Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi masukan SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi proses SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi keluaran SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi batasan SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi tujuan SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi kondisi luar SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi kendali SIM Transdar
Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi komponen SIM Transdar
Menurut KBBI, karakteristik adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu(Pusat Bahasa, 2008). Sedangkan menurut Boeree, karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan (Boeree, 2006). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakteristik adalah sifat khas yang ada pada sesuatu. Sehingga, karakteristik sistem dapat dipahami sebagai sifat khas yang ada pada sistem.
Dari beberapa sumber buku sistem informasi, karakteristik sistem dapat digambarkan pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1. Karakteristik Sistem (Sutabri, 2016)
Masukan bisa berupa hal yang berwujud dan juga tidak berwujud. Yang berwujud dapat berupa data teks, gambar, audio, video, dll. Yang tidak berwujud dapat berupa sinyal, seperti gelombang radio, suhu, tekanan udara, dsb.
Contoh : Masukan pada sepeda berupa kayuhan atau gerakan pada pedal. Dengan adanya kayuhan itu, memungkinkan, sepeda bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Gambar 2.1 Masukan Sistem[i]
[i] https://gowesbike.com/blog/tips-pedaling-nyaman-dan-efisien, diakses tanggal 23 September 2021
Pada sistem informasi masukan atau input adalah data yang dimasukkan kedalam sistem untuk diolah oleh sistem. Data yang dimasukkan tergantung pada sistem informasinya. Untuk Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan Jalan, tentunya masukannya adalah data perlengkapan jalan. Untuk Sistem Informasi Manajemen Perijian Angkutan Umum, tentunya masukannya adalah data ijin angkutan umum. Demikian juga untuk Sistem Informasi Manajemen Pengujian Kendaraan Bermotor, maka masukkannya adalah data kendaraan bermotor yang hendak diuji.
Pada umumnya data-data itu sebelum dimasukkan dalam sistem, dicatat terlebih dahulu dalam sebuah formulir ataupun tabel.
Gambar 2.2 Contoh bentuk masukan sistem informasi
Proses adalah sebuah aktifitas yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran.
Contoh : Agar sepeda bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sepeda melakukan proses, yakni pegendara mengayuh pedal, pedal menggerakan rantai, rantai menggerakan roda, roda berputar sehingga berpindah tempat dari satu posisi ke posisi lain di jalan tersebut.
Gambar 2.3. Proses Sistem Sepeda
Yang dimaksud proses pada sistem informasi, merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang bersama-sama mengubah data menjadi informasi. Urutan pelaksanaan dapat berupa proses pengumpulan data, pengolahan data, dan menyajikan data.
Proses pada sistem informasi terjadi dalam sebuah organisasi, sehingga seringkali disebut dengan Proses Bisnis. Nama lain dari proses bisnis adalah business process, proses kerja, tata kerja, tata laksana, workflow, alur bisnis, alur kerja, prosedur kerja, prosedur operasional, dll.
Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan&RB) nomor 12 tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana (Business Process), memberi numenklatur tata laksana untuk menyatakan proses bisnis. Dimana dalam Permenpan&RB tersebut, yang dimaksud tatalaksana (business process) adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Pengertian tersebut senada dengan pengertian proses bisnis dari beberapa ahli, sebagai berikut :
Aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi keluaran tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. (Davenport, 1993)
Kumpulan aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih masukan dan menghasilkan keluaran yang bermanfaat bagi pelanggan. (Hammer dan Champy’s, 1993)
Proses bisnis pada umumnya digambarkan dengan menggunakan notasi-notasi flowchart. Karena pada umumnya sistem informasi itu melibatkan banyak orang/pihak, maka biasanya digambarkan dengan menggunakan Cross Functional Diagram (CFD) atau Cross Functional Flowchart (CFF), yang mirip flowchart akan tetapi melibatkan beberapa pihak dalam menjalankan fungsi manajemen. Di kalangan para praktisi Sistem Informasi Manajemen, sebagian besar menggunakan Business Process Management Notation (BPMN). Notasi yang disediakan oleh BPMN juga mirip dengan flowchart, akan tetapi lebih banyak variasi notasinya daripada CFD. Hal ini karena BPMN berusaha memfasilitasi penggambaran semua aktivitas manajemen yang komplek. Pemerintah Indonesia melalui Permen PAN dan RB nomor 12 tahun 2011 tentang Penataan Tatalaksana, sudah mengadopsi BPMN 2.0 dalam penggambaran proses bisnisnya.
