Mampu memahami pengertian dari shapefile
Mampu mengetahui sumber-sumber penyedia Shapefile
Mampu mengunduh data dari sumber data online
Mampu memfilter peta nasional sehingga menjadi peta Kabupaten/Kota masing masing
Mampu men-disolve (menggabungkan) wilayah peta Kabupaten/Kota masing masing
Mampu memberikan symbol pada peta
Mampu memberikan label pada peta
Mampu membuat layout peta administrasi Kabupaten/Kota
Shapefile adalah format data vektor geospasial yang dapat digunakan untuk perangkat lunak sistem informasi geografis. Format ini dikembangkan oleh ESRI.Format ini sudah menjadi format terbuka untuk dapat digunakan oleh software SIG lainnya, sehingga diharapkan dapat terjadi interoperabilitas data antara Software yang dikembangkan ESRI dan software yang dikembangkan oleh pihak yang lain.
QGIS juga menggunakan format ini untuk pengolahan datanya. Karena format data ini kompatibel dengan ArchGIS, maka data ini dapat di interoperabilitas kan antara QGIS dan ArchGIS. Dengan perkataan lain, Shapefile dapat digunakan oleh QGIS dan ArchGIS. Shapefile yang dibuat dengan QGIS dapat dibuka pada ArchGIS, demikian juga shapefile yang dibuat oleh ArchGIS dapat dibuka melalui QGIS.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa shapefile merupakan format data vektor geospasial. Apa itu data vektor geospasial ? Data vektor geospasial adalah data yang diekspresikan dalam bentuk titik (points), garis (lines), dan area (polygon)
Pada SIG, data vektor ini disajikan pada peta, yang dilengkapi dengan data atribut. Data atribut disajikan dalam bentuk tabel, sehingga sering juga disebut dengan tabel atribut. Tabel atribut berisi informasi terkait lokasi titik, garis, atau area dimana sebuah fitur berada di muka bumi, dan data yang menjelaskan apa yang ada yang ada pada fitur tersebut. Pada tabel atribut, kita bisa menambahkan kolom-kolom berisi data-data terkait yang ada pada lokasi tersebut.
Shafefile terdiri dari 3 (tiga) komponen, berupa 3 (tiga) buah file yang memiliki nama yang sama tapi format file yang berbeda, sehingga ektensinya berbeda. Yakni :
file shape (.shp) : file ini menyimpan data vector peta, berupa titik(point), garis(polyline), dan bidang (polygon)
file indeks (.shx) : file ini menyimpan daftar nomor urutan byte file utama (.shp). Fungsi file ini untuk mempercepat akses file utama. File ini sebagai penghubung antara file utama (peta vector), dengan data atribut.
file tabel dbase (.dbf) : file ini berisi informasi tambahan mengenai file utama, berupa data atribut.
Jadi file shape berisi data yang merepresentasikan objek spasial (titik, garis, atau bidang) yang disimpan dalam file shape (.shp), dimana urutan record objek disimpan pada file indeks (.shx). Sedangkan keterangan tentang objek spasial tadi disimpan dalam tabel yang disimpan dalam file database (.dbf).
Proses pembuatan shapefile, diawali dari peta hasil pemotretan oleh satelit, berupa data citra (image), atau data raster. Melalui peta raster tersebut, kemudian dilakukan proses digitasi sehingga diperoleh peta vektor. Proses digitasi membutuhkan waktu dan tenaga, dan ketrampilan dan ketelitian dalam menggambar peta. Semakin luas area yang didigitasi, maka akan semakin membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya.
Sebenarnya...di seluruh dunia, terdapat beberapa lembaga, perusahaan, maupun perorangan yang menyediakan sumber shapefile untuk wilayah Indonesia. Contohnya adalah sbb:
GADM melalui situs https://gadm.org/
Merupakan Basis Data Wilayah Administratif Global, yakni basis data resolusi tinggi dari wilayah administrasi negara, dengan tujuan "all countries, at all levels, at any time period.". Basis data tersedia dalam beberapa format ekspor, termasuk shapefile yang digunakan dalam sebagian besar aplikasi SIG. Meskipun merupakan database publik, menurut beberapa pihak menyatakan bahwa GADM memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi daripada database gratis lainnya. Proyek GADM menciptakan data spasial untuk banyak negara dari database spasial yang disediakan oleh pemerintah nasional, LSM, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan data spasial dari GADM, bisa langsung berkunjung ke situsnya yang beralamat https://gadm.org/.
