Arc De Triomphe ini merupakan bangunan berbentuk gerbang yang didirikan tepat di tengah Place de Etoille. Arc De Triomphe berarti gerbang kemenangan, dan tempat ini dapat dicapai dengan naik metro line 1 lalu turun di metro stop Charless de Gaulie Etoille.
Konon, bangunan Arc De Triomphe dibuat atas perintah Napoleon Bonaparte sebagai peringatan kemenangan perang dan untuk menghormati jasa pasukan kebesaran yang ia pimpin dengan mengukir nama-nama mereka di gerbang Arc De Triomphe.
Untuk mengamati kemagahan Arc de Triomphe, setiap pengunjung dikenai biaya sebesar 9,5 €. Bila berkunjung dengan rombongan minimal 20 orang, tarif masuknya menjadi 7,5€.
Tarif potongan sebesar 6 € berlaku untuk pengunjung khusus misalnya mahasiswa. Sedangkan untuk tur sekolah, biayanya hanya 30 € (maksimal 35 siswa). Pengunjung tidak dipungut biaya masuk bila memiliki Pass Education.
Arc de Triomphe mulai dibangun tanggal 26 Februari 1806. Delapan hari sebelumnya Napoleon menginstrukiskan menteri dalam negerinya yang bernama Champagny agar mengalokasikan dana lima ratus ribu franc untuk membangun lengkungan kemenangan di dekat Bastille.
Sang kaisar sengaja memilih lokasi tersebut agar setelah lewat di bawah busur kemenangan para prajurit dapat langsung mengarah ke kawasan Saint-Antoine. Maka dipilihlah kawasan Place de l’Étoile. Karena lokasinya bangunan berusia lebih dari dua abad itu kerap disebut L’Arc de Triomphe de l’Étoile.
Arsitek yang dipercaya sebagai kreator pembangunan Arc de Triomphe bernama Jean-François Chalgrin. Pembangunan monumen dengan 50 meter dan panjang 45 meter ini sempat terhenti ketika kekaisaran Prancis runtuh tahun 1814 juga pada tahun1826.
Tahun 1836 akhirnya Arc de Triomphe diresmikan oleh Raja Louis-Philippe. Napoleon tidak sempat menyaksikan kemegahan gagasannya karena meninggal tahun 1821. Hingga diresmikan, Arc de Triomphe tercatat menghabiskan dana hingga 9,3 juta franc, jumlah yang sangat besar pada masa itu.
Arc de Triomphe bukan sekedar bangunan sejarah bernilai artistik. Bangunan itu memiliki banyak patung yang menggambarkan peristiwa revolusi serta masa kekaisaran.
Ada juga api abadi dan museum yang menyimpan berbagai hal terkait sejarah bangunan. Bagian atas bangunan menawarkan pemandangan Paris yang mengagumkan. Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati simbol patriotik untuk prajurit tidak dikenal yang gugur pada Perang Dunia pertama.
Di balik kemegahan Istana Versailles yang pernah menjadi tuan rumah bagi beberapa moment paling penting dalam sejarah Eropa, tersimpan kisah yang berhubungan dengan politik dan keangkuhan monarki yang absolut.
Istana ini merupakan simbol kekayaan, kemakmuran dan kemewahan. Padahal awalnya daerah ini di gunakan sebagai tempat berburu oleh raja-raja Prancis sebelum istana di bangun. Raja Henry IV pernah berburu disana bersama putranya, Raja Louis XIII dan mereka beristirahat di sebuah penginapan setempat.
Menurut sejarah, Raja Louis XIV, penerus sang ayah, pada awalnya tinggal di Louvre di Paris sama seperti raja-raja sebelumnya. Namun ia memutuskan untuk memindahkan lokasi pemerintahan ke luar kota demi keamanannya sendiri serta memaksa para bangsawan lain di istana untuk datang menemuinya di daerah terpencil agar ia dapat mengendalikan mereka.
Raja ini tidak menyukai rumah dua lantai yang sederhana yang berlokasi di desa yang dibangun oleh ayahnya.Sehingga ia menghabiskan waktu hampir 5 dekade, atau sekitar 40 tahun untuk memperluas chateau yang awalnya merupakan tempat berburu bagi sang ayah. Setelah selesai di bangun para bangsawan Prancis sering menghadiri acara seremonial di Versailles ini.
Pembangunan ini menggelontorkan dana sekitar uSD 300 milyar untuk istana yang di lengkapi 700 kamar, 2.000 jendela, 1.250 cerobong asap, dan 67 tangga. Istana bisa menampung sebanyak 20.000 orang di halaman.
Interior istana penuh dengan cermin, padahal pada abad itu cermin sulit di buat dan harganya mahal. Hall of Mirrors di Istana Versailles ini merupakan salah satu ruangan paling mahal sebab berisikan 357 cermin besar yang di susun dalam 17 lengkungan dan menghadap ke 17 jendela dengan pemndangan taman yang bertujuan untuk memantulkan cahaya.
Revolusi Prancis membuat rakyat bergejolak, terlebih karena mereka jatuh miskin, sementara pihak istana tetap hidup bergelimang harta dan kemewahan. Sehingga pada 5 Oktober 1789 rakyat datang ke Istana Versailles dan menghancurkan gerbang emas .
Mereka menuntut sang raja untuk menampakkan diri. Ketika itu Raja Louis XVI keluar, menjanjikan makanan kepada rakyat dan setuju untuk melakukan trip ke Paris. Setelah kejadian itu, pemerintah menjual sebagian besar perabotan dan barang berharga lainnya di Istana.
Istana Versailles merupakan lambang puncak kekuasaan absolut monarki Prancis dan Raja Louis XIV adalah yang paling berkuasa saat itu. Setlah meninggalkan Versailles tahun 1789, ia di gulingkan 4 tahun kemudian dan monarki dihapuskan.