RIFANFINANCINDO PEKANBARU | Suku Bunga RBA Tak Diubah, Dolar Australia Naik

RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Dolar Australia naik setelah Bank Sentral Australia (RBA) memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan moneternya di bulan April ini. Kendati demikian, AUD/USD diperkirakan sedang menuju reversal jangka pendek. Saat berita ini ditulis pukul 14:00 WIB, AUD/USD sudah naik ke angka 0.7691, setelah stabil beberapa saat setelah pengumuman kebijakan moneter RBA.

Baca juga:


  • RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
  • RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
  • PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka
  • PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
  • RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras

Sesuai ekspektasi, RBA mempertahankan suku bunganya di level 1.50 persen dan menjadi level suku bunga yang tak diubah terlama dalam sejarah Australia. Terakhir, RBA memotong tingkat suku bunga sebanyak 0.25 persen di bulan Agustus 2016. Level suku bunga 1.50 persen tersebut dipertahankan selama 18 kali rapat berturut-turut dengan bank sentral yang juga tidak melakukan penyesuaian anggaran.

Dalam pernyataan pasca rapatnya, RBA kembali tidak menyinggung pertumbuhan GDP Australia yang sudah lebih dari 3 persen dalam setahun. RBA hanya terus menegaskan bahwa kebijakan moneter yang tidak diubah ini konsisten telah sesuai dengan target CPI dan sejalan dengan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Gubernur RBA Philip Lowe juga mengulangi pernyataan bahwa inflasi tampaknya masih akan rendah selama beberapa waktu. Pada akhirnya, bank sentral tersebut mengeluarkan forecast untuk tahun 2018 ini, percepatan pertumbuhan ekonomi masih diperlukan.

"Berkurangnya tingkat pengangguran dan kembalinya inflasi ke rentang target telah sesuai dengan ekspektasi walaupun prosesnya mungkin tampak bertahap," kata Dr. Lowe. "Salah satu sumber ketidakpastian masih terletak pada sektor konsumsi masyarakat, walaupun pertumbuhan konsumsi mengalami pertumbuhan di akhir tahun 2017." tambahnya.

Baca juga:


  • PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
  • PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
  • PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
  • PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
  • RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat


Kata RBA Tentang Perang Dagang AS-China

RBA juga memberikan komentar tentang gejolak perang dagang yang memanas antara AS dan China. Ada penekanan yang berbeda dari komentar sebelumnya, terutama dalam hal kebijakan perdagangan AS dan pengetatan dalam pasar kredit.

"Volatilitas ekuitas pasar telah meningkat dari level yang sangat rendah tahun lalu, khususnya karena kekhawatiran tentang arah kebijakan perdagangan internasional di AS," kata Lowe.

Setelah ini, analis DailyFX menyarankan untuk memperhatikan data neraca perdagangan Australia yang akan dirilis pada hari Kamis mendatang. Surplus diekspektasikan akan mengalami penurunan menjadi AUD725 juta dari AUD1.055 miliar. Apabila ada penurunan yang lebih tajam daripada ekspektasi, Dolar Australia dapat melemah, karena hal itu dapat berdampak pada lemahnya data GDP di masa depan. ( Mbs-rifan financindo berjangka )



Lihat : Rifanfinancindo


Sumber : seputarforex


Baca Juga Di :