Pendaftar dari alamat situs tersebut tercatat dengan nama Robert J. Hijmans, pada tahun 2009. Akan tetapi mulai stabil pada tahun 2018. Data yang ada pada situs ini, dapat digunakan secara gratis, akan tetapi sesuai etika terhadap penggunaan hak cipta, maka perlu mencantumkan sumbernya.[1]
Ina Geoportal melalui situs https://tanahair.indonesia.go.id/
Situs ini merupakan salah satu produk dari Badan Informasi Geospasial (BIG). BIG adalah lembaga pemerintah non kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.
Ina-Geoportal sebagai geoportal nasional yang menghubungkan berbagai Kementerian, Lembaga, Provinsi, dan Daerah yang menjadi mitra penghubung simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Kini pengguna dapat menikmati fitur analisis data, geoprocessing, geotagging, drag and drop data file dengan teknologi mapviewer berbasis opensource[2].
Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang terdapat dalam portal ini adalah produk Badan Informasi Geospasial (BIG) dan hak ciptanya dimiliki oleh BIG. Pengguna diijinkan dan dibebaskan untuk mengunduh, mendistribusikan, mengadaptasi atau membuat turunan IGD yang ada dalam website ini, dengan syarat mencantumkan sumber informasi/data berasal dari BIG. Dengan sitasi sebagai berikut :
Badan Informasi Geospasial Republik Indonesia, 2015-2019. Peta Rupabumi Digital Indonesia. Bogor, Jawa-Barat. Diakses dari : http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/
Pengguna tidak diperkenankan untuk memperjualbelikan kembali segala data yang diperoleh dari portal ini.[3]
Lebih lanjut mengenai Ina Geoportal silahkan lanjut baca 8.4.
[1] https://en.wikipedia.org/wiki/GADM diakses tanggal 10/06/2022 , pukul 09:24
[2] https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web diakses tanggal 10/06/2022 , pukul 11:32
[3] https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/termcondition diakses tanggal 10/06/2022 , pukul 11:43
Untuk bisa mengakses data GADM, kita bisa lakukan dengan membuka situs https://GADM.org
2. Untuk bisa mengunduh data, klik DATA
3. Pilih peta negara mana yang akan diunduh, klik country
4. Pilih shapefile
Untuk bisa mengakses data Ina Geoportal, kita bisa lakukan dengan membuka situs https://tanahair.indonesia.go.id/
2. Kemudian masuk/Login. Bagi yang belum memiliki akun pada portal ini silahkan daftar terlebih dahulu.
3. Geser ke bawah
4. Klik Peta RBI Format shp
Note : RBI = Rupa Bumi Indonesia
5. Pilih sesuai yang dibutuhkan. Dalam hal ini, kita akan coba Per Wilayah
6. Di sini ada notifikasi, bahwa untuk melakukan download klik kanan pada wilayah yang akan di download.
7. Nah …sekarang arahkan kursor ke arah wilayah yang hendak kita unduh, contoh pada latihan ini, kita akan mengunduh peta Kabupaten Bekasi, maka kita arahkan kursor ke arah Kabupaten Bekasi.
8. Klik kanan pada area tersebut, sehingga tampil seperti berikut ini
9. Pilih skala
10. Klik icon download (lihat panah merah)
11. Tunggu sebentar, sampai proses download selesai
12. Maka akan menghasilkan file Zip
13. Ekstrak file tersebut, sehingga menghasilkan beberapa file shp diantaranya adalah peta administrasi, peta airport, peta jalan, peta pelabuhan, dll. Kita bisa menggunakan data peta tersebut untuk keperluan analisis pekerjaan kita, termasuk analisis di bidang transportasi.
1. Setelah shapefile diunduh, saatnya kita membuka file tersebut melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis. Dalam latihan yang ada pada materi ini, menggunakan shapefile hasil download dari situs GADM, dan tersedia pada link berikut :
https://drive.google.com/drive/folders/1A8Qe0NscYeqN03_8x3w_xl8YGeq9kskj?usp=sharing
2. Sebelum melakukan latihan sebaiknya sediakan folder terlebih dahulu dengan format :
NoTugas_Kelas_NamaTaruna
Contoh:
02_TD2.99_EliJumaeli
02 menyatakan nomor tugas, TD2.99 menyatakan nama kelas, EliJumaeli menyatakan nama.
