolah yang berbeda, pengembangan sekolah yang berbeda tapi itulah yang membuat suasana diskusi menjadi lebih seru. Modul demi modul dilalui tapi merasa waktu yang ada kurang karena sembari mengerjakan tanggung jawab di sekolah. Tantangan yang dihadapi pun semakin meningkat berkejaran dengan waktu. Pada awal modul saya cukup struggle dalam beradaptasi dengan kegiatan baru, rutinitas sehari-haripun terasa menjadi lebih padat. Saya sempat sakit selama 1 bulan penuh, dari mulai sakit, lalu sembuh, dan selang beberapa hari saya sakit kembali. Pada fase ini saya sedang menyesuaikan diri dengan rutinitas dan tantangan yang baru. Saya ingat sekali pada Lokakarya kedua yang mana untuk pertama kalinya tatap muka. Saya sangat lemas dan tak berdaya namun Pengajar Praktik saya Pak Asep Ihsanudin terus menguatkan dan meyakinkan saya untuk datang. Walaupun telat saya tetap hadir. Namun tak disangka setibanya saya di lokasi, saya bertemu dengan guru-guru lain dan juga kelompok lain yang memberikan energy positif kepada saya sehingga tak terasa saya sedang sakit pada saat itu dan bisa sehat. Walaupun sesampainya di rumahpun saya kembali sakit :D.
Tantangan pada saat saya mengikuti pelatihan guru penggerak adalah mengaplikasikan modul secara cepat. Saya tipe orang yang harus paham dulu baru akan mengaplikasikannya agar apa yang saya aplikasikan ini tepat sasaran, tetapi di CGP ini saya dituntut untuk mengerti dan paham secara mindful dalam waktu yang cepat dan harapannya bisa mengaplikasikan itu dengan segera. Alhamdulillah saya didampangi juga oleh Bu Ratiningsih selaku fasilitator yang siap membalas pesan saya di WA.
Dari pelatihan CGP ini saya mendapatkan banyak hal, saya lebih bisa melihat potensi lain ketika siswa saya membuat masalah di sekolah. Saya lebih sabar dan lebih teratur dalam menanggulangi masalah ketika siswa saya membutuhkan bantuan saya. Dari CGP ini pun menumbuhkan minat baca saya yang saat ini saya memiliki ketertarikan untuk membaca buku psikologi karena ternyata untuk bisa membimbing manusia saya harus memiliki banyak pengetahuan tentang manusia itu sendiri. Bagaimana saya memanusiakan manusia hehehe.
Minggu demi minggu saya jalani pelatihan ini, berbagi dalam kelompok guru yang hebat-hebat membuat saya termotivasi dan menambah wawasan saya. Pelatihan ini memiliki banyak tugas dan pembelajaran secara mandiri. Di tahap awal saya mengalami beberapa penyesuaian dengan kegiatan saya sendiri sebagai seorang pendidik. Saya mencoba untuk mengatur waktu dan juga membuat skala prioritas. Tantangan saya selama mengikuti CGP ini adalah bagaimana saya bisa mengaplikasikan nilai-nilai yang saya pelajari di CGP ini kepada siswa saya secara tepat.
Hal yang saya rasakan setelah mengikuti pelatihan CGP ini saya memiliki pemikiran yang terbuka dan selalu melihat asset dari segala hal yang akan saya lakukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada kegiatan sekolah. Saya ingin sekali seluruh guru minimal di sekolah saya mendapatkan pemahaman mengenai materi yang saya pelajari di CGP sehingga dapat merubah ekosistem di sekolah dan dapat memfasilitasi siswa dengan baik secara bersama-sama.
Pengalaman selama di CGP ini merupakan bekal yang sangat berarti untuk saya. Saya belajar merumuskan dan membuat visi dan misi sekolah dengan BAGJA, lalu membangun budaya positif, pendekatan berbasis asset, dll.
Pada halaman terakhir ini, saya akan dedikasikan untuk berterima kasih kepada grup tanjidor saya :D. Saya bersyukur dipertemukan dengan rekan-rekan satu tim fasilitator seperti beliau-beliau. Saya mungkin yang termuda dalam satu kelompok tersebut tetapi beliau-beliau tetap memperhitungkan saya sebagai rekan yang layak. Banyak sekali hal yang rekan-rekan tularkan kepada saya untuk membuat sekolah lebih baik lagi dan metode pengajaran yang lebih tepat lagi. Bu Ellyit rekan saya dari pelatihan ke pelatihan lainnya sampai ke CGP ini hehehe mungkin ini bukan pertama kalinya saya bekerja sama dengan beliau dalam pelatihan tapi di pelatihan CGP ini sangat berkesan, saya sering menelfon Bu Ellyit jika ada simpang siur dalam penugasan dan sekedar berbagi keluh kesah yang pada akhirnya kami sama-sama bisa menyelesaikan tugas dengan deadline yang pas hehehe. Lalu bertemu dengan Bu Astri ketua grup tanjidor :D beliau selalu mencairkan suasana dengan celetukan yang kekinian, selalu menenangkan ketika ada tugas yang mepet sekali dan agak sulit, Bu Astri menjadi inspirasi untuk lebih relaks dalam pengerjaan tugas-tugas. Pak Ustad Sobar yang selalu menjadi ice breaker dalam setiap pertemuan. Dengan berbagai tingkahnya yang unik selalu memberikan warna lain dalam setiap sesinya. Tidak lain dan tidak bukan Bu Titik Sunarsih merupakan guru saya sewaktu saya di bangku SD dan SMP, kami berjumpa lagi namun tidak sebagai guru-murid melainkan rekan sejawat, walaupun pada akhirnya beliau tetap banyak mengajarkan saya pada pelatihan ini untuk terus optimis dan mengerjakan tugas secara cepat yang artinya saya harus lebih bisa menagatur waktu saya. Ada Bu Dewi, Bu Yunike, dan Bu Irma yang seperti kakak perempuan saya selalu menyemangati saya dan memberikan semangat hehe, Bu Magdalena yang ternyata tetangga saya hehe rumah kami berdekatan lain kali saya bertamu ya bu hehe. Lalu Pak Anggit yang selalu menjadi rekan saya di loka karya dan cara bercanda kami satu frekuensi jadi cukup memberikan tektok yang baik ya pak :D lalu Pak Deni, beliau sangat inspiring denagan berbagai pengalaman beliau yang luar biasa, terima kasih pak sudah berbagi aplikasi tambahan untuk saya hehe dan Bu Febri, semangat beliau yang luar biasa selalu membuat saya menjadi penyemangat saya juga. Saya sangat bersyukur sekali bisa bekerja sama dalam kurun waktu 6 bulan ini dengan grup tanjidorku hehe. Harapan kedepannya saya dapat mengaplikasikan serta berbagi pengalaman saya kepada guru-guru lain. Sehingga nilai sebagai guru penggerak bisa tertular dan kami tidak bergerak secara sendirian.