Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Ya, bagian-bagian yang ada di sekolah yang menunjang keberhasilan tujuan pendidikan merupakan bagian dari ekosistem sekolah. Antar bagian ekosistem saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Bagian ekosistem di sekolah terbagi menjadi 2 yaitu ekosistem yang bersifat hidup (biotik) dan ekosistem yang tidak hidup (abiotik). Antar bagian ekosistem saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya agar dapat berjalan selaras dan harmonis untuk mewujudkan cita-cita pendidikan khususnya sekolah.
Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
Sumber daya adalah potensi yang dimiliki sekolah yang dapat dijadikan nilai jual sekolah (keunggulan). Sumber daya yang ada di sekolah meliputi banyak hal yaitu sumber daya yang bersifat hidup (biotik) dan sumber daya alam yang bersifat tidak hidup (abiotik). Untuk mengenali sumber daya alam yang dimiliki sekolah memerlukan suatu pendekatan. Pendekatan yang adapt digunakan dapat dengan melihat dari kekuatan/aset yang selama ini telah mendukung untuk peningkatan sekolah atau dengan melihat kekurangan yang ada untuk kemudian dibenahi agar bisa menjadi aset.
Sumber daya alam yang ada di sekolah bisa meliputi:
Manusia
Terdiri dari murid, kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, dan wali murid. Sumber daya ini menjadi tonggak penting yang harusnya beperan aktif untuk bergerak mengembangkan sumber daya lainnya. Masing-masing dari sumber daya manusia memiliki kecakapan dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga kecakapan-kecakapan tersebut juga dapat dijadikan sumber daya sekolah. Jumlah murid yang banyak tentu menjadi aset penting karena persentase murid yang berpotensi lebih banyak dan beragam. Wali murid menjadi aset karena wali murid menjadi memiliki peran penting untuk bersama-sama mendukung peningkatan kualitas pendidikan melalui perhatian terhadap murid dan sekolah.
Sumber daya fisik
Terdiri dari bangunan, infrastruktur atau sarana dan sarana prasarana yang ada di sekolah. Jika sekolah sudah memiliki modal bangunan yang memadai dan luas tentunya menjadi aset berharga untuk sekolah karena mampu dibangun banyak ruangan pendukung kegiatan belajar murid. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain
Sumber daya lingkungan/alam
Lingkungan/alam juga termasuk sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai aset. Jika lingkungan sekolah alamnya bagus untuk satu atau beberapa kegiatan tentu akan memudahkan untuk peningkatan suatu kegiatan menjadi potensi sekolah. Misalnya, jika sekolah dekat dengan lingkungan pertanian tentunya sekolah dapat ikut berperan atau melibatkan murid agar mampu belajar pertanian sejak dini.
Sumber daya keuangan
Keuangan sekolah berasal dari dana BOS. Jika jumlah murid banyak, dana keuangan BOS mendapatkan jumlah lebih banyak. Jika dana mencukupi tentu untuk pengembangan kegiatan pengembangan sekolah khususnya murid lebih ringan dan tidak terhalang masalah pendanaan.
Sumber daya budaya sekitar
Masyarakat yang hidup dan tinggal di suatu wilayah memiliki kebudayaan yang beragam. Setiap wilayah memiliki tata cara, tradisi, dan budaya yang berbeda baik dalam suatu kegiatan maupun perilaku sehari-hari. Hal ini menjadi sumber daya beraset karena tujuan pendidikan saat ini mengembangkan murid agar tetap berbudaya mencintai budaya lokal. Jika wilayah sekitar sudah memiliki budaya baik yang masih dikembangkan akan lebih baik jika murid dikenalkan agar terus berkembang.
Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?
Pemimpin yang memimpin sekolah saya selalu tanggap mengikuti perubahan dan perkembangan zaman baik dalam hal teknologi maupun budaya. Peran beliau adalah mengaktifkan semua guru dan tenaga pendidikan untuk saling terlibat aktif dalam suatu kegiatan di sekolah. Mendorong guru untuk bergerak mempererat hubungan dengan wali siswa untuk ikut memajukan pendidikan. Hingga kini sudah berhasil sehingga mampu menghasilkan suatu karya kelas kreatif dengan kerja sama guru dan wali murid. Untuk hal pengembangan potensi yang ada di sekolah juga beliau menunjukkan sikap aktif dan kreatif. Dikarenakan sekolah memililiki aset sekolah yang berbasis kekuatan yaitu jumlah murid yang banyak, ketertarikan musik, sarana prasarana yang memadai di sekolah, dan lingkungan luas dan sejuk. Maka, pimpinan memimpin diskusi untuk menghidupkan kembaki ekstrakurikuler setelah masa pandemi. Salah satu ekstra yang dihidupkan kembali menjadi aset adalah karawitan. Pada satu kecamatan, hanya sekolah kami yang memiliki alat karawitan sehingga pimpinan bergerak untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali ekstra. Atas dukungan guru, wali murid, dan murid, ekstra karawitan sudah terbentuk kelompok seni karawitan.
Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
Peran pemimpin yang ideal tentunya harus bisa “ngewongke ewong” artinya mampu memberikan kepercayaan kepada guru di lingkungannya untuk bersama-sama mengembangkan aset yang dimiliki sekolah. Pemimpin harus bisa bijak menjadi tauladan, pendorong, pemberi motivasi tanpa menghakimi, bergerak bersama memajukkan sekolah. Sesuai filosofi jawa, pemimpin baiknya memiliki nilai luhur.
Hastabrata. Berikut delapan unsur kepemimpinan Hastabrata:
Bumi
Bumi sebagai tempat kehidupan maka pemimpin harus mampu memberi dan kokoh untuk mengayomi.
Matahari
Matahari menyinari makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkemban maka pemimpin mampu memberikan energo/dorongan untuk mewujudkan suatu tujuan.
Api
Api memiliki sifat mudah membakar apa saja dan mencerminkan keberanian maka pemimpin harus memiliki sifat berani dan tegas untuk mengambil keputusan baik yang termasuk dilema etika ataupun bujukan moral
Samudra
Samudra merupakan hilir untuk semua sungai dan tidak semua sungai membawa air yang bersih maka pemimpin harus bisa menerima semua pendapat dari rekan-rekan atau pihak-pihak manapun baik berupa pendapat baik maupun pendapat yang tidak baik.
Langit
Langit adalah atap bagi bumi yang sangat luas maka pemimpin juga harus memiliki pengetahuan yang luas untuk terus belajar mengembangkan kecakapannya.
Angin
Angin dapat berhembus dari mana saja maka pemimpin harus dapat melihat situasi dari berbagai kondisi dan memiliki rasa peduli ketika dihadapkan pada suatu permasalahan.
Bulan
Bulan menjadi benda malam yang indah untuk dipandang maka pimpinan juga harus mampu memberikan kedamaian dan kenyamanan bagi sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
Bintang
Bintang adalah unsur paling indah di langit dan dapat dijadikan petunjuk arah mata angina maka pemimpin juga harus mampu menjadi petunjuk atau inspirasi bagi yang lainnya.
Jika pemimpin ideal memiliki nilai Hastabrata tentu akan memudahkan untuk pengembangan dan pengeloaan sumber daya yang ada di sekolah.
Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
Posisi saya dalam ekosistem sekolah sebagai bagian unsur biotik yaitu guru sebagai pemimpin pembelajaran. Peran saya sebagai pemimpin pembelajaran dala memanfaatkan sumber daya sekolah diantaranya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai solusi mengembangkan perbedaan potensi yang dimilki murid. Menjalin hubungan baik dengan paguyuban wali siswa untuk ikut serta berperan meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam hal penataan ruang kelas bagi murid. Kegiatan tersebut sudah dijalankan dan berhasil menghasilkan kelas yang nyaman dan indah bagi murid atas kerjasama berbagai pihak.
Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?Diri sendiri?Murid?Sekolah?
Harapan saya setelah mempelajari modul 3.2 diantaranya:
Bagi Diri Sendiri
Mampu mengembangkan diri untuk secara maksimal memanfaatkan aset kekuatan yang ada di sekolah sehingga mampu menghasilkan suatu karya yang berdampak bagi pengembangan kualitas pendidikan. Posisi saya sebagai guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran memiliki harapan untuk terus memngembangkan pembelajaran yang berpihak kepada murid dengan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri murid dengan memanfaatkan aset sumber daya yang ada di sekolah.
Bagi Murid
Mampu menempatkan diri sesuai dengan potensinya sehingga menunjukkan suatu perubahan terhadap perilakunya. Dengan dukungan dari sumber daya manusia yang ada di sekolah, murid mampu mengelola sumber daya pendukung lainnya yang tersedia untuk pengembangan potensi kea rah unggul.
