BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang banyak di ciptakan berbagai macam barang, mulai dari barang elektronik sampai barang lainnya yang kita butuhkan dalam kehidupan. Kita sebagai konsumen perlu mengetahui bagaimana barang yang kita gunakan bisa berada di tangan kita sekarang , sebab itu kita bisa mengerti kalau barang tersebut akan membawa dampak baik atau tidak dalam kehidupan. Maka dari itu hadir sebuah system yang bernama Supply Chain Management yang mampu memberi tahu kita tentang rangkaian produksi mulai dari barang yang masih mentah sampai barang yang siap kita gunakan atau kita pakai dalam kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
Apa itu supply chain management ?
Apa fungsi supply chain management ?
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari supply chain management ?
Bagaimana penerapan supply chain management ?
C. Tujuan
Tujuan kita mempelajari supply chain management yaitu agar kita tau bagaimana proses produksi yang di jalankan oleh banyak perusahaan sehingga menghasilkan sejumlah barang yang dapat digunakan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu , kita juga dapat mengetahui bahwa banyak cara yang dapat di lakukan dalam suatu perusahaan sehingga dapat menjalankan roda bisnisnya dengan baik yaitu salah satu nya dengan menggunakan supply chain management sebagaimana kita ketahui dalam sebuah sistem di dalamnya pasti terdapat kekurangan dan kelebihan begitupun di dalam supply chain management maka dari itu tujuan makalah ini sangatlah jelas dan kita mampu menambah wawasan dalam dalam bidang ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supply Chain Management
Istilah Supply Chain Management dikenalkan oleh Keith Oliver, seorang konsultan di Booz Allen Hamilton. Ia menggunakan istilah ini dalam sebuah wawancara di Financial Times pada tahun 1982.
Supply Chain Management (SCM) atau jika dalam Bahasa Indonesia sering dikenal dengan sebutan Manajemen Rantai Suplai adalah manajemen jaringanan bisnis yang terlibat dalam penyediaan produk dan paket yang dibutuhkan oleh konsumen akhir yang ada dalam rantai suplai. Supply Chain Management mencakup semua gerakan dan penyimbanan bahan baku, barang yang sedang diproses, dan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi.
Menurut latar belakang praktek manajemen logistik tradisional dan perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat. Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponen tersebut berlangsung secara transparan
Fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.
Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru sering berlawanan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen akhir.
B. Fungsi Dasar
Ada dua fungsi SCM, yaitu: yang pertama adalah SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkostransportasi dan sebagainya.
Yang Kedua, SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang di suplai oleh SCM mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah SCM. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos mark down, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.
C. Proses Supply Chain Management
Disarikan dari beberapa sumber bacaan, Supply Chain adalah urutan kegiatan atau proses dalam pembuatan suatu produk dimulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan pemusnahan produk tersebut. Dari pengertian di atas kita akan mencontohkan alur jalan dari proses supply chain management :
Contoh:
Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai berikut:
Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir (customer).
Gambar :
Ini merupakan alur jalannya supply chain management :
Yang harus di ketahui dari supply chain managemen memiliki 3 aliran yang sangat penting dalam prosesnya yaitu material , informasi dan uang/dana. Semua itu adalah aliran yang sangat penting untuk bisa menjalankan proses supply chain management.
D. Penerapan Supply Chain Management (SCM)
SCM adalah suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Manufakturing, dalam penerapan supply chain management (SCM), perusahaan-perusahaan diharuskan mampu memenuhi kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel. Sekarang ini konsumen semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Sehingga menyebabkan perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal ini akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda
Dalam hal ini penerapan supply chain management di masa seperti ini cocok di terapkan, karena system ini memiliki kelebihan dimana mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply. Dalam hal ini, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan konsumen. Tujuan utama dari SCM adalah pernyerahan atau pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.
E. Penerapan SCM di Indonesia
Tersebut Supply Chain Management mengutamakan arus barang antar perusahaan, mulai dari awal kegiatan sampai produk akhir. Sedangkan orientasinya atas dasar kerja sama dan mengusahakan hubungan serta koordinasi antar proses dari perusahaan mitra guna menunjang kegiatan proses sampai ketangan konsumen, dan yang paling penting dari kerjasama ini adalah adanya rasa percaya diantara perusahaan mitra, hal inilah yang mungkin belum terjalin di Indonesia. Prinsip utama yang harus dipegang dalam sinkronisasi aktivitas-aktivitas sebuah supply chain adalah untuk menciptakan resultan yang lebih besar, bukan hanya bagi tiap anggota rantai, tetapi bagi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi prinsip ini biasanya membutuhkan perubahanperubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya, kegagalan biasanya ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggiring komponen-komponen supplychain yang komplek ke arah yang sama.
