Modul 1.1
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional
Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional
Ki Hadjar Dewantara
PENGANTAR MODUL 1.1
Modul 1.1 pembelajaran difokuskan pada Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan adalah tuntunan, penunjuk jalan (guidance) atau bimbingan terhadap segala kodrat atau potensi yang dimiliki anak agar selamat dan bahagia sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Pendidik dalam proses pendidikan dan pembelajaran mestinya menjadikan kodrat alam sebagai alarm (ring bell) dalam mengambil sebuah keputusan atau tindakan. Kodrat alam adalah keunikan anak, bakat dan minat, gaya belajar, kemampuan menyerap pelajaran, kecenderungan anak, kultur anak, keadaan lingkungan anak berinteraksi dll. Kodrat anak lainnya adalah selalu ingin merdeka sejak dari kandungan, menangis bila kehausan, hingga jiwa merdeka saat dewasa.
RUANG KOLABORASI MODUL 1.1
KONEKSI ANTAR MATERI Modul 1.1
REFLEKSI MODUL 1
Tuesday, 13 September 2022, 1:33 AM
Program Calon Guru Penggerak yang sedang saya ikuti ini, adalah suatu program yang membawa hal baru dalam sejarah hidup saya. Karena ini adalah suatu proses pendidikan dan pembelajaran jangka panjang yang secara sistematis terikat oleh waktu dan metode yang sudah disepakati. Hal yang mungkin perlu saya refleksikan untuk dijadikan prinsip diri adalah saya harus disiplin memegang teguh komitmen saya. Saya harus terus berjuang di tengah-tengah kesibukan yang saya hadapi. Secara prinsip saya selalu mengatakaan pada diri saya bahwa, yang satu dilakukan tetapi yang lainnya tidak boleh diabaikan. Dengan kata lain, saya harus benar-benar mampu menerapkan skala prioritas dalam melaksanakan semua tugas dan kewajiban saya. Sekaitan dengan pembelajaran di kelas, saya benar-benar merasa malu pada diri sendiri ketika saya berkesempatan mengenal dan belajar bersama teman-teman lainnya dalam program calon guru penggerak ini, yang menggali ide-ide cemerlang bapak Ki Hadjar Dewantara, terutama tentang menghambakan diri tanpa ikatan apapun, sambil harus memperhatikan aspek kodrat alam dan kodrat zaman yang para murid miliki.
Di sini hati saya benar-benar tersentuh dan terharu, karena selama ini saya kurang memperhatikan hal ini. Saya cenderung untuk menetapkan suatu target tertentu yang menekankan pencapaian kelas secara menyeluruh. Saya kurang memperhatikan perbedaan kekuatan masing-masing individu. Saya cenderung menilai keberhasilan dari aspek angka-angka yang tertulis di rapor, sebagai bentuk dukungan langsung akan standar penilaian yang sudah disepakati bersama. Hal ini tentu saja mencederai sudut pandang kodrat setiap individu. Karena hal inilah, maka saya berniat sungguh untuk memperhatikan perbedaan kemampuan individu dengan memberikan beban belajar yang memperhatikan kemampuan setiap murid. Kebetulan sekali saya mengajar di kelas 7 sebanyak 4 kelas paralel dan satu kelas di kelas 8. Dengan pemberlakuakn sistem kurikulum yang berbeda, maka saya akhirnya banyak belajar untuk merefleksikan diri dengan memahami karakteristik yang berbeda yang menjadi ciri khas masing-masingnya. Saya menemukan fleksibilitas pembelajaran di kelas 7 yang membuat saya menjadi sangat terkoneksi dengan program calon guru penggerak ini. Saya mencoba untuk menggali kemampuan para murid kelas 7 untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam belajar bahasa inggris. saya mencoba beberapa cara baru dengan mengadopsi pembelajaran yang sederhana tetapi berkesan bagi mereka. Dan ternyata mereka antusias menerimanya dan semakin penasaran untuk melaksanakannya. Dengan memanfaatkan fasilitas HP yang merekamiliki, saya berusaha untuk mengirimkan tautan-tautan tugas yang harus mereka selesaikan setelah menetima instruksi pembelajaran di kelas.
Pada titik ini, saya berusaha untuk menghambakan diri tanpa ikatan tertentu. Banyak pertanyaan yang timbul, saya layani dengan semangat pelayanan tulus ikhlas. Tetapi saya juga belajar untuk menerima diri, karena setiap urid saya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang sangat cepatmemahami maksud yang saya kehendaki, ada pula yang mengalami kesulitan besar untuk memahami maksud sederhana yang saya sampaikan. Akhirnya saya memanfaatkan beberapa murid yang cepat dalamproses pemahaman instruksi untuk membantu saya dalam memberikan penjelasan tentang konsep yang saya maskudkan. Di sini, saya mau melatih pembelajaran kolaboatif antarindividu yang tidak semata-mata menjadikan guru sebagai sumber belajar. Pembelajaran teman sebaya ini, saya terus upayakan untuk dilakukan terutama dalam kegiatan-kegiatan diskusi atau kerja secara berkelompok. Ternyata dengan melakukan hal ini, para maurid merasa bahwa mereka berada di dunia yang sama untuk dapat belajar secara berkelompok atau berkolaborasi menyelesaikan tugasnya masing-masing. Yang saya minta bantuan untuk menolong rekan-rekannya merasa dihargai dan semakin percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya. Dan semakin menunjukkan kemajuan untuk menjadi yang terbaik.
Selanjutnya, saya akan terus belajar untuk berinovasi, karena cara sekarang mungkin saja sesuai dengan karakter dan kemampuan para murid saat ini, yang mungkin saja di waktu yang akan datang menjadi berbeda dalam pola penanganan dan penerapannya. Dengan kata lain, nilai yang saya petik dari konsep Bapak Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan dan pembelajaran harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Semuanya harus berkembang dinamis dan fleksibel. Terima kasih, untuk nilai-nilai baik yang telah saya rasakan selama dua minggu pembelajaran di kelas calon guru penggerak angkatan 6, tahun 2022.
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani