Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)
Maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut, menurut saya, dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus melakukan hal yang terbaik yang berdampak pada peningkatan pembelajaran murid, meskipun terkadang yang terbaik tersebut menyebabkan resiko. Mesipun dalam pengambilan keputusan tersebut menimbulkan kritikan atau pujian tetap harus dilakukan refleksi dan ada umpan balik untuk perbaikan kedepannya.
Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?
Jika saya sebagai kepala sekolah dihadapkan oleh permasalahan tersebut maka yang akan saya lakukan adalah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah kurikulum untuk mendiskusikan bagaimana prosedur dan praktik pemesanan buku-buku selama ini yang telah dilaksanakan, selain itu saya juga akan meminta guru mata pelajaran untuk ikut terlibat dalam menentukan buku dari penerbit mana yang akan digunakan dalam pembelajaran karena guru mata pelajaranlah yang paham akan materi dan kebutuhan muridnya. Tidak ada salahnya juga jika menggunakan lebih dari satu penerbit untuk memenuhi kebutuhan buku murid yang relevan dengan kurikulum dan tentunya kebutuhan murid. Komisi yang dijanjikan oleh pihak penerbit memang mengiurkan, akan tetapi kembali lagi kepada nilai-nilai kebajikan untuk semua pihak terlebih pengambilan keputusan harus memihak pada murid bukan hanya sekedar mengambil keuntungan secara finansial.
Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?
Nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat saya bekerja adalah kekeluargaan dan kebersamaan. Setiap pengambilan keputusan memang dilaksanakan demi kepentingan bersama yang dapat membangun sekolah ini menjadi lebih baik lagi.
Kasus 2
Ibu Azizah adalah kepala sekolah SMP Tunas Bangsa. Ia adalah seorang kepala sekolah yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi. Ia memiliki hubungan profesional yang baik dengan Ibu Dani, Kepala SMA Nusantara. Mereka seringkali berkomunikasi dan bekerjasama sehubungan dengan program-program pendidikan baik di sekolah Ibu Azizah sendiri maupun sekolah Ibu Dani.
Baru-baru ini Ibu Azizah terpilih menjadi ketua MKKS-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Ibu Dani pun terpilih menjadi bendahara MKKS. Awalnya semua program MKKS dibawah kepemimpinan Ibu Azizah berjalan dengan baik sampai pada saatnya diadakan rapat evaluasi semester 1, dimana Ibu Azizah harus memberikan laporan pada Dewan Pembina MKKS, termasuk laporan keuangan. Ibu Azizah pun meminta laporan keuangan pada bendahara yaitu Ibu Dani.
Dua minggu sebelum rapat evaluasi, Ibu Azizah pun sibuk mempersiapkan dokumen-dokumen laporan yang dibutuhkan, termasuk dokumen yang berhubungan dengan keuangan. Ia pun menghubungi Ibu Dani, saat itulah Ibu Azizah mengetahui bahwa selama ini Ibu Dani menggunakan sebagian uang MKKS untuk pengobatan putrinya yang sedang sakit dan memerlukan pengobatan yang mahal. Ibu Dani berjanji bahwa uang tersebut akan segera digantikan sebelum rapat evaluasi tiba. Ibu Azizah sebetulnya ragu akan hal tersebut mengingat jumlah uang yang cukup besar. Namun Ibu Dani meminta Ibu Azizah untuk berjanji untuk tidak memberitahu siapapun tentang tindakannya. Apa yang akan dilakukan Anda bila berada di posisi Ibu Azizah, dan mengapa?
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Bujukan Moral
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
Ibu Dani telah salah menggunakan uang MKKS untuk kepentingan pribadinya.
Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
Apabila di audit maka akan terkena hukum penyalahgunaan uang MKKS
Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). Ada
Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Salah karena menutupi perbuatan bu Dani
Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? Saya tidak akan merasa nyaman karena saya telah menutupi perbuatan Bu Dani akan tetapi dengan kondisi Ibu Dani yang demikian saya merasa kasihan, tetapi saya melanggar kode etik.
Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
Keputusan yang diambil harus merujuk pada kebenaran apapun situasinya.
Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Ada, saya sebagai seorang sahabat akan membantu bu Dani dengan meminjamkan uang untuk mengganti uang MKKS.
Apa keputusan yang Anda ambil? Sebagai teman dekat saya akan memberikan pinjaman kepada bu Dani untuk mengganti uang MKKS dan saya dapat membuat laporan pertanggungjawaban yang sesuai.
Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Berpikir berbasis rasa peduli
Jumat, 14 Oktober 2022
Sabtu, 15 Oktober 2022
Kelompok A
Pimpinan/ Kepala Sekolah dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral dengan menganalisis kasus-kasus yang telah terjadi kemudian menerapkan prinsip pengambilan keputusan serta mempertimbangkan konsep dan prinsip etika berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
Dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah tempat saya mengajar, para pimpinan terutama kepala sekolah tidak dapat selalu langsung mengambil sebuah keputusan dengan tergesa-gesa, tetapi ada proses dalam pengambilan keputusan tersebut diantaranya dengan memahami dam merumusakan bahkan menganalisis masalah, mengumpulkan data-data yang relevan dengan masalah, mengembangkan alternatif-alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikan maslah, mengevaluasi kembali masukan-masukan atau alternatif-alternatif tersebut, memilih alternatif yang terbaik dari alterantif tersebut barulah bisa mengimplementasikan keputusan yang telah diambil serta yang terakhir adalah mengevaluasi atau merefleksikan kembali keputusan yang telah diambil.