Hasil unduhan pada nomor 1, tak perlu disimpan pada folder ini.
3. Jalankan program QGIS, sehingga di layar menampilkan berikut :
4. Buka file gadm36_IDN_4.shp, dengan cara pada browser, silahkan menuju folder tempat file tersebut berada. Klik 2 kali pada file tersebut
5. sehingga tampil berikut ini
1. Setelah peta terbuka, klik kanan layer (gadm36_IDN_4), sehingga muncul tampilan seperti berikut :
2. Klik Filter, sehingga muncul tampilan seperti berikut ini :
3. Karena kita ingin mendapatkan peta kabupaten/kota, maka klik dua kali NAME_2,sehingga di kotak provider specific filter expression muncul kata NAME_2
4. Kemudian klik tanda = pada operator, sehingga di sebelah kata NAME_2 tadi ada =
5. Kemudian klik sample (klik All untuk menampilkan semua kabupaten/kota, atau cari dengan mengetik nama kabupaten/kota di kotak search), sehingga tampil
6. Lalu klik duakali Bekasi, sehingga di kotak provider specific filter expression terlihat seperti berikut ini:
7. Setelah itu, klik button ok, sehingga sekarang di layar muncul peta Kabupaten Bekasi seperti ini
8. Klik zoom full sehingga tertampil peta filternya seperti berikut
9. Atau gerakan roda pada mouse ke atas untuk memperbesar tampilan peta, atau ke bawah untuk memperkecil tampilan peta
10. Kemudian kita blok area, dengan cara klik select features by area or single click,
11. kemudian blok area peta, sehingga semua area peta berwarna kuning
12. Kemudian kita kembali klik kanan pada layer gadm36_IDN_4, kemudian klik export
13. klik save selected feature as … sehingga muncul seperti ini
14. Karena kita hendak menyimpan file ini sebagai file shafefile, maka Pilih Formatnya ESRI Shapefile
15. Klik titik 3 (...) untuk meletakan file. Dalam hal ini, karena akan diletakkan pada folder tugas 3, maka buka folder tugas 3, kemudian beri nama file. Karena file ini merupakan peta kabupaten Bekasi berdasarkan wilayah desa, maka beri nama filenya Bekasi_Desa.
16. Dalam hal ini, file akan disimpan pada direktori d:\\ 02_EliJumaeli sehingga tampak pada isian File name d:\\ 02_ EliJumaeli\Bekasi_Desa.Shp
17. Pada CRS isi dengan EPSG:4326 - WGS 84, kalau belum sesuai, klik select CRS, sehingga muncul jendela seperti ini :
18. Isi pada filter dengan CRS
19. Sehingga tampil jendela seperti ini
20. Klik WGS84, klik OK. Sehingga pada isian CRS nampak EPSG:4326 - WGS 84
CRS adalah Coordinate Reference Systems atau Sistem Referensi Koordinat.
Dalam peta, bumi tiga dimensi direpresentasikan secara dua dimensi, dan transformasi yang diperlukan dapat dilakukan dengan menggunakan model yang berbeda. Setiap model mengekspresikan lokasi di bumi dalam koordinat dalam sistem referensi koordinat.
Ada beberapa cara mentransformasikan titik-titik lokasi dalam Sistem referensi koordinat, misalnya berdasarkan nilai bujur dan lintangnya, nilai x dan y dalam sistem referensi koordinat, dll.
WGS (World Geodetic System) atau Sistem Geodesi Dunia adalah standar data (datum) untuk digunakan dalam kartografi, geodesi, dan navigasi. Terdiri dari bingkai koordinat standar untuk bumi.
WGS84, karena dikembangkan pada tahun 1984. WGS84 terdiri dari kerangka koordinat standar untuk Bumi, ellipsoid datum / referensi untuk data ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang menentukan permukaan laut nominal.
