Pada tahun 1900, sebagian besar masyarakat Hindia Belanda terdapat dua tingkatan stratifikasi sosial. Ada kelompok yang besar diantaranya petani, orang kampung, dan desa yang dinamakan rakyat jelata, yang kedua dan tidak begitu banyak adalah orang administrasi, pegawai pemerintah, dan orang pribumi yang berpendidikan dikenal dengan istilah kaum priyai. Dari semua dua tingkatan sosial tersebut setidaknya 98% adalah orang jawa yang terdiri dari rakyat jelata. Hal ini diperparah dengan adanya politik etis Hindia Belanda yang membuat para rakyat tidak dapat mengenyam pendidikan milik pemerintah karena adanya diskriminasi.
Terdorong oleh cita-cita itu, Ki Hadjar Dewantara yang telah mengenal dunia pengajaran dan pendidikan selama satu tahun di sekolah Adi Dharma, memutuskan untuk mendirikan sebuah perguruan yang cocok untuk mendidik generasi Indonesia. Maka pada tanggal 3 Juli 1922 didirikanlah sebuah perguruan di Yogyakarta dan dikenal sebagai Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini kemudian segera berkembang luas ke banyak tempat di pulau Jawa dan luar Jawa: Sumatera, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Ambon. (Bartolomeus Samho & Oscar Yasunari : 2010)
Ada 3 (tiga) filososofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang lebih fokus ke guru, karena guru adalah orang yang akan mengajarkan ilmu di kelas, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara Tujuan Pendidikan adalah Memerdekakan Manusia, yang artinya Selamat dan Bahagia, pada dasarnya manusia hidup mencari keselamatan serta mencari kebahagian baik di dunia maupun akhirat, maka dari itu hal tersebut harus di ajarkan oleh guru kepada murid agar bisa mencari keselamatan dan kebahagian nya sendiri lewat pendidikan.
2. Peran Penting Pendidikan (Filosofi Tri Rahayu)
a. Memajukan dan menjaga diri
b. Memelihara dan menjaga bangsa
c. Memelihara dan menjaga dunia
Dari ketiga poin itu saling terhubung, mulai dari memajukan dan menjaga diri sendiri dan orang lain disekitar kita, kemudian akan menjadi lebih luas lagi ke lingkungan sekitar atau daerah, bahkan menjadi luas lagi memelihara dan menjaga bangsa sampai dunia, hal tersebut akan menjadikan lingkungan kecil yang baik, bahagia, dan merdeka disekitar kita menjadi lebih besar lagi dan dapat menjadikan bangsa kita menjadi negara yang maju dan merdeka.
3. Trikon (Kontinu, Konvergen, dan Konsentris)
a. Kontinu yang artinya bekelanjutan, dimana apa yang kita capai hari ini adalah hasil dari apa yang kita pelajari dari masa lalu kita, dari lahir sampai kemarin, belajar itu terus menerus sepanjang hidup, selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari pada hari ini, menjadi lebik baik 1% setiap harinya hasilnya luar biasa buat hidup.
b. Konvergen yang artinya ilmu itu harus dari berbagai sumber, ambil ilmu dari zona nyaman, karena apabila mencari ilmu dari satu sumber maka tidak akan berkembang, Ki Hajar Dewantara sendiri mengambil konsep pendidikannya dari luar seperti Maria Montessori, Friedrich Frobel, Rabindranath Tagore.
c. Konsentris yang artinya tidak lupa dengan identitas dan konteks yang ada di hidup masing-masing, meskipun Ki Hajar Dewantara mengambil ilmu dari berbagai sumber bahkan luar, tapi beliau juga menyesuaikan prakteknya sesuai keadaan di Indonesia. Kita boleh belajar dari berbagai sumber akan tetapi juga jangan lupa identitas kita sendiri dan harus bisa mempraktekannya sesuai dengan keadaan di negara kita Indonesia.