Refleksi Mandiri 1
Kita semua mengenal “Sumpah Palapa” dari Gajah Mada. Lewat sejarah kita belajar bagaimana kemudian visi yang Gajah Mada artikulasikan sebagai sumpah tersebut menggerakkan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan besar di Nusantara. Visi pribadi beliau begitu kuat, dipercaya, hingga didukung oleh warga dan kerajaannya. Visi itu menguatkan hatinya, menggerakkan hati semua orang, dan mempersatukan gerak bersama dalam pencapaiannya. Gajah Mada adalah Mahapatih bukan Raja dari Kerajaan Majapahit saat itu. Kisah Gajah Mada itu dapat kita tarik ke dalam konteks guru dan sekolahnya. Guru memang bukan Kepala Sekolah, namun jika visi seorang guru memiliki makna yang kuat maka visi tersebut berpeluang menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mengundang upaya kolaboratif demi mewujudkannya. Visi seorang guru harus dapat di-amini semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid.
Nah, ketika kita sebagai seorang guru membayangkan suatu visi, apakah kita telah menyertakan gambaran murid ke dalamnya? Sebagai seorang guru, mendidik bukanlah pekerjaan administratif. Target pekerjaan kita bukan sebuah dokumen, selembar kertas, atau daftar angka. Mendidik tidak hanya berbicara tentang dimensi waktu “sekarang”. Sasaran pekerjaan kita adalah manusia. Target pekerjaan kita adalah pertumbuhan manusia demi manusia. Hasil pekerjaan kita baru akan terlihat saat manusia ini berkarya di masa depan nanti. Oleh karena itu, memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Visi yang diharapkan terwujud pada murid Bapak/Ibu di masa depan. Visi mengenai murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran.
Pada kesempatan ini kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru dengan peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harapkan dapat kita capai di masa depan. Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui dinding dan pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah, dan kedigjayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak.
Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, mari kita membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.
Refleksi Mandiri 2
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah membuat “gambar”? Semoga gambar mengenai mimpi tentang murid dan lingkungan pembelajaran di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri sebagai guru. Gambar yang Bapak/Ibu buat sesungguhnya adalah visi mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka yang muncul adalah keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita pun terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di sekolah agar terjadi upaya perbaikan dan perubahan berkesinambungan yang diperlukan agar visi menjadi kenyataan.
Pada kesempatan ini, marilah merangkai mimpi dalam gambar tersebut ke dalam kata-kata yang lebih jelas sebagai sebuah visi Bapak/Ibu. Kalimat rumpang dalam paragraf berikut ini menyediakan panduan untuk menuliskan visi yang telah Bapak/Ibu gambar. Diharapkan kegiatan ini dapat membantu Bapak/Ibu menyingkap apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid. Silahkan lengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.
Saya memimpikan murid-murid yang ……………………………………………………...............
Saya percaya bahwa murid adalah ……………………………………………………...................
Di sekolah, saya mengutamakan ……………………………………………………......................
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa …………………………………………………….......
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk ………………………………………………….
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa ……………………………………………....
Refleksi Mandiri 3
Pada kesempatan ini, mari kita formulasikan VISI Bapak/Ibu sebagai pendidik. Jadikan kesempatan ini bermakna pribadi, bukan untuk sekedar memenuhi tagihan centang di LMS Bapak/Ibu. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk kemudian dirumuskan dalam sebuah VISI:
Apa makna pernyataan visi bagi Bapak/Ibu?
Apa harapan, cita-cita Bapak/Ibu untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat di daerah Bapak/Ibu, dan bangsa-negara Indonesia?
Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita?
Apa yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah Bapak/Ibu dengan murid di sekolah lain?
Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila?
Susunlah rumusan VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing.
Sebagai guru dan Guru Penggerak, Bapak/Ibu kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau menelaah kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat menguatkan Bapak/Ibu sehingga membantu sekolah melihat pentingnya melibatkan murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan visi sekolah.
Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?
Visi pribadi saya membentuk generasi yang bertalenta, berkarakter, dan berbudaya. Satu hal yang mencerahkan saya ketika proses menyusun visi adalah saya menginginkan pembelajaran yang seutuhnya berpihak kepada murid sehingga terpikirkan visi tersebut.
Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?
Penerapan inkuiri apresiatif dalam peran saya sebagai pendidik antara menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada murid, menggali bakat dan potensi murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, membangun hubungan kolaborasi yang baik dengan kepala sekolah, rekan guru, murid, orang tua/wali murid, dan pemangku kepentingan lainnya.
RUANG KOLABORASI MODUL 1.3
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3
Tahapan BAGJA
BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005) yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan Discover dipecah menjadi Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008). Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu Bapak/Ibu ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang Bapak/Ibu telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, Bapak/Ibu merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, Bapak/Ibu dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, Bapak/Ibu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan B-A-G-J-A.
Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Kali ini, sebagai latihan, kita tentukan kebutuhan perubahan tersebut.
Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.
Fokuskan diri Bapak/Ibu untuk menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik yang Bapak/Ibu rasakan saat berinteraksi dengan murid. Gunakan rubrik di bawah ini untuk memandu penyusunan pertanyaan dan tindakan di tiap tahapan. Bukalah ruang dialog bersama murid-murid ini untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di tiap tahapan B-A-G-J-A bagi pengembangan diri Bapak/Ibu. Model B-A-G-J-A merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan. Setelah Bapak/Ibu membuat prakarsa perubahan diri yang kemudian dijabarkan dalam kanvas BAGJA, maka proses berikutnya adalah Bapak/Ibu diminta untuk mengunggahnya ke LMS.
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3
JURNAL REFLEKSI MINGGUAN MODUL 1.3
Peristiwa (Fact)
Pada modul 1.3 ini saya mempelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang murid impian. Pembelajaran ini dimulai dengan sebuah refleksi pada alur mulai dari diri. Disini kita diminta untuk menggambarkan bagaimana murid impian kita di masa depan kurun waktu 5-10 tahun mendatang. Pada tugas ini saya memimpikan murid saya dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan sejuk, murid dapat belajar merdeka sesuai dengan potensi, kemampuan, bakat, dan minatnya, murid menjadi pribadi yang memiliki profil pelajar Pancasila, serta murid mampu berkembang menjadi generasi milenial yang berkarakter baik. Dari gambaran murid impian itu Saya juga menjabarkan Visi saya Terwujudnya generasi yang bertalenta, berkarakter, dan berbudaya. Kalimat singkat yang mencakup aspek yang luas dan diharapkan berdampak bagi murid dan guru. Visi yang saya rumuskan agar mudah untuk diingat, dipahami karena visi adalah tujuan jangka panjang.
Pada tahap eksplorasi konsep ada hal baru dan menarik yang saya dapatkan yaitu tentang istilah Inkuiri Apresiatif dengan model ATAP (Aset, Tantangan, Aksi, Pembelajaran) dan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi) berdasarkan pengalaman kita di sekolah. Saat itu saya mengangkat sebuah prakarsa perubahan “Mewujudkan Pembelajaran yang Menyenangkan”. Saya mengambil kalimat tersebut karena saya menginginkan murid saya mengikuti pembelajaran dengan perasaan senang dan bahagia sehingga pengalaman belajar akan mudah diterima oleh murid. Pada tahap ini saya masih belum paham betul cara menyusun kalimat pertanyaan dalam BAGJA dan menyusun tindakan.
Pada tahap elaborasi adalah tahap yang membahagiakan karena kita bertemu dengan rekan-rekan satu perjuangan untuk saling kolaborasi agar lebih memahami konsep yang sedang dipelajari yaitu Inkuiri Apresiatif dengan model ATAP dan BAGJA. Melalui beberapa tugas rancangan ATAP dan BAGJA pada tugas ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual membuat pemahaman sedikit lebih meningkat. Pada tahap Elaborasi, pemahaman konsep lebih dikuatkan lagi dengan penyampaian materi dari instruktur hebat. Pemaparan tentang berbagi pengalaman menjadi bagian paling menarik pada tahap ini.
Perasaan (Feeling)
Saya sangat senang dan tertantang saat membuat Alur BAGJA ini karena saya harus dapat menggambarkan secara jelas suatu perencanaan yang dirangkai dari pertanyaan yang dijawab melalui tindakan. Sebelum merumuskan BAGJA, diawali dengan analisis kekuatan dengan model ATAP terlebih dahulu. Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling saya tunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman CGP yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari Bapak Dayah sebagai fasilitator kami. Kami dalam kelompok elaborasi berkolaborasi menyusun visi kelompok sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila yang kemudian membuat kalimat sederhana prakarasa perubahan hingga mengisi kanvas BAGJA. Ada nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam visi yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan prakarsa perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan dengan menggunakan model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA
Pengalaman (Finding)
Pengalaman yang saya dapatkan dalam proses mempelajari modul 1.3 adalah saya menyusun visi dengan menerapkan Inkuiri Apresiatif model ATAP dan BAGJA. Dari model Inkuiri Apresiatif mencerahkan pemikiran saya bahwa kita sebagai guru harus bergerak dari kekuatan yang dimiliki baik itu lingkungan sekolah, rekan guru, murid, dan dukungan orang tua/wali untuk mewujudkan visi yang kita impikan. Melakukan perubahan yang positif tidak selalu diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, tetapi difokuskan pada kekuatan yang telah dimiliki. Jika menemukan 1 hal negatif abaikan, dan temukan 3 hal baik/kekuatan untuk bergerak maju mewujudkan mimpi dan tujuan.
Penerapan (Future)
Pemahaman saya tentang merumuskan visi dan membuat perubahan prakarsa dengan inkuisri apresiatif alur BAGJA semakin tercerahkan setelah saya mengikuti sesi elaborasi dengan instruktur ibu Anastasia Ang (Founder Jari Kecil). Saya semakin paham bahwa visi itu dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau gambaran murid impian dimana visi ini hendaknya memuat dimensi profil pelajar pancasila. Oleh karena itu saya merubah visi saya menjadi “Terwujudnya generasi mandiri yang BERkarakter mulia, bertalenta penuh KARya, dan berbudaYA lokal (BERKARYA) melalui kepemimpinan pembelajaran yang berpihak pada murid”. Prakarsa perubahan berdasarkan rumusan visi yaitu membuat kesepakatan kelas untuk menerapkan budaya positif pengembangan karakter beriman, bertakwa dan bergotong royong, memberdayakan kekuatan yang dimiliki murid agar mampu berkarya, serta mempelajari budaya lokal untuk mengembangkan rasa cinta tanah air.
Ernawati, CGP Angkatan 6 Kab. Kebumen