WGS 84 adalah koordinat sistem referensi yang digunakan oleh Global Positioning System (GPS)
21. Setelah itu klik ok
22. Di layer sekarang muncul 2 layer
23. Untuk selanjutnya, karena kita nanti menggunakan data peta Bekasi_Desa, sehingga layer gadm36_IDN_4 bisa keluarkan/remove.
24. Caranya dengan klik layer gadm36_IDN_4, kemudian klik Remove. Maka akan muncul kotak dialog seperti ini
25. Kemudian klik ok
26. Simpan proyek pekerjaan ini dengan cara klik menu proyek, kemudian pilih save
27. Simpan sebagai file proyek di folder tugas tadi dan beri nama file proyeknya dengan nama Administrasi_Bekasi .
28. Klik Save.
Jika kita ingin menggabungkan beberapa area pada peta dapat dilakukan dengan men-dissolve peta tersebut. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggabungkan desa-desa pada satu kecamatan yang sama, Caranya :
1. Klik layer Bekasi_Desa, sehingga tampil seperti ini
2. Klik menu Vector sehingga di layar muncul seperti ini
Catatan :
Jika belum muncul tampilan seperti itu, klik menu plugins
Klik manage and install plugins, sehingga akan muncul seperti ini
Cari processing, kemudian centang, setelah itu klik close
Setelah itu klik menu vector
3. Klik geoprocessing tools, kemudian dissolve
4. Di layar akan muncul seperti ini
5. Pada input layer, pastikan nama petanya sesuai
6. Pada dissolve
tentukan fieldnya apa yang akan dissolve, dalam hal ini adalah NAME_3 (Kecamatan).
Klik … (titik tiga) sehingga muncul seperti ini
Kemudian centang NAME_3, terus klik ok
7. Pada dissolve berikutnya
8. Klik … (titik tiga) sehingga muncul seperti ini.
Klik save to File
Beri nama file (Bekasi_kecamatan),
Pilih save as type dengan shp
Klik save
Catatan
- pastikan lokasi penyimpanannya sesuai,
- pastikan type filenya sesuai (SHP files .shp)
9. Kemudian klik run
Setelah proses selesai di layer akan muncul layer baru
Kemudian klik close
Maka proses dissolve selesai
Dan hasilnya seperti ini
Kemudian remove layer Bekasi_Desa, sehingga hanya tinggal layer Bekasi_Kecamatan
Kadang kita ingin masing-masing wilayah pada suatu peta memiliki warna yang berbeda untuk membedakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memberikan symbol warna untuk masing-masing kecamatan :
1. Klik kanan pada layer, sehingga muncul seperti ini :
2. Klik Properties, pilih symbology sehingga muncul seperti ini
3. Pilih Klik single symbol, sehingga muncul seperti ini :
4. Klik Categorized, sehingga muncul seperti ini
5. Pada Value klik ▼, sehingga muncul daftar field/kolom pada tabel atribut, pilih NAME_3
6. Pada Color ramp klik ▼,
7. Pilih salah satu, Misalnya kita pilih Viridis
8. Kemudian Klik Classify, sehingga menampilkan seperti ini
9. Kemudian Klik Ok , sehingga hasilnya seperti ini
10. Jika ingin warnanya diganti sesuai yang kita inginkan. Silahkan kembali klik kanan pada layer.
11. Kemudian pilih warna yang akan diganti dengan cara klik dua kali pada warna symbol untuk kecamatan yang akan diganti warnanya. Misalnya kita akan mengganti symbol kecamatan Tambun Selatan, dengan warna merah.
12. Kemudian klik color, dan pilih warna merah. Disini disediakan 3 cara untuk memilih warna
Color Ramp, dengan tampilan seperti ini :
Color wheel, dengan tampilan seperti ini :
Color swatches, dengan tampilan seperti ini :
13. Kemudian klik Ok, ok, dan ok, sehingga hasilnya seperti ini
14. Simpan proyek dengan klik menu project, klik save
Kadang kita juga ingin masing-masing wilayah pada suatu peta bukan hanya memiliki warna yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, tetapi juga ada labelnya, sehingga tahu nama-nama wilayahnya. Untuk memberikan label pada masing-masing kecamatan :
1. Klik kanan pada layer, pilih properties
2. Pilih label
3. Klik no label
4. Sehingga muncul seperti ini
5. Klik single labels, sehingga muncul seperti ini
6. Isi valuenya dengan NAME_3
7. Setting type font, ukuran font, dsb. Sesuai selera. Kemudian klik ok
8. Sekarang peta sudah dilengkapi dengan nama-nama kecamatan
9. INGAT, untuk Simpan proyek ini dengan klik menu project, klik save.
Sehingga jika sewaktu-waktu perlu perbaikan, maka cukup menjalankan file projectnya.
