4F (Facts, Feelings, Findings, Future)Â
Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)Â
Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi)Â
(Papan cerita reflektif - Reflective Storyboard)Â
Connection, challenge, concept, change (4C)Â
Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R)
Segitiga RefleksiÂ
Model DriscollÂ
Gaya Round RobinÂ
Sumber:
Diagram ini dikenal sebagai Circumplex Model of Affect, yang menggambarkan emosi dalam dua dimensi utama: Valensi dan Arousal.
Valensi (horizontal):
Positif (+): Emosi yang menyenangkan, seperti kebahagiaan dan kepuasan (kanan).
Negatif (-): Emosi yang tidak menyenangkan, seperti kesedihan dan kemarahan (kiri).
Arousal (vertikal):
Tinggi (+): Emosi dengan tingkat kegairahan tinggi, seperti semangat atau kewaspadaan (atas).
Rendah (-): Emosi dengan kegairahan rendah, seperti ketenangan atau kebosanan (bawah).
Cara membaca diagram:
Emosi di kanan atas (contoh: gembira, waspada) memiliki valensi positif dan arousal tinggi.
Emosi di kiri atas (contoh: marah, tegang) memiliki valensi negatif dan arousal tinggi.
Emosi di kanan bawah (contoh: tenang, santai) memiliki valensi positif dan arousal rendah.
Emosi di kiri bawah (contoh: bosan, depresi) memiliki valensi negatif dan arousal rendah.
Diagram ini mengilustrasikan bagaimana valensi dan arousal memengaruhi dua jenis motivasi:
Motivasi Pendorong (Appetitive) yang terkait dengan pencapaian atau hasil yang diinginkan ketika valensi positif dan arousal tinggi.
Motivasi Pertahanan (Defensive) yang muncul dalam situasi berbahaya atau tidak menyenangkan saat valensi negatif dan arousal tinggi.
Diagram ini menggambarkan hubungan antara Valensi dan Arousal dalam konteks motivasi. Berikut adalah cara mengartikan diagram ini:
Arousal (Sumbu X): Ini menunjukkan tingkat gairah atau energi seseorang, dari rendah (0) hingga tinggi (1).
Valensi (Sumbu Y): Ini menggambarkan apakah suatu emosi atau keadaan itu positif (+1) atau negatif (-1). Emosi positif ada di atas garis horizontal, sedangkan emosi negatif ada di bawah garis tersebut.
Appetitive Motivation (Motivasi Pendorong): Panah merah di kuadran kanan atas mewakili motivasi pendorong, yang mengarahkan seseorang untuk mencari hal-hal yang menyenangkan atau bermanfaat. Ketika valensi positif tinggi dan arousal juga tinggi, individu akan cenderung bergerak menuju hasil yang diinginkan.
Defensive Motivation (Motivasi Pertahanan): Panah merah di kuadran kanan bawah menggambarkan motivasi pertahanan, yang berkaitan dengan menghindari sesuatu yang dianggap berbahaya atau tidak menyenangkan. Pada saat valensi negatif dan arousal tinggi, individu akan cenderung terfokus pada respons pertahanan atau penghindaran.
V, M, A (Kawasan yang Diarsir): Area berwarna biru yang diarsir dalam grafik mungkin mengindikasikan hubungan antara valensi dan arousal dalam berbagai tahap atau tingkatan motivasi. Setiap huruf (V, M, A) dapat merujuk pada tahapan atau level motivasi:
V mungkin mewakili Valensi atau emosi dasar.
M mungkin mewakili Motivasi yang dimulai saat valensi atau arousal meningkat.
A bisa mengacu pada Aktivasi atau level energi tertinggi yang mendorong tindakan atau reaksi.
Diagram ini adalah Plutchik’s Wheel of Emotions, yang mengelompokkan berbagai emosi manusia berdasarkan intensitas dan hubungannya satu sama lain. Berikut adalah cara memahami diagram ini:
Diagram berbentuk seperti bunga dengan delapan "kelopak" yang masing-masing mewakili emosi dasar.
Setiap kelopak memiliki tiga tingkat intensitas, di mana semakin mendekati pusat, intensitas emosinya semakin kuat.
Joy (Kegembiraan): Diintensifkan menjadi Ecstasy (Kegirangan) dan diintensifkan ke bawah menjadi Serenity (Ketentraman).
Trust (Kepercayaan): Diintensifkan menjadi Admiration (Kekaguman) dan menurun ke Acceptance (Penerimaan).
Fear (Ketakutan): Diintensifkan menjadi Terror (Kengerian) dan menurun ke Apprehension (Kekhawatiran).
Surprise (Kejutan): Diintensifkan menjadi Amazement (Kekaguman yang Kaget) dan menurun ke Distraction (Distraksi).
Sadness (Kesedihan): Diintensifkan menjadi Grief (Kesedihan Mendalam) dan menurun ke Pensiveness (Renungan).
Disgust (Kejijikan): Diintensifkan menjadi Loathing (Kebencian) dan menurun ke Boredom (Kebosanan).
Anger (Kemarahan): Diintensifkan menjadi Rage (Amarah) dan menurun ke Annoyance (Kejengkelan).
Anticipation (Antisipasi): Diintensifkan menjadi Vigilance (Kewaspadaan) dan menurun ke Interest (Minat).
Emosi yang berseberangan: Misalnya, Joy berlawanan dengan Sadness, mencerminkan bahwa mereka merupakan dua sisi yang saling bertolak belakang.
Emosi yang berdekatan: Emosi yang berdekatan, seperti Joy dan Trust, memiliki hubungan yang lebih erat, sehingga dapat bergabung menjadi emosi campuran (misalnya, kombinasi joy dan trust dapat menjadi love).
Meningkatkan kesadaran emosi: Dengan menggunakan roda ini, Anda bisa membantu siswa atau diri sendiri untuk lebih memahami dan mengidentifikasi emosi berdasarkan intensitas dan hubungannya.
Kegiatan refleksi: Siswa bisa diarahkan untuk menggunakan diagram ini sebagai alat untuk mencatat emosi mereka setiap hari dan memahami bagaimana emosi tersebut saling berkaitan.
Mengelola emosi: Dengan memahami bahwa emosi memiliki tingkatan, siswa dapat belajar bagaimana menurunkan intensitas emosi negatif atau meningkatkan intensitas emosi positif.