Akan tetapi, untuk memudahkan, para Taruna, dalam praktek dalam sistem informasi ini, maka akan menggunakan CFF. Hal ini karena dengan pertimbangan karena notasi-notasi CFF yang sama dengan flowchart, sehingga Taruna lebih mudah mengadopsinya dalam praktek penyusunan Proses Bisnis.
Berikut, merupakan contoh penggambaran proses bisnis dengan menggunakan CFF.
Gambar 2.4. Proses Bisnis ATCS
Keluaran merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh sistem.Pada beberapa kasus, keluaran dapat menjadi masukan bagi sistem yang lain.
Contoh : Pada sepeda, karena ada masukan berupa kayuhan pada pedal, maka menghasilan gerakan pada rantai. Jadi keluarannya berupa gerakan rantai. Selanjutnya gerakan rantai tersebut menjadi input bagi roda untuk bergerak. Demikian seterusnya.
Gambar 2.5. Keluaran Sistem
Dalam Sistem Informasi, sesuai namanya, keluarannya berupa informasi, yang dapat disajikan dalam bentuk laporan, grafik, formulir atau informasi geografis. Informasi yang dihasilkan juga dapat berupa sinyal atau perintah ke perangkat lain untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian keluaran sistem informasi tergantung pada sistem informasinya. Untuk Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan Jalan, tentunya outputnya berupa laporan kondisi perlengkapan jalan. Untuk Sistem Informasi Manajemen Perijian Angkutan Umum, keluarannya adalah informasi angkutan umum yang mendapatkan ijin. Demikian juga untuk Sistem Informasi Manajemen Pengujian Kendaraan Bermotor, maka keluarannya adalah informasi kendaraan bermotor yang lolos uji.
Gambar 2.6. Contoh bentuk keluaran sistem informasi
Batasan adalah pemisah antara sistem dan lingkungan. Batasan akan menentukan ruang lingkup sistem. Ruang lingkup sistem merupakan area atau wilayah atau daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Sehingga sebuah sistem merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Batasan biasanya dinyatakan dengan pernyataan definisi.
Contoh : Sepeda itu memiliki batasan, yakni kendaraan roda dua, dan dikayuh menggunakan kaki bukan mesin.
Gambar 2.7. Batasan Sistem
Batasan sistem atau yang dikenal dengan boundary system adalah batasan ruang lingkup yang membedakan sebuah sistem informasi dengan sistem-sistem lainnya. Adanya batasan batasan pada sistem informasi akan membuat sistem informasi yang ada tidak saling tumpang tindih dengan sistem yang lainnya. Setiap sistem akan dibatasi sesuai ruang lingkup tugas dan fungsinya masing masing.
Misalnya untuk batasan Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan Jalan, dibatasi hanya terkait dengan pengelolaan perlengkapan jalan. Untuk batasan Sistem Gojek, dibatasi hanya terkait dengan layanan antar orang dan barang. Untuk Sistem e-mail, dibatasi hanya terkait dengan kirim,terima, dan mengelola surat, dll.
Sebuah Sistem harus memiliki tujuan / sasaran / maksud / target, dsb. Sebagai hasil akhir dari sistem
Contoh : Tujuan Sepeda : memindahkan orang&/barang dari satu tempat ke tempat lain
Gambar 2.8. Ilustrasi Tujuan[i]
[i] https://kominfo.ngawikab.go.id/balap-sepeda-tour-de-indonesia-etape-i-finish-di-ngawi/ , diakses tanggal 23 September 2021
Setiap sistem tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, termasuk Sistem Informasi. Tujuan Sistem Informasi adalah untuk memberikan layanan informasi yang berguna bagi para pihak yang membutuhkan untuk mempermudah dalam proses pengambilan keputusan. Akan tetapi, secara spesifik, setiap sistem memiliki tujuan khusus, tergantung pada fungsi keberadaan sistem itu sendiri. Secara garis ada enam tujuan sistem informasi, yang digambarkan dalam 6 (enam) tipe sistem informasi.
Apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem dan mempengaruhi sistem disebut dengan lingkungan luar sistem. Pengaruh yang dimaksud, dapat berupa pengaruh positif, dan dapat juga berupa pengaruh negatif terhadap sistem.
Contoh : Sepeda bergerak dipengaruhi oleh lingkungan luar, yakni angin, kondisi jalan, cuaca, dll.
