Inovasi dari Hasil Penelitian Prodi Kehutanan
(https://s.id/03inovasi)
Novita Tandi, 2006: Aren di Desa Kayawu, Tomohon menghasilkan nira 22,6 liter/hari, yang terbaik di lereng barat tetapi kadar gula tertinggi mencapai rata-rata 13.4% di lereng timur yang disadap pada sore hari.
Jaminus Morib, 2011: Kekayaan jenis hutan mangrove desa Pinasungkulan, Tombariri dimanfaatkan masyarakat untuk kayu bakar (12 jenis), konstruksi bangunan 10, peralatan rumah tangga (5), perlengkapan perahu dan pancing (5), obat-obatan (3) , pengawet air (1).
Edwin Hasan, 2012: Anak maleo sanggup menjelajah sampai 3 km di hari pertama setelah keluar dari lobang penetasannya, sendirian, tanpa pemeliharaan induknya.
Christine Kendek, 2014: Hasil hutan bukan kayu dari keanekaan hayati hutan di pesisir Desa Minanga, Minahasa Tenggara, memberi kontribusi sebesar 20% (Rp 83,9 juta/thn) dari total pendapatan penduduknya.
Rivo Rahasia, 2014: Ditemukan ada 131 jenis pohon dan perdu di Hutan Lindung Gn. Masarang, 7 jenis diantaranya adalah pakan alami monyet hitam berjambul Sulawesi (Yaki; Macaca nigra).
Andreas Suli, 2015: Pepohonan yang tumbuh pada daerah pertengahan dalam ekosistem hutan mangrove menyimpan karbon lebih tinggi dibanding dengan pepohonan yang tumbuh pada zona dalam dan luar.
Tepenur Weya, 2015: Fenomena pembungaan pohon linggua (Pterocarpus indica) di kota Manado tidak terjadi serentak dan cenderung didahului oleh pohon yang berdiameter besar di daerah ketinggian .
Alfons Patandung, 2015: Terdapat 73 jenis burung di Hutan Lindung Gn Mahawu, 32 diantaranya endemik Sulawesi. Di hutan sekuder ditemukan 51 jenis (30 endemik), semak belukar 38 (13 endemik), dan perkebunan 32 (9 endemik).
Pamekas, 2015: Yaki di Tangkoko berjalan mencari makan berkeliling secara terus menerus selama berhari-hari dan akan kembali ke pohon tidur yang sama setiap 3-4 hari setelah menjelajah kawasan seluas 10-25 ha.
Bryan Kuheba, 2016: Tumpara (Tarsius tumpara) di P. Siau paling sering dijumpai (2.5 kali/hari) pada hutan campuran yang didominasi pandan hutan dan lebih menyukai tutupan semak yang lebat. Tumpara tidak ditemukan pada lahan yang didominasi tanaman pala.
Marcel Ratag, 2016: Kawasan dengan tutupan vegetasi yang rapat di daerah resapan DAS Malalayang lebih mampu mengendalikan debit aliran dan kualitas air Sungai Malalayang.
Edwan Tuidano 2016: Ada 80 jenis pohon dari 39 famili di kampus Unsrat: Lokasi Pertanian 50 jenis (426 batang), FPIK 30 (180), Kedokteran 29 (300), Kantor Pusat 29 (179), FMIPA 26 (232), FKM 25 (127), Perpustakaan-BNI 20 (142), FIB 20 (100), Hukum 17 (112), Peternakan 16 (206), Teknik 16 (172), Fisipol 16 (85), FEB 16 (61), Auditorium 14 (112), RS Pendidikan 14 (84) Pascasarjana LPM 12 (49), Rusunawa 9 (67).
Fransisca Solang, 2017: Manguni (Otus manadensis) di Gn Kosibak lebih menyukai kawasan dengan tutupan vegetasi yang lebih rapat dibanding lahan kebun atau pemukiman.
Andikha Lamada, 2017: Ditemukan dua jenis kayu hitam eboni di PPS Tasikoki yaitu Diospiros maritima (1846 batang) dan Diospyros ebenum (63 batang) dalam fase semai, pancang, tiang dan pohon.
Daftar Gagasan Penelitian dan Inovasi
Kayu Impregnasi (impregnated timber)
Silvarum resin based crafts
Online Birding Guide