1. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Sumber daya manusia, sosial, sarana dan prasarana, pengelolaan, finansial, lingkungan, agama dan budaya
2. Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
Sumber daya sebagai kekuatan akan banyak dieksplorasi ke dalam pembahasan tujuh modal utama, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. Ketujuh modal aset ini selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada standar sarana dan prasarana (modal fisik dan modal lingkungan/alam), standar pendidik dan kependidikan (modal manusia dan modal sosial) standar pembiayaan (modal finansial), dan standar pengelolaan pendidikan (modal politik, modal sosial).
3. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut.
Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?
Pemimpin atau kepala sekolah dapat memanfaatkan ekosistem sekolah dengan maksimal dan dapat berinovasi dengan modal yang dimiliki sekolah.
4. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
Peran pemimpin yang ideal dalam memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumber daya yang ada didalam dan sekitar sekolah
5. Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah.
Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?
Posisi saya sebagai bagian dalam ekosistem sekolah, menjalankan peran saya sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan, dengan memaksimalkan potensi saya yang dapat saya dedikasikan terhadap tanggung jawab saya sebagai seorang guru yaitu sebagai pemimpin pembelajaran.
Posisi saya sebagai bagian dalam ekosistem sekolah, menjalankan peran saya sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan, dengan memaksimalkan potensi saya yang dapat saya dedikasikan terhadap tanggung jawab saya sebagai seorang guru yaitu sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam pembelajaran saya dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
6. Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
· Diri sendiri
· Murid
· Sekolah
Harapan saya dengan adanya modul ini yang sudah saya pelajari, semoga saya sebagai pribadi dapat menerapkan hal-hal yang baik yang didapat di modul ini dan yang terpenting adalah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagi murid saya semoga saya dapat menjadi tuntunan sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan. Dan bagi sekolah, harapan saya hal-hal baru dapat diimplementasikan oleh setiap guru/ sumber daya biotik lainnya yang ada di dalam lingkungan sekolah.
7. Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?
Kagiatan praktik langsung dalam mengambil keputusan, materi yang lengkap dan menggugah sehingga membuat kita harus lebih peka terhadap apa yang akan kita putuskan, manfaatnya juga dapat kita rasakan bersama.
Studi Kasus 1 :
Bu Lilin adalah seorang guru yang mungkin sudah bertahun-tahun berada pada zona nyaman, karena memiliki murid dengan kemampuan baik dan semangat belajar yang tinggi, akan tetapi saat ini murid Bu Lilin semakin heterogen sehingga membuat Bu Lilin jadi kurang nyaman dan kurang siap dalam menghadapi murid-muridnya tersebut. Sebagai seorang guru harusnya bu Lilin mempunyai strategi yang lain dalam pembelajaran agar dapat mensiasati kebaragaman muridnya di kelas dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi misalnya. Sebetulnya Bu Lilin mempunyai potensi yang bagus dalam melakukan pembelajaran hanya saja sudah lama dengan kenyamanan beliau, sehingga membuat bu Lilin jadi kuang mengeksplor dirinya dalam menggunakan strategi pembelajar agar dapat memenuhi keheterogenan murid.
Jika saya adalah kepala sekolah, saya akan melakukan coaching bersama bu Lilin agar bu Lilin dapat menganalisis masalah yang dihadapinya dan mendapatkan solusi sebaik-baiknya yang tentunya berpihak pada murid.
Studi Kasus 2:
Menurut saya, sikap pak Pupur itu adalah hal yang wajar, mungkin karena kecintaannya terhadap mengajar membuat prestasinya dan penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah untuk menjadi pengawas seolah-olah menjauhkannya dari mengajar dan murid-murid yang dia cintai, Seharusnya pak Pupur menyadari potensi yang ada pada dirinya dan bisa saja jika pak Pupur menjadi pengawas akan menjadikan pak Pupur lebih berkembang lagi. Sebagai kepala sekolah ada baiknya jika keputusan yang diambil dibicarakan terlebih dahulu dengan yang bersangkutan apakah bersedia untuk diajukan menjadi pengawas, tidak langsung menunjuk tanpa ada persetujuan terlebih dahulu.