Ada beberapa hal yang dianggap efektif adalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika yang pertama adalah mengklarifikasi masalah apakah bersifat umum atau khusus, menspesifikasikan alternatuf dari permasalahan, memutuskan berdasarkan apa yang benar, bukan apa yang dapat diterima kemudian merencanakan tindakan yang harus dilaksanakan terhadap keputusan tersebut dan menguji kebasahan dan efektifitas keputusan terhadap kejadian yang nyata.
Tantangan dalam pengambilan keputusan dilema etika adalah saat menganalisis sebuah kasus atau permasalahan kita harus benar-benar menganalisis karena keputusan yang diambil merupakan kebenaran versus kebenaran sehingga sulit untuk melihat bagaimana keputusan itu dapat diambil dan sesuai dengan beberapa kepentingan-kepentingan yang berpihak pada murid atau sebagai keputusan yang berpengarus terhadap nilai-nilai kebajikan.
Penyelesaian kasus dilema etika tidak dapat disamakan satu sama lainnya, dan ada yang mudah untuk diputuskan ada juga yang memerlukan jadwal tertentu bahkan berkaitan dengan bentuk atau prosedur yang dijalankan.
Faktor-faktor yang membuat kepala sekolah/ pimpinan yang selama ini mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika dalam lingkungan sekolah tentunya ada pihak-pihak yang membantu kepala sekolah dalam mengambil keputusan yaitu wakil-wakil kepala sekolah atau pun pihak yayasan.
Dari semua hal yang telah disampaikan ada beberapa pengalaman yang dalam mengambil keputusan dilema etika yang dapat dipetik, bahwa pengambilan keputusan yang efektif bukan terjadi karena cepat atau tidaknya keputusan tersebut diambil akan tetapi apakah keputusan tersebut berpihak pada kebenaran, dan nilai-nilai kebajikan.
Instruktur: Nur Hanifah
Rabu, 19 Oktober 2022
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Trilokanya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberi dorongan menjadi dasar untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Guru merupakan among yang menuntun laku murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya untuk mencapai kebahagian dan kesejahteraan. Guru sebagai among/ penuntun agar dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yaitu dalam hal mengambil keputusan kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang diambil.
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita, sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam mengambil keputusan yaitu dengan menimbang apakah hal yang kita putuskan adalah membawa kebaikan bagi banyak orang. Nilai-nilai kebajikan tersebut akan menjadi cerminan dari kita dalam mengambil keputusan.
Coaching adalah proses untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh murid, pertanyaan-pertanyaan yang reflektif dapat mendorong murid untuk mengambil keputusan yaitu dengan mencari solusi atau alternatif permasalahan yang dihadapinya secara sadar tanpa ada paksaan atau pengaruh dari orang lain. Keputusan yang dibuat berdasarkan atas analisis yang dibuatnya sendiri dengan bantuan coaching.
Aspek sosial emosional dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, karena guru dapat mengelola dan menyadari emosi nya serta dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan tersebut kita sebagai guru perlu mempunyai kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial.
Sebagai seorang pendidik kita pasti dihadapkan oleh berbagai permasalahan baik itu terkait akan murid, pembelajaran, hubungan dengan rekan sejawat, lingkungan serta berbagai hal lain yang ada di sekolah, masalah-masalah tersebut juga ada yang berkaitan dengan masalah moral dan etika. Untuk itu diperlukan uji masalah terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dengan mengggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang tepat yang berpihak pada murid dan kepentingan umum serta dibuat dengan rasa penuh tanggung jawab tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Tantangan yang ada di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah kentalnya rasa kekeluargaan yang terkadang menjadi kurang tegasnya dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekan murid-murid kita akan berpengaruh untuk masa depannya, bagaimana keputusan kita tersebut jika tepat makan akan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh murid kita, bisa juga berdampat terhambatnya potensi tersebut.
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya, karena apa yang diputuskan hari ini baik buruknya akan berdampak pada murid yang merupakan objek atau individu yang akan dikembangkan dalam suatu pembelajaran.
Dilema etika: situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau benar
Bujukan moral: situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah
4 Paradigma pengambilan keputusan:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3 prinsip pengambilan keputusan:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
4. Pengujian benar atau salah
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilema
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal yang diluar dugaan saya adalah betapa bisa sedetail ini untuk mengambil sebuah keputusan, memang betul dibutuhkan banyak pertimbangan tetapi bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang terperinci
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema, bedanya setelah saya mempelajari modul ini, pikiran saya lebih terbuka dan tertata dengan baik bagaimana langkah-langkah saya dalam mengambil keputusan.
Konsep yang saya pelajari dari modul ini membuat perubahan cara saya dalam mengambil keputusan, bahwasannya ada beberapa hal yang perlu saya analisis terlebih dahulu dan mempertimbangkan beberapah hal yang cukup penting untuk mengambil keputusan.
Topik pada modul ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu terlebih lagi sebagai seorang pimpinan, karena dengan topik pada modul ini saya dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat saya ambil sebelum mengambil sebuah keputusan.