Secara umum, profil kompetensi Calon Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini adalah CGP mampu:
Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program sekolah.
Menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas belajar.
CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.
Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Jawab:
Jika sekolah dibayangkan sebagai ekosistem, maka ekosistem sekolah terdiri dari ekosistem biotik dan abiotik.Ekosistem biotik terdiri dari kepala sekolah, murid, guru, tenaga kependidikan, Komite sekolah, penjaga kantin orang tua murid, masyarakat sekitar, pepohonan di sekolah, dan lain-lain. Ekosistem abiotik terdiri dari kelas, meja, bangku, kipas angin, papan tulis, alat tulis, gambar-gambar dan aksesoris kelas, laboratorium, alat dan bahan laboratorium (IPA, Bahasa Indonesia, Komputer), perpustakaan, buku-buku, mushola dan perlengkapannya, UKS dan perlengkapannya, toilet, Ruang Majlis guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, Ruang Kesiswaan, Ruang OSIS, Ruang BK, Kantin, ruang koperasi, lapangan upacara, lapangan olahraga, taman sekolah, kolam sekolah, Ruang kesenian, Galeri, Finger print, Sistem administrasi, Sistem E-Raport, Sistem penilaian, peraturan-peraturan, KOSP, dokumen-dokumen, penilaian kinerja, lingkungan sekitar, dan lain-lain.
Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
Jawab:
Kepemimpinan kepala sekolah, Manajemen sekolah dan sistem manajemennya, Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), kekeluargaan, Fasilitas sekolah, Teknologi dan sistem digital, jaringan dan kemitraan, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekitar.
Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?
Jawab:
Kepemimpinan Kepala sekolah memegang peranan penting dalam menciptakan ekosistem sekolah yang sehat dan produktif yang mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memiliki visi misi yang jelas, ditransfer, dikomunikasikan, dibahas bersama dan menjadi visi misi sekolah, memiliki target kepemimpinan yang jelas dan terus dievaluasi, membentuk manajemen yang membantu kepemimpinan kepala sekolah dan pembagian tugas guru dan tugas tambahan, menyusun RKJP, RKJM, RKT/RKS, dan RKAS yang melibatkan pihak-pihak berkepentingan, memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga dapat menggerakkan seluruh komponen di sekolah, memiliki kebijaksanaan dalam mengelola dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada, memiliki wibawa sebagai pemimpin.
Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
Jawab:
Menurut saya pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang amanah terhadap kepemimpinannya, mengutamakan keseimbangan ekosistem sekolah, dan memperhatikan keberlanjutan ekosistem sekolah.
Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?
Jawab:
Di UPTD SMPN 1 Bangkalan saya adalah guru PJOK dan saya diberikan tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Sejauh ini saya telah memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah baik dalam peran saya sebagai guru dan wakasek ur. kesiswaan.
Sebagai guru: Saya menyusun perangkat pembelajaran, mengkoordinasikan dengan kepala sekolah, melakukan proses pembelajaran, melakukan penilaian, dan melaporkan hasil pembelajaran dan penilaian. Yang masih kurang adalah mengkomunikasikan yang terbaik untuk anak per anak yang saya ajar kepada orang tua, namun saya selalu menyampaikan apa pun yang perlu disampaikan kepada wali kelas. Hal ini terkait dengan jumlah jam mengajar yang cukup banyak dan jumlah siswa yang banyak.
Sebagai wakasek ur. kesiswaan: saya menyusun program kerja, mengkoordinasikan, melakukan program kerja, melakukan evaluasi, dan melaporkan, serta banyak berkomunikasi dengan kepala sekolah, dewan guru dan staf TU, komite, orang tua, murid, dan pihak-pihak yang berkepentigan. Saya pikir saya sudah mengikuti prosedur dan melakukan yang terbaik selaku wakasek ur. kesiswaan.
Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
Diri sendiri
Murid
Sekolah
Jawab:
Diri sendiri: dapat melakukan pendampingan kepada seluruh komunitas sekolah untuk dapat menggunakan pendekatan reflektif dan interaktif dalam mengelola program dan sumber daya sekolah.
Murid: dapat merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid berbasis data dan bukti.
Sekolah: dapat memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?
Jawab:
Yang saya harapkan materi mudah untuk dimengerti dan dipelajari. Materi kepemimpinan yang mudah untuk di terapkan di kelas dan di sekolah. Dan dalam modul ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan saya sebagai pemimpin pembelajaran, dapat menjadi panduan saya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik.
Question #1
Response is required
Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?
Menurut saya pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset sangat bisa diterapkan untuk pengelolaan sumber daya sekolah, hal ini dikarenakan sekolah memiliki kekuatan dan hal positif yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan pembelajaran sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.
Kata komunitas dapat juga diganti dengan sekolah, sebab sekolah merupakan komunitas yang terdiri dari ekosistem dengan dua unsur pembangun, unsur biotik dan abiotik yang keduanya saling berinteraksi satu dengan lainnya. Layaknya murid yang tumbuh dengan kodrat alam dan zamannya, maka sekolah bisa dianalogikan bahwa komunitas sekolah pasti mempunyai kekuatan dan juga kelemahan yang sering disebut dengan aset dan defisit.
Question #2
Response is required
Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?