Gambar 2.9. Lingkungan Luar Sistem[1]
[1] https://gowesbike.com/blog/9-tips-melibas-tanjakan-bagi-pesepeda-pemula , diakses tanggal 23 September 2021
Lingkungan luar merupakan hal hal yang yang berada di luar batas dari system, akan tetapi mempengaruhi kinerja sistem informasi manajemen.
Lingkungan luar sistem dapat berpengaruh secara positif maupun negatif. Lingkungan luar yang merugikan harus bisa dikenali dari awal, untuk dapat dikendalikan sehingga tidak mengganggu kegiatan sistem. Sedangkan lingkungan luar yang menguntungkan harus bisa dikenali agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh sistem. Lingkungan luar dapat berasal dari budaya, lingkungan, kebijakan, dan teknologi.
Faktor manusia (man). Kesuksesan SIM Transdar tergantung dari manusia, misalnya :
Kriminalitas dan vandalisme, seperti pencurian, penipuan, perusakan (magnet, benda tajam, senjata api, dan pembakaran), termasuk ulah manusia di dunia maya, seperti hacker, cracker, virus, malware, sniffing, dll.
Kelalaian manusia, seperti polusi (debu), zat kimia (obat pembunuh serangga, semprotan anti api, dll), air (kebocoran ac atau saat hujan), panas (terpapar matahari, terbakar), dll.
Faktor keuangan (money). Kesuksesan SIM Transdar tergantung pada kondisi keuangan. Pertama kali SIM Transdar dibangun, maka akan menggunakan anggaran pembangunan. Akan tetapi, untuk tahun tahun berikutnya setelah pembangunan SIM Transdar, akan membutuhkan biaya rutin untuk biaya operasionalnya. Oleh karena itu, pastikan tersedia anggaran rutin, untuk keberlangsungan dari SIM Transdar yang dibangun/dikembangkan.
Faktor data (material). Kesuksesan SIM Transdar tergantung pada data. Seringkali data yang dibutuhkan oleh SIM Transdar belum sesuai, sehingga mengganggu kesuksesan penyelenggaraan SIM Transdar. Ketidak sesuai data ini, dapat disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Terkait konteks sebagai faktor eksternal, dapat berasal dari
Belum adanya pemahaman pengguna SIM Transdar terkait data, yang dapat diminimalisasi dengan adanya sosialisasi dan edukasi.
Adanya perubahan kebijakan. Untuk kasus ini, maka penyelesaiannya dapat dilakukan secara internal, melalui penyesuaian pada program, proses, dan prosedur agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adanya gangguan layanan dari pihak ke 3. Ketidaksesuaian data juga dapat berasal dari kondisi alam, seperti cuaca, suhu, iklim, tekanan udara, angin, dll., termasuk bencana alam seperti tsunami, banjir, gempabumi, kebakaran, dll. yang mengganggu layanan dari pihak ke 3, terutama dalam memberikan layanan listrik, dan internet.
Adanya perubahan data akibat perusakan fisik data akibat terkena magnet, benda tajam, senjata api, polusi (debu), zat kimia (obat pembunuh serangga, semprotan anti api, dll), air (kebocoran ac atau saat hujan), panas (terpapar matahari, terbakar), dll., maupun perusakan di dunia maya, seperti hacker, cracker, virus, malware, dll.
Penjelasan terkait data ini, akan di bahas pada bab Komponen SIM Transdar. Klik di sini.
Faktor peralatan (machine). Kesuksesan SIM Transdar tergantung pada kesediaan perangkat atau peralatan (machine). Ada 3 (tiga) jenis perangkat dalam SIM Transdar, yakni perangkat lunak, perangkat keras, dan perangkat jaringan.
Perangkat lunak yang perlu tersedia, bukan hanya berkaitan dengan aplikasi SIM Transdar sebagai aplikasi utama, akan tetapi juga meliputi ketersediaan perangkat lunak pendukung lainnya, seperti sistem operasi, sistem database, sistem pengelola jaringan, sistem pengendalian, dsb.
Perangkat keras yang perlu tersedia, bukan hanya komputer server dan komputer workstation, akan tetapi juga ketersediaan perangkat keras pendukung lainnya, seperti perangkat masukan, keluaran, penyimpanan dan pengendalian.