Layout Peta adalah proses pengaturan tata letak peta, sehingga peta lebih mudah dibaca, dicetak, dan dibagikan. Untuk membuat layout, ikuti langkah langkah berikut :
1. Pastikan Anda sudah membuka peta yang hendak dibuat layoutnya
2. Klik Menu Project , Kemudian pilih New Print Layout
3. Akan muncul jendela seperti ini, isi dengan Judul Peta. Misalnya Peta Administrasi Kabupaten Bekasi, klik OK.
4. Sehingga muncul tampilan seperti ini
5. Area putih, itu adalah kertasnya. Untuk mengatur kertas dapat dilakukan dengan klik kanan, kemudian pilih page properties. Silahkan pilih ukuran kertas, dan orientasinya. Dalam hal ini, dipilih size A4 dan orientasinya landscape.
6. Untuk memasukan peta pada kertas, klik Add Map
Kemudian pada kertas, dengan bantuan mouse buat area untuk meletakan peta. Sehingga hasilnya seperti ini.
7. Untuk memperbesar ukuran peta di kertas, klik Move item content
Kemudian ke area peta, gerakan roda mouse. Ke atas untuk memperbesar ukuran peta, ke bawah untuk memperkecil peta. Ubah peta sehingga besarnya sesuai yang kita inginkan.
Jika tidak menggunakan mouse, bisa juga dilakukan melalui pengaturan skalanya dengan menurunkan angkanya untuk mendapatkan ukuran peta lebih besar atau menaikan angkanya untuk mendapatkan peta yang lebih kecil.
Buat ukuran peta secara proporsional pada kertas, seperti berikut ini.
8. Selanjutnya kita buat grid untuk menentukan titik koordinatnya pada peta dunia. Pastikan berada pada item Map1. Untuk meyakinkan pilih Item Map1, kemudian pilih Item Properties.
9. Pilih grid (kalau belum terlihat, scroll ke bawah), pilih tanda tambah (Add a new grid), sehingga muncul grid1 di kotak di bawahnya. Pilih Grid1, klik Modify
10. Sehingga muncul daftar pengaturan seperti ini:
11. Silahkan pilih type grid yang diinginkan
12. Isi CRS nya sesuai, dalam hal ini akan digunakan WGS84, dengan authority ID EPSG:4326
13. Pilih intervalnya Map Unit
14. Kemudian kita tentukan sumbu x dan sumbu y nya. Kita bisa mengatur angkanya, disesuaikan kebutuhan. Lebih baik jangan terlalu banyak gridnya, agar tak mengganggu gambar peta. Dalam hal ini, kita bisa memberi angka 0.2 untuk x dan 0.2 y. Untuk wilayah yang lebih sempit, kurangi intervalnya. Sedangkan wilayah yang lebih luas, tambahkan intervalnya.
15. Selanjutnya, kita bisa mengatur framenya, dengan klik frame (kalau tidak terlihat, silahkan scroll ke bawahnya). Silahkan diatur sesuai selera dan kebutuhan.
16. Kemudian ke bawah lagi, cari Draw Coordinate, beri tanda centang untuk memunculkan koordinatnya. Silahkan diatur sesuai selera dan kebutuhan.
17.Kemudian kita beri judul, dengan klik Add Label, terus ke area kertas. Buat kotak dengan mouse untuk meletakkan judul. Silahkan diatur sesuai selera dan kebutuhan.
18.Selanjutnya kita tambahkan arah mata angin, dengan klik Add North Arrow, terus ke area kertas, buat kotak untuk meletakkan gambar mata angin. Silahkan diatur sesuai selera dan kebutuhan.
19. Selanjutnya kita buat skala, dengan klik Add Scale Bar, terus ke area kertas, buat kotak untuk meletakkan gambar skala. Silahkan diatur sesuai selera dan kebutuhan.
