MULAI DARI DIRI MODUL 1.1
REFLEKSI DIRI TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Oleh: Ernawati, S.Pd. (SDN Ayamputih)
Pendidikan dan pengajaran merupakan 2 komponen yang saling berkaitan makna dan tujuannya. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat (Kemdikbudristek, 2022, h.9).
Menurut KHD, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak (Kemdikbudristek, 2022, h.10).
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun sedangkan anak diumpamakan adalah biji yang akan disemai. Petani tugasnya adalah merawat tanamannya agar tumbuh dan berbuah dengan baik dengan cara memberikan perairan dan pupuk yang cukup sesuai dengan kebutuhannya. Jika tanaman mendapat perawatan yang sesuai kebutuhannya tentu akan menghasilkan hasil yang baik dan juga sebaliknya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harut bisa melayani segala bentuk kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak), harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), dan juga kita sebagai penuntun/pamong bagi anak didik untuk bisa menuntun anak dalam proses kemerdekaannya dalam belajar supaya tidak salah arah/membahayakan anak.
Indonesia kaya akan warisan budaya kultural yang bisa dijadikan potensi untuk bekal anak di masa depan sehingga proses pendidikan juga harus berkembang sesuai dengan kodrat keaadaan yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Menurut KHD, memaknai kodrat alam berkaitan dengan konteks local sosial budaya di lingkungan tempat tinggal anak sedangkan kodrat zaman menekankan pada kemampuan anak sesuai dengan Keterampilan Abad 21 yang dalam proses belajarnya perlu adanya kontrol/penyaringan informasi globalisasi dengan tetap mengutamakan kearifan lokal (Kemdikbudristek, 2022).
Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus dapat memaknai 3 tuntunan KI Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha (dapat menjadi contoh/teladan yang baik), Ing Madya Mangun Karsa (dapat membangkitkan semangat), dan Tut Wuri Handayani (dapat menjadi pendorong bagi kemajuan anak didik) sebagai dasar untuk pengembangan budi pekerti anak. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak, memperlakukan dan melayani anak dengan setulus hati, serta menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami pergantian dan perubahan kebijakan yang tentunya memiliki satu tujuan untuk keberhasilan pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang sedang diterapkan pada system pendidikan di Indonesia yang dimulai pada tahun 2021 dan kemudian diperluas penerapannya pada tahun 2022. Kurikulum yang mengusung konsep merdeka belajar dengan memerdekakan murid untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan kodratnya serta memfokuskan pada materi esensial dan pengembangan karakter profil pelajar Pancasila.
Kurikulum merdeka diharapkan lebih relevan untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan pendidikan di era 4.0. Anak-anak saat ini lahir dan berkembang di era digital berkembang sangat cepat sehingga pada proses pendidikan juga harus mengikuti perkembangan zaman dengan tetap mempertahankan identitas budaya lokal. Konsep pendidikan pada kurikulum merdeka sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan saat. Pendidikan harus berkembang sesuai dengan kodrat keaadaan yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Menurut KHD, memaknai kodrat alam berkaitan dengan konteks lokal sosial budaya di lingkungan tempat tinggal anak sedangkan kodrat zaman menekankan pada kemampuan anak sesuai dengan Keterampilan Abad 21 yang dalam proses belajarnya perlu adanya kontrol/penyaringan informasi globalisasi dengan tetap mengutamakan kearifan lokal (Kemdikbudristek, 2022).
Proses pendidikan pada sekolah saya saat ini sudah menerapkan kurikulum merdeka pada tingkat kelas 1 (Fase A) dan kelas 4 (Fase B). Proses belajar siswa menyesuaikan prinsip pengajaran dan pendidikan KI Hajar Dewantara pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang disediakan Kemdikbudristek. Guru yang menerapkan kurikulum merdeka harus mengembangkan kompetensinya dengan melakukan mandiri pada platform PMM dengan 8 topik. Pada platform merdeka mengajar sudah dipaparkan dan dijelaskan secara rinci tentang prinsip pengajaran dan pendidikan sesuai dengan pemikiran KI Hajar Dewantara.
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa saya harus memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas sesuai dengan kodratnya karena mereka masing-masing memiliki keunikan yang berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik, tetapi menjadi teladan yang baik untuk mereka, menjadi penyemangat dan pendorong untuk keselamatan dan kebahagiaan anak didik.
Saya sebagai pembelajar (guru) bagi murid belum maksimal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD, tetapi saya akan mencoba terus berpedoman pada konsep pemikiran KHD dalam pembelajaran. Saya senang dan bersemangat belajar bersama siswa jika siswa saya juga senang. Jadi saya berusaha untuk menerapkan pembelajaran yang memberikan kebebasan pada anak supaya anak belajar dengan senang dan saya berperan menuntun dan mengarahkan. Memanfaatkan lingkungan di luar kelas dalam pembelajaran, lingkungan masyarakat tempat tinggal anak didik, serta mengenalkan model pembelajaran Abad 21 agar siswa berkembang sesuai kodrat zaman.