Perangkat jaringan yang perlu tersedia, bukan sekedar perangkat jaringan internet, dan perangkat jaringan lokal, akan tetapi juga perangkat pendukung lainnya, seperti media transmisi data (kabel, WiFi, access point, dll.), hub, bridge, dll.
Penjelasan terkait perangkat ini, akan di bahas pada bab Komponen SIM Transdar. Klik di sini.
Faktor metode (methode).
Ketersediaan perangkat lunak, perangkat keras dan perangkat jaringan SIM Transdar belum menjamin kesuksesan dari penerapan SIM Transdar, tanpa dilengkapi dengan SOP. SOP dianggap sebagai cara atau metode untuk menjamin sistem berjalan sesuai dengan harapan.
Bahasan lebih lanjut terkait SOP akan dibahas pada Bab IV. Klik disini.
Faktor market (methode).
Faktor lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah masyarakat (komunitas) pengguna SIM Transdar. Komunitas masyarakat pada umumnya memiliki budaya komunitas, yang perlu diperhatikan dalam penerapan SIM Transdar. Budaya biasanya akibat literasi yang rendah, walaupun pada beberapa kasus dapat juga disebabkan oleh budaya negatif yang tumbuh pada komunitas tersebut, misalnya budaya korupsi.
Berdasarkan ulasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor luar yang mempengaruhi SIM Transdar meliputi faktor budaya, faktor lingkungan, faktor kebijakan, dan faktor teknologi.
Gambar 2.10. Lingkungan Luar SIM Transdar
Kendali merupakan upaya agar sistem bekerja sebagaimana mestinya.
Sebagai contoh pada sepeda, untuk mengurangi kecepatan, dilakukan kendali melalui rem. Dan untuk menghindari hambatan, dilakukan kendali melalui stir/stang
Gambar 2.11. Kendali Sistem [i]
[i] https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/14/154200415/ketahui-kapan-harus-gunakan-rem-depan-dan-belakang-pada-sepeda-motor , diakses tanggal 23 September 2021
Sebagai sebuah sistem, sistem informasi memiliki kendala dalam operasionalnya. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian sendiri merupakan upaya-upaya perlindungan terhadap semua sumber daya/aset informasi dan perangkat-perangkat yang terkait dengannya dari ancaman yang merugikan.
Pengendalian dilakukan agar sistem agar terjada efektifitas, efisiensi, kerahasiaan, integritas, availabilitas, kepatuhan, dan keandalannya. Pengendalian dilakukan bisa jadi karena adanya ancaman (threats) ataupun karena adanya kelemahan (vulverability).
Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu : ancaman alam, ancaman manusia, dan ancaman lingkungan.
Ancaman alam dapat berupa tsunami, banjir, gempabumi, kebakaran, dll.
Ancaman manusia ada yang secara fisik dan lojik. Secara fisik dapat berupa pencurian, penipuan, perusakan (magnet, benda tajam, senjata api, dan pembakaran), dll. Sedangkan secara lojik, dapat berupa
Hacker: orang yang menerobos masuk ke sistem komputer orang lain tanpa ijin dan memodifikasi program/data yang ada didalamnya
Cracker : orang yang masuk ke sistem komputer orang lain merubah program hingga men-delete data orang lain, mencuri data (lebih destruktif daripada Hacker).
Virus : program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri [1] dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain
Malware : Program komputer yang diciptakan untuk menyusup atau merusak sistem komputer, server atau jejaring komputer tanpa izin dari pemilik
Sniffing (penyadapan), Spoofing (pemalsuan), Session hijacking (pembajakan), dan lain-lain
Ancaman lingkungan dapat berupa penurunan/penaikan tegangan listrik secara tiba-tiba, polusi (debu), zat kimia (obat pembunuh serangga, semprotan anti api, dll), air (kebocoran ac atau saat hujan), panas (terpapar matahari, terbakar), dll.
Sedangkan kelemahan dapat berupa karena adanya cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang dapat disebabkan karena kelemahan dalam mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan, atau kurangnya kontrol dalam pengoperasian, sehingga menimbulkan peluang terjadinya tindakan penyusupan ke dalam sistem tersebut.
Sistem Pengendalian dapat dilakukan secara :
Preventif yang bersifat mencegah dari kemungkinan terjadikan ancaman dan kelemahan
Detective yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan
Corrective yang bersifat mengoreksi sistem kembali ke keadaan normal
Untuk itu perlu adanya manajemen pengendalian dalam sistem informasi, yang meliputi secara administratif, manajerial, dan audit.