Rabu, 26 Oktober 2022
Kamis, 27 Oktober 2022
Kelompok F
Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?
Visi: Terwujudnya kelas impian yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?
Prakarsa perubahan: Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?
Pertanyaat Utama: Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?
Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:
B - Buat pertanyaan, tentang penyemangat belajar dan apa yang mereka sukai
A - Ambil pelajaran dari kelas lain dan dari kelas sendiri, menganalisis hal apa saja yang mereka miliki dalam kelas
G - Gali mimpi dengan membayangkan kelas yg nyaman dan menyenangkan yang menjadi penyemangat belajar disajikan lewat presentasi kelas yang nyaman menurut masing-masing murid
J - Jabarkan Rencana : lantai yg bersih, dinding yang penuh hiasan, kursi yg bisa diubah-ubah, ada rak buku
A - Atut eksekusi ; sabtu minggu, cicil sepulang sekolah
Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?
Dalam video tersebut pemimpin pembelajaran/guru menuntun murid untuk dapat menemukan hal-hal apa saja yang disukai dari kelasnya, mengajak mengobsertvasi dan melakukan wawancara terhadap kelas yang lainnya.
Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?
Modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video tersebut diantaranya adalah aset manusia (murid-murid yang punya potensi dan kemauan untuk merubah kelas mereka menjadi kelas impian yang menyenangkan), aset fisik (gedung kelas, perlengkapan dan hal-hal yang mereka punya di kelas untuk mengubah kelas mereka menjadi menyenangkan), aset lingkungan (murid-murid belajar dari kelas lain terkait hal yang ingin dicapai).
Instruktur: Anastasia Ang
Senin, 31 Oktober 2022
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan upaya mengelola segala kekuatan dan potensi yang ada melalui tuntunan, sehingga murid bisa bertumbuh dengan bahagia menjadi manusia seutuhnya sesuai kodrat, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Hal tersebut akan mudah diimplementasikan hanya jika memandang segala yang ada di sekolah (aset) dengan cara positif. Sekolah jika diibaratkan sebuah ekosistem sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Implementasi Pengelolaan Sumber Daya
Kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar pada dasarnya merupakan sumber daya. Semuanya bisa dikelola dengan baik berdasarkan kekuatan dan potensinya masing-masing. Namun demikian, ketiganya juga menjadi sasaran kebermanfaatan dari sumber daya yang ada. Implementasi pengelolaan sumber daya akan berhasil apabila terlebih dahulu dilakukan pemetaan atau identifikasi terhadap 7 aset yang dimiliki sekolah beserta strategi pemanfaatannya. Ketujuh aset tersebut, yaitu modal manusia, fisik, sosial, lingkungan/alam, finansial, politik serta agama dan budaya.
Agar bisa melakukan implementasi dengan baik tentu dibutuhkan banyak hal terkait. Di antaranya, yaitu perencanaan kegiatan yang matang, koordinasi dengan kepala sekolah, pemetaan aset sekolah, diseminasi kepada sejawat melalui pelatihan pemanfaatan blog, dan kolaborasi dengan semua pihak.
Implementasi di kelas menyesuaikan dengan kekuatan dan potensi murid dalam proses pembelajaran. Strategi menyangkut kebutuhan dan potensi murid dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan pada kelas contoh. Bukan saja di dalam kelas, melainkan juga pemanfaatan lingkungan sekitar kelas sebagai sumber belajar. Sementara itu, implementasi di sekolah berupa duplikasi kelas contoh yang ada. Selanjutnya strateginya adalah melalui koordinasi dengan kepala sekolah dan kolaborasi segenap warga sekolah. Dengan strategi ini ada harapan bisa mengarah ke budaya positif sekolah. Sedangkan implementasi pada masyarakat sekitar, terkait dengan kolaborasi. Strategi melalui penyampaian informasi capaian sekolah dan kemungkinan kerjasama dalam proses pembelajaran.