Penggunaan SCM bagi perusahaan-perusahaan beberapa bidang di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, saat ini masih sangat terbatas. Dimana hubungan antara setiap sub sistem yang terlibat pada umumnya masih tersekat-sekat, sehingga sulit untuk bersaing di pasar bebas. Hal tersebut dapat dilihat dari terpisahnya operasional antara sub sistem hulu sampai dengan sub sistem hilir yang disebabkan oleh sub sistem banyak diperankan oleh pengusaha dalam skala produksi kecil, dan tidak memiliki posisi tawar yang kuat. Di Indonesia bisa diterapkan secara maksimal dengan memperbaiki beberpapa kekurangan yang menghambat system ini, dalam hal ini solusi yang dapat dilakukan yaitu harus mentransformasikan struktur yang tersekat dan terpisah tersebut kepada struktur integrasi yang vertikal. Hal tersebut dimaksudkan untuk memadukan sub sistem hulu sampai dengan hilir dalam satu keputusan manajemen. Pembangunan sistem yang terintegrasi dalam industri peternakan merupakan upaya untuk meningkatkan dayasaing. Upaya tersebut dikembangkan dengan bentuk-bentuk yang mampu mengakomodasi pelaku-pelaku industri dari setiap sub sistem yang ada.
Beberapa langkah yang bisa diambil dan menjadi perhatian bagi stakeholder yang terkait untuk perbaikan system sehingga SCM ini dapat berkembang secara baik di Indonesia antara lain; pertama, Penekanan pada upaya pembangunan dan pemeliharaan dalam rantai, yaitu pembentukan hubungan antar rantai agar lebih spesifik, misalnya pada volume, mutu, distribusi, tergantung kekurangan pada bidang usaha sehingga terbentuk pola yang terpadu dan saling terkait; kedua. Pengontrolan terhadap persediaan pasokan harus dilakukan sehingga effisien dalam biaya, misalnya dalam hal ini jumlah pasokan disesuaikan dengan jumlah produk yang dapat dijual yang menghasilkan kestabilan persediaan bahan baku dan tidak terjadi penumpukan stok yang berakibat pada peningkatan biaya penyimpanan; ketiga. Dalam penentuan lokasi dan transportasi dalam rantai jaringan dibuat dengan perhitungan dan memeperhatikan dampak terhadap biaya persediaan, dalam hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepekaan konsumen, oleh karena itu evaluasi terhadap hal ini sangat perlu dilakukan; keempat. Pembentukan system informasi antara yang bertugas dalam pengumumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi kepada setiap stakeholder yangilandasi dengan kepercayaan diantaranya, dengan ini akan mendukung kinerja dan produktivitas dari masing masing anggota rantai.
Dalam penerapan SCM ini perlu juga diperhatikan hal hal yang di perlu di hindari yang akan menghambat system ini, hal hal tersebut antara lain;
Saat ini di Indonesia memang penerapan SCM ini belum bisa dikembangkan karena mungkin terjadi kendala seperti yang disebutkan di atas, tapi dengan mengidentifikasi system yang menjadi kendala dan memperbaiki system tersebut dan menaati semua aturan dari Supply Chain Management diyakini perkembangan industri di Indonesia akan semakin maju karena system ini sudah teruji di beberapa Negara maju dalam sector industrinya.Inti dari system ini adalah koordinasi antar rantai dan juga pemikiran untuk memaksimalkan kinerja untuk kepuasan antar rantai, dan juga kepercayaan didalam rantai.
F. Keuntungan Supply Chain Management
Menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah
1. Mengurangi inventori barang Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang 20%-40% dari nilai barang yang disimpan
2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai barang jadi dan di terima oleh pemakai/pengguna merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu di kelola dengan baik.
3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.
G. Kekurangan Supply Chain management
1. Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
2. Perbedaan bahasa,zona waktu dan budaya dalam perusahaan
3. Ketidakpastian permintaan
4. Ketidakpastian pasokan harga dan kualitas barang baku
H. Manfaat SCM
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen ataupengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya,fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
BAB 3
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Dari beberapa pengertian diatas kita ambil kesimpulan bahwa supply chain management merupakan sebuah solusi pendekatan manajemen material , informasi dan financial pada suatu alur proses barang atau jasa yang di kelola secara efektif dan efesien dengan mengintergarasikan semua elemen baik itu dari luar environtment seperti supplier hingga internal environtment seperti pengusaha , tempat pemrosesan barang (pabrik),gudang dan pendistribusian barang hingga pengelolaan customer shingga menciptakan suatu hasil berupa waktu pemrosesan barang yang lebih cepat , biaya yang relative murah dan peningkatan kepuasan pelanggan.
Ø Saran
Dalam penyajian makalah ini tentu saja kami banyak menyadari akan adanya kekurangan. Namun begitu kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan baik sesuai tugas yang telah Bapak dosen berikan. Dari kesalahan itu kami mengharapkan bimbingan dari Bapak dosen agar dalam penulisan makalah kami selanjutnya akan lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan banyak Terimakasih.