KONEKSI ANTAR MATERI
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Kegiatan Pemantik
Bob Talbert:” Teaching kids to count is fine but teaching them what count is best.”
Artinya:”Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
Dari kutipan diatas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
“Menurut saya sebagai seorang pendidik, sering kali kita mengalami dilema etika, antara mengajarkan isi materi mengejar ketuntasan materi ataukah mengajar makna dan penerapan sesuangguhnya dari materi tersebutyang notabene membutuhkan waktu yang lebih lama, yang mungkin akan mengakibatkan materi tidak tuntas, namun anak akan memahami makna sebenarnya dan pemanfaatannya dalam kehidupan nyata.”
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
“Nilai-nilai dalam suatu pengambilan keputusan yang saya pegang adalah, apapun keputusan yang saya buat harus dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid.Pengambilan keputusan tersebut diharapkan juga dapat memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan sekolah, yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman, tanpa adanya perselisihan.”
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
“Sebagai pemimpin pembelajaran, maka ketika mengambil keputusan saya akan menentukan apa yang akan murid saya dapatkan dari pembelajaran yang saya laksanakan.Maka dari itu, keputusan yang saya ambil tersebut haruslah mampu menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.Pengambilan keputusan harus mengutamakan kebutuhan belajar murid dan juga juga pembentukan karakter murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional.”
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
“Menurut pendapat saya, maksud dari kutipan di atas yaitu, setiap permasalahan yang kita alami, baik dilema etika maupun bujukan moral dapat diputuskan melalui 9 langkah pengambilan Keputusan sebagai kita berperilaku etis, sehingga Keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada nilai-nilai Kebajikan universal yaitu tanggung jawab dan berpihak pada murid.”
1.Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Trilogi Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan Keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ki Hajar Dewantara mengemukakan filosofi Pratap Trilogi Triloka, yaitu 3 prinsip dasar yang menjadi pegangan guru dalam melaksanakan tugas menuntun murid di sekolah.
“Ing Ngarso Sung Tulodo:filosofi ini menegaskan kita bahwa kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberi teladan yang baik dalam pengambilan Keputusan.”
“Ing Madyo Mangun Karso:filosofi ini menegaskan bahwa dalam pengambilan Keputusan hendaknya kita mampu memerdayakan dan membangun kerukunan murid.”
“Tut Wuri Handayani:filosofi ini menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam pengambilan Keputusan, maka Keputusan yang kita ambil hendaknya mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan kinerja murid.”
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai Kebajikan sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam pengambilan keputusan adalah keadilan dan tanggung jawab.Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya.Sedangkan tanggung jawab berarti mampu menanggung resiko dari Keputusan yang telah kita pilih.Nilai ini harus ditanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah, agar kelak murid kita menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan.”
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Salah satu tujuan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru melalui proses coaching akan terjadi pengambilan Keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak kepada murid.Melalui kegiatan coaching pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang.Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem sekolah.”
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan.Guru juga harus mampu memiliki kesadaran penuh Ketika mengahdapi dilema etika.Dengan kesadaran penuh maka perhatian, rasa ingin tahu dan kebaikan akan mempengaruhi Keputusan guru dalam menciptakan wellbeing ekosistem (kesejahteraan psikologi)
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik seperti keadilan, kemanusiaan, tanggung jawab, kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam mengambil keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun bujukan moral.Karena nilai ini akan menjadi dasar seorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalam kasus dilema etika dan bujukan moral.Mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkan atau mungkin dikalahkan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan orang lain adalah mitra bukan saingan.Tugas pendidik adalah membantu anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.Persepsi tersebut akan mendorong kentalnya kolaborasi antar murid, guru maupun orang tua.Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif.Budaya positif akan terbentuk dari kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam menyepakati tindakan positif.Nah, dalam kesepakatan inilah dibutuhkan suatu keterampilan dalam pengambilan Keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan itu muncul ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan.Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika, dibutuhkan suatu kejelian dalam menganalisisnya.Akankah menggunakan prinsip End Based Thinking, Rule Based Thinking atau Care Base Thinking dalam penyelesaiannya.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, kita harus mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid.Dengan memahami ketiganya, kita akan mampu menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten, proses, maupun produk.Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian, maka murid akan semakin Merdeka dalam belajarnya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan.Karena keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus menerus dan berdampak pada kehidupan murid kita.Guru itu adalah tauladan dalam berbicara dan berperilaku, sehingga apapun yang kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan mereka.
10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Sebagai seorang pendidik harus mampu mengenali dan peran diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi KHD dalam pembelajaran.Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola sosial dan emosional murid kita.Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching atau supervisi akademik.Dengan demikian akan muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang modul ini adalah tentang penerapan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian Keputusan.Dimana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs benar (dilema etika) atau benar vs salah (bujukan moral).Sedangkan hal diluar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah ketika kita menghadapi kasus dilema etika, maka kita perlu memunculkan opsi trilemma agar muncul Solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Ya, pernah.Misalnya Ketika ada murid yang tidak mengerjakan PR, menurut kesepakatan/keyakinan kelas, anak yang tidak mengerjakan PR harus menerima hukuman, namun ada satu anak yang tidak selalu mengerjakan PR, setelah saya telusuri, anak tersebut tinggal bersama neneknya yang sudah tua sehingga tidak ada yang membantu belajar.Ketika itu saya dilema, disatu sisi saya harus menegakkan aturan agar tumbuh rasa percaya diri dari peserta didik, disisi lain saya kasihan terhadap anak tersebut jika setiap hari dihukum.Akhirnya saya minta anak-anak untuk membentuk kelompok belajar di rumah.
Setelah mempelajari modul ini, saya mengerti ternyata dilema etika memang tidak dapat dihindari, dan kadangkala kita harus memunculkan opsi Trilema agar ada Solusi terbaik bagi semua.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum memperlajari modul ini, saya cenderung menyelesaikan masalah menggunakan prinsip “End Based Thinking” yaitu saya melakukan karena itu terbaik untuk kebanyakan orang ataupun “Rule Based Thinking” yaitu berpusat pada tugas dan aturan yang ada.Setelah mempelajari modul 3.1, saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa peduli (care based thinking)
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sebagai individu, modul ini sangat penting bagi saya, karena modul ini membuat saya mengerti bagaimana Langkah-langkah yang harus saya terapkan dalam mengambil Keputusan yang harus saya terapkan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah pribadi saya.Sedangkan sebagai pemimpin, modul ini juga sangat penting karena Keputusan yang diambil akan menyangkut kepentingan orang banyak sehingga harus dianalisis dan diputuskan menggunakan Langkah yang tepat.