Harapan saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul Pemikiran Ki Hajar Dewantara diantaranya:
1. Saya ingin menjadi guru yang benar-benar bisa menuntun siswa menjadi pemelajar sepanjang hayat dan dapat mengembangkan segala kodrat yang ada pada siswa.
2. Saya ingin menerapkan 3 prinsip tuntunan Ki Hajar Dewantara (Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani)
3. Saya ingin memerdekakan proses pengajaran dan pendidikan di kelas saya sesuai dengan kebutuhan, minat, kemauan, dan bakat siswa dan tidak memaksakan pada keberhasilan secara kognitif.
4. Saya ingin menerapkan profil pelajar Pancasila dengan sungguh-sungguh supaya tujuan pendidikan pengembangan budi pekerti dapat maksimal dan tertanam secara utuh hingga anak dewasa.
5. Saya ingin menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua/wali siswa sebagai pendukung utama keberhasilan pengembangan proses belajar anak.
Harapan yang ingin saya lihat pada murid-murid saya di kelas setelah mempelajari modul Pemikiran Ki Hajar Dewantara diantaranya:
1. Murid saya dapat belajar di kelas dengan senang dan merasa bebas untuk belajar apa yang ia sukai
2. Murid saya aktif berkolaborasi dalam kegiatan belajar berbasis projek.
3. Murid saya dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, misalnya memanfaatkan media belajar online atau platform belajar.
4. Murid saya memiliki sikap empati terhadap kondisi lingkungan sekitar baik di sekolah atau di rumah.
5. Murid saya memiliki dapat mengembangkan karakter baik dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.
Kegiatan yang saya harapkan ada pada modul ini adalah kegiatan sharing pendapat, berbagi ilmu tentang pengalaman belajar yang baik untuk pengembangan karakter baik bagi anak.
Materi yang dipaparkan pada modul sudah lengkap sekali, harapannya akan ada pengembangan materi yang lebih menginspirasi guru-guru di seluruh negeri untuk bisa menjadi pendidik yang hebat lebih hebat lagi. Manfaat dari adanya modul ini sudah saya rasakan yaitu mengubah pola piker saya dalam proses pengajaran dan pendidikan terhadap murid saya. Jadi tujuan dari adanya modul ini sudah tersampaikan dan tercapai. Terima kasih Kemdikbudristek!
Ilustrasi diri sebagai “pembelajar” sekaligus “pemelajar"
Audio atau Video adalah penjelasan pemikiran reflektif kritis Anda dalam memaknai dan menghayati pemikiran KHD setelah menyimak video dan membaca 3 tulisan KHD (terlampir). Dalam audio/video ini, yang paling utama adalah sampaikan pemaknaan dan penghayatan Anda terhadap pemikiran KHD sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan aspek keindahan dari video tersebut. Berikan komentar dan umpan balik kepada audio/video yang diunggah oleh rekan Anda.
Berikut ini panduan pertanyaan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas di atas.
Apa intisari pemikiran KHD tentang pendidikan?
Bagaimana Anda memandang diri Anda sebagai pembelajar (guru) dan pemelajar (murid) jika dikaitkan dengan pemikiran KHD?
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)
Anda mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD - ‘Pendidikan yang Berpihak pada Murid’ - dalam sebuah karya (video pendek, komik, lagu, puisi, dll) dan mempublikasikan sebagai wujud pemahaman, pemaknaan dan penghayatan yang Anda praktekkan dari pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara. Karya Anda menjadi sebuah demonstrasi kontekstual bagaimana pemikiran Ki Hadjar Dewantara dikembangkan dan diterapkan di kelas dan sekolah asal Anda.
Instruksi penugasan:
Pengantar
Metafora atau perlambang menjadi salah satu cara yang efektif untuk memahami sebuah konsep yang rumit. Filosofi KHD mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbit pada matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak (Syahril, 2018).
Selain metafora, cara lain untuk mengabadikan pemahaman dan pengalaman belajar kita adalah dengan karya seni. Jadi, mengapa kita tidak menciptakan sesuatu yang menarik mengenai filosofi pendidikan KHD? Membuat lagu, puisi, gambar, poster metafora, atau karya apapun tentu akan menyenangkan.
Penugasan
Buatlah satu karya (karikatur, infografis, video pendek, komik, lagu, puisi, dll) untuk menggambarkan pemikiran filosofis KHD sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh.
Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.