Tahun Pelajaran 2022/2023 saya mendapatkan amanah untuk menuntun 2 murid dengan kebutuhan khusus (keterlambatan berpikir). Dalam hal ini jelas tampak kemampuan anak tersebut berbeda sekali dengan anak-anak lainnya yang ada di kelas. Saya berusaha melayani kebutuhan semua murid dengan melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai kemampuan pada aspek kognitif. Pembelajaran yang saya lakukan dengan metode pengelompokkan kecil sesuai kemampuan masing-masing murid. Dalam keseharian, saya selalu memberikan materi yang berbeda pada kedua murid yang membutuhkan perhatian lebih. Pada pembelajaran aspek kognitif, saya menempatkan 2 murid tersebut di dekat meja saya agar memudahkan untuk pendampingan lebih intensif. Jika pembelajaran keterampilan dan sosial, kedua murid tersebut akan bergabung bersama kelompok lainnya agar mampu berkembang dan bersosialisasi dengan baik. Pada murid-murid lain pun saya memberikan pelayanan yang berbeda sesuai dengan kemampuan murid. Jika saya tidak memberikan perlakukan sesuai kebutuhan murid tentunya murid tidak akan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan tingkat kemampuannya. Murid tidak akan merasakan hasil atau kebermaknaan pembelajaran yang diberikan oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran.
Tantangan yang saya hadapi, saya harus mampu memahami kebutuhan masing-masing murid dan mampu menemukenali potensi-potensi yang dimiliki murid, khususnya pada 2 murid khusus saya harus bisa membuat target tujuan yang jelas dan menemukan potensi lain yang mampu dikembangkan. Tindakan yang sudah saya lakukan adalah mencatat setiap hal yang dilakukan murid melalui observasi dan wawancara sebagai bahan saya untuk menaklukan tantangan tersebut. Bismillah semoga mampu dan berdampak sesuai tujuan.
Pembelajaran yang diharapkan harus mampu mengakomodasi kebutuhan murid sesuai dengan karakteristik dan keunikannya. Sebelum membuat rancangan pembelajaran, guru harus mengetahui dulu kebutuhan masing-masing murid dengan cara menyebarkan angket, soal pretest, atau wawancara. Selanjutnya dianalisis, hasil analisis digunakan untuk membuat rancangan pembelajaran berdiferensiasi dengan arah tujuan pembelajaran yang jelas dan terarah. Jika rancangan sudah matang dan sesuai tentu akan memudahkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk semangat belajar, memberikan kegiatan belajar yang beragam, mengelompokkan murid dalam kelompok kecil, dan membuat konten yang menarik perhatian murid. Murid juga harus dibiasakan untuk melakukan kegiatan refleksi pembelajaran sebagai dasar guru memperbaiki proses pembelajaran. Proses evaluasi pembelajaran harus berkelanjutan yang lebih fokus pada penilaian proses pembelajaran secara menyeluruh pengembangan keterampilan dan sikap tanpa mengabaikan penilaian aspek kognitif.
Mari bersama menjadi guru yang mampu menuntun murid menjadi generasi BERKARYA.
Diagram Frayer
Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. Informasi ini ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan representasi visual.
Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh Dorothy Frayer, seorang educational psychologist.
Silakan lengkapi diagram frayer tentang Pembelajaran Berdiferensiasi di atas. Jelaskanlah:
Apa definisi pembelajaran berdiferensiasi?
Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembelajaran berdiferensiasi?
Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi?
Yang bukan merupakan contoh pembelajaran berdiferensiasi?
Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran, bagaimana saya dapat:
memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya?
memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran?
memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas?
memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka?
Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Anda bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini:
Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis akan difasilitasi oleh Bapak/Ibu Fasilitator.
Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di sesi pembelajaran ke -4!
Ini adalah sesi dimana Anda akan mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi seorang pengambil risiko!
Kami berharap, 3 pembelajaran sebelumnya telah memberikan Anda banyak pengetahuan dan keterampilan yang kami yakin dapat membantu Anda untuk keluar dari zona nyaman Anda dan mulai melakukan perubahan. Inilah saatnya Anda mendemonstrasikan keterampilan yang telah Anda pelajari dalam konteks dan situasi pembelajaran yang nyata dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat pembelajaran berdiferensiasi.
Sebelum Anda melakukan tugas ini dan untuk membantu Anda mengingat apa yang telah Anda pelajari sebelumnya. Silakan lihat perbedaan antara aktivitas (kegiatan) pembelajaran yang baik versus aktivitas pembelajaran berdiferensiasi yang baik.
Buatlah rencana pembelajaran untuk salah satu mata pelajaran, atau sesi pembelajaran dalam konteks pembelajaran daring (online learning) atau luring (anda boleh memilih).
Pastikan rencana pembelajaran tersebut:
Dibuat dengan menganalisis kebutuhan belajar murid terlebih dahulu.
Menggambarkan penerapan salah satu dari diferensiasi konten, proses atau produk sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan belajar murid.
Perhatikan rubrik penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran untuk membantu Anda dalam membuat RPP tersebut.