Contoh pengelolaan sumber daya sekolah kami dengan pendekatan PKBA, yaitu penyelenggaraan lomba mapel tingkat SD (GALAKSI --> Gebyar Lomba IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia). Sekolah akan mengidentifikasi aset yang dimiliki mulai dari modal manusia (guru pembina lomba, murid yang akan mengikuti kompetisi, tenaga kependidikan untuk mengurus administrasi pendaftaran dan lain sebagainya, dan kepala sekolah secara formal memberikan izin dan pengesahan supaya murid yang bersangkutan dapat mengikuti lomba serta dukungan dari wali murid) sampai sarana prasarana (transportasi, akomodasi berupa konsumsi, media yang digunakan guna mendukung perlombaan, dan lain-lain). Komitmen dan tanggung jawab masing-masing modal berdasarkan tupoksi yang ada, maka akan membangun sekolah yang harmonis dan selalu menjadi yang terdepan untuk persiapan dalam segala jenis perlombaan.
Question #3
Response is required
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan pendekatan PKBA?
Di UPTD SMPN 1 Bangkalan sudah melaksanakan pengelolaan sumber daya dengan pendekatan PKBA meskipun tidak maksimal dalam pelaksanaannya. Terkadang kita masih terpaku dengan pendekatan berbasis kekurangan atau masalah, kita terlena dengan mengingat masa lalu sebagai hambatan dalam berprogram karena di masa lampau sudah pernah melakukan program yang sama namun belum berhasil dengan baik. Untuk pendekatan berbasis aset secara global sudah diaplikasikan, namun terdapat beberapa pihak yang belum memahami dalam memetakan sumber kekuatan positif yang dimiliki sekolah.
Question #4
Response is required
Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset?
Cara kita mengelola pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset, yaitu:
1. Menekankan dan mendorong komunitas agar memahami, memetakan, dan melaksanakan sumber kekuatan yang dimiliki ke berbagai program sekolah
2. Memfokuskan kemandirian dalam menghadapi permasalahan dengan bermodalkan potensi atau aset positif yang dimiliki
3. Merancang dan mensosialisasikan program kerja sekolah kepada semua pihak/ warga sekolah agar merata dalam pemahaman sumber daya yang dimiliki oleh sekolah, serta mengevaluasi program kerja sekolah yang telah dilaksanakan.
Studi Kasus 1
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Jawaban
Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Lilin, sebagai kasus dengan pendekatan berbasis kekurangan (Deficit Base Thinking), karena Bu Lilin sebelum adanya regulasi PPDB Zonasi, Bu. Lilin sudah terbiasa mengajar dengan siswa yang mayoritas pintar-pintar, sangat rajin, patuh dan tertib dalam belajar di kelas dan sekolah Dan sejak berlakunya regulasi PPDB Zonasi dimana tingkat kepintaran siswanya heterogen, yaitu terdapat siswa yang nakal, malas dan tidak bisa diatur. sehingga Bu. Lilin belum bisa beradaptasi dengan sikap siswanya tersebut dan sering kali marah-marah saat mengajar sampai beliau memboikot, tidak akan mengajar.
Apabila saya menjadi kepala sekolah, saya akan memanggil Ibu Lilin dengan menasehati, memberi saran, dan melakukan supervisi dalam membantu Ibu Lilin menemukan solusi yang terbaik dalam menangani perbedaan kemampuan siswa dalam belajar sehingga KBM dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya mencoba terlebih dahulu dengan mengikuti tes calon pengawas sekolah karena beliau mempunyai potensi yang sangat layak menjadi seorang pengawas sekolah.
Apabila saya menjadi Kepala Sekolah, saya akan memanggil Pak. Pupur terlebih dahulu sebelum merekomendasikan Pak. Pupur menjadi seorang pengawas. Kemudian saya akan memberikan saran dan masukan agar Pak. Pupur bersedia menjadi seorang pengawas karena pak. Pupur sangat layak dan berpotensi besar menjadi pengawas. Namun jika Pak. Pupur menolaknya saya tidak akan memaksanya karena setiap orang mempunyai privasi masing-masing yang tidak dapat kita paksakan.
Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerah pada Ruang Kolaborasi Modul 3.2. dapat disimak pada tautan link YouTube dibawah ini:
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan instruktur
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,
Setelah mempelajari konsep-konsep inti dalam modul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dan melaksanakan berbagai aktivitas untuk mendemonstrasikan pemahaman CGP, sekarang saatnya CGP berdiskusi dengan instruktur untuk mengelaborasi pemahaman CGP. Sebagai persiapan sesi elaborasi pemahaman, kirimkan pertanyaan-pertanyaan yang Anda rasa masih perlu didiskusikan dalam sesi elaborasi pemahaman bersama instruktur.
Sebagai persiapan untuk berdiskusi bersama instruktur,ada beberapa hal yang perlu Anda laksanakan, yaitu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada instruktur ketika pertemuan tatap maya dengan instruktur
Question #1
Response is required
Tulislah pertanyaan sebanyak-banyaknya terkait pemahaman Anda mengenai konsep pemimpin dalam penngelolaan sumber daya.
1. Peran apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melakukan perubahan dan dalam pengelolaan sumber daya?
2. Mengapa peran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam pelaksanaan administrasi dan manajemen sekolah?
3. Sumber daya apa saja yang harus dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan?
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.
Tugas KAM dapat disimak pada tautan link YouTube dibawah ini:
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan individu ke-6. Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.
Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah dapat disimak pada tautan link youTube dibawah ini:
Dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 06 Mei 2023 kali ini saya menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):
Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Tugas Jurnal Refleksi Dwi Mingguan dapat dilihat pada tautan link YouTube dibawah ini: