Dalam rangka pelaksanaan Pastoral Berbasis Data secara berkelanjutan dan untuk memastikan pelayanan pastoral di Paroki Kranji berjalan tepat sasaran, Dewan Paroki Kranji – St. Mikael menyelenggarakan Rembug Wilayah 2025. Rembug Wilayah 2025 bertujuan untuk merealisasikan Gerakan Sapulidi di semua Lingkungan di Paroki Kranji sesuai dengan pedoman dari KAJ.
Rembug WIlayah 2025 diharapkan diikuti oleh seluruh Wilayah di Paroki Kranji. Setiap Wilayah diharapkan mengirimkan peserta yang terdiri dari Korwil dan Ketua Lingkungan, ditambah dua orang perwakilan dari setiap lingkungan. Dengan demikian target peserta adalah 178 orang.
Karena jumlah peserta melebihi kapasitas ruangan yang tersedia, maka pelaksanaan kegiatan akan dibagi menjadi 2 kelompok (batch), yaitu Sabtu, 20 September 2025 dan Minggu, 21 September 2025.
Pelindung
P. Ambrosius Pantola, SVD
P. Hendrikus Meko, SVD
Pendamping
BG Retno Tyas Pranarti
Stefanus Hengki Juanda
Elisabeth Sudarmi
Alexander Tony Cahyawanto
S. Sony Pangaribuan
Koordinator
Benedictus Dwi Atmoko
Wakil Koordinator
Dimas SP
Sekretaris
Yuliana Triyani Asih
Bendahara
MM Sintha Purnamasari
GM Ria Maria Laurensia
Anggota
Agustinus Agus Sumartoyo
Yoanna Francisca Ratna H.
Leonardus Pendi
Benediktus Margiadi
Natalia Hanna Koenti
Stefanie
XS Satriyo Adi Suryo
Hutomo Umhardani
Albert M. Dana Suherman
Pemenuhan Target Peserta Rembug Wilayah 2025 relatif kurang. Namun hal ini masih bisa dimaklumi mengingat padatnya kegiatan Dewan Paroki Kranji, secara khusus karena waktunya bersamaan dengan penyelenggaraan Pesta Nama Pelindung Paroki Kranji..
Berdasarkan target jumlah peserta, pendaftaran peserta dan jumlah peserta hadir maka:
Pemenuhan Target Peserta : 54,5%
Tingkat Kehadiran Peserta : 72,9%
Meskipun sebagian besar Wilayah tidak dapat memenuhi target peserta yang diharapkan, namun para peserta yang hadir tetap diharapkan dapat meneruskan pemahaman yang didapatkan dalam kegiatan ini ke lingkungan dan wilayah masing-masing.
Keterangan
Pemenuhan Target Peserta adalah persentase jumlah kehadiran dibandingkan dengan target peserta.
Tingkat Kehadiran adalah persentase kehadiran dibandingkan dengan peserta terdaftar.
Untuk kedua batch, acara dimulai dan diakhiri dengan tepat waktu. Setiap sesi acara berlangsung dengan baik dan lancar sesuai Susunan Acara yang telah dibuat. Tampak antusiasme dari peserta dalam mengikuti setiap sesi acara, termasuk sesi diskusi dan presentasi kelompok.
Pada akhir kegiatan, peserta diminta untuk mengisi form evaluasi untuk menilai efektivitas kegiatan dan untuk memberikan umpan balik terhadap Pelaksanaan kegiatan Rembug Wilayah 2025. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Sebagian besar peserta (98,2%) memahami maksud penyelenggaraan kegiatan.
Sebagian besar peserta (94,7%) menilai penyelenggaraan kegiatan sudah baik.
Sebagian besar peserta (91,2%) merasa bisa menerapkan hasil kegiatan ini di Lingkungan masing-masing.
Peserta secara bervariasi menilai apa yang sudah baik dari penyelenggaraan kegiatan ini.
Menarik untuk dicatat bahwa sebanyak 75,4% peserta menilai sesi workshop sudah baik.
Namun untuk pilihan lokasi dirasakan masih kurang sesuai. Hal ini mengingat Aula SMA Strada yang dijadikan lokasi kegiatan berada di lantai 4 tanpa fasilitas lift, sehingga hal ini dipandang cukup menghambat untuk sebagian peserta.
Melalui form evaluasi kegiatan, Peserta juga memberikan apresiasi, saran dan keluhan atas penyelenggaraan kegiatan Rembug WIlayah ini. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Aspek Positif
Kegiatan dinilai sangat baik dan bermanfaat bagi lingkungan/wilayah.
Materi dan pemaparan jelas, harapan besar agar hasil workshop dapat diimplementasikan.
Diskusi kelompok dengan draft tabel dinilai efisien.
Sosialisasi Dupras, Ansos, dan Sapulidi dianggap penting untuk segera dijalankan di lingkungan masing-masing.
Harapan agar kegiatan ini tetap diadakan minimal setahun sekali dan dapat berkelanjutan.
Dukungan agar prokar Sapulidi, Prokaritas, dan Prokarum 2025 dapat terealisasi maksimal.
Saran Perbaikan
Durasi dan Waktu:
Kegiatan terlalu lama, perlu lebih singkat dan disiplin waktu.
Waktu diskusi kelompok kurang, pembahasan jadi terburu-buru.
Tempat dan Akses:
Lokasi terlalu tinggi (lantai 4), menguras tenaga, kurang ramah untuk semua usia.
Akses ke ruangan perlu perjuangan, sebaiknya dipertimbangkan lokasi yang lebih mudah dijangkau.
Sosialisasi dan Implementasi:
Sosialisasi masih bersifat pengulangan, seharusnya lebih implementatif.
Perlu sosialisasi lanjutan bagi peserta yang tidak hadir.
Peserta sebaiknya pengurus yang mengikuti dari awal agar berkelanjutan.
Fasilitas dan Penunjang:
Perlu meja untuk menulis di flipchart.
Penutupan dengan Misa seperti tahun sebelumnya lebih disukai.
Konsumsi perlu variasi (bukan hanya ayam), misalnya ikan atau telur.
Etika dan Kepatuhan:
Perlu pengawasan terhadap larangan merokok di area sekolah.
Bau rokok mengganggu kenyamanan peserta.
Dokumentasi dan Tindak Lanjut:
Materi PPT perlu diunggah ke Web Litbang, terutama yang belum tersedia seperti Sapu Lidi.
Materi PPT lebih mudah dibaca dan bisa digunakan untuk sosialisasi di lingkungan.
Kesiapan Peserta:
Beberapa peserta merasa tidak siap karena kegiatan berbarengan dengan event lain.