MPUINJKT.SCH.ID, JAKARTA - Sabtu (3/07), peserta didik kelas 9 bilingual tahfizh resmi menjadi lulusan tahfizh perdana di MTs Pembangunan UIN Jakarta. Acara yang digelar secara virtual melalui zoom dan youtube Kita MTs TV sukses membuat lulusan, orang tua, guru serta tamu undangan meneteskan air mata bangga sekaligus bersyukur. Walaupun dilaksanakan secara virtual tidak mengurangi khidmat dari acara yang berlangsung kurang lebih selama dua jam setengah.
Acara dimulai dengan penyambutan lulusan yang berpakaian senada berwarna coklat dan putih, dengan shalli ya mannan serta lantunan syair kalamun qodimun. Dimana prosesi ini menjadi tradisi penyambutan lulusan tahfizh yang biasa dinyanyikan secara langsung dan diiringi dengan tabuhan rebana. Susunan acara yang dibuat rinci dan khas nuansa pesatren digarap oleh panitia acara yang juga menjadi guru tahfizh, yaitu ustadz Ahmad Zaki, SH, Dr. Syamsul dan Idham Khalid, MA.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci yang dibacakan oleh M. Ihsan Wicaksono (8H) dan saritilawah Ceilyn Deifaustine (7H). Sambutan oleh kepala MTs Pembangunan UIN, bapak Momon Mujiburrahman, MA serta sambutan kedua oleh Direktur Madrasah Pembangunan UIN, bapak Dr. H. Bahrissalim, MA. Dalam sambutannya, bapak direktur menyampaikan ucapan selamat kepada lulusan tahfizh perdana MTs Pembangunan UIN Jakarta, semoga membawa berkah dan memberikan motivasi untuk selalu mencintai Al-quran.
Memasuki khatmul quran, setiap peserta didik telah dipersiapkan untuk merekam bacaannya dari mulai surat At-Takassur sampai dengan surat Al-Baqarah 1 – 5. Lantunan ayat suci yang dibaca ayat demi ayat semakin membuat khidmat acara. Khatmul quran ditutup dengan pembacaan doa khatmul quran oleh ustadz Dr. Syamsul Aryadi.
Wisuda tahfizh perdana dengan tema Menyemai Tunas Al-Quran: Menjadi Generasi Qurani Penerus Negeri, mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Tidak ketinggalan Kepala Laboratorium Madrasah Pembangunan Bapak Afif Abdul Latif, MA., Ketua Komite Madrasah Pembangunan Ibu drg. Sylvia Wahyuni serta pengawas MTs Pembangunan UIN Jakarta Ibu Dra. Hj. Azzah Zumrud Mualif, M.Pd. memberikan testimoni atas kelulusan peserta didik kelas bilingual tahfizh. Dalam testimoninya, beliau menyampikan harapan agar selalu istiqomah terhadap hafalannya.
Sambutan dari perwakilan orang tua peserta didik disampaikan oleh bapak Muhammad Edwin Wiranegara ayahanda dari Sofie Rizqa Wiranegara. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar MTs Pembangunan dan semua yang terlibat dalam berjalannya kegiatan belajar mengajar di kelas bilingual tahfizh. Semoga para lulusan dapat selalu mencintai al-quran dimanapun berada dan sukses dunia akhirat.
Memasuki sesi demonstrasi sambung ayat. Lulusan diberikan pertanyaan oleh bapak direktur Madrasah Pembangunan, Kepala MA Bapak Zakariya, MA., serta Ibu Pengawas MTs Pembangunan. Pertanyaan yang diberikan berupa potongan ayat yang dipilih secara acak oleh penanya. Diantara lulusan yang berkesempatan menjawab adalah Sabitha Marsyarira Nayla, Muhammad Zharfan Shabri dan Aisyaturridho Khaikaningrum.
Memasuki acara puncak, yaitu prosesi wisuda dimana lulusan yang dibacakan namanya akan ditampilkan dilayar zoom sambil dikalungkan selempang kelulusan oleh orang tuanya. Terlihat rasa haru bercampur bahagia tampak dari wajah lulusan dan orang tua serta tamu undangan yang menyaksikan acara prosesi. Acara dilanjutkan dengan sungkeman. Lulusan duduk bersimpuh di depan kedua orang tua seraya memohon maaf sekaligus doa restu untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Puitisasi yang dibawakan oleh Ibu Dewi Nurpitriyani, S.Pd., membawa suasana semakin syahdu.
Sambutan dari lulusan terbaik, yaitu Azka Alya Fitriani yang lulus 30 juz dengan predikat mumtaz menyampaikan kesan pesannya selama mengikuti pembelajaran di kelas bilingual tahfizh. Terakhir motivasi dari pembimbing tahfizh ustadz Ahmad Zaki, SH dan Dr. Syamsul Aryadi. Dalam motivasinya ustadz Zaki menyampaikan, “Seorang penulis yang menulis buku, belum tentu mengetahui siapa saja pembacanya karena tidak mengenalnya. Namun, Allah mengetahui siapa saja yang membaca al-quran dan mencintai siapa saja yang menghafalnya. Perpisahan bukan berarti tidak akan bertemu kembali. Perpisahan hanya nasehat supaya keakraban tetap terjalin ketika bertemu kembali. Terangnya matahari dan doa untuk kalian adalah dua hal sama-sama tidak akan pernah berubah.” (fq)