Bagi Sekolah
Mampu mengelola sumber daya yang dimiliki baik sumber daya biotik dan abiotif secara efektif, efisien, maksimal, dan memberdayakan.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?
Materi yang diharapkan ada dalam modul ini
1. Pengelompokkan sumber daya yang ada di sekolah
2. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif dan berdaya
3. Menganalisis potensi/kekuatan yang dimiliki sekolah
4. Mengidentifikasi hambatan dan tantangan pemanfaatan sumber daya di sekolah
Manfaat yang diharapkan ada dalam modul ini
Memahami pendekatan reflektif dan iteratif dalam mengelola program dan sumber daya sekolah.
Merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid berbasis data dan bukti.
Memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid.
Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program sekolah.
Menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas belajar.
Menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development)
Menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.
Ernawati (CGP Angkatan 6 Kabupaten Kebumen)
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
Faktor biotik meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan,murid, wali murid) dan lingkungan
Faktor abiotik misalnya sumber daya fisik (bangunan dan sarana prasarana), keuangan sekolah, budaya sekitar
Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
Peran pemimpin yang ideal tentunya harus bisa “ngewongke ewong” artinya mampu memberikan kepercayaan kepada guru di lingkungannya untuk bersama-sama mengembangkan aset yang dimiliki sekolah. Pemimpin harus bisa bijak menjadi tauladan, pendorong, pemberi motivasi tanpa menghakimi, bergerak bersama memajukkan sekolah.
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
Sesuai filosofi jawa, pemimpin baiknya memiliki nilai luhur Hastabraa. Berikut delapan unsur kepemimpinan Hastabrata:
Bumi
Bumi sebagai tempat kehidupan maka pemimpin harus mampu memberi dan kokoh untuk mengayomi.
Matahari
Matahari menyinari makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkemban maka pemimpin mampu memberikan energo/dorongan untuk mewujudkan suatu tujuan
Api
Api memiliki sifat mudah membakar apa saja dan mencerminkan keberanian maka pemimpin harus memiliki sifat berani dan tegas untuk mengambil keputusan baik yang termasuk dilema etika ataupun bujukan moral
Samudra
Samudra merupakan hilir untuk semua sungai dan tidak semua sungai membawa air yang bersih maka pemimpin harus bisa menerima semua pendapat dari rekan-rekan atau pihak-pihak manapun baik berupa pendapat baik maupun pendapat yang tidak baik.
Langit
Langit adalah atap bagi bumi yang sangat luas maka pemimpin juga harus memiliki pengetahuan yang luas untuk terus belajar mengembangkan kecakapannya.
Angin
Angin dapat berhembus dari mana saja maka pemimpin harus dapat melihat situasi dari berbagai kondisi dan memiliki rasa peduli ketika dihadapkan pada suatu permasalahan.
Bulan
Bulan menjadi benda malam yang indah untuk dipandang maka pimpinan juga harus mampu memberikan kedamaian dan kenyamanan bagi sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
Bintang
Bintang adalah unsur paling indah di langit dan dapat dijadikan petunjuk arah mata angina maka pemimpin juga harus mampu menjadi petunjuk atau inspirasi bagi yang lainnya.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
Pemimpin memberikan peran yang penting dan besar dalam pengelolaan sumber daya alam di sekolah. Langkah-langkah yang harus dilakukan seorang kepala sekolah untuk mewujudkan hal tersebut diantaranya:
Mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan dari sumber daya yang ada di sekolah untuk dikembangkan ataupun dibenahi.
Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan
Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan
Membimbing rekan guru dan tenaga pendidikan untuk mendukung pelaksanaan aksi
Membangun kolaborasi dengan seluruh stakeholder sekolah
Melaksanakan evaluasi dan monitoring
Melakukan refleksi hasil aksi nyata
Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
Sangat besar, karena ketersediaan dan kelengkapan menjadi sarana dan sumber belajar utama agar kegiatan kegiatan pembelajaran berjalan nyaman, efektif, dan efisien untuk mewujudkan keberhasilan visi, misi, dan tujuan sekolah berbasis aset.
Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
Sejauh ini sumber daya sekolah yang dimilki sudah digunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran, tetapi belum maksimal dikarenakan masih terkendala faktor pembiayaan.
Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
Ada, salah satunya untuk sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan) dengan memberikan dukungan untuk mengembangkan kompetensi dengan mengikuti pelatiha/diklat. Memanfaatkan sumber daya pembiayaan dari BOS secara maksimal untuk kegiatan pengembangan aset sekolah. Melibatkan secara aktif peran komite dan paguyuban wali murid untuk terus mendukung visi, misi, dan tujuan sekolah.
Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
Sudah, sekolah sudah menjalin hubungan baik dengan paguyuban wali siswa untuk ikut serta berperan meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam hal penataan ruang kelas bagi murid. Kegiatan tersebut sudah dijalankan dan berhasil menghasilkan kelas yang nyaman dan indah bagi murid atas kerjasama berbagai pihak.
Ernawati, CGP Angkatan 6 Kabupaten Kebumen
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.
CGP dapat memahami cara berpikir dengan pendekatan asset-based thinking
Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?
Kita dapat menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah karena dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan mampu memimpin perubahan agar komunitas sekolah bisa memberdayakan aset-aset menjadi lebih berdaya guna. Tanpa mengabaikan kekurangan, tetapi fokus pengembangan pada potensi aset atau sumber daya yang dimiliki komunitas agar para anggota komunitas lebih produktif. Kata komunitas bersifat universal (menyeluruh) yang terdiri beberapa individu yang saling berinteraksi yang tinggal di tempat yang sama atau memiliki suatu kepentingan yang sama dalam mencapai visi dan tujuan. Pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset menekankan pada kemandirian dari sebuah sekolah untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan potensi yang dimiliki. Hasil akhir yang diharapkan menjadi lebih berkelanjutan dan bermakna sesuai dengan sumber daya yang ada.
Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?
Contohnya adalah dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang menjadi aset sekolah. Awalnya sekolah bingung, ketika sekolah mendapat amanah untuk mewakili kecamatan mengikuti lomba budaya mutu. Pemimpin kemudian membimbing dan mengarahkan warga sekolah untuk rapat persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi lomba tersebut. Meskipun dengan segala persiapan dan pendanaan yang kurang karena kegiatan lomba tidak bisa dibiayai oleh keuangan BOS maka para stakeholder saling berbagi ide-ide kreatif agar tetap bisa mensukseskan kegiatan lomba semaksimal mungkin. Aset yang dimiliki sekolah adalah jumlah murid yang banyak sehingga wali murid juga jumlahnya banyak. Langkah pertama, meminta bantuan wali murid agar bisa mendukung kesuksesan kegiatan lomba. Hasil dari rapat, wali murid antusias untuk ikut kerja bakti dan sepakat diberikan tugas untuk penataan lingkungan kelas murid dan kebersihan lingkungan sekolah. Guru dan tenaga pendidikan juga bersedia lembur untuk melengkapi administrasi dengan sukarela. Memanfaat segala bahan sehemat dan kreatif untuk menata lingkungan sekolah. Alhamdulillah koordinasi dan pengarahan dari pimpinan berjalan baik dan solid sehingga kegiatan lomba menghasilkan hasil yang memuaskan meskipun tidak mendapat juara tetapi hasilnya sudah membanggakan. Hingga saat ini kerja sama yang terjalin antara pihak-pihak sekolah dengan wali murid masih terus berjalan baik. Untuk menyukseskan program tersebut baik dari sarana prasarana, keuangan, potensi, dan karakter komunitas, komitmen, kolaborasi antar warga sekolah serta semua pemangku kepentingan perlu dibangun agar terwujud sekolah yang mampu memberdayakan SDM- nya.
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan pendekatan PKBA?
Selama ini kita sebenarnya sudah melaksanakan pendekatan komunitas berbasis aset meski belum optimal. Ada beberapa aset yang ternyata kita lupa bahwa itu aset berharga di sekolah seperti, budaya dan kearifan lokal maupun karakteristik warga sekolah karena sebelumnya fokusnya bahwa aset sekolah merupakan lahan, sarana prasarana dan keuangan yang mendukung Pendekatan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi sumber daya yang ada. Sekolah harus mampu memberdayakan serta membangun keterkaitan aset tersebut sehingga berdaya guna.
Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset?
Pendekatan komunitas berbasis aset harus ditunjang dengan pemenuhan 7 aset utama dalam lingkungan sekolah diantaranya modal manusia, modal social, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal politik, dan modal agama/budaya. Cara yang dilakukan adalah dengan fokus pada kekuatan aset yang dimiliki, mendorong komunitas memberdayakan asset, menekankan kemandirian untuk menyelesaikan tantangan dengan potensi dan kekuatan yang ada, membuat rencana berdasarkan visi misi dan kekuatan, dan mewujudkan aksi sesuai dengan rencana yang diprogramkan.
Ernawati, CGP Angkatan 6 Kabupaten Kebumen
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.
Studi Kasus 1
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.
Saya melihat kasus Ibu Lilin merupakan pendekatan yang berbasis masalah, karena Ibu Lilin lebih konsentrasi dengan masalah, berusaha menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri, dan fokus pada kekurangan-kekurangan yang ada pada murid sehingga Bu Lilin merasa kesulitan mengendalikan murid yang beragam. Dikarenakan perlakuan Ibu Lilin terhadap murid yang lebih difokuskan pada kekurangan membuat Ibu Lilin marah dan kelelahan yang menyebabkan salah satu murid melakukan keisengan terhadap beliau. Sebagai guru Ibu Lilin juga belum mampu mengembangkan kompetensi emosional dan sosial untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
Jika saya sebagai kepala sekolah, peran utama yang saya lakukan pertama kali adalah memanggil Ibu Lilin untuk menemui saya dan kemudian bersama-sama saya membimbing Ibu Lilin untuk mengidentifikasi permasalahan dan perasaannya. Sebagai pimpinan yang menerapkan pendekatan berbasis kekuatan/aset saya akan menggali potensi Ibu Lilin agar mampu menyelesaikan permasalahan dengan lebih bijak. Sebagai kepala sekolah tidak boleh menghakimi Ibu Lilin dikarenakan Ibu Lilin juga memiliki kelebihan yaitu pernah menjadi guru favorit tentunya beliau pasti memiliki kecakapan yang bisa menjadi aset untuk pengembangan sekolah. Kepala sekolah memberikan dukungan kepada Ibu Lilin untuk dapat melakukan perubahan yang bertanggung jawab atas tindakannya untuk dapat menggali kekuatan yang dimiliki murid-murid di kelas sehingga pikiran dan perasaan Ibu Lilin bisa lebih bahagia karena tidak melihat sesuatu sebagai suatu masalah/kekurangan.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Pendapat saya mengenai sikap pak Pupur, saya memahami dan memaklumi dengan apa yang dirasakan karena jika saya berada pada kasus tersebut pasti akan merasakan perasaan yang sama. Ada rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan sebuah kata atau kalimat ketika kita sudah mencintai profesi sebagai guru yang setiap hari bertemu dengan murid. Ketika Pak Pupur lebih fokus pada hal tersebut, maka beliau menunjukkan sikap egois yang tidak bertanggung jawab. Menilik kembali visi, misi, dan tujuan kita sebagai guru tentunya ingin mengembangkan kualitas pendidikan menjadi lebih maju. Jika kita hanya fokus untuk pengembangan diri sendiri tentu tidak akan memberikan dampak yang luar biasa untuk kemajuan pendidikan. Jika Pak Pupur menjadi pengawas sekolah, beliau akan mendapatkan jangkauan pengembangan yang lebih luas dan diberikan kontrol tanggung jawab untuk dapat memajukan pendidikan. Kecakapan-kecakapan yang sudah dimiliki Pak Pupur menjadi aset untuk mengembangkan rekan-rekan kepala sekolah dan guru di wilayah binaannya. Menurut saya, Pak Pupur seharusnya dapat mempertimbangkan dengan bijak rekomendasi dari kepala sekolah untuk dirinya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Jika saya sebagai kepala sekolah dari Pak Pupur, saya tentu akan melakukan hal yang sama yaitu merekomendasikan Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Sebagai pimpinan yang mampu mengayomi dan menjadi penuntun bagi rekan guru, hal pertama yang saya lakukan menemui Pak Pupur untuk memberikan dukungan dan menguatkan keraguan dan kesedihan yang dirasakan Pak Pupur. Meskipun keputusan akhir ada pada Pak Pupur, tetapi sebagai kepala sekolah yang mengetahui kekuatan/aset sekolah memiliki peran untuk membantu Pak Pupur mengembangkan potensinya ketika beliau lulus menjadi pengawas sekolah.
Ernawati, CGP Angkatan 6 Kabupaten Kebumen
Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.
Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Dalam menganalisis video ini, Bapak dan Ibu CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan BAGJA yang sudah didiskusikan pada modul 1.3 sebelumnya.
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan individu ke-6.
Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.