Prinsip Hipsometer
Tinggi pohon bisa diukur dengan menggunakan prinsip geometri sederhana dengan bantuan penggaris berskala. Gunakan gambar dibawah ini sebagai panduan.
Berdiri pada jarak a (20 m) dari pohon yang akan diukur. Letakkan penggaris pada jarak b (20 cm) dari mata dengan skala nol di bagian bawah. Dengan mistra tegak, arahkan bagian bawah mistar ke dasar pohon. Tanpa menggerakkan kepala, lihat ke puncak pohon. Titik pada mistar dimana puncak pohon bersimpangan (c) merupakan indikator tinggi pohon (d) dalam skala 1 cm = 1 m. Misalnya c = 35 cm maka tinggi pohon = 35 m.
Jika pohon terlalu tinggi, pindah ke jarak 40 m dari pohon dan tinggi pohon d = 2c. Jika jarak ke pohon 60 m maka d = 3c.
Prinsip segitiga 45o
Pengukuran tinggi dengan cara ini memerlukan segitiga sama kaki 45o dan meteran. Pengamatan dilakukan dengan bergerak maju-mundur sambil membidik sisi hipotenusa sampai sisi tersebut sejajar pada arah titik tertinggi dari pohon yang diamati. Tinggi pohon adalah jumlah dari jarak ke pohon (A) dan tinggi ke mata pengamat (B) atau A+B. Ilustrasi menggunakan prinsip segitiga 45o bisa menggunakan gambar berikut:
Contoh pembuatan Lampiran "Data dan perhitungan tinggi pohon" bisa diakses di attachment (file:t3_TinggiPohon_ss.xlsx) dari modul ini. Contoh laporan juga bisa diakses di attchment (file:#t3_ContohLaporanPengamatanTinggiPohon.pdf)
Form data tinggi pohon dimasukkan di link Form ini. Atau di
Kontributor: Johny S. Tasirin