Hi Scholars! Siapa sih yang gatau tentang Global Experience Program? Kegiatan yang sering disingkat sebagai GEP ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh Tanoto Foundation untuk para scholars yang ingin merasakan pengalaman berkuliah di luar negeri. Nah, berdekatan dengan pendaftaran Global Experience Program (GEP) yang akan berakhir pada bulan April ini, kita bakal mengulik nih bagaimana serunya GEP dari salah satu scholars kita tercinta Kak Edmund Tandar.
Edmund Tandar atau yang kerap disapa sebagai Kak Edmund ini merupakan salah satu scholars penerima GEP di salah satu universitas ternama loh, yakni Harvard Business School Online. Kak Edmund ini merupakan Tanoto Scholars 2019 sekaligus mahasiswa prodi teknik lingkungan 2018 di ITB. Kak Edmund dikenal sebagai orang yang senang mencari pengalaman baru. Menurutnya, kuliah itu bukan cuma tempat kita belajar di satu bidang aja, tapi tempat kita eksplorasi seluruh potensi diri yang kita miliki. Jadi, GEP merupakan salah satu kesempatan yang sangat berharga untuk eksplorasi tersebut.
"Menurutku kuliah itu ngga cukup dengan belajar di kelas aja, kita bisa belajar lewat organisasi, magang, bahkan ikut kuliah di kampus lain. GEP memberikanku kesempatan untuk eksplorasi lebih dalam dunia perkuliahan."
Anak teknik ambil jurusan bisnis, kok bisa?
Sebagai anak teknik lingkungan dengan latar belakang yang penuh dengan engineering, tentunya Kak Edmund merasa sangat kurang dalam aspek bisnis dan manajemen. Maka dari itu, Kak Edmund mulai tertarik dengan yang namanya bisnis. Menurutnya, sebagai seorang insinyur tentunya kemampuan teknis saja tidaklah cukup dalam menghadapi kerasnya dunia kerja. Kita juga perlu kemampuan bisnis dan manajemen sebagai dasar untuk mempertimbangkan desain yang efisien dan ekonomis.
Bagaimana persiapan menuju GEP?
Pendaftaran GEP dilakukan dengan mengisi formulir pada Jotform secara daring. Hal yang perlu dipersiapkan adalah transkrip nilai kuliah, skor tes bahasa inggris, dan yang terpenting adalah motivasi diri. Untuk pengisian formnya bagi kak Edmund juga tidak terlalu sulit, cukup dengan memasukkan identitas diri dan meng-upload data-data yang diperlukan. Adapun pada form juga diberikan pertanyaan seputar motivasi diri, perguruan tinggi dan bidang studi yang diminati, serta kontribusi yang telah dilakukan sebagai teladan. Kak Edmund sendiri telah banyak berkontribusi sebagai scholars, ia menjadi bagian dari pengurus TSA dan aktif sebagai mentor di TELADAN. Hal ini tentunya bisa menjadi poin plus kita dalam seleksi untuk GEP.
"Menurutku kontribusi yang menjadi poin plus kita dalam seleksi GEP. Tentunya semua peserta pasti memiliki transkrip nilai dan skor tes bahasa inggris ataupun motivasi yang baik. Namun, tidak semuanya bisa dan pernah berkontribusi aktif sebagai TELADAN."
Selanjutnya, setelah proses seleksi selesai, kak Edmund kemudian dihubungi oleh pihak Tanoto Foundation terkait penerimaannya sebagai peserta GEP. Beberapa hari kemudian, Kak Edmund mendapatkan email dari pihak Harvard University terkait teknis pelaksanaan kuliahnya.
Bagaimana pengalaman selama summer school?
Perkuliahan di Harvard Business School Online seluruh rangkaiannya dilakukan secara daring dan asinkron. Pelaksanaan dilakukan selama 17 minggu dimulai dari bulan juni hingga september. Untuk mata kuliahnya sendiri, Kak Edmund memilih paket atau istilahnya core yang terdiri dari 3 mata kuliah, yaitu: Business Analytics, Financial Accounting dan Economics for Manager.
Perkuliahan asinkron dilakukan dalam bentuk online course pada web Harvard Business School yang terdiri dari modul-modul yang harus diselesaikan. Modul yang dikerjakan menurut Kak Edmund juga tidak terlalu sulit karena sudah dijelaskan dengan detail. Setiap modul membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam saja dan sangat fleksibel karena dapat dibuka kapan saja. Menariknya, sistem dapat mengestimasi durasi pengerjaan berdasarkan hasil pengerjaan pada modul sebelumnya. Jadi kita dapat mengatur waktu untuk mengerjakan modul dengan lebih baik.
Kekurangan dari summer course ini menurut kak Edmund adalah tidak adanya kolaborasi antar peserta didik karena sistem yang online dan asinkron. Diskusi hanya dapat dilakukan melalui group chat ataupun forum pada web Harvard Business School dimana setiap peserta dapat memberikan argumen mereka dalam bentuk post ataupun comment. Namun, Kak Edmund sempat melakukan diskusi secara sinkron dengan peserta lain untuk mengerjakan tugas kelompok walaupun tidak terlalu sering.
Apa pendapat kakak tentang GEP?
Menurut Kak Edmund, mengikuti GEP summer course di Harvard Business School merupakan salah satu kesempatan yang sangat berharga. Kak Edmund mendapatkan berbagai macam pengetahuan baru terkait bisnis yang belum pernah didapatkan dikuliah, seperti konsep bisnis, mengolah data, cek akurasi data, dan lainnya. Tentunya, Kak Edmund sangat merekomendasikan program GEP ini untuk diikuti scholars.
Pesan dari Kak Edmund untuk para scholars
"Dengan mengikuti GEP, selain mendapat ilmu pengetahuan, kamu bakal mendapatkan pengalaman dan perspektif baru dari apa yang kamu tahu sekarang. Pemikiran orang di luar negeri dengan orang Indonesia sangat berbeda, sehingga dengan mengetahui keduanya kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jadi selama ada kesempatan, ya go for it aja!"
Semoga pengalaman Kak Edmund dapat menginspirasi kalian, sampai jumpa di InsighTSA selanjutnya!
Ditulis oleh: Adyanda Paramarta (SI'19 | TELADAN'20)