Selamat datang di Ruang SENI MA ARIFAH
3.7.3 Memahami konsep, teknik dan prosedur teater / drama kontemporer
Dalam pertemuan kali ini siswa di harapkan mampu membuat sebuah film pendek dengan durasi minimal 20 menit, tetapi sebelum itu pahamilah teknis dan prosedur dalam membuat drama/ teater serta film di bawah ini.
Film pendek adalah salah satu bentuk film yang paling simple dan juga kompleks. Film pendek sendiri adalah sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi tidak lebih dari 1 jam. Di berbagai Negara, film pendek dijadikan sebagai wadah atau media eksperimen dan batu loncatan bagi para sineas muda untuk meneruskan ke produksi film panjang.
Secara teknis film pendek berdurasi dibawah 50 menit. Maka dari itu dalam proses pembuatan film pendek cenderung sangat bervariasi. Karena variasi-variasi itulah yang kemudian menciptakan cara pandang yang baru sehingga memberikan cukup banyak kontribusi untuk perkembangan sinema.
Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk dunia perfilman. Film pendek memiliki suatu karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film panjang, bukan karena film pendek sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim. Tetapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para film maker. Saat berbicara mengenai film, tidak terlepas dari berbagai unsur pendukung film seperti Sutradara, Aktor/Aktris, Penata Suara, Penata Artistik dan Sinematografer. Mereka saling berkesinambungan satu sama lain dalam membuat sebuah karya film. Dalam pembuatan film panjang maupun pendek sendiri seorang Sinematographer menjadi penting karena berperan dalam menentukan kualitas gambar dalam film dengan memperhatikan teknik sinematografinya. Berdasarkan pemilihan film dan tema yang ada, aspek sinematografi akan digunakan untuk mendukung cerita melalui teknik pengambilan gambarnya. Sebuah cerita didalam film akan menjadi lebih baik apabila juga didukung oleh teknik pengambilan gambar yang baik dan benar. Penggunaan teknik sinematografi yang baik akan sangat bermanfaat guna mendukung film dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Apabila teknik sinematografi dalam film tidak diterapkan dengan baik, 2 maka bisa saja pesan didalam film tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Seperti di film pendek “LINUWIH” yang dibuat dengan kebebasan berekspresi dan bercerita dalam film. Film pendek “LINUWIH” adalah film dengan genre drama dan misteri, menceritakan hubungan antara Ibu dan Anak yang memiliki hubungan kurang baik.
3 Teknik Sinematografi yang Lazim Digunakan dalam Film Pendek, Apa Saja?
One shot
One shot atau biasa juga disebut long take merupakan teknik pengambilan gambar dalam film yang menimbulkan kesan bahwa seluruh adegan diambil tanpa jeda atau terpotong. Jadi, saat proses syuting, kamera akan terus-menerus mengikuti pergerakan tokoh utama tanpa jeda alias hanya satu kali take. Penggunaan teknik one shot ini dapat membuat penonton seolah-olah menjadi bagian dari film dan ikut merasakan emosi yang dialami pemeran utamanya. Karena hanya melakukan satu kali pengambilan gambar untuk merekam keseluruhan film, membuat film dengan teknik one shot bukan perkara mudah. Dibutuhkan persiapan matang, kesabaran, dan kerja sama yang baik antara sutradara, seluruh kru produksi, hingga para aktor. Pasalnya, jika terjadi satu saja kesalahan kecil, mau tidak mau seluruh proses pengambilan gambar harus diulang dari awal. Lantaran kesulitan tingkat tinggi inilah, one shot jarang digunakan untuk memproduksi film. Beberapa film yang menggunakan teknik one shot di antaranya 1917, Birdman, Oldboy, dan One Cut of the Death.
2. Dolly zoom
Teknik pengambilan gambar dolly zoom sering juga disebut sebagai vertigo effect. Teknik ini mulai populer sejak kemunculan film berjudul Vertigo pada 1958 karya Alfred Hitchcock. Sama seperti julukannya, teknik ini bisa menimbulkan ilusi atau kesan pusing pada penonton layaknya sedang mengalami kondisi vertigo. Laman studiobinder.com menjelaskan, dolly zoom merupakan teknik pengambilan gambar dengan menggerakkan kamera maju atau menjauh dari obyek sambil melakukan zoom atau memperbesar gambar ke arah yang berlawanan dari gerak kamera. Jadi, ketika kamera bergerak maju mendekati obyek, kamera akan melakukan zoom out. Sebaliknya, ketika bergerak mundur menjauhi obyek, kamera akan melakukan zoom in. Hasilnya, teknik dolly zoom akan membuat obyek gambar tetap berada di posisi yang sama, tetapi di saat yang bersamaan, bagian latar belakang (background) tampak membesar atau mengecil. Biasanya, teknik dolly zoom digunakan untuk menggambarkan pergantian situasi karena bisa memancing respons emosi penonton. Misalnya, sebagai transisi dari situasi tenang ke kondisi mencekam.
3. Slow motion
Sesuai namanya, slow motion merupakan teknik pengambilan gambar dalam film yang membuat kesan seolah-olah waktu atau obyek berjalan lebih lambat dari kecepatan normal. Mengutip studiobinder.com, biasanya teknik slow motion digunakan untuk membuat suatu adegan lebih menarik dan dramatis guna meninggalkan kesan mendalam pada penonton. Teknik ini lazim digunakan untuk menunjukkan detail dalam satu adegan yang sulit dilihat dengan mata telanjang pada kecepatan normal. Tak jarang, sutradara pun memanfaatkan teknik slow motion untuk menggambarkan isi kepala atau apa yang sedang dipikirkan aktor utama dalam sebuah adegan. Untuk menghasilkan efek slow motion, sebuah adegan akan direkam dengan kamera berkecepatan tinggi. Kemudian rekaman adegan tersebut akan diputar dalam kecepatan normal (biasanya 24-30 frame per second) sehingga menghasilkan adegan dengan gerak lambat. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini hampir semua orang bisa membuat film pendek sendiri. Bahkan, untuk membuat film dengan teknik pengambilan gambar seperti di atas pun tidak lagi rumit. Teknik pengambilan gambar slow motion.