Jika ingin menampilkan skala dengan format misalnya "Skala 1:400.000" dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
sisipkan kata "Skala" dengan menggunakan Add Label
Kemudian sisipkan angka Skala numerik dengan menggunakan Add Scalebar, dengan style numeric
Ubah angkanya, sehingga angkanya mudah diingat. Dalam hal kasus di atas, akan diubah menjadi 1:400.000. Maka klik pada peta, sehingga akan scale pada jendela properti, kemudian ubah angkanya menjadi 400000.
20. Kemudian buat legenda, dengan klik Add Legend, terus ke area kertas, buat kotak untuk meletakkan legenda. Isi Title dengan Legenda.
Mengingat bahwa peta administrasi relatif datanya tetap, tak berubah, maka hilangkan centang pada Auto Update.
Kemudian hilangkan nama layer dengan cara klik kanan pada nama layer sehingga muncul sebuah jendela, pilih hidden. Sehingga nama layer sekarang hilang pada layout.
Karena kecamatannya banyak, maka perlu diatur menjadi lebih dari satu kolom. Untuk itu, maka ubah jumlah kolomnya, geser ke bawah sehingga menemukan columns. Dalam kasus ini, akan diganti menjadi 3 kolom, maka pilih 3. Dan aktifkan centang split layer. Sehingga hasilnya seperti ini.
21.Kita juga bisa membuat bentuk segiempat (rectangle), segitiga (triangle) dan elips, dengan cara klik Add Shape, kemudian pilih bentuk yang dikehendaki. Dalam hal ini, kita akan mencoba membuat bentuk segiempat, maka klik Rectangle. Selanjutnya ke area kertas dimana hendak meletakan bentuk tersebut.
22. Sekarang kita tambahkan keterangan pembuat peta dan sumber data pada kotak yang sudah dibuat. Untuk menambahkan teks, gunakan add label. Untuk menambahkan gambar atau foto, gunakan add picture.
23. Sekarang selesai sudah kita buat petanya. Dan jangan lupa menyimpannya, sehingga sewaktu waktu jika perlu perbaikan cukup membukannya kembali, dengan cara klik save project pada menu Layout atau klik icon diskette
24. Bisa juga disimpan sebagai template, untuk digunakan pada proyek proyek berikutnya.
25. Selanjutnya kita simpan dalam bentuk image (.png) atau .pdf. Simpan dalam folder yang sudah kita siapkan. Jika ada pesan not linked to a map, sinkronisasikan petanya
25. Sekarang kita memiliki file gambar atau image Peta Kecamatan di Kabupaten Bekasi.png.
1. Individu Kuis
Kerjakan Kuis Berikut ini
o https://forms.gle/EJeuxr1gqMtKcdBc7
2. Individu Praktek
Buat Peta Administrasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Peta Administrasi untuk wilayah Kabupaten …..(ada pada GCR masing masing)
b. Peta bersumber dari peta GADM, silahkan download pada link berikut : https://drive.google.com/drive/folders/1A8Qe0NscYeqN03_8x3w_xl8YGeq9kskj?usp=sharing
c. Buat folder 2_NamaTaruna
d. Filter peta GADM tersebut sesuai Kabupaten/Kota yang ditugaskan, beri nama NamaKabupaten/Kota_Desa, simpan pada folder 2_NamaTaruna tersebut di atas
e. Gabungkan area desa pada peta sehingga membentuk peta Kabupaten/Kota per kecamatan, beri nama : NamaKabupaten/Kota_Kecamatan, simpan pada folder 2_NamaTaruna.
f. Buat Symbol warna pada wilayah. Pemilihan warna tergantung selera masing-masing.
g. Buat Label pada wilayah. Pemilihan font type, font size, font style, dll. tergantung selera masing-masing.
h. Simpan proyek dengan nama Administrasi_NamaKab/Kota pada folder 2_NamaTaruna.
i. Buat layout. Pemilihan ukuran kertas, tata letak gambar, warna, font type, font size, font style, dll. tergantung selera masing-masing. Cantumkan pembuat peta pada layout, meliputi Nama, Notar, dan Kelas. Simpan layout dalam bentuk png/jpg atau pdf dengan nama layout_Kabupaten/kota pada folder 2_NamaTaruna.
j. Zip folder folder 2_NamaTaruna.. Pastikan saat diekstrak, folder tetap ada beserta file-filenya.