Secara administrative dapat dilakukan dengan
Menyediakan prosedur-prosedur (SOP) dalam setiap proses tatakelola SI, mulai dari proses perencanaan, perancangan, pengadaan/pengembangan, penerapan sampai operasional sistem.
Menyediakan standar baku dalam pengadaan, dan pemeliharaan sumber daya SI, terutama terkait dengan teknologi, data, dan manusia.
Secara manajerial dapat dilakukan dengan
Memastikan bahwa prosedur-prosedur (SOP) tersebut disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas oleh seluruh pihak terkait.
Secara audit dapat dilakukan dengan
Memastikan bahwa Sistem Informasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan audit secara berkala.
Pengendalian juga dapat dilakukan melalui teknologi, misalnya
Hardware : sterilisasi ruang pengolahan data (security door lock), watchdog processor, disk memoring/ disk shadowing, dan menyediakan UPS.
Software : password dan kode verifikasi/PIN, firewall dan antivirus, network monitoring, log processor & analysis, metode kriptografi
Komponen sistem dapat berupa subsistem subsistem yang membentuk sistem. Di mana setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Kata lain dari komponen adalah unsur, unit, bagian, dsb.
Contoh : Sistem sepeda terdiri dari beberapa komponen, seperti roda, rem, rantai, pedal, sadel, dsb. Komponen komponen tersebut memiliki fungsinya masing-masing dan mempengaruhi kinerja sepeda.
Gambar 2.12. Komponen Sepeda[1]
[1] https://www.cicuit.my.id/2017/03/mengenal-komponen-sepeda.html, diakses tanggal 23 September 2021
Sebagai sebuah sistem, sistem informasi terdiri dari beberapa komponen. Menurut Jogiyanto terdapat 7 (tujuh) blok dalam bangunan sistem informasi, yakni batasan sistem (system boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung sistem (interface), masukan sistem (input), keluaran sistem (output), pengolah sistem, dan sasaran sistem (objective). Tata Sutabri membagi bangunan sistem informasi dalam 6 (enam) blok, yakni masukan (input), model, keluaran (output), teknologi, basisdata, dan kendali. Sedangkan menurut O'Brien membaginya dalam 5 (lima) komponen utama, yaitu: People (Manusia), Hardware (Perangkat Keras), Software (Perangkat Lunak), Data, dan Network (Jaringan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komponen sistem informasi itu meliputi manusia, perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, jaringan computer dan komunikasi data, dan basis data.
Uraian lebih lengkap terkait Komponen SIM Transdar, dibahas pada bab berikutnya. Klik disini.
Gambar 2.12. Komponen Sistem Informasi
Individu
Kerjakan kuiz yang ada di link ini
https://forms.gle/SGPxWVsKSxjn8mV88
Kelompok
Buat kelompok yang terdiri 2-3 anggota, sehingga terbentuk 8 kelompok.
Diskusikan dengan anggota kelompok masing-masing, mengenai
Karakteristik SIM Transdar
SIM Transdar yang dimaksud, sesuai dengan tugas yang ada pada GCR
Buat Slide Presentasi
Presentasikan, rekam dalam video
Sebarkan melalui media sosial masing-masing
Alter, S. (1996). Information Systems: A. Management Perspective, 2nd Ed., Menlo Park, CA: The Benjamin/Cummings.
Davis, G. B. (2000). Information systems conceptual foundations: looking backward and forward. In Organizational and social perspectives on information technology (pp. 61–82). Springer.
Jogiyanto, H. M. (2017). Analisis dan Desain (Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis). Penerbit Andi.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2013). Management Information Systems 13e. XIV. IBANESS {\.I}ktisat, {\.I}{\c{s}}letme ve Yönetim Bilimleri Kongreler Serisi--Plovdiv/Bulgaristan 06-07 Haziran 2020.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management information systems (Vol. 10). Pearson/Prentice Hall Upper Saddle River New Jersey 07458.
O’brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management information systems (Vol. 6). McGraw-Hill Irwin.
Pusat Bahasa, D. P. N. (2008). Kamus Bahasa Indonesia.
Shelly, G. B., & Vermaat, M. E. (2010). Discovering Computers-Fundamentals 2011 Edition. Course Technology Press.
Whitten, J. L., Bentley, L. D., Dittman, K. C., & others. (1989). Systems analysis and design methods. Irwin Homewood, IL.