Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia, termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki karakter, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih beragam dan terintegrasi.
Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran,
karakteristik siswa, dan
konteks pembelajaran yang berbeda-beda.
Model-model pembelajaran yang tepat untuk SMA Kurikulum 2013 meliputi:
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di dunia nyata dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari di kelas secara mandiri atau dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengerjaan proyek nyata untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menciptakan produk atau solusi untuk masalah yang dihadapi di dunia nyata. Model pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang diberikan. PjBL dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan kreatifitas siswa.
Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
Pembelajaran Kolaboratif adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa saling berinteraksi, saling membantu, dan saling belajar satu sama lain untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan. Model ini sangat tepat untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada keterampilan kolaboratif. Contoh model pembelajaran kooperatif adalah STAD, TGT, dan Jigsaw.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Competency-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Kompetensi adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang terkait dengan kompetensi yang ingin dicapai. Model pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan kreatifitas yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan siswa secara holistik.
Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Inkuiri adalah model pembelajaran di mana siswa diajak untuk aktif menggali dan menemukan pengetahuan melalui proses eksplorasi dan investigasi. Siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan sendiri. Model ini sangat tepat untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Contoh model pembelajaran inkuiri adalah PBL, CBL, dan STS. Model pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai pembelajar aktif yang bertanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri. Dalam inkuiri, siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi topik pembelajaran dengan mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Model pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai pemecah masalah dan penemu sendiri. Siswa diajak untuk menemukan jawaban sendiri melalui eksperimen, observasi, dan analisis data fisika. Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan dukungan dan bimbingan saat diperlukan.
Pembelajaran Berbasis Teknologi (Technology-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Teknologi adalah model pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai media atau alat untuk memfasilitasi pembelajaran. Siswa dapat menggunakan perangkat teknologi seperti komputer, tablet, atau smartphone untuk memperoleh informasi, berkomunikasi, dan melakukan tugas-tugas pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Komunikasi (Communication-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Komunikasi adalah model pembelajaran di mana siswa belajar melalui interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Siswa diajak untuk mengembangkan keterampilan komunikasi seperti berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca melalui diskusi, presentasi, atau karya tulis.
Model pembelajaran flipped classroom
Model pembelajaran flipped classroom melibatkan siswa dalam belajar mandiri di luar kelas, dan dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator diskusi dan pemecahan masalah. Model ini sangat tepat untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada keterampilan mandiri dan berpikir kritis.
Model pembelajaran blended learning
Model pembelajaran blended learning menggabungkan pembelajaran online dan offline. Model ini sangat tepat untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada teknologi dan keterampilan digital.
Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad ke-21 (21st Century Skills-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad ke-21 adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti keterampilan berpikir kritis, kreatifitas, kolaborasi, komunikasi, dan literasi digital. Model pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antar siswa dalam belajar. Model ini mengharuskan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan belajar yang sama. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan kerjasama, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial siswa. Model pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai bagian dari kelompok yang saling berinteraksi dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Dalam cooperative learning, siswa diberikan tugas yang harus diselesaikan bersama-sama, sehingga siswa dapat belajar secara aktif, saling membantu dan bekerja sama, serta mengembangkan keterampilan sosial.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa dikelompokkan menjadi tim dengan anggota yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda, sehingga setiap anggota tim saling melengkapi satu sama lain.
Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi pelajaran, dan pada akhirnya, mereka akan dinilai berdasarkan kemampuan individu dan prestasi tim. Model STAD memiliki tahapan yang jelas dalam pembelajarannya, yaitu pre-test, pengenalan materi, latihan dalam kelompok kecil, dan penilaian akhir individu dan kelompok.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa dalam memecahkan masalah dan memberikan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa. Model STAD dirancang untuk membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan belajar, dan kemampuan akademik. Selain itu, model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam belajar.
Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai pembelajar aktif yang menemukan pengetahuan sendiri dengan melakukan eksplorasi. Dalam discovery learning, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan pengetahuan sendiri dengan cara melakukan eksplorasi dan mencoba-coba. Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.