Secara umum, capaian modul ini adalah CGP mampu:
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda;
menjadi teladan dalam melakukan praktik-praktik reflektif dalam pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya.
Membuat Refleksi Individu
· Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.
· Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?
· Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
· Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?
Jawaban atas pertanyaan pemantik diatas:
Pembelajaran yang saya lakukan dalam melayani kemampuan murid berbeda yaitu pada saat di awal pembalajaran saya melakukan pre-test kemampuan/kompetensi baik pengetahuan dan keterampilan siswa dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Dan disetiap KBM PJOK saya membuat kelompok kecil yang berfungsi agar siswa lebih aktif dan paham tentang pembelajaran yang akan dibahasa melalui diskusi kelompok. Sedangkan apabila terdapat murid yang memiliki kemampuan praktik olahraga rendah maka saya membuat rentang nilai yang berbeda, contoh pembelajaran Atletik dan kebugaran jasmani antara murid laki-laki dan perempuan dibedakan rentang/limit kemampuannya. Selain itu, apabila terdapat murid yang lemah maka saya melakukan penambahan frekuensi aktivitas latihan olahraga guna membantu peningkatan kemampuan siswa dalam berolahraga.
Adapun tantangan-tantangan yang saya hadapi dalam proses pembelajaran di kelas olahraga yang disebabkan oleh keragaman murid-murid adalah dalam membantu meningkatkan kemampuan murid yang belum bisa melakukan aktivitas permainan dan olahraga, dimana kuantitas yang belum bisa di atas rata-rata dibandingkat yang sudah mampu dalam melakukan aktivitas permainan dan olahraga. Hal yang saya lakukan pada saat tersebut adalah dengan melakukan modifikasi permainan dan olahraga agar dapat meningkatkan aktivitas gerak murid dalam permainan dan berolahraga.
Menurut saya dalam mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, seharusnya di awal pembelajaran guru wajib merancang metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sesuai kebutuhan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aktivitas keterampilan gerak peserta didik. Selain merancang pembelajaran yang sudah bagus, sebaiknya guru memperaktikkannya secara langsung kepada siswa sehingga metode pembelajaran yang sudah dibuat tidak menjadi sia-sia. Kemudian apabila pembelajaran yang sudah dirancang dan dilaksanakan sebaiknya guru di akhir pembelajaran melakukan evaluasi agar guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajarannya.
2.1.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
Setelah menyimak video dan membaca artikel, saya mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan isi video dan artikel dengan rekan satu kelas secara asinkron. Saya diminta memberikan pendapat tentang isi video dan artikel yang telah disaksikan dan dibaca tersebut, yaitu:
Pertanyaan Diskusi Daring:
1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut?
Pada video pertama, informasi atau fakta yang disampaikan tentang tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: pertama strategi konten, kedua strategi proses, ketiga strategi produk Strategi berdiferensiasi konten: apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid.
Pada Video kedua, yaitu lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu Komunitas Belajar. Komunitas semua anggota dalah pembelajar. Guru-guru akan memimpin muridnya mengembangkan sikap-sikap dan praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar. Komunitas belajar: setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik, setiap orang di dalam kelas saling menghargai, murid akan merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk yang nyata, dan guru beserta siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat?
Gagasan baru yang saya dapatkan, saya bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan menerapkan tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu konten, proses, produk sesuai kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, profil belajar murid dengan mewujudkan lingkungan belajar yang learning comunity. Gagasan yang saya peroleh dalam artikel, yaitu tentang strategi penilaian formatif yang mungkin bisa saya dilakukan diantaranya: a. Tiket Keluar. b. Tiket Masuk. c. Berbagi 30 Detik. d. Nama dalam toples. d. 3-2-1 e. refleksi f. Pojok pemahaman f. strategi 5 jari
3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa?
Menurut saya, mengimplementasikan penilaian formatif bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari pada setiap kelas, hal tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis dan pemantauan yang baik, karena murid yang saya hadapi terlalu banyak (tidak ideal) tetapi saya akan terus berusaha untuk mencari yang terbaik.
4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?
Bagaimana bentuk perangkat pembelajaran diferensiasi baik RPP beserta rubrik penilaian pembelajaran?
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
Tugas membuat Diagram Frayer dalam pembelajaran berdiferensiasi dapat di Unggah/ dilihat pada tautan link dibawah ini:
drive.google.com/file/d/1a-ID8LCJfnbxuq4wmH81jkGeBXJ-XY4z/view?usp=share_link
Selamat datang kembali! Anda telah memasuki sesi pembelajaran ke-tiga!
Semoga Anda senantiasa berada dalam keadaan sehat dan semangat dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran ini.
Pertanyaan Pemantik untuk pembelajaran ke-3:
Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran, bagaimana saya dapat:
memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya?
memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran?
memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas?
memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka?
Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Anda bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini:
Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis akan difasilitasi oleh Bapak/Ibu Fasilitator.
Unggahan tugas sesi pembelajaran ruang kolaborasi, yaitu analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi yang telah dibuat secara berkelompok, dapat dilihat pada tautan dibawah ini:
drive.google.com/file/d/1njSmI4r6rUhNzfFyhhI1kOH281hzklds/view?usp=share_link
Tugas sesi pembelajaran demonstrasi kontekstual, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi, dapat dilihat pada tautan berikut:
drive.google.com/file/d/1IEFThavaBC2_yXSN0eIY5S-SBbx95AE9/view?usp=share_link
7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil
(Ini adalah terjemahan bebas dari artikel yang dipublikasikan melalui website https://inservice.ascd.org/7-reasons-why-differentiated-instruction-works/)
Berbicara tentang Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction/ DI) harus dimulai dengan pemahaman yang akurat tentang apa itu DI — dan apa itu yang bukan DI. Anda mungkin terkejut mengetahui betapa mudahnya Pembelajaran Berdiferensiasi dilakukan di kelas Anda.