Pendidikan bukanlah pabrik yang siap mencetak murid agar sesuai kebutuhan pasar yang cocok untuk dijual. Jika murid diperlakukan seperti itu, tentulah murid yang tidak memenuhi persyaratan akan terbuang. Murid bukan bahan baku yang bisa dibentuk sesuka hati. Menurut Ki Hajar Dewantara, murid diibaratkan seperti benih tanaman yang tumbuh di sebuah kebun/taman. Jika anak diibaratkan benih, maka orang tua dan guru adalah perawat kebun/taman tersebut. Pendidikan adalah proses merawat taman kehidupan murid agar dapat tumbuh sesuai kodratnya sehingga mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya. Orang tua tidak bisa memilih benih dan tidak tahu benih yang seperti apa yang dititipkan padanya. Oleh karena itu, penting sekali guru sebagai perawat murid di sekolah juga memahami filosofi tersebut agar mampu memberikan pendidikan yang benar-benar menuntun tumbuh kembangnya murid sesuai kodratnya. Sebagai guru harus mampu menyediakan lingkungan belajar yang subur untuk pertumbuhan benih tersebut dan memastikan benih dapat tumbuh dengan aman dan berkembang baik. Guru harus pula mengetahui karakteristik benih yang akan dirawat karena setiap benih memiliki karakteristik yang berbeda baik dari proses bertumbuh dan caranya untuk bermanfaat bagi kehidupan.
Murid terlahir dengan keadaan beragam karakteristik dan keunikannya masing-masing. Kebutuhan belajar mereka tentu saja harus bisa terlayani dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang guru, dalam menerapkan merdeka belajar harus bisa menjadi fasilitator murid dalam belajar, menghamba padanya sehingga potensinya dapat berkembang dengan optimal. Oleh karena itu, guru harus bisa memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi elemen penting pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting dan dapat berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik atau utuh.
Menurut Tomlinson (2000) juga dikatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat dan setiap waktu. Guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi memerlukan strategi khusus yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Diferensiasi konten, yaitu apa yang kita ajarkan kepada murid sebagai tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya (visual, auditori, kinestetik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya
Diferensiasi proses, yaitu bagaimana murid akan memaknai materi yang akan dipelajari baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual murid, memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelompokan yang fleksibel.
Diferensiasi produk, yaitu berupa tagihan yang kita harapkan dari murid dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang diminatinya.
Selain strategi di atas juga membutuhkan lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi ini seperti: 1) komunitas belajar, 2) setiap anggota kelas saling menghargai, 3) murid merasa aman secara fisik dan psikis, 4) adanya harapan bagi pertumbuhan, 5) guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, dan 6) adanya keadilan dalam bentuk karya nyata. Ketiga strategi di atas ini bisa kita tuangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut:
Menentukan tujuan pembelajaran
Memetakan kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar)
Menentukan strategi dan alat penilaian yang akan digunakan (tentukan bentuk penilaian akhir yang merupakan kombinasi portofolio, proyek, dan tertulis kemudian buat rubrik penilaiannya sehingga guru tahu posisi murid ada di mana dan kendala apa yang dihadapinya)
Menentukan kegiatan pembelajaran (konten, proses, produk)
Indikator keberhasilan suatu pembelajaran berdiferensiasi adalah siswa merasa nyaman dalam belajar, adanya peningkatan keterampilan baik segi hard skill atau softskill, dan adanya kesuksesan belajar dari seorang murid yaitu murid mampu merefleksikan diri kemampuannya dimulai dari titik awal pembelajaran sampai peningkatan diri selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
Tujuan akhir dari pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya fokus pada produk (kemampuan kognitif) murid tetapi lebih kepada proses pembelajaran yang dilaksanakan murid sesuai dengan kebutuhannya. Proses penilaian lebih ditekankan pada penilaian formatif untuk mengetahui proses belajar murid yang proses penilaian tersebut harus memperhatikan diferensiasi konten, proses, dan produk. Dikarenakan langkah pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan setelah melalui tahap pemetaan kebutuhan belajar murid tentunya proses belajar murid akan lebih bermakna dan semua kebutuhan murid dapat terlayani secara optimal. Hasil belajar yang diharapkan pun akan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan minat murid. Mari bersama merubah proses belajar menjadi suatu hal yang tidak hanya fokus pada hasil tetapi fokus pada perubahan bermakna pada diri murid sesuai kebutuhannya.
Tantangan yang dihadapi guru-guru ketika berjuang untuk mewujudkan kelas berdiferensiasi, diantaranya masih adanya dilema antara diferensiasi dan standarisasi (sesuai kurikulum), membutuhkan waktu yang lebih banyak, peran guru dalam pendampingan harus lebih ekstra, memerlukan ide-ide kreatif untuk menghadapi setiap perubahan dan kejutan yang terjadi di kelas, dan membutuhkan sumber belajar yang lebih beragam.
Pengalaman saya melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan jumlah murid 32 murid sangatlah berat dan membutuhkan tenaga ekstra, tetapi saya tidak menyerah. Di dalam kelas saya terdapat 2 murid yang berkebutuhan khusus yaitu keterlambatan membaca. Pembelajaran sehari-hari, saya memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan murid tersebut. Pengelompokan belajar sesuai minat juga saya terapkan ketika pembelajaran. Murid diberikan pilihan dalam pengerjaan tugas sesuai dengan kemauan, kebutuhan, dan keinginan juga harus dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi.
Manajemen kelas yang efektif dan lingkungan belajar yang mendukung juga sangat dibutuhkan dalam menciptakan pembelajaran berdiferensiasi sehingga semua kebutuhan belajar murid dapat terlayani secara optimal. Di samping itu, seorang guru juga harus terus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik dengan rekan guru lain maupun pihak sekolah untuk terus mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi ini. Berbagi praktik mengajar, membuat hasil transparan, terlibat dalam perbincangan kritis tentang memperbaiki instruksi pembelajaran dan perbaikan berkelanjutan, serta pemenuhan fasilitas perencanaan pembelajaran berdiferensiasi sebagai upaya mewujudkan merdeka belajar mencetak profil pelajar Pancasila.
Terima kasih, semoga bermanfaat untuk pembaca yang baik hatinya.
Ernawati (CGP Angkatan 6 Kab. Kebumen)
Pembelajaran Berdiferensiasi