Penelitian 2024
Penelitian 2024
Metode : Kuesioner
Periode Pengisian : 6 - 10 November 2024
Prodiakon Aktif : 77 orang
Responden Kuesioner : 69 orang
Distribusi kelompok usia Prodiakon masih tergolong wajar dengan sebagian besar (63,8%) berusia 45 - 64 tahun. Sebagian besar Prodiakon (85,5%) mempunyai pengalaman melayani selama 1 dan 2 periode. Dua Wilayah tidak Prodiakon, yaitu Wilayah Jatiluhur dan Wilayah Jaka Sampurna.
Sebagian besar prodiakon (69,6%) mempunyai motivasi yang baik, yaitu: merasa terpanggil dan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang telah lebih dahulu diterima.
Dengan demikian Prodiakon diharapkan memiliki tingkat kesabaran dan kekuatan yang cukup dalam menghadapi tantangan dan kendala saat menjalankan tugas.
Namun, sebagian Prodiakon (26%) lainnya dengan tidak didasari motivasi internal dari dalam dirinya, tapi karena adanya penugasan/ penunjukan dari Lingkungan dan karena tidak ada orang lain yang bersedia.
Sebagian besar menganggap tugas pelayanan sebagai Prodiakon itu Ringan atau Biasa saja( 66,7%). Namun, sebagian lainnya menganggap tugas pelayanannya Berat dan Sangat Berat (33,3%).
Berat atau ringan beban yang dirasakan dalam menjalankan tugas dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Bisa karena kurangnya kemampuan teknis, keterbatasan tenaga, waktu, bahkan rasa tidak pantas dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan.
Tugas yang dirasakan paling berat oleh sebagian besar responden adalah Memimpin Ibadat Pemakaman (31,9%) dan Membawakan Renungan Kitab Suci di Lingkungan/WIlayah (29,0%). Perlu pendalaman kualitatif lebih lanjut untuk mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi hal ini.
Jika diperlukan pengurus Prodiakon dapat fokus pada penyelenggaran pelatihan intensif atau saling sharing terkait tugas-tugas prodiakon yang dirasakan berat ini.
Dalam pertanyaan sebelumnya sebagian besar responden (31,9%) menganggap bahwa Memimpin Ibadat Pemakaman/Pemulasaran Jenazah adalah tugas prodiakon yang paling berat. Namun pada kenyataannya sebagian besar responden menyatakan bersedia melaksanakan tugas tersebut jika dibutuhkan. Meskipun beberapa diantaranya menyatakan dengan persyaratan karena beberapa keterbatasan yang ada.
Saran dan masukan dari para prodiakon berikut perlu dicermati dan ditindaklanjuti oleh Pengurus agar prodiakon dapat lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pelayanan mereka.
Berikut adalah ringkasan saran dan harapan yang telah disampaikan, disusun dalam format yang mudah dibaca dan dapat digunakan untuk evaluasi maupun pengembangan program Prodiakon:
Penilaian Umum
Pelayanan dan kerja sama Prodiakon dinilai sudah baik oleh sebagian besar peserta.
Spiritualitas Prodiakon
Nilai utama: Melayani dengan hati, rendah hati, dan semangat.
Pengembangan pribadi: Prodiakon diharapkan menghayati Sakramen Mahakudus secara mendalam dan menjadi teladan rohani di lingkungan.
Komitmen waktu: Ditekankan pentingnya memberi waktu untuk Tuhan, meski sibuk.
Transformasi hidup: Pelayanan sebagai panggilan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Yesus tentang Talenta.
Pertemuan Berkala
Disarankan pertemuan rutin bulanan, dua bulanan, atau tiga bulanan dengan tujuan:
Sharing pengalaman pelayanan
Meningkatkan keakraban antar Prodiakon
Evaluasi dan pembelajaran bersama
Format
Rekoleksi tahunan atau semesteran
Kunjungan wilayah
Pertemuan khusus per wilayah
Keterlibatan dalam ibadat pemulasaran jenazah
Pelatihan dan Pembekalan
Tujuan: Meningkatkan kualitas pelayanan dan kesiapan menghadapi berbagai situasi pastoral.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Membawakan renungan dan homili
Memimpin ibadat sesuai tema (pemakaman, syukur, dll.)
Pemahaman Kitab Suci dan spiritualitas Ekaristi
Teori dan praktik iman Katolik
Kebutuhan khusus:
Latihan intensif bagi Prodiakon baru
Pembekalan rutin agar ilmu terserap
Kegiatan rohani seperti KEP dan pendampingan spiritual
Kritik Membangun
Sikap dan budaya kerja:
Hindari kekakuan dan keribetan
Tingkatkan rasa kebersamaan
Kepemimpinan harus lebih tanggap dan peduli
Identitas Prodiakon:
Perlu kedewasaan rohani dan kesadaran bahwa tugas lebih luas dari sekadar membagi komuni
Hindari sikap merasa paling hebat; utamakan kerendahan hati dan pelayanan kepada yang membutuhkan
Harapan
Struktur dan organisasi:
Penyegaran pengurus
Evaluasi pelayanan
Koordinasi yang lebih intens
Komitmen dan semangat pelayanan:
Lebih mengimani tugas pelayanan
Menjaga kebersamaan dan tanggung jawab
Meningkatkan keterlibatan anak muda
Kebutuhan praktis:
Prodiakon tetap yang siap melayani di jam kerja
Fleksibilitas dalam penggantian tugas
Setiap lingkungan memiliki minimal satu Prodiakon
Identitas dan ciri khas:
Perlu pembentukan ciri khas Prodiakon Kranji dalam pelayanan dan persaudaraan