Pengelolaan Sumber Daya dan Proses Pembelajaran
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada pada murid. Jika sudah sesuai tentu murid akan merasa bahagia karena terlibat langsung dalam proses pengelolaannya. Selain itu, juga akan bahagia karena menjadi bagian sebuah proses. Hal ini akan membuat murid merasa memiliki aset yang ada di kelas dan sekolah mereka.
Rasa memiliki ini akan membuat mereka lebih menghargai dan menjaganya. Kondisi seperti ini akan membuat kelas menjadi lebih kondusif. Kondisi hati bahagia yang didukung kelas menyenangkan akan membuat murid menjadi lebih tergerak untuk belajar. Pada akhirnya dari kesungguhan belajar akan dapat menciptakan murid berkualitas. Tentu juga murid lebih memahami nilai-nilai kebajikan yang diyakini saat pengelolaan aset kelas.
Keterkaitan antar Materi
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan upaya mengelola segala kekuatan dan potensi yang ada melalui tuntunan, sehingga murid bisa bertumbuh dengan bahagia menjadi manusia seutuhnya sesuai kodrat, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 1.1
Murid merupakan perwujudan dari anak-anak yang dipelajari dalam materi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dengan berpedoman pada filosofi ini, pengelolaan aset akan lebih tepat sasaran. Hal ini akan mengarahkan pengelolaan aset berpusat pada murid. Sebagai contoh, yaitu terkait upaya mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 1.2
Manusia berkaitan dengan materi nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak memberikan pengaruh nyata terhadap pengelolaan sumber daya. Sebagai contoh nilai mandiri, guru penggerak secara mandiri dapat mengembangkan diri untuk mengelola sumber daya yang ada.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 1.3
Bertumbuh menunjukkan keterkaitan dengan materi visi guru penggerak. Dalam kaitannya dengan materi ini, visi menjadi dasar dalam pengelolaan sumber daya. Dengan memiliki visi yang jelas akan memudahkan dalam menentukan aset yang akan terlebih dahulu dikelola dan diimplementasikan di kelas, sehingga murid bisa terus bertumbuh.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 1.4
Seutuhnya mengacu pada budaya positif di sekolah. Ada harapan tercipta budaya positif di lingkungan sekolah dengan pengelolaan sumber daya seutuhnya. Sebagai contoh, yaitu pengelolaan murid sebagai modal manusia dalam membuat kesepakatan kelas. Adanya budaya positif pembuatan kesepakatan kelas di sekolah pada akhirnya akan mampu membuat murid berkembang seutuhnya.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 2.1
Kodrat berkaitan dengan materi pembelajaran berdiferensiasi. Pengelolaan aset terkait erat dengan hal ini. Implementasi materi pengelolaan sumber daya ini menyesuaikan dengan kebutuhan murid. Sebagai contoh adalah perubahan mewujudkan lingkungan kelas yang menyenangkan bagi murid. Untuk bisa mengimplementasikan harus mempertimbangkan potensi murid.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 2.2
Bahagia merupakan bagian dari emosi manusia. Hal ini menunjukkan keterkaitan dengan materi Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dengan adanya rasa bahagia, proses pengelolaan sumber daya akan lebih ringan terasa. Tidak akan ada rasa terbebani dalam mengelola dan mengimplementasikannya.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 2.3
Melalui Tuntunan menunjukkan keterkaitan materi pemimpin pengelolaan sumber daya dengan coaching. Hal ini contohnya dapat terlihat pada upaya sekolah dalam menggali kekuatan dan potensi murid sebagai modal manusia. Banyak hal bisa dilakukan. Di antaranya, yaitu kemampuan murid dalam menyelesaikan masalahnya sendiri melalui penggalian potensi diri melalui tuntunan guru.
Keterkaitan Materi Modul 3.2 dengan Modul 3.1
Mengelola menunjukkan keterkaitan materi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dengan materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan tepat terkait pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, maka pengelolaan sumber daya juga akan tepat. Selain itu, sumber daya dapat dimanfaatkan dengan pengambilan keputusan terkait strategi pemanfaatan yang tepat pula.