1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.
Dalam kelas, guru perlu selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran. Guru mungkin masih perlu menyempurnakan pembelajaran untuk beberapa murid mereka, tetapi karena guru tahu beragam kebutuhan muridnya di dalam kelas dan memilih opsi pembelajaran yang sesuai, maka kemungkinan besar pengalaman belajar yang mereka rancang akan cocok untuk sebagian besar murid.
2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Misalnya, seorang guru memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku, sementara murid yang kemampuannya lebih rendah hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan, sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan dan ditambah dengan soal-soal cerita.
Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang memang kesulitan. Seorang murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika tentunya akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas.
3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.
Guru yang memahami bahwa pendekatan belajar mengajar harus sesuai dengan kebutuhan murid, akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik. Mereka melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid, observasi, dan proses asesmen lainnya sebagai cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Apa yang mereka pelajari akan menjadi katalis untuk menyusun dan merancang pembelajaran dengan cara-cara yang membantu setiap murid memaksimalkan potensi dan bakatnya.
Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, penilaian tidak lagi hanya dilakukan sebagai sesuatu yang terjadi pada akhir unit untuk menentukan "siapa yang telah mendapatkannya atau siapa yang sudah menguasai". Penilaian diagnostik dilakukan saat unit dimulai. Di sepanjang unit pembelajaran, guru menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar yang digunakan murid dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru dan terbaik tentang kebutuhan murid. Produk akhir, atau cara lain dari penilaian "akhir" atau sumatif, dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dengan tujuan untuk menemukan cara terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya.
4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk.
Di semua ruang kelas, guru berurusan dengan setidaknya tiga elemen kurikuler: (1) konten — masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses — bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk — keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu.
5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.
Pembelajaran berdiferensiasi beroperasi pada premis bahwa pengalaman belajar paling efektif adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil mengundang murid untuk terlibat, relevan, dan menarik bagi murid. Akibat dari premis itu adalah bahwa semua murid tidak akan selalu menemukan jalan yang sama untuk belajar yang dengan cara yang sama mengundangnya, sama relevannya, dan sama menariknya. Lebih lanjut, pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang akan datang harus dibangun di atas pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sebelumnya — dan bahwa tidak semua murid memiliki fondasi belajar yang sama pada awal proses pembelajaran.
Para guru yang membedakan pengajaran di kelas-kelas yang memiliki keragaman akademis berusaha untuk memberikan pengalaman belajar yang secara tepat menantang untuk semua murid mereka. Guru-guru ini menyadari bahwa kadang-kadang tugas yang tidak menantang bagi beberapa peserta didik bisa jadi sangat rumit bagi yang lain.
6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.
Ada waktu ketika pembelajaran seluruh kelas adalah pilihan yang efektif dan efisien. Ini berguna untuk misalnya, membangun pemahaman bersama, dan memberikan kesempatan untuk diskusi dan melakukan ulasan bersama yang dapat membangun rasa kebersamaan.
Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi, ekstensi (pendalaman materi), dan produksi (menghasilkan pekerjaan) individu atau kelompok kecil.
7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis.
Di setiap ruang kelas yang berbeda-beda, mengajar adalah sebuah evolusi. Murid dan guru sama-sama menjadi pembelajar. Guru mungkin tahu lebih banyak tentang materi pelajaran, namun mereka juga terus belajar tentang bagaimana murid mereka belajar. Kolaborasi yang berkelanjutan dengan murid diperlukan untuk memperbaiki peluang belajar agar efektif untuk setiap murid. Guru memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan.
Diadaptasi dari How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, 3rd Edition, oleh Carol Ann Tomlinson, Alexandria, VA: ASCD. ©2017 oleh ASCD. Hak cipta terdaftar.
Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dalam rangkaian sesi pembelajaran Modul Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Kali ini saya telah memasuki sesi pembelajaran keenam. Kami yakin, implementasi dalam konteks nyata serta diskusi dan konsultasi yang telah saya lakukan pada pembelajaran sebelumnya telah mengaktifkan sinaps-sinaps di otak saya sehingga semakin banyak koneksi yang saya buat.
Kali ini, Saya diberikan tantangan yang memungkinkan untuk tidak saja mereview kembali apa yang telah pelajari, namun juga membuat koneksi diantara materi-materi tersebut dalam cara yang paling bermakna. Yang menyenangkan adalah, Saya juga diperbolehkan untuk memilih caranya!
Lakukanlah refleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran Anda hingga saat ini dengan merespon beberapa pertanyaan dan tugas berikut ini.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
Tuangkan kesimpulan yang Anda buat tersebut dengan menggunakan cara atau media yang dapat Anda pilih sendiri. Anda dapat memilih menulis artikel, membuat infografik, vlogging (video blogging), dsb.
Unggahan hasil kerja pada kegiatan ini saya tuangkan berupa video YouTube di Link berikut:
Video Aksi Nyata Modul 2.1. tentang Pembelajaran Diferensiasi dapat dilihat pada tautan dibawah ini:
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Saya dapat semakin mengenali diri sendiri.
Hasil dari Jurnal Refleksi Dwi Mingguan saya dapat dilihat di tautan link dibawah ini:
drive.google.com/file/d/1z0ZyF826P1S4C1ZC8wru8HKCeS2W_FEq/view?usp=share_link